Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131575 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Luh Enie Mayuntari
"Skripsi ini membahas mengenai keragaman bobot sediaan puyer di wilayah Kecamatan Cimanggis dan Pancoran Mas kota Depok, kemudian dibandingkan dengan persyaratan keragaman bobot yang ada di FI IV. Hasil yang didapat dari 32 sampel puyer parasetamol yang diambil ada 1 sampel yang memenuhi syarat. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner di apotek tempat pembelian puyer parasetamol kemudian hasilnya dibandingkan dengan keragaman bobot puyer yang didapat dengan menggunakan metode SPSS for windows versi 17.0. Hasil penelitian menyarankan perlunya pembuatan SOP di tiap apotek agar pelayanan yang diberikan memiliki standar dan hasil yang sama meskipun pelayanan dilakukan oleh petugas dan waktu yang berbeda."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia , 2010
S70463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Enie Mayuntri
"This study discusses about the dosage weight of powder in the diversity of the District of Cimanggis and Pancoran Mas Depok, then compared with the existing requirements for the weight variation in FI IV.
The result obtained from 32 samples taken paracetamol powders have a sample that meets the requirements. Research is also conducted using a questionnaire at the pharmacy where purchase parasetamol powder, then the result compared with the diversity that the weight of powder obtained by using SPSS for windows version 17.0.
The result suggest the need for creating SOPs in each pharmacy to have standard of service given and the result are the same whether the service performed by officer and a different time.

Skripsi ini membahas mengenai keragaman bobot sediaan puyer di wilayah Kecamatan Cimanggis dan Pancoran Mas kota Depok, kemudian dibandingkan dengan persyaratan keragaman bobot yang ada di FI IV.
Hasil yang didapat dari 32 sampel puyer parasetamol yang diambil ada 1 sampel yang memenuhi syarat. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner di apotek tempat pembelian puyer parasetamol kemudian hasilnya dibandingkan dengan keragaman bobot puyer yang di dapat dengan menggunakan metode SPSS for windows versi 17.0.
Hasil Penelitian menyarankan perlunya pembuatan SOP di tiap apotek agar pelayanan yang diberikan memiliki standar dan hasil yang sama meskipun pelayanan dilakukan oleh petugas dan waktu yang berbeda."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan metode penentuan kadar parasetamol dan kafein dalam obat dengan KCKT menggunakan fasa gerak KH2PO4--metanol-asetonitril-isopropil alkohol (42 : 2: 3: 3), laju alir 1 mL/menit, detektor UV panjang gelombang 215 nm dan kolom C18, yang dilakukan secara simultan. Uji validasi metode analisis kadar parasetamol dan kafein dalam tablet obat dengan KCKT dilakukan untuk memperoleh data validasi metode sehingga metode tersebut diketahui kelayakannya. Parameter-parameter validasi yang diuji meliputi linearitas, limit deteksi, limit kuantitasi, presisi, dan akurasi. Hasil yang diperoleh memiliki nilai waktu retensi lebih cepat daripada teknik simultan sebelumnya dengan menggunakan kolom C8. Semua parameter yang diuji memenuhi kriteria penerimaan yang telah ditetapkan oleh Association of Official Analytical Chemists. Untuk parasetamol mempunyai nilai koefisien korelasi (r) = 0,9997, limit deteksi 17,5867 mg/L, limit kuantitasi 53,2932 mg/L, presisi luas area 0,96% serta presisi konsentrasi analit 1,03% dan akurasi dengan persen perolehan kembali berkisar 100,22-102,36%. Sedangkan kafein mempunyai nilai koefisien korelasi (r) = 0,9999, limit deteksi 0,7567 mg/L, limit kuantitasi 2,2932 mg/L, presisi luas area 0,99% serta presisi konsentrasi analit 1,01% dan akurasi dengan persen perolehan kembali berkisar 90,03-92,98%."
