Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104671 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Kurniawan
"Behavioral Specification (ABS) adalah bahasa pemodelan untuk pendekatan software product line engineering (SPLE). ABS menggunakan Delta-Oriented Programming (DOP) untuk merealisasikan SPLE. Dalam pengembangan web, penelitian sebelumnya telah mengembangkan ABS Microservice Framework berbasis Erlang (ABS-Erlang). ABS-Erlang telah digunakan dalam pengembangan SPL Adapative Information System for Charity Organization (AISCO) atau juga dikenal sebagai Amanah. Akan tetapi, database mapping ABS-Erlang masih belum dapat mengaplikasikan paradigma DOP sepenuhnya. Kurangnya dukungan penuh DOP disebabkan oleh modifikasi kode Erlanggenerated dan SQL query yang harus dibuat oleh pengguna ABS-Erlang. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, penelitian ini mengajukan database mapping untuk ABSErlang. Database mapping yang diajukan akan menggunakan metadata informasi kelas ABS (dihasilkan oleh kompilator ABS yang dimodifikasi) dan parameterized query (untuk pencegahan SQL injection) untuk membuat SQL query operasi database create, read, update, dan delete (CRUD). Database mapping juga menggunakan arsitektur yang mengeliminasi proses modifikasi kode Erlang-generated. Selain masalah database mapping, backend Amanah yang dihasilkan oleh ABS-Erlang juga sudah tidak sesuai dengan front end Amanah. Selain itu, HTTP client untuk fitur payment gateway juga tidak tersedia. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini memperbaiki Model API untuk mengakomodasi frontend Amanah terbaru. Selanjutnya, HTTP adaptor, yang bertindak sebagai HTTP client, juga dibuat. Setelah pengujian dilakukan. ABS-Erlang (dengan database mapping yang diajukan) sudah berhasil lolos fungsional tes Amanah. Penggunaan memori produk Amanah ABS-Erlang juga lebih efisien dibandingkan produk Amanah yang dihasilkan framework berbasis Java.

Behavioral Specification (ABS) is a modelling language that can be used for softaware product line engineering (SPLE) approach. ABS uses Delta Oriented Programming (DOP) to implement SPLE. For web development, previous reasearch has built ABS Microservice Framework based on Erlang (ABS-Erlang). ABS-Erlang has been used in Adaptive Information System for Charity Organization (AISCO) product line also known as Amanah. However, current database mapping in ABS-Erlang does not fully support DOP. The lack of full DOP support is due to modification of Erlang generated code as well as SQL query that needs to be created by developers. Based on those issues, this research propose a new database mapping for ABS-Erlang. The proposed database mapping will use combination of ABS class meta information (generated by modified ABS compiler) and parameterized query (for protection against SQL injection) to build SQL queries for create, read, update, and delete (CRUD) database operations. The proposed database mapping also uses architecture that eliminate the need to modify the Erlang-generated code. Besides database mapping issues, ABS-Erlang’s generated-backend is also no longer compatible with the latest Amanah front end. In addition, ABS-Erlang also does not have HTTP client to support payment gateway feature. To solve those issues, this research improves ABS’s model API to accommodate the latest Amanah frontend. API adaptor, that acts as an HTTP Client, is implemented as well. After evaluation, Amanah backend generated by ABS-Erlang has passed all Amanah functional tests. Amanah products generated by ABS-Erlang also use less memory than Amanah products generated by Java-based framework."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Karyadiputera
"Metode Clone-and-Own merupakan metode yang umum digunakan dalam pengembangan software. Clone-and-Own merupakan cara pengembangan yang menerapkan teknik kloning terhadap software yang sudah ada dan dimodifikasi dengan menambahkan atau mengurangi modul di softwaretersebut. Terdapat alternatif untuk metode Clone-and-Own, yaitu Software Product Line Engineering atau SPLE. Metode SPLE digunakan pada framework seperti WinVMJ. WinVMJ merupakan framework yang menggunakan bahasa Java dan berbasis Variability Modules for Java. Penelitian ini akan membandingkan metode Clone-and-Own dan SPLE dengan mengimplementasikan modul notifikasi di aplikasi Amanah yang menggunakan framework WinVMJ. Tujuan dari modul notifikasi adalah untuk memberikan pemberitahuan kepada pengguna saat terjadi perubahan dari suatu fitur. Modul ini juga akan memiliki pengaturan yang bertujuan agar pengguna dapat menentukan jenis notifikasi yang diterima, sehingga pengguna hanya mendapatkan notifikasi yang diinginkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode SPLE lebih baik daripada Clone-and-Own di mana metode SPLE memiliki efisiensi yang lebih baik dari segi line of code yang digunakan dalam pengembangan aplikasi.

