Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23525 dokumen yang sesuai dengan query
cover
""Kitab Ilham I berisi 9 bab yang berisi
1. dhawuh sang osik; tingal batin; pangandika gaib
2. saloka; pralambang; babasan;
3. dat; sipat; asma;
4. Ening; mosik; nukat gaib
5. Gusti Allah; mukmad; roh; rasul; Adam
6. Kawula Gusti; kudrat iradat; iman; tauhid
7. Urip
8. Pati (mati sajroning urip); iman
9. Martabat""
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
GS 2-CI.2
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Kitab Ilham jilid 2 merupakan lanjutan dari Kitab Ilham I. Isinya mulai Bab 10 hingga bab 21, yang terdiri dari:
10. sembah puji; dhikir; istighfar; salawat; taubat
11. syahadat; shalat; wulu jagat; puasa; haji
12. para nabi, wali, manusia laki-laki dan perempuan
13. puji panuwun; wangsalan
14. murah asih; rasa; nafsu; eling
15. sarengat; tarekat; hakekat; makrifat
16. drajat; wahyu; nugraha linuhung
17. tekad; kadariyah; ahli suni; takdir; ikhtiar; ilmu; laku
18. dadi saciptane; katekan sasedyane
19. Kur'an; dalil; hadis
20. jagad; langit 7; surga; neraka; doa; akhirat""
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
GS 3-CI.3
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini terdiri dari dua bagian, yaitu 1) kumpulan primbon yang dikatakan pethikan saka tembung kang kampiyun (h.1-15) dan 2) ngelmi maklumat jati sarta ngelmi pangracutan (h.15-36). Naskah diterima melalui perantaraan Rich Kismana pada Desember 1933 oleh H. Overbeck, kemudian diteruskan kepada Pigeaud pada Januari 1934. Isi teks pertama adalah tentang buku/cerita yang ditulis oleh kesepuluh sunan; siapa-siapa yang perlu diruwat; mengenai 5 tapa brata; 12 mangsa; macam-macam watak alam; kakang kawah adhi ari-ari getih puser, kadang ingsun papat kalima pancer; bermacam-macam keris yang meliputi nama, siapa pemakainya, kesaktian dan ciri-cirinya; macam-macam pasirepan dan aji, serta mantra-mantranya. Isi teks kedua adalah cerita tentang dunia sebelum ada apa-apa,di dunia baru ada zat yang maha suci yang sifatnya esa, disebut zat mutlat kadim. Kehidupan manusia dilukiskan dalam 7 macam zat, yakni: kayu, mur, sir, roh, napsu, ngaluh, dan jasad. Dijelaskan pula bahwa manusia hidup tanpa dibatasi waktu, dan ada 3 sifat yang menandainya seperti: napsu, sukma, dan rasa. Jika ke-7 macam zat dan sifat itu digabungkan maka akan menjadi asma yang meliputi: roh yang disebut dengan atma; malaekat yang disebut pramana,dan setan yang disebut dengan hawa. Di samping itu ada juga informasi mengenai: para ahli kasampurnaan; macam-macam wujud mayat yang dihubungkan dengan ilmu makrifat; macam-macam pejah; sarengat; hakekat; tarekat; makrifat; perjalanan orang hidup sampai alam akhirat; gossul alam; sifat-sifat yang maha suci; rahasia kitab maklu-matululu-iyah dan mayatul chachaib; macam-macam ilmu; neptu beserta nilainya; ciri-cirinya wanita cantik."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.141-A 34.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks-teks dalam naskah ini memiliki urutan yang sangat kacau, sebab beberapa bagian teks disusun dalam posisi terbalik-balik dengan teks yang sebagian bertulisan aksara Jawa dan sebagian lagi aksara Pegon. Adapun naskah ini berisi bermacam-macam teks tentang sejarah, hukum, keagamaan, petangan, suluk, sastra, dan lain-lain, sebagian isinya termasuk ajaran tentang hukum-hukum Islam yang disampaikan oleh Seh Dulngalim kepada raja putri dari Rum (h.1-12); ajaran tatacara peradilan (23-28, 85-116); cuplikan cerita serat Rama (33); serat Pranacitra tentang Rara Mendut (37-51); suluk Dewaruci (55); ajaran tentang ilmu