541 JSTK 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Malahayati Kamal
"Parasetamol sebagai mikropolutan pada air laut menjadi perhatian global karena efek toksisitasnya. Karakteristik parasetamol yang tidak dapat terdegradasi pengolahan konvensional sepenuhnya, membuat Fenton hadir sebagai alternatif yang terbukti mampu mendegradasi parasetamol. Kombinasi proses Fenton dan ultrafiltrasi menghadirkan peluang sebagai pengolahan alternatif untuk menyisihkan parasetamol dan sisa besi. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengevaluasi efektivitas proses hybrid Fenton dan membran untuk menyisihkan parasetamol dalam COD. Variabel penting dari proses Fenton yang diamati ialah rasio H2O2/Fe2+ . Pada matriks air sintetik, rasio optimal 1:2 menghasilkan penyisihan COD sebesar 45%, sedangkan rasio 1:1 menghasilkan 37% penyisihan COD pada matriks air laut. Membran Polyerhersulfone (PES) dengan ukuran pori 30 nm dan 7 nm (50 kDa) yang beoperasi pada fluks 120 L/m2h digunakan dalam penelitian ini. Kurangnya penyisihan COD teramati pada matriks air sintetik dan penyisihan 37% COD teramati selama untuk matriks air laut pada kedua jenis membran. Kemudian, penyisihan Fe2+ teramati sebesar 54% dan 92% setelah penyesuaian pH hingga 8,5 pada kedua matriks air dengan variasi membran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efektivitas proses hybrid Fenton dan ultrafiltrasi dalam menyisihkan parasetamol bergantung pada dosis katalis dan juga matriks air yang digunakan serta retensi besi oleh membran optimal terjadi ketika pH 8,5.

Traces of Paracetamol (PCT) as a micropollutant, particularly in seawater (SW), become a global concern due to the toxicity effect. Conventional wastewater treatment plants only able to degrade PCT partially. Therefore, an alternative treatment was necessary to treat PCT. Fenton oxidation is an efficient process to degrade PCT. Combination of Fenton oxidation and ultrafiltration treatment presents a promising opportunity as one of the alternative treatments for PCT removal across aqueous matrices and removal of iron residue. This study aims to evaluate the efficiency of the hybrid processes to remove PCT, in Chemical Oxygen Demand (COD), for both distilled water (DW) and seawater. Important parameter in Fenton, H2O2/Fe2+ ratio (w/w) was observed. In the DW, optimal 1:2 ratio resulted 45% COD removal, whereas 1 :1 exhibited 37% COD removal in SW. Flat sheet Polyethersulfone (PES) with pore size of 30 nm and 7 nm (50 kDa) membrane was employed with a constant flux of 120 L/m²·h. A lack of contribution of COD removal in DW and 37% in SW was observed during the ultrafiltration process. Furthermore, 54% and 92% removal of Fe2+ residue was observed during ultrafiltration at adjusted pH 8,5 in both water matrices using different membrane pore size, respectively. In conclusion, hybrid Fenton oxidation and ultrafiltration efficiency depend on catalyst dosage and water matrix and optimum condition for ultrafiltration to retain iron is when the pH is adjusted to 8,5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Annisa
"Penelitian yang berkembang saat ini mengarah kepada pemanfaatan limbah sebagai
material yang sustainable. Salah satu bentuk pemanfataan lumpur alum hasil
pengolahan air minum pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah untuk proses
adsorpsi berbagai polutan. Metode aktivasi yang digunakan untuk meningkatkan
efisiensi penyerapan polutan zat warna Rhodamine-B dan emerging contaminants
parasetamol mengunakan adsorben lumpur alum pada penelitian ini adalah berupa
kalsinasi pada temperatur 400oC dan 600oC (CAL400 dan CAL600), gelasi (GEL),
sintesis komposit TiO2-lumpur alum (TiO2@AS), dan sintesis komposit ZnCl2-
lumpur alum (ZnCl2@AS). Karakteristik dari adsorben ditinjau dengan metode
SEM-EDS, XRF, BET, dan pHPZC. Kondisi optimum dari penyisihan polutan
ditinjau dengan metode batch, hasilnya menunjukkan penyerapan maksimum
Rhodamine-B didapat pada jenis adsorben ZnCl2@AS, waktu kontak 120 menit,
konsentrasi adsorben 3 g/L, konsentrasi polutan 10 mg/L, dan pH ±2 untuk polutan
Rhodamine-B. Kuantifikasi Rhodamine-B dilakukan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada λmax 554 nm dan kurva kalibrasi standard, sementara
pada parasetamol digunakan pada λmax 288 nm. Pemodelan kinetika adsorpsi
Rhodamine-B dengan pseudo second-order memiliki koefisien korelasi paling
mendekati 1 (R2=0.9996). Persamaan isoterm Freundlich dapat mendeskripsikan
data eksperimen adsorpsi Rhodamine-B lebih baik dibanding metode isoterm
lainnya (R2=0.9485). Metode aktivasi yang dilakukan pada penelitian ini kurang efektif untuk penyisihan polutan Parasetamol, dengan penyisihan <10% pada pH
natural.