Clone-and-Own is a method that is commonly used in developing software. Clone-and-Own is a development method that works by cloning an existing software and modifying it by adding or removing modules in that software. An alternative method of it is Software Product Line Engineering or SPLE. SPLE method is used on frameworks like WinVMJ. WinVMJ is a framework that uses Java programming language. WinVMJ is based on Variability Modules for Java. This research will compare Clone-and-Own and SPLE methods by implementing notification module in Amanah app that uses WinVMJ framework. This module's purpose is to notify users of content changes in a feature. This module will also have a configuration to make users decide which kind of notifications will be received, so users will only get needed notifications. This research concludes that SPLE method is better than Clone-and-Own. SPLE method has better efficiency in terms of line of code for developing software."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Falah Prasetyo Waluyo
"Pengembangan perangkat lunak menggunakan metode Software Product Line Engineering (SPLE) mempunyai banyak manfaat seperti sedikitnya waktu dan biaya yang diperlukan untuk membuat produk perangkat lunak baru. Salah satu web framework yang mendukung pembuatan aplikasi web menggunakan metode SPLE adalah WinVMJ. WinVMJ dirancang berdasarkan pendekatan variability module for java (VMJ) dan delta oriented programming (DOP). WinVMJ menggunakan design pattern decorator pattern dan factory pattern untuk mengimplementasikan pendekatan DOP. WinVMJ merupakan framework yang baru dikembangkan sehingga banyak hal yang bisa ditingkatkan untuk membuat WinVMJ lebih baik. Salah satunya adalah Object-Relational Mapping (ORM) yang digunakan WinVMJ. Saat ini WinVMJ menggunakan ORM yang dibuat sendiri dari awal. Namun ORM ini masih sederhana, objek dari WinVMJ tidak bisa langsung dipetakan ke dalam database. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan ORM Hibernate dengan framework WinVMJ agar pengolahan data pada WinVMJ dapat dilakukan dengan mudah menggunakan ekspresi object oriented programming. Proses integrasi diawali dengan mendesain strategi pemetaan yang dapat digunakan untuk memetakan objek pada WinVMJ yang dibuat menggunakan decorator pattern. Kemudian merubah tools, script maupun struktur dari WinVMJ agar bisa kompatibel dengan ORM Hibernate. WinVMJ yang sudah diintegrasikan dengan ORM Hibernate diuji dengan mengimplementasikan studi kasus Software Product Line (SPL) Amanah menggunakan WinVMJ. WinVMJ tersebut dapat memenuhi segala keperluan untuk mengimplementasikan studi kasus SPL Amanah dengan baik. Diantaranya adalah keperluan untuk membuat endpoint create, read, update, dan delete (CRUD). Jika dibandingkan dengan framework lain, framework WinVMJ mempunyai fleksibilitas yang lebih tinggi dalam mengakomodasi berbagai macam requirement dan varian yang ada pada SPL.