firasat (61-62); perhitungan wuku dan wataknya (65-72); cuplikan cerita Majapahit dari masa Prabu Brawijaya hingga Damarwulan yang berhasil membunuh Menak Jingga (74-81); salinan surat dari Patih Danureja Yogyakarta kepada Patih Jayadiningrat dari Surakarta, bertarikh 1497 Jawa (tarikh tersebut jelas salah; seharusnya 1679, yakni 1771 Masehi) (135); salinan surat dari Patih Danureja kepada Patih Danuningrat Surakarta bertahun 1731 Jawa (1804 Masehi) (141); salinan surat dari ?Uprup? kepada Danureja Yogyakarta bertahun 1714 Jawa (1787 Masehi) (146); salinan surat dari Ng. Resawikrama atas perintah bendara Raden Rangga Prawiradirja tentang kelakuan ratu utama (146); peringatan bayi lahir (148); ajaran untuk memasak ikan dan menolak bencana (149); nama bulan untuk menghormati para nabi, aksara Arab yang terdapat di badan nabi, ngalamat kedhutan, petangan untuk mendirikan rumah (150); doa-doa (153); perhitungan hari baik buruknya kelahiran seorang bayi (154). Untuk rincian isi yang lebih lengkap, lihat ringkasan Mandrasastra yang disimpan bersama naskah. Sebagian besar naskah ini juga pernah dialihaksarakan pada masa Pigeaud, ialah teks pada halaman 21-28 yang berjudul saloka wolung prakara serta macam-macam teks yang terdapat di h.85-147 (FSUI/PR.114a-b). naskah tidak dilengkapi dengan keterangan penyalinnya. Namun berdasarakan gaya tulisan serta kertas yang dipergunakan, penyunting menduga bahwa naskah disalin sekitar akhir abad ke-18 sampai dengan pertengahan abad ke-19. Isi teks sesuai dengan penyalinan pada masa itu. Naskah disalin oleh beberapa tangan pada beberapa waktu. Standar produksi naskah ini cocok untuk menyalin di kota atau pedesaan, tetapi jelas di luar lingkungan kraton. Naskah diperoleh Pigeaud pada tahun 1933 di Panaraga, dengan perantara Muhammad Ali yang berasal dari Paron."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.114-NR 395
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan ini merupakan alih aksara dan ringkasan FSUI/PR.114. Informasi selengkapnya dapat dibaca pada deskripsi naskah tersebut. Yang disalin disini hanya teks dari h.21-28 dan h.85-148; penyalinan dilakukan oleh staf Panti Boedaja di Yogyakarta (M. Sinu Mundisura), pada tahun 1933. Bandingkan dengan FSUI/PR.114b yang berisi bagian pertama dari alih aksara ini, tulisan tangan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.114a-A 33.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini terdiri atas empat teks, yakni: Serat Wirid Hidayat Jati (karangan Ranggawarsita), Wedhatama (MN IV), Kalatidha (Ranggawarsita) dan Wicara Keras (Yasadipura II). Tentang teks terakhir, Wicara Keras, lihat keterangan Poerbatjaraka 1964: 153-154, Pigeaud 1968: 88, dan Behrend 1990: 421. Bandingkan naskah MSB/L.120, 252, P.20, 26, 86, 203, PR.53, dan S.124; LOr 8994 dan NSB 87-89; SMP/KS.361, MN.381, 384-386. Naskah ini pernah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra, sebanyak lima halaman tulisan tangan. Ringkasan tersebut disimpan bersama naskah asli di FSUI, dan dimikrofilm bersamanya oleh proyek mikrofilm. Naskah ditulis pada kop kertas yang berkepala ?Raden Tumenggung Suryadi, 1833, Bupati Wedana Adi Punakawan, Ngyogyakarta?. Angka tahun 1833 adalah tahun Jawa, bertepatan dengan 1903 Masehi. Penyalinan naskah diperkirakan dibuat sekitar tahun yang sama. Lihat MSB/S.10 dan MSB/L.254 untuk naskah lain dari R.T. Suryadi ini, yang juga memakai kertas kepala yang sama."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.112-NR 211
