Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6035 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sahilun A. Nasir
"Wacana tentang teologi al-Maturidi nampak kurang mendapat perhatian dari orang-orang Islam Indonesia. Tidak kalah krusialnya adalah bahwa karya-karyanya langka untuk ditemukan di negeri ini. Fakta ini begitu berbeda dengan teologi Asy‘ari. Padahal kedua tokoh itu merupakan penganut Ahlus-sunnah wal jama‘ah. Untuk keperluan itu, tulisan ini mengekplorasi metode teologi al-Maturidi terkait dengan sifat-sifat Allah, firman Allah, melihat Allah, dosa besar, dan aktifitas manusia. Pendekatan epistemologi, yang didukung dengan metode hermeneutik, digunakan sebagai alat pembedah untuk memperjelas metode teologinya tentang subjek-subjek tersebut. Akhirnya, tulisan ini menyimpulkan bahwa pengaruh Abu Hanifah dan Mu‘tazilah telah mmberikan kekhasan pada metode teologinya terkait dengan kelima subyek itu."
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005
297 JAMI 43:2 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press , 1990
306.44 LAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aboebakar Atjeh
Jakarta: Tintamas, 1966
297.2 ABO i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Syamsiyatun
Canada: Institute of Islamic Studies McGill University, 1998
297.2 SIT a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London : Routledge, 1992
401.41 ADV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bustanul Arifin
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2000
401.43 BUS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Listiorini
"Janet Wasko dalam tulisannya Understanding the Disney Universe menyatakan bahwa Disney merupakan sebuah industri hiburan yang paling banyak dikaji oleh para intelektual dari berbagai disiplin ilmu. Universitas Berkeley sendiri mencatat terdapat puluhan bahkan mungkin ratusan buku tentang Disney. Namun kebanyakan meninjau Disney dari media film animasi dan wahana bermainnya (seperti Disneyland). Masih jarang tulisan atau buku yang membahas tentang komik Disney. Karya klasik yang mengkaji komik Disney adalah apa yang ditulis oleh Dorfman dan Mattelart, yaitu How to Read Donald Duck (1975) dengan menitik beratkan pada masalah imperialisme kultural Disney pada Dunia Ketiga. Perkembangan isi komik Disney yang seiring dengan perkembangan zaman membawa para tokoh Disney tidak lagi berkelana ke Dunia Ketiga, namun lebih jauh lagi, yaitu angkasa luar dan makhluknya.
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi representasi di komik Disney tentang angkasa luar dan UFO, diskursus yang muncul dan latar belakang sosial-historis yang melatarbelakangi munculnya diskursus tersebut. Bukan suatu kebetulan bila di AS muncul diskursus tertentu di masyarakat Amerika tentang angkasa luar dan makhluk angkasa luar. Kerangka teoritik besar yang melandasi tulisan ini adalah Cultural Studies dari Birmingham Cultural Studies. Pendekatan ini menimba, mengkaji peran media (Disney) dalam melakukan reproduksi sekaligus konstruksi pengetahuan dan diskursus tentang angksa luar dan UFO.
Paradima penelitian yang digunakan bersifat marxian dan kritis dengan mendasarkan pada teori ideologi Althusser dan Gramsci serta teori diskursus dari Pecheux dan Michel Foucault Metode analisis yang digunakan adalah metode diskursus kritis multilevel dari Norman Fairclough, dengan teknik analisis semiotika. Kerangka analisis yang digunakan mengacu pada model multilevel dari Norman Fairclough yang terbagi menjadi dua tahap utama yaitu tahap pembahasan peristiwa komunikasi (communicative event) yang terdiri dari teks, praktek diskursus, dan praktek sosio-kultural ; dan tahap analisis gabungan antar elemen yang terdiri atas deskripsi, interpretasi dan eksplanasi. Teknik analisis semiotika digunakan terutama di tahap analisis gabungan antar elemen.