Software development using Software Product Line Engineering (SPLE) method has many benefits, such as less time and money needed to create a new software product. One of the web frameworks that support the creation of web applications using SPLE method is WinVMJ. WinVMJ is designed based on the Variability Modules for Java (VMJ) and Delta-Oriented Programming (DOP) approach approaches. WinVMJ uses decorator pattern and factory pattern to implement the DOP approach. WinVMJ is a newly developed framework so many things could be improved to make WinVMJ better. For example, the Object-Relational Mapping (ORM) used by WinVMJ. Currently, WinVMJ uses an ORM built from scratch. However, this ORM is still primal, WinVMJ objects can’t be directly mapped into the databases. Therefore, this research aims to integrate Hibernate ORM with the WinVMJ framework so that data processing on WinVMJ can be done easily using object-oriented programming expressions. The integration process begins with designing a mapping strategy that can be used to map WinVMJ objects created using decorator pattern. Then change the tools, scripts, and structures of WinVMJ to be compatible with Hibernate ORM. The newly modified WinVMJ then tested by implementing the Amanah Software Product Line (SPL) case study using WinVMJ. The newly modified WinVMJ can meet all the needs to properly implement the SPL Amanah case study. Among them is the need to construct create, read, update, and delete (CRUD) endpoints. Compared to other frameworks, the WinVMJ framework has higher flexibility in accommodating various requirements and variants that exist in the SPL."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Samuel
"Software Product Line Engineering (SPLE) adalah sebuah pendekatan pengembangan beberapa perangkat lunak yang bisa digolongkan ke dalam satu kelompok atau keluarga yang sama berdasarkan berbagai commonality dan variability keluarga tersebut. Salah satu framework pengembangan berbasis SPLE ini adalah WinVMJ yang dibangun berdasarkan pola arsitektur Variability Modules for Java (VMJ). WinVMJ sudah bisa digunakan untuk pengembangan perangkat lunak berbasis SPLE, namun masih ada beberapa kekurangan yang bisa diperbaiki atau di-refactor untuk menjadikan WinVMJ sebagai framework yang lebih stabil. Hal-hal yang kurang optimal ini terkait dengan pengelolaan request-response yang kurang lengkap, pembaharuan jenis database yang digunakan dan juga pemodelan entitas di dalam database tersebut. Penelitian ini difokuskan untuk memberikan pembaharuan dan perbaikan WinVMJ, termasuk library yang mendukung framework tersebut. Kekurangan-kekurangan tersebut dicari dengan melakukan percobaan atau testing pada produk yang memiliki fitur-fitur yang berpotensi memiliki kekurangan, dan jika memang ditemukan, kekurangan tersebut dicatat dan diperbaiki. Penelitian ini pada akhirnya berhasil menghasilkan versi baru WinVMJ yang sudah memiliki banyak fitur yang diperbaiki atau diperbaharui. WinVMJ versi terbaru yang dihasilkan penelitian ini dievaluasi dengan melakukan penambahan modul fitur yang berupa sebuah varian dari fitur yang sudah ada, membangun produk baru, membandingkan jumlah berkas dan baris kode yang perlu diubah untuk menambah modul fitur maupun produk dengan framework Spring Boot, dan membandingkannya dengan versi WinVMJ yang lama. Penelitian ini dan juga hasilnya diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada bidang pengembangan perangkat lunak, terutama SPLE.

Software Product Line Engineering (SPLE) is a software engineering approach to build several softwares that can be categorized within the same group or family based on their commonalities and variabilities. One framework that allows for SPLE engineering is WinVMJ which is built upon the Variability Modules for Java (VMJ) architectural pattern. WinVMJ itself is able to be used for SPLE based development, however there are still several issues that can be fixed or refactored to make WinVMJ a more stable framework. Some of these issues include a request-response system that isn’t complete, updating the type of database used and also the modelling of entities inside the database itself. Thus, this research is dedicated to fixing and improving WinVMJ, including the supporting libraries. The issues themselves are found by doing tests on products with features that can potentially be repaired, and if the features indeed do have issues, these issues are immediately written down and worked upon. This research is able to create a new version of WinVMJ that also has less issues than the previous one. This latest version of WinVMJ is evaluated by adding a new feature module based on an existing one, building and generating a new product, comparing itself to the Spring Boot framework in terms of number of files and lines of code changed when implementing a new feature module or product, and comparing the latest version of WinVMJ against the previous one. This research and its’ results can hopefully give a meaningful contribution towards the field of software development, especially SPLE."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Naufal Pioscha
