Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63886 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suwardi
"Sumber daya perpustakaan terus berubah. Menurut Saw and Todd perubahan tersebut di dorong oleh teknologi, perilaku pemustaka, profil angkatan kerja dan angkatan kerja antar generasi. Perubahan harus dapat diadaptasi oleh pustakawan dengan baik. Tujuanya agar pemustaka tetap mengandalkan perpustakaan sebagai sumber informasi/pengetahuan baginya. Teknologi informasi dan komputer menjadi salah satu faktor perubah yang sangat dominan. Akuisisi, penyimpanan, akses, desiminasi, sampai konservasi informasi/pengetahuan dilakukan dengan TIK. Dengan alat bantu berupa ontologi dan manajemen pengetahuan pustakawan akan lebih mudah dalam memahami seluk beluk institutional repository dan melibatkan diri pada pengembangannya. Komponen ontologi dapat menunjukkan hubungan antara unit-unit yang ada pada suatu perguruan tinggi dengan pengetahuan beserta berbagai aliran pengetahuan yang terjadi. Data menunjukkan bahwa institutional repository di Indonesia belum dikelola dengan baik. Dari 2.647 perguruan tinggi (PTN dan PTS) baru 42 (1,59%) yang masuk dalam daftar Ranking Web of Repositories. Terdapat berbagai kendala yang menghadang pustakawan untuk terlibat dalam pengembangan institutional repository. Beberapa diantaranya “sindrom autis” dan lemah dalam penguasaan TIK. Tetapi dengan pendekatan SECI model partisipasi pustakawan pada pengembangan institutional repository akan dapat terwujud."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2014
020 VIS 16:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Firmansyah
"Di era informasi saat ini, perpustakaan sebagai lembaga yang berperan dalam mencerdaskan bangsa dituntut untuk senantiasa mengembangkan fungsi nya sebagai pusat informasi bagi masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari peran pustakawan sebagai pelaksana kegiatan perpustakaan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya. Disamping harus meningkatkan kemampuan di bidang pengelolaan informasi pustakawan juga dituntut untuk berpartisipasi dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Diantara bentuk partisipasi pustakawan adalah kompetensi dan kemauan yang keras untuk senantiasa melayani serta memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap penggunanya."
Bogor: Perpustakaan IPB, 2014
020 JPI 13:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Wibawa
"Perpustakaan dalam perkembangannya menjadi sebuah institusi yang tidak hanya melayankan pustaka tetapi lebih kepada melayankan informasi dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat pemustakanya. Berbagai permasalahan hidup dapat terselesaikan di perpustakaan, menjadi harapan bagi pemustaka sehingga institusi perpustakaan benar-benar menjadi primadona yang diminati masyarakat. Seiring dengan itu profesi pustakawan pun turut sejalan dengan organisasi induknya dan lebih dihargai sebagai organisasi yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemberdayaan dan peningkatan citra pustakawan harus dimulai dengan peningkatan self-esteem dan self-respect terhadap profesinya. Menemukan berbagai permasalahan dalam organisasi dan masyarakat, internal dan eksternal, kegiatan inovatif dilakukan dalam rangka profesionalitas pustakawan di dalam masyarakat, diantaranya dengan diversifikasi kegiatan pustakawan melalui Institusi dan IPI serta beberapa kegiatan tidak biasa tetapi berdampak positif. Kegiatan ini diharapkan menemukan solusi dalam mengeksistensikan profesi pustakawan"
Jakarta: Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, 2017
021 MPMKAP 24:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini membahas mengenai sertifikasi uji kompetensi sebagai upaya peningkatan profesionalitas pustakawan. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah kajian literatur. Bahan yang telah diperoleh melalui kajian literatur ini dikumpulkan, ditelaah kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan ditemukan hasil bahwa sertifikasi uji kompetensi bagi pustakawan merupakan rangkaian yang sangat penting untuk menunjang profesionalitas pustakawan. Ada Beberapa alasan yang mendasar tentang perlunya sertifikasi pustakawan, yaitu: (a) membuat pustakawan lebih diakui oleh masyarakat, (b) memotivasi diri pustakawan untuk maju, (c) membuat pemerintah lebih memperhatikan profesi pustakawan, (d) memberikan rasa keadilan bagi pustakawan, serta (e) dapat digunakan sebagai standar minimal kemampuan pustakawan. Program sertifikasi kompetensi pustakawan mempunyai tujuan di antaranya: (1) meningkatkan layanan perpustakaan, (2) memotivasi pustakawan untuk selalu meningkatkan keterampilannya, (3) meningkatkan citra pustakawan dan perpustakaan dalam masyarakat (4) panduan bagi perpustakaan atau pimpinan perpustakaan untuk seleksi pegawai dan mempertahankan pegawai yang ada, (5) mengetahui kemampuan pustakawan mana yang harus ditingkatkan ketrampilannya atau pustakawan yang harus ditingkatkan pengetahuannya, (6) meningkatkan program pendidikan perpustakaan bagi pustakawan. Di sisi lain sertifikasi ini penting dalam rangka menghadapi persaingan global. Dengan sertifikat kompetensi, seseorang pustakawan akan mendapatkan bukti pengakuan tertulis atas kompetensi kerja yang dikuasainya, serta diharapkan bisa meningkatkan profesionalitas dan eksistensinya."
