Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171268 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rizky
"Makalah ini membahas penggambaran maskulinitas dalam serial televisi "Bridgerton," dengan fokus pada karakter Simon Basset, Duke of Hastings, dan Will Monrich, seorang petinju kelas pekerja. Studi ini melihat bagaimana Simon dan Will menavigasi dan melawan hegemoni maskulinitas dalam masyarakat era Regency, dengan mempertimbangkan kelas, ras, dan pengalaman pribadi. Hal ini dibingkai oleh teori hegemoni maskulinitas dan interseksionalitas R.W. Connell. Penelitian ini juga menyelidiki bagaimana citra mereka menopang atau menantang standar gender tradisional. Studi ini menunjukkan negosiasi rumit Simon mengenai cita-cita maskulin yang dominan, yang ditandai dengan kekuatan dan otoritas, dengan menggunakan studi tekstual. Will Monrich, di sisi lain, muncul dari strata sosial ekonomi yang unik dan menantang prasangka dengan menggunakan kekuasaan melalui kegigihan dan tekad. Temuan ini menambah pandangan yang lebih kompleks tentang maskulinitas, memperluas perdebatan mengenai multikulturalisme dan penggambaran gender dalam konteks "Bridgerton". Studi ini menambah diskusi yang lebih luas mengenai peran gender dan ekspektasi masyarakat dalam drama sejarah dengan memberikan wawasan tentang interaksi kompleks identitas yang membentuk maskulinitas sepanjang periode Regency.

This paper looks at the multifaceted portrayal of masculinity in the television series "Bridgerton," with a focus on the characters Simon Basset, Duke of Hastings, and Will Monrich, a working-class pugilist. The study looks at how Simon and Will navigate and resist hegemonic masculinity in Regency-era society, considering class, race, and personal experiences. It is framed by R.W. Connell's hegemonic masculinity theory and intersectionality. It also investigates how their images sustain or challenge traditional gender standards. The study demonstrates Simon's intricate negotiation of the dominant masculine ideal, characterised by strength and authority, using textual studies. Will Monrich, on the other hand, emerges from a unique socioeconomic stratum and challenges prejudices by wielding power via tenacity and determination. These findings add to a more complex view of masculinity, broadening debates on multiculturalism and gender portrayal in the context of "Bridgerton." The study adds to broader discussions on gender roles and societal expectations in historical dramas by providing insights into the complex interactions of identities that form masculinity throughout the Regency period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky
"Makalah ini membahas penggambaran maskulinitas dalam serial televisi "Bridgerton," dengan fokus pada karakter Simon Basset, Duke of Hastings, dan Will Monrich, seorang petinju kelas pekerja. Studi ini melihat bagaimana Simon dan Will menavigasi dan melawan hegemoni maskulinitas dalam masyarakat era Regency, dengan mempertimbangkan kelas, ras, dan pengalaman pribadi. Hal ini dibingkai oleh teori hegemoni maskulinitas dan interseksionalitas R.W. Connell. Penelitian ini juga menyelidiki bagaimana citra mereka menopang atau menantang standar gender tradisional. Studi ini menunjukkan negosiasi rumit Simon mengenai cita-cita maskulin yang dominan, yang ditandai dengan kekuatan dan otoritas, dengan menggunakan studi tekstual. Will Monrich, di sisi lain, muncul dari strata sosial ekonomi yang unik dan menantang prasangka dengan menggunakan kekuasaan melalui kegigihan dan tekad. Temuan ini menambah pandangan yang lebih kompleks tentang maskulinitas, memperluas perdebatan mengenai multikulturalisme dan penggambaran gender dalam konteks "Bridgerton". Studi ini menambah diskusi yang lebih luas mengenai peran gender dan ekspektasi masyarakat dalam drama sejarah dengan memberikan wawasan tentang interaksi kompleks identitas yang membentuk maskulinitas sepanjang periode Regency.

This paper looks at the multifaceted portrayal of masculinity in the television series "Bridgerton," with a focus on the characters Simon Basset, Duke of Hastings, and Will Monrich, a working-class pugilist. The study looks at how Simon and Will navigate and resist hegemonic masculinity in Regency-era society, considering class, race, and personal experiences. It is framed by R.W. Connell's hegemonic masculinity theory and intersectionality. It also investigates how their images sustain or challenge traditional gender standards. The study demonstrates Simon's intricate negotiation of the dominant masculine ideal, characterised by strength and authority, using textual studies. Will Monrich, on the other hand, emerges from a unique socioeconomic stratum and challenges prejudices by wielding power via tenacity and determination. These findings add to a more complex view of masculinity, broadening debates on multiculturalism and gender portrayal in the context of "Bridgerton." The study adds to broader discussions on gender roles and societal expectations in historical dramas by providing insights into the complex interactions of identities that form masculinity throughout the Regency period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky
"Makalah ini membahas penggambaran maskulinitas dalam serial televisi "Bridgerton," dengan fokus pada karakter Simon Basset, Duke of Hastings, dan Will Monrich, seorang petinju kelas pekerja. Studi ini melihat bagaimana Simon dan Will menavigasi dan melawan hegemoni maskulinitas dalam masyarakat era Regency, dengan mempertimbangkan kelas, ras, dan pengalaman pribadi. Hal ini dibingkai oleh teori hegemoni maskulinitas dan interseksionalitas R.W. Connell. Penelitian ini juga menyelidiki bagaimana citra mereka menopang atau menantang standar gender tradisional. Studi ini menunjukkan negosiasi rumit Simon mengenai cita-cita maskulin yang dominan, yang ditandai dengan kekuatan dan otoritas, dengan menggunakan studi tekstual. Will Monrich, di sisi lain, muncul dari strata sosial ekonomi yang unik dan menantang prasangka dengan menggunakan kekuasaan melalui kegigihan dan tekad. Temuan ini menambah pandangan yang lebih kompleks tentang maskulinitas, memperluas perdebatan mengenai multikulturalisme dan penggambaran gender dalam konteks "Bridgerton". Studi ini menambah diskusi yang lebih luas mengenai peran gender dan ekspektasi masyarakat dalam drama sejarah dengan memberikan wawasan tentang interaksi kompleks identitas yang membentuk maskulinitas sepanjang periode Regency.