"Software Product Line Engineering (SPLE) adalah sebuah paradigma untuk membuat aplikasi menggunakan platform dan memiliki keleluasaan dalam melakukan kustomisasi. Saat ini, lab RSE (Reliable Software Engineering) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia sudah membuat perangkat untuk pembuatan aplikasi web dengan menggunakan konsep SPLE bernama SPLELive. Pada SPLELive, sudah terdapat generator tampilan (frontend generator) yang akan melakukan automasi pembuatan tampilan aplikasi web dengan kustomisasi yang dipilih. Tampilan yang dihasilkan dari frontend generator SPLELive akan dimodelkan menggunakan Interaction Flow Modeling Language (IFML) untuk memudahkan automasi pembuatan tampilan. Penelitian ini menambahkan konsep Redux pada frontend generator SPLELive yang menghasilkan kode tampilan dengan framework React. Kode tampilan tersebut dihasilkan dengan menggunakan model IFML sebagai input dari frontend generator. Pada frontend generator, model IFML akan dirubah menjadi kode React dengan aturan transformasi yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Saat proses perubahan tersebut, akan ditambahkan konsep Redux pada aturan transformasi sehingga akan menghasilkan kode React dengan konsep Redux. Untuk menguji hasil kode tampilan, penelitian ini akan membandingkan kode React yang sudah ditambahkan Redux dan yang tidak menggunakan Redux. Berdasarkan perbandingan kedua hasil kode tampilan, penelitian ini sudah berhasil membuat kode tampilan yang memiliki pengaturan state (state management) pada komponen dan pemeliharaan kode (maintainability code) yang lebih baik.

Software Product Line Engineering (SPLE) is a paradigm for making software using platforms and having flexibility in customization. RSE (Reliable Software Engineering) Lab Faculty of Computer Science Universitas Indonesia already creates tools for automatically making web applications with customization. In SPLELive tools, there is a frontend generator that automatically makes user interface with customization that was chosen before. The user interface produced by frontend generator SPLELive will be modeled by Interaction Flow Modeling Language (IFML) to make it easier to build. This research will develop frontend generator tools SPLELive, which provides code with framework React by adding Redux. That code is generated from the frontend generator that uses IFML as an input. In the frontend generator, IFML Model will transform to React code with transformation rule that already made by previous research. During the transformation process, the transformation rule will add the Redux concept to make React code with the Redux concept. To test the generated user interface’s code, the code that uses React with Redux and without Redux will be compared. Based on the comparison between the two results, this research successfully makes the user interface that has better state management and maintainability code."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tolhas Parulian Jonathan
"Software Product Line Engineering (SPLE) merupakan suatu paradigma untuk menghasilkan berbagai perangkat lunak dengan variasi fitur yang berbeda-beda. Produk perangkat lunak yang dihasilkan dengan paradigma SPLE membutuhkan autentikasi dan otorisasi agar pengguna dapat dikenali dan dibatasi aksesnya untuk setiap fitur. Penelitian sebelumnya telah mengembangkan autentikasi pada perangkat lunak bagian front-end menggunakan diagram Interaction Flow Modeling Language (IFML) dan IFML UI Generator Plugin, namun belum terdapat fungsionalitas untuk mengelola data pengguna dan membatasi akses pengguna yang terhubung dari front-end ke back-end. Berdasarkan kebutuhan tersebut, penelitian ini akan mengembangkan lima halaman autentikasi dan otorisasi, halaman autentikasi terdiri dari halaman login, register, dan lupa password, halaman otorisasi terdiri dari manajemen pengguna dan manajemen role. Penelitian ini memodifikasi halaman login dari pengembangan sebelumnya, dan menambahkan halaman register, forgot password, manajemen pengguna, dan manajemen role. Penelitian ini akan memodifikasi diagram IFML dan UI Generator agar dapat menyediakan halaman autentikasi untuk mengidentifikasi pengguna dan halaman otorisasi untuk membatasi akses pengguna berdasarkan role. Selain itu, pengembangan autentikasi dan otorisasi juga dilakukan di bagian back-end pada library Auth Variability Modules for Java (VMJ) yang akan digunakan pada framework WinVMJ, untuk membuat bagian back-end berdasarkan paradigma SPLE. Pengembangan bagian back-end pada penelitian sebelumnya telah menyediakan penyimpanan data pengguna dan role, namun dibutuhkan modifikasi untuk memenuhi kebutuhan login, manajemen pengguna, manajemen role, serta pembatasan akses pengguna. Modifikasi dilakukan pada library Auth VMJ agar dapat memberikan fungsionalitas menambah, membaca, mengubah, dan menghapus data pengguna serta role pada suatu perangkat lunak. Produk yang dihasilkan akan dievaluasi melalui perbandingan dengan pengembangan sebelumnya serta dilakukan pengujian pembatasan akses fitur-fitur produk. Secara umum, penelitian ini berhasil menyediakan autentikasi dan otorisasi pada bagian front-end dan back-end perangkat lunak yang dikembangkan dengan paradigma SPLE.