The present works aim at the utilizations of waste as a sustainable material, one of
them is alum sludge from drinking water treatment plant for adsorption of various
pollutants. Activation methods used to improve the adsorption efficiency
Rhodamine-B and paracetamol using alum sludge adsorbent in this study is
calcination at 400oC and 600oC (CAL400 and CAL600), gelation (GEL), synthesis
of TiO2-alum sludge composites (TiO2 @ AS), and synthesis of ZnCl2-alum sludge
composites (ZnCl2 @ AS). The adsorbents were characterized by SEM-EDS, XRF,
BET, and pHPZC. The optimum condition of the removal was investigated using
batch method, the result given were: maximum dye removal was obtained using
ZnCl2@AS adsorbent, optimum contact time of 120 minutes, adsorbent
concentration of 3 g/L, initial dye concentration of 50 mg/L. Quantification of dye
was carried out by using UV-visible spectrophotometer at λmax=554 nm and an as
prepared standard calibration curve. The pseudo-second order kinetic model had the highest correlation coefficient (R2 = 0.9996). The Freundlich isotherm equation
can best describe the experimental data (R2= 0.9485). The activation methods used
in this study were ineffective for removing Paracetamol, with <10% removal in
natural pH.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlela
"Tablet parasetamol seribu rupiah adalah obat penurun panas yang merupakan salah satu dari 10 jenis obat murah yang diproduksi PT Indofarma dan bekerja sama dengan Departemen Kesehatan. Program obat serba seribu dibuat untuk memperluas akses masyarakat terhadap obat dan mewujudkan sistem penanganan obat yang pro rakyat agar masyarakat luas mampu mendapatkan obat dengan harga yang murah dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi responden terhadap obat penurun panas parasetamol seribu rupiah yang beredar di pasaran serta pengujian mutunya. Sebagai responden diambil 100 orang yang membeli ataupun yang tidak membeli obat penurun panas parasetamol seribu rupiah. Responden dibagi menjadi dua yaitu 50 orang responden yang mengunjungi apotek dan 50 orang responden yang mengunjungi toko obat. Responden diwawancarai berdasarkan kuesioner yang telah dibuat. Data yang diperoleh yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan persepsi responden terhadap obat generik serba seribu rupiah dan khususnya obat penurun panas parasetamol seribu rupiah. Mutu tablet parasetamol seribu rupiah ditinjau dari terpenuhinya syarat yang tertera pada monografi dalam Farmakope Indonesia. Syarat tersebut yaitu identifikasi, uji disolusi dan penetapan kadar. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan KLT dengan eluen diklorometana dan metanol (4:1). Kadar hasil uji disolusi diukur dengan menggunakan Spektrofotometri dalam media disolusi dapar fosfst pH 5,8. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan terhadap keberadaan tablet obat penurun panas parasetamol seribu rupiah cukup baik (59 %). Persepsi responden pengguna tablet parasetamol seribu rupiah terhadap mutu dan khasiat cukup baik (67,35 %). Sampel obat yang diperoleh dari apotek dan toko obat, setelah diperiksa memenuhi syarat sesuai dengan yang tertera dalam Farmakope Indonesia.
Paracetamol tablet with the price of thousand rupiah, a fever lesser medicine has become one of ten generic drugs that produced by PT Indofarma and affiliated with Department of Health. The thousand rupiahs drugs program is made to enlarge the public's access of drugs and to realize the system of drugs handle which pro society so they able to get drugs with low price and good quality. This research is purpose to find out the knowledge level and respondent's perceptions of a thousand rupiahs price of fever lesser paracetamol in which had already sale on market along with its quality test. About a hundred people were taken as potential respondents neither purchase it or nor this medicine. The respondents were divided into two groups namely fifty respondents in dispensary and the other fifty were in drugstores. Respondents were interviewed based on questionnaire construction. Data's available consists respondent's characteristic, knowledge and their perceptions of thousand rupiah generics and particularly paracetamol. The quality of this tablet had been reviewed from the conditions which is to complied within Farmakope Indonesia as printed out in monograph. The terms are, identification, dissolution test and dosage set ups. Identification conducted by using TLC with mobile phase consist of dichloromethane and methanol (4:1). The results of dissolution test was measured by using a Spectrophotometric in dissolution media buffer phosphate pH 5.8. Dosage determination is conducted by Spectrophotometric application. Results of this research has demonstrated that knowledge level to a thousand rupiahs of fever lesser paracetamol are quite good (59 %). Respondents perception from a thousand rupiahs paracetamol user about quality and effication are quite good (67.35 %). Drugs samples are obtained from dispensary and drugs outlet, afterwards it had already examined and tested in order to comply the terms in according to Farmakope Farmakope Indonesia provisions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32907
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini Apriliyana Virgine
"Parasetamol merupakan salah satu obat yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Keterbatasan asam asetat anhidrida (AAA) sebagai bahan baku sintesis parasetamol memicu pengembangan reaksi alternatif berbahan baku asam asetat glasial (AAG) dengan memanfaatkan katalis berbasis bentonit alam.