Cerita komik Disney dimanapun diproduksi selalu didasarkan atas karakter dan standar khas Disney yang merefleksikan ikon-ikon AS. Teks-teks komik Disney, cerita tematik angkasa luar adalah hasil dari proses reproduksi kultural dari proses produksi budaya media yang kapitalistik. Diskursus angkasa Iuar, UFO dan alien muncul dari representasi teks komik yang dibangun berdasarkan tiga hal, pertama, dengan mereproduksi diskursus angkasa luar, UFO dan alien yang berkembang dan popular pada masyarakat Amerika ; kedua, Disney sendiri telah menempatkan angkasa luar sebagai bagian dari perjalanan sejarah industri budayanya ; dan ketiga, adalah kondisi sosial politik di AS dalam hal ini kebijakan politik AS mengenai angkasa luar, UFO dan alien yang memproduksi wacana tersendiri pada masyarakatnya.
Dengan kata lain, penelitian ini menyimpulkan bahwa perkembangan diskursus angkasa luar UFO dan alien di komik Disney sesungguhnya mencerminkan perkembangan diskursus yang sama di masyarakat Amerika. Kondisi ini sekaligus menunjukkan peran Disney sebagai media yang merepresentasikan sekaligus melegitimasikan ideologi dominan Amerika Serikat tentang angkasa luar. Hal ini menjadikan Disney sebagai media budaya yang kapitalistik mereproduksi diskursus angkasa luar yang popular dan menguntungkan dan menjadikannya "pengetahuan baru" bagi khalayak pembacanya. Diskursus yang muncul tentang relasi manusia dan alien tersebut rnemiliki dampak sosial sekaligus ideologis yang mungkin terjadi dengan proses reproduksi diskursus tersebut adalah kemungkinan dimarjinalkannya teks-teks pengetahuan lain bagi anak-anak, dan menguatnya hegemoni AS dalam dominasi kulturalnya melalui komik Disney. Reproduksi tersebut bahkan merepresentasikan ideologi demokrasi Amerika yang semu : anti kekerasan dan berusaha menempuh jalan damai melalui diplomasi atau perundingan; menafikan semua invasi dan peperangan yang selama ini dipimpinnya ke berbagai negara di belahan dunia."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Lathif
"Pokok masalah penelitian ini adalah teks media massa sebagai ajang pertarungan hegemoni budaya. Apakah isi media mengandung ideologi dominan Orde yang berkuasa atau malah menjadi ajang perlawanan bagi subkultur yang didominasi ? Sebagaimana konsepsi yang diperkenalkan oleh Gramsci, bahwa Orde yang berkuasa akan berusaha mengekalkan kekuasaannya demi kelompok kepentingan kelas tertentu, dan kelompok lain dari kelas yang didominasi akan dengan sukarela berpartisipasi dalam usaha mengekalkan kepentingan tersebut. Sedangkan bagi kelas yang terdominasi akan menjadikan media massa sebagai ajang perlawanan dengan menyodorkan ideologi alternatif.
Dengan perspektif Marxis yang kritis, penelitian ini melihat isi teks media berupa sinetron Betawi yang diputar dalam masa periode akhir Orde Baru berkuasa yakni tahun 1993-1997.
Sinetron yang dimaksud adalah sinetron Betawi Immediate Model; yakni sinetron yang bercerita tentang kehidupan orang Betawi dan merupakan hasil karya seniman Betawi itu sendiri. Sinetron tersebut adalah Angkot Haji lmron I (karya Ali Shahab), Mat Angin (sutradara Daddy Mizwar), dan Nurlela (produksi Benny V. Aboebakar). Dengan memakai pendekatan model CDA (Critical Discourse Analysis) Fairclough, penelitian ini dilakukan pada tiga tingkatan diskursus yakni pada level mikro adalah teks, pada level meso diskursus praktis media yakni produksi dan komnsumsi teks, dan pada level makro adalah diskursus sosial budaya. Pada level teks, unit analisisnya adalah spoken dan visual, pada level praktis unit analisisnya adalah wawancara dengan produsen, dan sutradara sinetron tersebut, dan pada level sosial budaya wawancara dengan para pengamat Betawi.