Software Product Line Engineering (SPLE) is a paradigm that can be used to produce various software with feature variations. Software developed based on SPLE paradigm requires authentication and authorization to identify and restrict users to access each feature. Previous research has developed authentication in the front-end side using Interaction Flow Modeling Language (IFML) diagram and IFML UI Generator Plugin, but there are issues with managing user data and restricting user access. Based on these issues, this research will develop five authentication and authorization pages, authentication pages consist of login page, register, and forgot password, authorization pages consist of user management and role management. This research modifies login page from previous research, and add register page, forgot password, user management, and role management. This research will modify IFML diagram and UI Generator to implement authentication pages to identify user and authorization pages to restrict user based on role. On the other side, authentication and authorization development is also carried out on the back-end side using Variability Modules for Java (VMJ) Auth Library. VMJ Auth Library will be used in WinVMJ framework, to create back-end based on SPLE paradigm. Previous research on back-end authentication has provided user and role databases, but modifications are still needed to support login, manage user data, manage role data, and restrict user access. Modifications are made to the VMJ Auth Library, to provide functionality for adding, reading, changing, and deleting user and role data. The resulting product will be evaluated through comparison with the previous development and testing of access restrictions on product features. In general, this research successfully implements authentication and authorization on front-end and back-end that developed based on SPLE paradigm."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudio Yosafat
"Kebutuhan masyarakat terhadap sebuah produk berbasis website sangat bervariasi. Soft- ware Product Line Engineering merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memenuhi variasi kebutuhan tersebut. SPLE akan melihat persamaan dan variasi dari ke- butuhan pengguna untuk menghasilkan berbagai macam software yang sesuai dengan ke- butuhan pengguna. Software yang sudah dibangun akan melalui tahapan deployment agar dapat diakses secara luas. Terdapat sebuah penelitian yang membantu proses deploy- ment produk SPLE. Namun, produk-produk yang dibangun menggunakan hasil peneli- tian tersebut belum dijalankan di dalam sebuah isolated environment. Hal tersebut dapat menghasilkan beberapa masalah ketika sedang dilakukan maintenance atau konfigurasi pada salah satu produk sehingga dapat mempengaruhi produk lainnya. Penelitian ini akan melakukan eksperimen terhadap deployment produk SPLELive yang dibangun menggu- nakan metode SPLE untuk melalui proses deployment menggunakan Docker. Docker De- ployment pada penelitian ini akan melalui tiga buah proses dan setiap proses dijalankan pada server yang berbeda. Server 1 digunakan untuk proses membangun Docker Im- age produk SPLELive, Server 2 digunakan untuk proses penyimpanan Docker Image menggunakan Docker Registry, dan Server 3 digunakan untuk proses menjalankan pro- duk SPLELive di dalam sebuah Docker Container. Pembangunan Docker Image pada Server 1 akan menggunakan metode Multi-Stage Build untuk mengoptimalkan ukuran Docker Image produk SPLELive. Melalui proses Docker Deployment, produk SPLELive yang dibangun akan berjalan dalam sebuah isolated environment dan dapat meningkatkan portability dari produk SPLELive. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa Docker Deployment dapat diterapkan pada SPLE.