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Isi naskah primbon ini merupakan bunga rampai tentang masalah batin, khususnya mengenai ajaran etika dan moral yang bersifat religius, yang terangkum dalam wirid dan suluk; serta kumpulan doa dan japa mantra sebagai kekuatan magi dari kata-kata tertentu yang bersifat adikodrati. Secara lengkap isi naskah sebagai berikut: (1) serat wirid, sebanyak enam pupuh, berisi tentang keberadaan Allah sebagai dzat yang esa (berkaitan dengan rukun Iman yang pertama, beriman kepada Allah Yang Esa), kisah penciptaan manusia, dan kisah tentang peristiwa ajal atau maut hingga penggambaran alam kubur atau barzakh (h.1-30); (2) nukilan tembang dhandhanggula berjudul serat wafat nabi, menceritakan mengenai wafatnya nabi Muhammad (30-44); (3) nukilan serat suluk sujinah, bertembang asmarandana (44-57); (4) suluk perihal sahadat dan shalat, bertembang dhandhanggula (57-65); (5) cuplikan serat She Malaya, bertembang dhandhanggula (67-68); (6) kitab memule (sesajen) (70-74); (7) primbon jampi-jampi, gancaran (74-75); (8) sejarah sejak nabi Adam hingga Raden Patah di Demak, sebanyak tiga pupuh (75-83); (9) nulikan serat wulangreh, pupuh pucung (83-85); (10) nukilan serat sifat nabi khususnya mengenai watak nabi Muhammad, bertembang dhandhanggula (85-94); (11) bab sifat kalihdasa, yakni sifat-sifat yang dimiliki Allah; teks ini, dan semua teks berikutnya, berbentuk gancaran (94-100); (12) petunjuk shalat hajat (h.100-101); (13) tentang sedekah sebagai salah satu usaha untuk menolak datangnya bencana (101-102); (14) bacaan syahadat sebagai keyakinan terhadap ajaran agama Islam (102); (15) bacaan niat untuk mandi sebagai sarana untuk keselamatan (102); (16) bacaan syahadat yang dibaca pada saat datangnya ratu adil (103-104); (17) mantra-mantra yang dapat dijadikan penolak terhadap segala sesuatu yang bersifat jahat (104-106); (18) mantra (tidak dijelaskan kegunaannya) (107-110); (19) tafsir mengenai suara burung prenjak (110); (20) perhitungan angka Jawa, Arab dan Belanda (110-112); (21) doa-doa (tidak dijelaskan kegunaannya) (112-116); (22) penjelasan secara rinci tentang rukun shalat (116-132; 134-161); (23) perhitungan waktu, khususnya mengenai puji dina (132-134); (24) japa mantra untuk menjauhkan bayi dari sakit ingatan dan epilepsi (161); (25) aneka japa mantra untuk menghindari sakit ingatan dan epilepsi (162). Bagian-bagian naskah ini disalin oleh beberapa tangan pada kurun waktu yang berbeda. Salah satu bagian terdapat catatan mengenai penyalian, berbunyi 3 Ruwah 1748 (6 Mei 1821), yaitu di h.105 di tengah sebuah teks tentang memulai untuk keramat para wali. Tempat penyalinan tidak diketahui dengan tepat, tetapi gaya tulisan yang ada menunjukkan ciri-ciri Jawa Tengah, di wilayah pengaruh Surakarta. Sebagian naskah disalin dalam dluwang, dan sebagian memakai kertas Eropa. Naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Juni 1930. Ringkasan tersebut dimikroflim bersama naskah. Naskah ini dibeli Pigeaud (h.i) pada bulan Desember 1929."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.115-NR 55
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah Wisik Warah ini berisi uraian mengenai Katiklaning Ganta Pinara Pitu; Sastra Sanga (Pustaka Kalima Usada Putih); Boddha Kacapi; dan PamatluningnAdnyana. Semua ini merupakan usada sarira (bhuwana alit). Ditegaskan bahwa jika memakai ajaran ini hendaknya diresapi secara serius (konsentrasi penuh) atau tidak goyah, sebab sifatnya sangat kramat (pingit) dan dapat menyebabkan sakit gila (buduh), serta mati separuh (mati sasigar). Sebaliknya, jika ajaran ini dapat diresapi dengan baik dan dipakai pada tempatnya, maka hasilnya sangat utama, atau disebut dengan Marga Tuwi (jalan menuju kebenaran).