Pengembangan reaksi alternatif ini diawali dengan preparasi katalis, karakterisasi katalis, penentuan katalis terbaik, dan penentuan kondisi operasi dengan melakukan variasi kondisi meliputi suhu, perbandingan molar p-aminophenol (PAP) dan AAG, dan waktu reaksi.
Preparasi bentonit ini menghasilkan 4 jenis katalis, yaitu BA (bentonit alam), BS (bentonit sintetis), HB (H-bentonit), dan ZnB (Zn-Bentonit). Berdasarkan persentase terkonversi, diperoleh dua katalis terbaik untuk reaksi alternatif pada sintesis parasetamol, yaitu BA (dengan konversi PAP 71,79 %) dan BS (dengan konversi PAP 58,20 %).

Paracetamol is commonly and widely used by people as analgesic and antipyretic. The lack of acetic anhydride (AAA) as material in synthesis of paracetamol encourage an alternative method in reaction using acetic acid glacial (AAG) as primary reacting material with natural bentonite as catalyst.
The alternative reaction consist of catalyst preparation, characterization of catalyst, choice of best catalyst, and choice of operation condition with all variation condition in temperature, molar ratio of p-aminophenol and AAG, and reaction time.
Preparation of bentonite gets four kinds of catalyst, which are BA (natural bentonite), BS (activated bentonite), HB (H-bentonite), and ZnB (Zn-bentonite). Concerning the percentage conversion, two best catalysts for this alternative reaction are BA (71.79 %-conversion based on PAP) and BS (58.20 %-conversion based on PAP).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52267
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kristiana Yanuar Nugraheni
"Infark miokard adalah penyakit yang dapat menyebabkan kematian secara tiba-tiba. Adapun yang mempengaruhi perkembangan infark miokard adalah stress oksidatif dan terjadinya inflamasi. Secang merupakan tanaman yang telah lama digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan dan diketahui memiliki aktivitas anti-inflamasi juga antioksidan yang dapat melindungi jantung dari kejadian infark miokard.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak secang terhadap sel-sel jantung tikus yang diinduksi dengan isoproterenol. Sel jantung tikus yang telah diinduksi dengan isoproterenol kemudian diamati perubahan bobot dan perubahan gambaran histologinya yang berupa adanya infiltrasi neutrofil, edema, dan nekrosis jaringan.
Tikus galur Sprague-Dawley yang akan mendapat perlakuandibagi menjadi enam kelompok, yaitu kontrol normal, kontrol negatif, kontrol ekstrak (200 mg/kgbb), dan tiga kelompok dosis ekstrak (50; 100; 200 mg/kgbb) diberi perlakuan selama 30 hari, kemudian diinduksi dengan isoproterenol. Tikus yang diberi ekstrak air secang bobot jantungnya menurun seiring kenaikan dosis. Kerusakan sel jantung berupa infiltrasi neutrofil, edema dan nekrosis sangat teramati pada jantung kontrol negatif. Sementara pada sel jantung kontrol normal dan kontrol ekstrak tidak teramati kerusakan apapun.Pada kelompok dosis 1, dosis 2 dan dosis 3 kerusakan semakin berkurang seiring dengan peningkatan dosis ekstrak secang.

Myocardial infarctionisa disease that can cause sudden death. Factors that influence the development of myocardial infarction was oxidative stress and inflammation. Caesalpiniasappan Linn has been used as a treatment and known to haveanti-inflammatory and antioxidant activity that can protect the heart from myocardial infarction.