People’s needs for a website-based product vary widely. Software Product Line Engineer- ing is a solution that can be used to meet these variations in requirements. SPLE will look at the similarities and differences of user needs to produce various kinds of software ac- cording to user needs. Software that has been built will go through the deployment stage so that it can be widely accessed. There is a study that helps the SPLE product deploy- ment process. However, the results of this research have not yet been run in an isolated environment. This can result in several problems when it is being carried out maintenance or configuration of one product to affect other products. This research will conduct ex- periments on the deployment of SPLELive products built using the SPLE method to go through the deployment process using Docker. Docker Deployment in this study will go through three processes, and each process is run on a different server. Server 1 is used for building Docker Image SPLELive products, Server 2 is used for the Docker Image storage process using the Docker Registry, and Server 3 is used for the process of running SPLELive products in a Docker Container. Docker Image development on Server 1 will use the Multi-Stage Build method to optimize the Docker Image size for SPLELive prod- ucts. Through the Docker Deployment process, the SPLELive products that are built will run in an isolated environment and can increase the portability of the SPLELive products. This research is expected to prove that Docker Deployment can be applied to SPLE."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priambudi Lintang Bagaskara
"Keberagaman organisasi sosial Indonesia dan perkembangan teknologi internet membuat kebutuhan untuk membuat aplikasi yang dapat memenuhi semua kebutuhan organisasi or- ganisasi tersebut secara cepat. Karena kebutuhan masing masing organisasi yang berbeda tersebut, dibutuhkan metode pembuatan perangkat lunak yang dapat mengatasi kesamaan commonality dan perbedaan variability dengan cepat dan efisien. Software Product Line Engineering (SPLE) dapat menyelesaikan permasalahan ini. SPLE mengelompokkan ke- samaan commonality dan perbedaan variability fitur. Abstract Behavioral Specification (ABS) adalah bahasa pemodelan yang dikembangkan berdasarkan pendekatan SPLE de- ngan paradigma delta-oriented programming. Dengan menggunakan ABS, penelitian se- belumnya telah berhasil membuat aplikasi backend (ABS-Microservices Framework) de- ngan berbasis Java. Akan tetapi Java mengkonsumsi sumber daya komputasi yang cukup besar, sehingga diperlukan perubahan atau alternatif lain yang dapat mereduksi kebutuhan sumber daya komputasi. Penelitian ini berhasil mereduksi sumber daya komputasi yang diperlukan dengan melakukan porting ABS-Microservices Framework dari basis Java ke basis Erlang OTP. Selain itu, penelitian ini menjelaskan penyesuaian apa saja yang perlu dilakukan untuk melakukan porting kode dari bahasa Java ke Erlang. Hasil dari peneli- tian ini merupakan aplikasi ABS-Microservices Framework berbasis Erlang OTP yang serupa dengan aplikasi berbasis Java, tetapi menggunakan sumber daya memori yang lebih sedikit.

The diversity of Indonesian social organizations and the development of internet tech- nology are making necessities to create applications that can meet all organizational needs of the organizations quickly. Because the needs of each of these different organizations, software manufacturing methods are needed which can deal with com- monalities and variabilities quickly and efficiently. Software Product Engineering can solve this problem. SPLE groups commonalities and variabilities in features. ABS is a modeling language developed based on the SPLE approach with the delta-oriented programming paradigm. By using ABS, previous studies have succeeded in making Java-based backend application (ABS-Microservices Framework). But Java consumes considerable computing resources, so changes or alternatives are needed to reduce the need for computing resources. This research succeeded in reducing the computational resources needed by porting the ABS-Microservices Framework from the Java-based to the Erlang-OTP-based. In addition, this study explains what adjustments need to be made to port code from the Java language to Erlang. The result of this study is a similar Erlang-OTP-based ABS-Microservices Framework to the Java-based application, but use less memory resource"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Rhizadi
