Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumadi
"Penelitian ini membahas tipe kalimat inversi dalam bahasa Jawa ngoko, yang masih terfokus pada kalimat tunggal. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini ialah teori tata bahasa fungsional (functional grammar), khususnya yang berkaitan dengan fungsi sintaktis. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif. Dalam penyediaan data digunakan metode simak yang diterapkan dengan teknik sadap dan teknik catat. Dalam analisis data digunakan metode distribusional yang diterapkan dengan teknik bagi unsur langsung dan teknik permutasi. Dalam penyajian hasil analisis data digunakan metode formal. Berdasarkan kemungkinan perubahan pola urutan P-S, kalimat inversi dalam bahasa Jawa dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe kalimat inversi opsional dan tipe kalimat inversi wajib. Berdasarkan kemungkinan pemunculan konstruksi relatif, ada satu tipe kalimat inversi yang memunculkan konstruksi relatif dengan kata kang/sing yang sebagai penanda relatif."
Yogyakarta: Balai Bahasa Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta, 2010
407 WID 38:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990
499.221 2 TIP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
499.222 5 TAT (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
415 TIP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984
499.222 SIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Endah Astuti
"Penelitian ini membahas tentang makna dan maksud yang terkandung dalam panyandra bahasa Jawa. Panyandra adalah salah satu ungkapan dalam bahasa Jawa yang digunakan untuk menggambarkan suatu hal atau suatu keadaan dengan jalan membandingkannya. Dua hal yang dibandingkan berupa referen pebanding dan referen pembanding. Permasalahan yang menjadi dasar penelitian ini adalah referen pembanding apa saja yang digunakan sebagai perbandingan dalam panyandra, lalu persamaan komponen apa saja sehingga kedua referen tersebut dibandingkan dan maksud apa yang terkandung dalam ungkapan panyandra. Data Panyandra yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari buku-buku Paramasastra Bahasa Jawa, yaitu Ngengrengan Kasusastran Jawi, Ringkes Mentes, Titi Basa, Sapala Basa Jawa, dan Memetri Basa Jawa II. Penelitian ini menggunakan teori referensial, yaitu segi tiga Odgen Richards, kemudian teori analisis komponen makna menurut Widdowson dan teori Ilokusi menurut Searle. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa panyandra digunakan oleh orang Jawa sebagai sarana untuk menggambarkan suatu hal atau keadaan dengan cara membandingkannya dengan benda-benda alam yang ada di lingkungan mereka. Panyandra digunakan untuk maksud memuji, menyatakan kemarahan dan mengecam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dirgo Sabariyanto
Rawamangun, Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasiona, 2004
499.222 DIR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Betsy Dewanti
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1991
499.222 TAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Preposisi adalah jenis kata yang berfungsi sebagai penghubung atau perangkai yang merangkaikan seluruh struktur sumbu dengan struktur gramatikal lain yang merupakan bagiannya. Preposisi diikuti oleh nomina dan menghubungkannya dengan kata lain dalam ikatan eksosentris berupa frase preposisional. Begitu pun dengan Bahasa Jawa Kuno, preposisi diikuti oleh nomina. Preposisi memiliki makna gramatikal yaitu hanya mempunyai makna dan fungsi jika berada di dalam struktur kalimat. Dalam kalimat, preposisi selalu hadir bersama-sama sumbunya membentuk frase preposisional sehingga dalam Bahasa Jawa Kuno preposisi tidak pernah berada pada akhir kalimat. Secara sintaktis, frase preposisional dapat mengisi fungsi obyek dan fungsi pelengkap dalam tataran klausa. Secara semantis, preposisi dalam Bahasa Jawa Kuno berfungsi menandai peran-peran tertentu sebagai hasil hubungan antara argumen pengisi sumbu dan predikator dalam suatu proposisi. Peran-peran yang dapat ditandai oleh preposisi Bahasa Jawa Kuno adalah: pelaku, lokatif dinamis, lokatif statis, tujuan, temporal, sebab, alat, sumber, asal, perihal, dan situasi. Tujuan dari penulisan ini adalah ingin mengidentifikasi preposisi dalam Bahasa Jawa Kuno. Dan situ diharapkan dapat menjadi sumbangan besar bagi para pembaca dan peneliti-peneliti selanjutnya dalam memahami Bahasa Jawa Kuno."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>