This study was to determine the effect of the water extract of Caesalpinia Sappan Linn inrats heart cells induced by isoproterenol. Rats heart cells evaluated in heart weight and cardiac histology change in the presence of neutrofil infiltration, edema and necrosis.
Sprague-Dawley rat were divided intosix groups:normal control, negative control, extract control (200 mg/kg), and three extract groups(50; 100; 200mg/kg) were given pretreatmend for 30 days, then induced with isoproterenol.
The results show that administration water extract of Caesalpinia sappan Linn decreasing heart weigh of rat extract group. Infiltration neutrofil, edema and necrosis was observed in the negative control. Meanwhile in normal control and extract control infiltration neutrofil, edema and necrosis was not observed. Cardiac cells damage decrease with increasing water extract of Caesalpinia sappan Linn doses."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S58404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penghantaran obat secara topikal merupakan alternatif penghantaran obat anestesi lokal. Dalam penelitian ini, bentuk sediaan emugel dipilih karena memiliki kelebihan gel dan emulsi. Emulgel diformulasi dengan menggunakan zat aktif anestesi lokal berupa lidokain, prilokain, dan benzokain. Emulgel dengan ketiga zat aktif anestesi lokal tersebut diharapkan menjadi emulgel yang stabil dan sesuai untuk penggunaan topikal. Kombinasi zat aktif anestesi lokal sering digunakan untuk mendapatkan efek sinergis dan menghindari efek samping obat yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan emulgel lidokain, prilokain, dan benzokain serta menguji efek anestesinya. Ketiga zat aktif diformulasikan secara tunggal, kombinasi dua dan tiga zat aktif dengan konsentrasi total 3%. Emulgel kemudian dievaluasi dengan uji pH, uji viskositas, dan uji freeze and thaw. Uji efek anestesi dilakukan dengan metode tail flick. Hasil penelitian menunjukkan emulgel yang stabil, memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit (4,5-6,5), dan sifat alir plastis thiksotropik. Uji efek anestesi dengan tail flick menunjukkan efek yang tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05) pada sediaan emulgel tunggal dan kombinasi., Topical drug delivery is an alternative for local anesthetic drug delivery. In this research, emugel was chosen because it had advantages of emulsion and gel. Emulgel was formulated with local anesthetic agents which were lidocaine, prilocaine, and benzocaine. Emulgel with those local anesthetic agents were expected to be stable and suitable for topical usage. Local anesthetic agent is frequently used as combination to get synergic effect and to prevent drug side effect. The purpose of this research was to formulate lidocaine, prilocaine, and benzocaine emulgel and to evaluate the local anesthetic effect. The three active ingredients were formulated as single and combination of two and three active ingredients with 3% of total concentration. The emulgel were then evaluated in term of pH, viscosity, freeze and thaw test. The anesthetic effect was tested with tail flick method. The results showed that the anesthetic emulgel were stable physically, pH 4.5-6.5 which was acceptable on skin, and plastic thixotropic rheology. The result of the local anesthetic effect study showed that there was no significant difference (p > 0.05) between single and combination formula.]"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S57859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Bhaktiar Koe
"Pernbentukan kawasan perdagangan bebas oleh banyak negara, termasuk Indonesia, membuat pexsaingan makin ketat, termasuk induslri rumah sakit. Agar dapat bcrtahan, rumah sakit diharapkan dapat mcningkatkan pendapatan dan menekan biaya. Pendapatan lnstaiasi Farmasi RSAB HK hanya mempunyai ratio pcndapatun sebesar 28 - 29 % giari total pendapatan rumah sakit, sedangkan litcmtur menyatakan sekitar 40-50 %. Dineksi rumah sakit mengharapkan pcndapatan ditingkatkan menjadi 40 %.
Dilakukan penelitian kualitatif selama 2 bulan pada bulan April dan Mei 2007 di Rumah Sakit Anak dan Bunda I-Iarapan Kita untuk mengctahui mengapa banyak resep keluar. Jumlah informan sebanyak 21 orang. Kesesuaian infonnasi didapatkan dari informan petugas Instalasi Farmasi dan petugas lain yang mcngetahui/berhubungan dengan aktivitas instalasi. Kecukupan informasi/inf`o|'man clilakukan dengan snow balling efécr. Metode pengumpulan informasi dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan data/dokumen. Validitas data dijaga dcngan lriangulasi sumber, metode, dan data/analisis.