"The approach of software product line engineering produces multiple application variant based on their commonality and variability. We need to collect information regarding the application variants for them to have an automatically produced compatible database to conduct their business processes. In this research, we try to define adaptive database which tries to bypass the process of information collecting. Adaptive database itself is defined through combining the definition of adaptive in software product line and previous approaches which generates a compatible relational database schema for each generated application variant from software product line. To implement adaptive database in software product line, MongoDB is used. Using MongoDB, an application variant is expected to be able to directly use MongoDB database without any previous information collecting and automated generation of any properties which make a database compatible. In this research, we have implemented MongoDB for software product line using Model-View-Controller (MVC) framework with the basis of Abstract Behavioral Specification (ABS). However, we found several factors which hinder the process of having an adaptive database in the ABS MVC Framework for software product line

Software product line (SPL) memodelkan aplikasi dalam sebuah domain bisnis berdasarkan commonality dan variability. Berdasarkan permodelan ini, proses engineering sebuah varian aplikasi dapat diotomasi. Dalam proses engineering, proses pembuatan database dari sebuah aplikasi juga diperlukan otomasi. Salah solusi dari hal ini, adalah penggunaan adaptive database. Pada adaptive database, penyesuaian kebutuhan terkait data dari aplikasi menjadi lebih fleksibel karena dilakukan saat runtime. Teknologi yang digunakan untuk mengimplementasikan adaptive database pada SPL adalah MongoDB. Dalam implementasinya, kami menggunakan MongoDB pada sebuah Model-View-Controller (MVC) framework dengan basis Abstract Behavioral Specification (ABS) untuk memodelkan SPL. Dalam prosesnya, ada beberapa temuan yang menghambat adaptive database untuk dapat digunakan pada ABS MVC Framework.
"
Depok: Fakultas Komputer Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Afifah
"Perusahaan manufaktur memiliki persamaan umum dalam mengelola SCM, tetapi
masing-masing perusahaan memiliki karakteristik berbeda (variabilitas) dalam proses
bisnisnya. Untuk melayani kebutuhan IT perusahaan pada domain yang sama tetapi
memiliki karakteristik yang berbeda, saat ini pengembang perangkat lunak harus membuat
penyesuaian dengan standar yang ada atau memulai proses pengembangan perangkat
lunak baru sehingga cenderung membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. SPLE
(Software Product Line Engineering) adalah suatu paradigma pengembangan perangkat
lunak yang menawarkan solusi lebih efektif untuk perangkat lunak yang memiliki unsur
kesamaan (commonality) dan varian (variability) tersebut. SPLE dalam hal ini mampu
menghasilkan artefak yang dapat digunakan kembali untuk menghasilkan banyak varian
produk perangkat lunak. Namun, hingga saat ini belum ditemukan standar baku yang
dapat digunakan ketika akan mengimplementasi pengembangan perangkat lunak dengan
pendekatan SPLE. Salah satu standar yang dibutuhkan tersebut adalah bagaimana proses
dokumentasi secara eksplisit dan analisis kebutuhan fitur yang akan dikembangkan
secara software product lines pada Domain Requirement Engineering SPLE. Karya ini
menyusun penerapan Requirement Engineering dengan cara SPLE, termasuk pemodelan
variabilitas SPLE menggunakan Orthogonal Variability Modeling (OVM) dan
menghubungkannya dengan model use case yang dimodifikasi. Hasil dari pekerjaan ini
berupa usulan langkah-langkah penerapan SPLE untuk implementasi pembuatan sistem
dengan pendekatan SPLE yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan proses Internal
Supply Chain Management.

Manufacturing companies have a common pattern in managing supply chain, but each
company has different characteristics (variability) in its business process. To serve the
needs of companies in the same domain but have different characteristics, currently
software developers have to make customizations to existing standard software or
initiate a new software development process which tends to require a lot of time and
excessive cost. On the other hand, Software Product Line Engineering (SPLE) is a
software development paradigm which proposes more effective solution for this matters.
In this case, SPLE is able to produce a reusable artefacts that can be used to derive
many variants of software products. However, recent studies shows that there is no
existing standard available when it comes to how to implement this approach. One of that
required standard includes how to analyse and create explicit documentation of its system
needs which falls under Domain Requirement Engineering within SPLE framework. This
work compiles the variability model of SPLE, models the variability using Orthogonal
Variability Modeling (OVM) and linked it to modified use case model. The result of this
work is a concrete guidance to implement the software product line engineering approach
to serve manufacture especially for its internal Supply Chain Management processes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>