Diuraikan pula tentang Ekaksara atau Ongkara sebagai badan sang Hyang Panca Adi Suksma, antara lain: Brahma, Wisnu, Iswara, Siwa, dan Mahadewa; Aksara Arda Candra sebagai badan Betara Brahma (bayu dalam bhuwana alit); Aksara Windu merupakan badan Betara Wisnu (sabda dalam bhuwana alit); Aksara Nada merupakan badan Betara Iswara (idep dalam bhuwana alit). Selain itu, terdapat keterangan tentang Dasaksara; arti Hanacaraka serta namanya di dalam tubuh manusia (bhuwana alit); Kaputusan Aji Masabda Puraptak; Rerajahan Supta Pranata, Marga Maya; dan berakhir dengan uraian tentang Kamoksan serta macam-macam windu dalam tubuh manusia.
Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas. Namun, dilihat dari bentuk, corak tulisan, maupun bahan yang dipakai, menunjukkan produk Bali. Informasi tentang teks-teks lain dengan judul Wisik Warah dapat dilihat pada LOr 9308 dan Kirtya no.451"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.171-LT 145
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah majemuk terdiri atas pelbagai macam teks primbon, suluk, piwulang, sejarah dan lain-lain. Rincian isinya sebagai berikut: 1) Serat panitisastra (h.1-26). Versi teks piwulang ini ternyata masih lain lagi dengan versi-versi yang pernah diteliti oleh Sudewa (1991). Versi baru ini, yang disusun dalam bentuk macapat sebanyak enam pupuh, kemungkinan ditulis di Yogyakarta, berdasarkan fenomena sasmitaning tembang yang diletakkan pada awal tiap pupuh, bukan pada gatra terakhir. Cuplikan gatra seluruh awal pupuh sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) sinom; (3) pangkur; (4) mijil; (5) durma; (6) asmaradana.; 2) Ajisaka wulang (26-73). Teks piwulang, delapan pupuh. Uraian pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) asmaradana; (3) kinanthi; (4) sinom; (5) pucung; (6) dhandanggula; (7) sinom; (8) kinanthi.; 3) Babad sengkala (73-75). Mencantumkan nama-nama serta tarikh naik tahta para raja Jawa, dituangkan dalam enam bait tembang dhandanggula.; 4) babad sengkala (75). Mencantumkan nama para patih, mulai Sinuhun Mangkurat ing Tegal sampai dengan Mangkurat Kartasura, dituangkan dalam dua bait tembang dhandanggula.; 5) Suluk sahadat (75-112). Serangkaian uraian tentang rukun salat, nafi, isbat, mikraj, makna kata islam, malaekat, rapal basmallah, dan lain-lain sebagainya. Uraian ini disalin dari beberapa teks yang berbeda-beda, kemudian di gabung dalam naskah ini karena isinya mirip satu sama lain. Bagian teks ini terdiri atas tujuh pupuh: (1) asmaradana; (2) sinom; (3) dhandanggula; (4) dhandanggula; (5) girisa; (6) dhandanggual; (7) asmaradana.; 6) Enam bait dhandanggula dipetik dari Suluk Dewaruci, iatu tentang Werkudara bertemu dengan Dewaruci di dasar laut. Bait-bait ini pararel pupuh kelima dari teks Dewaruci yang dimuat di h.221-250 naskah ini, ialah teks no. 17 di bawah.; 7) Babad Dipanagara (114-!66). Teks ini dipetik dari riwayat Pangeran Dipanagara, terdiri atar dua pupuh. Rupanya dua pupuh ini dipetik dari versi Babd Dipanegara yang berbeda dengan versi cetak yang dikarang oleh Dipaneraga sendiri (lihat Pratelan I: 150-159). Daftar