Ditemukan bahwa sinetron Betawi immediate model ini berisi ideologi dominan. Ideologi dominan Orde Baru yang menekankan (artikulasi) pentingnya nilai pendidikan tinggi terutama pendidikan model Barat. Kaum pengusaha itu bermoral dan penolong, membuka lapangan pekerjaan. Hegemoni borjuistis ditandai dengan dimenangkannya kaum borjuis pada setiap terjadi kontlik dengan rakyat biasa. Rakyat yang digusur menjadi meningkat keadaan perekonomiannya dan bahagia hidupnya. Nilai-nilai militeristik sudah dirasakan sejak masa kanak-kanak, cita-cita menajdi militer adalah cita-cita yang mulia membela nusa dan bangsa. Orang yang pernah menekakkan Orde Baru hidupnya tertib dan berhasil, orang Jawa itu birokrat yang baik dan penolong.
Counter hegemony yang muncul adalah bahwa pendidikan Barat hanya melahirkan manusia pekerja, tidak mandiri, tidak berakhlak mulia. Ada sedikit sindiran terhadap gaya militeristik atau pendekatan keamanan yang biasa dilakukan Orde Baru. Sedangkan bagi masyarakat Betawi sendiri sebagai subkultur masyarakat Indonesia dalam konteks kekuasaan Orde Baru menjadikan agama Islam sebagai ideologi alternative, disamping ideologi Pancasila yang monolitik dan homogen. Semangat hidup mandiri atau berwirausaha sebagai alternatif daripada menjadi birokrat atau pegawai pemerintah.
Secara umum suara-suara perlawanan di sinetron ini tidak mampu mengalahkan tatanan ideologi dominan yang demikian hegemonik. Karena, aparat ideologis yakni para seniman Betawi pun telah hanyut dalam partisipasi menyuarakan kepentingan pengusaha yang borjuistis, birokrat yang militeristik, dan Jawani."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinie Handayanie
"Majalah Mingguan Tempo edisi bahasa Inggris menghadirkan laporan khusus bertajuk "Special Report Religion?. Laporan ini mengangkat hasil survei yang dilakukan oleh PPIM IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil survei tersebut digunakan sebagai data pendukung dalam membahas radikalisme Islam di Indonesia, penerapan syariat Islam dan jihad. Penelitian ini dilakukan untuk memerikan Konstruksi wacana radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad dalam "Special Report Religion? Tempo (SRRT).
Analisis wacana model Michel Foucault digunakan untuk mendekati korpus penelitian, untuk memerikan struktur atau kontruksi wacana (discursive formations) yang dibangun "Special Report Religion? mengenai radikalisme Islam dan aspek-aspeknya (syariat Islam dan jihad). Konsep mitos Roland, Barthes juga diterapkan untuk melihat wacana (pengetahuan) yang telah dikembangkan dan mendominasi paradigma pemahaman radikalisme Islam. Konstruksi wacana diperoleh dengan memerikan statement yang dibangun dalam kumpulan artikel serta arsip foto SRRT, dan menganalisis ketaksesuaian dalam konstruksinya. Kedisiplinan dalam bertutur dan seleksi berita serta foto menentukan jenis wacana dominan dalam SRRT mengenai radikalisme Islam. Analisis ini tidak bersifat kasuis dengan tujuan membenarkan maupun menyalahkan kontruksi wacana yang dibangun laporan tersebut. Analisis akan mengungkapkan rejim wacana, sebuah cara pandang dan mengungkapkan radikalisme Islam versi "Special Report Religion" Tempo.
Hasil penelitian mengungkapkan masih dominannya paradigma lama mengenai radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad dalam SRRT. Walaupun SRRT telah menyajikan cara memaknai radikalisme Islam yang beragam, wacana yang termarjinalkan di dalamnya masih mampu dilacak untuk mencari pengetahuan spesifik (wacana) dominan. Pada akhirnya, SRRT hanya merupakan bagian dan kelanjutan dari wacana global mengenai radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>