This paper looks at the multifaceted portrayal of masculinity in the television series "Bridgerton," with a focus on the characters Simon Basset, Duke of Hastings, and Will Monrich, a working-class pugilist. The study looks at how Simon and Will navigate and resist hegemonic masculinity in Regency-era society, considering class, race, and personal experiences. It is framed by R.W. Connell's hegemonic masculinity theory and intersectionality. It also investigates how their images sustain or challenge traditional gender standards. The study demonstrates Simon's intricate negotiation of the dominant masculine ideal, characterised by strength and authority, using textual studies. Will Monrich, on the other hand, emerges from a unique socioeconomic stratum and challenges prejudices by wielding power via tenacity and determination. These findings add to a more complex view of masculinity, broadening debates on multiculturalism and gender portrayal in the context of "Bridgerton." The study adds to broader discussions on gender roles and societal expectations in historical dramas by providing insights into the complex interactions of identities that form masculinity throughout the Regency period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Endras Iswarini
Jakarta: KAPAL Perempuan, 2010
324.34 SRI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper uses a gender conceptual framework of the determinants of food security. Using three indicators, the paper tries to demonstrate the considerable influence of the status of woman relative to men to households food security in two different economic base groups of households. This research was conducted in the District of Mukomuko in Bengkulu Province. As many as 219 respondents were divided into two groups of households, namely 110 fishery and 109 paddy farmers, and were selected using simple random sampling. Multiple regression model was used to determine significant factors of households food security. Among the two different household groups and using a diet diversity as the household food security indicator, the fishery households group exposed relatively better food security status than that of paddy farmer households. The econometric analysis also showed that status of women relative to men was not significant to food security.Meanwhile, household economic base are important factors in determining households food security."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Karina Aisyah
"[Tesis ini membahas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kebijakan perusahan Kurabo Group di Jepang, khususnya kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan ketenaga kerjaan dan kesetaraan gender dalam perusahaan dan perubahan pandangan karyawan dan karyawati perusahaan Kurabo Group terhadap perubahan pembagian tugas secara gender di Jepang. Dengan metodologi wawancara, angket dan kajian pustaka, penelitian ini menemukan bahwa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perusahaan di Jepang tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pengambilan keputusan kebijakan dalam perusahaan. Karena itu, perusahaan masih memiliki pengaruh yang kuat dalam mengubah masyarakat. Para pekerja pun beradaptasi sedemikian rupa dengan perubahan yang ada sehingga pandangan mereka terhadap pembagian tugas berdasarkan gender yang lebih egaliter pun terlihat posit if meskipun sebagian besar masih tidak bisa lepas dari konsep-konsep pembagian tugas berdasarkan gender yang mengikat.;This study examine the influence government's laws and regulations to Kurabo Group's labor force and gender equality related policy, as well as the change of worker's attitude toward the changes of gender division of labor in Japan. This study found that government's laws and regulations do not have a significant impact to a company's policy makers' decision. Hence, companies in Japan still have stronger influence to change the society. In the other hand, workers have adapted to the existing socio-demographic changes and showed a positive attitude toward the change of gender labor division to the more egalitarian one. Although most of them still cannot be free from traditional concept of gender labor division., This study examine the influence government's laws and regulations to Kurabo Group's labor
force and gender equality related policy, as well as the change of worker's attitude toward the
changes of gender division of labor in Japan. This study found that government's laws and
regulations do not have a significant impact to a company's policy makers' decision. Hence,
companies in Japan still have stronger influence to change the society. In the other hand,
workers have adapted to the existing socio-demographic changes and showed a positive
attitude toward the change of gender labor division to the more egalitarian one. Although
most of them still cannot be free from traditional concept of gender labor division.]"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T43529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiliam-de Vries, Dede
Bogor: Center for International Forestry Rsearch (CIFOR), 2006
305.3 WIL g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: CIBA, 2007
305.3 ANG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>