pupuh yang ada sebagai berikut: (1) sinom; (2) durma.; 8) Katuranggan kuda (166-174). Teks jenis primbon ini, tentang ciri-ciri kuda, bertembang macapat, dua pupuh yaitu: (1) mijil; (2) dhandanggula.; 9) Serat memule (174-186). Teks dalam bentuk prosa.; 10)Pepali-wewaler (186-192). Teks dalam bentuk prosa.; 11) Suluk wiwaha (192-193). Teks dalam bentuk prosa ini bukan suluk biasa, tetapi daftar nama tokoh-tokoh utama dari Arjunawiwaha yang dikerata (diartikan melalui analisis keratabasa). Nama-nama yang ditafsirkan itu termasuk Janaka, Mintaraga, Endrakila, Cipta Ening, Kalanadhah, Sarotama, Semar, Gareng, dan Kanthongbolong.; 12) Beberapa pengetan tentang tanggal dan peristiwa yang penting dalam pemberontakan Mangkubumi (193-194).; 13) Empat bait tembang sinom berisi pujian tentang HB I, berjudul Rumpakan Kaluhuranipun Sri Sultan Ngayogya I (194-195).; 14) Dafatr putra-putra HB I-IV (196-200).; 15) Kidung rumeksa ing wengi (206-213). 26 bait tembang dhandanggula (ana kidung rumeksa ing wengi, teguh ayu luputa ing lara).; 160 Padhanyangan (213-216). 14 bait tembang sinom (ingkang rumiyin bang wetan, Durga neluh Maospait).; 17) Suluk Dewaruci (221-250). Teks macapat terdiri atas enam pupuh sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) pangkur; (3) sinom; (4) durma; (5) dhandanggula; (6) girisa.; 18) Pepali Ki Ageng Sela (250-254). 25 bait tembang dhandanggula ( kuneng gantya Kya Geng Sela dupi, kapetengan mring jeng Sultan Demak).; 19) Suluk luwang (254-258). 30 bait tembang asmaradana (kasmaran wong doyan guling tan sesirah tur sungkanan).; 20) Suluk Nitipraja (258). 9 bait tembang dhamdanggula (kadya anilem segara geni rasaning driya datan mengkatan).; 21) Suluk rancang (258-259). Suluk kecil ini menerangkan tentang arti rapal bis sebagai unsur dalam kalimat basmallah, lima bait tembang dhandanggula (yata raos ingkang tulis, sangking Kitap Suluk Rancang).; 22) Suluk sirul murtat (259-260). 13 bait tembang megatruh (Suluk sirul murtat kang sekar megatruh, nurun serat suluk ninggih).; 23) Suluk johar mukmin 92560-262). 15 bait tembang dhandanggula (duk rinipta sekar dhandanggula gendhis, Kitab Johar Mukmin kang ginandhang).; 24) Dalil ngelmu bab pasemoning Allah lan Rasul (260-263). 16 bait tembang gambuh (warnanen daliling ngelmu, ing tegese dalil puniku tuduh).; 25) Suluk sirul (264-268). 43 bait megatruh (kang kocapa wau Serat Suluk Sirul, lampahing guru winarni).; 26) Suluk: katrangan bab masalah warni-warni (268-318). Kumpulan teks kecil tentang bermacam-macam masalah berkaitan dengan istilah-istilah Arab, pengertian dan pelaksanaan hukum fiqh, maksud dari hidup dan mati, gagasan-gagasan mistik tentang Allah, dan sebagainya. Teks bagian ini terdiri atas 19 pupuh, sebagai berikut: (1) kinanthi; (2) pucung; (3) megatruh; (4) durma; (5) pangkur; (6) sinom; (7) pucung; (8) mijil; (9) dhandanggula; (10) girisa; (11) dhandanggula; (12) asmaradana; (13) maskumambang; (14) wirangrong; (15) dhandanggula; (16) maskumambang; (17) dhandanggula; (18) sinom; (19) dhandanggula. Naskah ini tidak terlalu tua. Melihat kertas yang digunakan serta haya