Hasil penelitian menunjukkan harga obat mahal, obat tidak lengkap, dan waktu tunggu lama berhubungan dengan rendahnyn pcmanfaatan lnstalasi Farmasi RSAB HK. Peneiusuran lebih lanjut, empat faktor diatas disebabkan:
  1. Forrnularium yang out of date dan tidak ditaati;
  2. Pembayaran vendor dan petty cash yang terlambat,
  3. Kurangnya insentif untuk memotivasi pasien rnembeli opal di RS;
  4. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai yang kurang tepat;
  5. Pengelolaan dan monitoring stok kurang optimum;
  6. SIRS yang tidak dapat digunakan memonitor stok;
  7. Skedul kerja petugas tanpa pcnjadwalan scsuai beban kcrjajam sibuk.
Beberapa hal disarankan untuk mengatasi hal ini berdasarkan kemudahan melakukan, lama waktu pelaksanaan, penggunaan sumbcr daya, dan efektivitas:
  1. Koreksi hai-ga jual obat rajal scsuai aturan PPN;
  2. Mempcrccpal pembayaran vendor dan penggantian petty cash gudang farmasi;
  3. Menerapkan metode stok minimum dan maksimum pada pengelolaan persediaan;
  4. Sosialisasi peian lnstalasi Farmasi dalam memmjang aktivitas RS;
  5. Perbaikan SIRS schingga mampu mcmonitor stok dan melatih petugas menggunakan dengan benar;
  6. Mengatur jadwal masuk petugas sesuai jam sibuk;
  7. Membatalkan rencana penambahan depo ranap;
  8. Penentuan strategi harga dengan super value strategy (kualitas tinggi dan harga murah) untuk jangka pendek (misalnya 1 tahun) dan dilanjutkan dcngan high value strategy (kuaiilus tinggi dengan harga sedang) atau good value strategy (kualitas sedang harga dengan rendah) ditambah pengenaan margin lebih besar untuk obat pasien ranap kelas yang lebih linggi dan obat slow moving, serta perlakuan pembelian obat pasien rawat inap kelas 3 dan intensif sebagai pasien rawat map.

Free trade zone among countries, including Indonesia, create tight competitions in hospital industry. To survive, hospital has to increase revenues and decrease costs. As a government hospital, the ratio of pharmacy installation revenues compared to total revenues is 28 - 29 %. Some literatures indicate higher number reaching 40-50 % for industry average. The management of the hospital is targeting and demanding increased ratio to 40 %.
A qualitative research was conducted in April and May 2007 at the Children and Women Hospital Harapan Kita to detemtine why many prescriptions failed to be used inside and were outside. 21 persons were used as informants. Informations appropriateness was got by using employees of Instalation and other persons who knew lnstalation activity. Snow balling effect in deciding the adequacy of the informants and information was used. Information and data collection was conducted using interviews, observation, and documents/data study. Triangulation of sources, methods and data/analysis were used to maintain the validity of data.
The results of the study show that high price ofthe drugs/medicines, unavailability of some arrays of the medicines, and long queues are the prominent causes of internal prescription leakage. Further investigation reveal above problems were caused by:
  1. Outdated formularium;
  2. Dcllaycd payment lo vendor and reimbursement of the petty cash;
  3. Not enough incentives to motivate patient to buy inside;
  4. In-appropriate application of value added tax;
  5. Not optimized inventory management;
  6. Hospital Information system is unable to monitored drugs stocks;
  7. Evenly distributed staffs allocation, without considering the needs to assign more people at busy hours.
Seven issues are suggested to solve the problems based on feasibility, effcetivity, duration of the afford, and usages of the resources:
  1. Price correction due to in-appropriate of value added tax;
  2. Expedite faster payment to vendors, and expedite reimbursement petty cash;
  3. Apply minimum and maximum stock system to inventory management;
  4. Sosialize the iinance role of thc instalation to Hospital activity;
  5. Upgrade computer program systems and train staffs in better using it;
  6. Reschedule work force so that more staffs are on duty at peak hours;
  7. Abort the plan to establish second In-patient depo;
  8. Rocalculating thc selling price in terms super value strategy (high quality low price) for I year, then to high value strategy (high quality normal price) for good value strategy (normal quality low price), higher margin for higher class of in-patient and slow moving drug, and sell medicine without VA tax to class 3 and intensive in-patient.
    1. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>