tulisannya dapat diperkirakan bahwa penyalinannya berlangsung tahun 1920-1930an, kemungkinan di Yogyakarta. Siapa penyusun atau penyalin naskah tidak diketahui dengan jelas. Namun demukian, dari gejala literer yang sangat khas, yaitu dimuatnya sasmitaning tembang pada gatra pertama setiap pupuh dan bukan pada gatra terakhir sebelumnya, maka dapat diperkirakan bahwa teks-teks ini disusun dan disadur oleh pengarang dari lingkungan Pakualaman, Yogyakarta. Naskah diperoleh Th. Pigeaud pada tanggal 24 Februari 1933. Ringkasan naskah pernah dibuat oleh Mandrasastra, sebanyak 15 halaman, pada bulan Agustus 1933, sekarang tersisip dalam naskahnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.5-NR 233
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali berjudul Pancapada primbon ini, memuat tiga buah teks dengan uraiannya masing-masing, yaitu 1) Wang pinancapada lan amancapada (h.1a-8b), menguraikan asal mula catur janma sampai proses pengembalian ke asalnya (panca maha buta). Disebutkan bahwa ada lima janma yang muncul dari tempat yang berbeda, yaitu: Brahman muncul dari muka (wajah), ksatria dari tangan kanan, Wesya dari tangan kiri, Sudra dari Kunda Rasya, dan jagana dari Adnyana. Dilanjutkan dengan uraian saat terciptanya bumi denga segala isinya; sebutan Dewa Nawa Sanga dengan stananya masing-masing dan dewa lainnya sehubungan denga proses penciptaan bumi, seperti Dewa isawara di arah Timur, Mahesora di arah Tenggara, Brahma di arah Selatan, Rudra di arah Barat Daya, Mahadewa di arah Barat, Sangkara di arah Barat Laut, Wisnu di arah utara, Sambu di arah Timur Laut, dan Siwa di Tengah; sebutan kitab-kitab suci, seperti Sastra Gama, Adi Gama, Swayambu, Sarodreta, dan lain-lain; sebutan jenis-jenis sesayut, serta jenis-jenis pecaruan. Diuraikan pula tentang kewajiban penyarikan (sekretaris) di Batu Kawu (Tabanan-Bali); Upacara kematian bagi anak kecil maupun orang dewasa serta penjelmaannya ke dunia; dan sebutan jenis-jenis hama yang mengganggu tumbuh-tumbuhan; 2) Sang Amawa Rat (10a-14b), berisi kewajiban-kewajiban seorang raja atau ratu dalam mengayomi rakyatnya, seperti Satya Ujar (setia akan kata-kata), tidak pilih kasih terhadap bawahan, disegani oleh rakyatnya, sehingga semakin tegak kewibawaan sang raja; 3) Sang mahyun susila yukti amukti bala saha wadwa (15a-25b), berisii ajaran atau saran -saran dari Begawan Ratna Bumi dengan para siswanya; percakapan Raden Suparka dengan kakaknya (Begawan Raweyaka); mantra-mantra serta rerajahannya sehubungan dengan penolak bahaya, pengobatan (pemupug) segala sakit tuju (sakit pada persendian), pemunah desti dan leyak serta pemunah ilmu hitam yang dimiliki orang lain. Pada h.8, sisi kiri, teks tinggal sebagian, sedangkan pada sisi kanannnya telah lepas dan hilang akibat lubang gigitan serangga. Pada h.1a dan 25b terdapat catatan tambahan (aksara Latin) menyebutkan Jlantik (t.t) 1896). Berdasarkan data ini kiranya naskah disalin ( dikoleksikan?) oleh Jlantik pada tahun 1896 di Singaraja."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.35-LT 212b
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>