JUPITER 14:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andayani Wisnuwardani
"Skripsi ini membahas tentang gambaran pustakawan dalam komik 600 Pages Mystery, khususnya stereotip pustakawan. Tujuan penelitian ini adalah memberi gambaran pustakawan dalam komik dari segi kebiasaan unik tokoh utama, penampilan tokoh utama, dan percakapan dialog tokoh. Selain itu, memberikan gambaran baru mengenai masalah stereotip pustakawan yang berhubungan dengan citra pustakawan selama ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi. Metode analisis isi ini digunakan untuk mengungkapkan isi cerita mengenai gambaran pustakawan dengan unit konteks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran pustakawan terhadap tokoh komik 600 Pages Mystery ini termasuk dalam kategori The Hero Librarian dimana stereotip pustakawan yang positif dan dapat meningkatkan citra pustakawan selama ini.

This undergraduate thesis discusses about depiction of librarian in 600 Pages Mystery comic, especially the librarian stereotypical. This study is aimed depiction of librarians in terms of unique habit, appearance figure, and dialogue conversation figures. Furthermore, it provides a new depiction of the problems related to librarian stereotype the image of librarians all this time. This research used a qualitative study with content analysis method. Content analysis method was used to reveal the contents of a story about the portrayal librarian with the context unit. The result of this study show that depiction of librarian in 600 Pages Mystery comic the figure is included in the category of The Hero Librarian where the librarian stereotype positively and can improve the image of librarians all this time."
2016
S62448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrani Nur Azizah
"Penyandang disabilitas merupakan individu yang memiliki keterbatasan fisik atau intelektual untuk melakukan sesuatu yang diinginkan, terutama dalam mencari informasi dan menambah pengetahuan di perpustakaan. Sebagai pusat informasi, perpustakaan perguruan tinggi juga harus menyediakan fasilitas dan layanan bagi penyandang disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pustakawan Universitas Indonesia terhadap fasilitas dan layanan dengan kondisi yang dialami oleh penyandang disabilitas tunanetra. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara dengan sepuluh informan, yaitu kepala perpustakaan, pustakawan, fungsional di unit layanan disabilitas, dan penyandang disabilitas tunanetra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 konsep yang diteliti dapat diketahui perpustakaan di Universitas Indonesia belum memberikan layanan dengan optimal dan belum tersedia fasilitas utama untuk mahasiswa disabilitas tunanetra. Belum adanya kerja sama antara perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, unit layanan disabilitas, dan mahasiswa penyandang disabilitas sehingga berpengaruh pada pengetahuan kepala perpustakaan dan pustakawan di Universitas Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu kurangnya aksesibilitas dan kebijakan perpustakaan di Universitas Indonesia bagi penyandang disabilitas tunanetra serta belum terjalin kerja sama dengan unit penyedia layanan disabilitas berdampak pada profesionalisme pustakawan.

Persons with disabilities have physical or intellectual limitations to doing something they want, especially in finding information and increasing knowledge in the library. As an information center, the academic library must also provide facilities and services for persons with disabilities. This study aims to analyze the perceptions of librarians at Universitas Indonesia regarding facilities and services by the conditions experienced by people with visual impairments. This study used a qualitative approach through interviews with ten people: head librarians, librarians, functional persons in the disability service unit, and persons with visual impairments. The study results show that of the 12 concepts studied, it can be seen that the library at the University of Indonesia has not provided optimal services and that there are no main facilities for people with visual impairments. There is no collaboration between university libraries, faculty libraries, disability service units, and students with disabilities, which affects the knowledge of the head of the library and librarians at Universitas Indonesia. The conclusion of this study is that the lack of accessibility and library policies at Universitas Indonesia for people with visual impairments and the lack of collaboration with disability service providers have impacted the librarians’ professionalism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Dunia kepustakawanan telah mengalami berbagai evolusi yang tak terduga. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), terutama teknologi internet generasi kedua (web 2.0) memaksa pustakawan untuk mulai beralih paradigma dan melakukan reposisi terhadap perannya selama ini. Kemudahan teknologi web 2.0 yang bersifat partisipatif dan multi arah memberi banyak kemungkinan baru bagi para pustakawan untuk lebih menunjukkan eksistensinya di masyarakat. Kini, dengan mengadopsi web 2.0, library 2.0 menjadi sarana berbagi pengetahuan dan informasi yang jauh lebih mudah dan lebih cepat dari yang dulu bisa diperkirakan. Di tengah berbagai isu miring yangacap kali masih menghinggapi profesi pustakawan, library 2.0 membuka kesempatan bagi kita semua untuk lebih banyak berbagi dan turut mengambil peran dalam pembangunan kemampuan literasi anak bangsa."
020 VIS 12:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
[Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia, ], 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Khaerun Nisa
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai kewajiban pustakawan di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar terhadap profesinya yang diwujudkan dalam riset, reformasi dan hormat terhadap profesi. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis kewajiban pustakawan di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar terhadap profesinya. Adapun pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara mendalam, dan analisis dokumen terkait kewajiban pustakawan di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar terhadap profesinya. Hasil temuan pada penelitian ini adalah kewajiban pustakawan di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar terhadap profesinya diwujudkan dalam riset, reformasi dan hormat terhadap profesi. Kegiatan riset di UIN Alauddin Makassar tidak terlihat signifikan. Reformasi di lingkungan pustakawan UIN Alauddin Makassar mencakup berbagai usulan seperti peningkatan mutu layanan perpustakaan, koleksi, dan minat pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan. Marwah profesi sebagai hal penting yang harus dijaga, diwujudkan oleh pustakawan di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar melalui kepatuhan mereka terhadap kode etik pustakawan yang dijadikan acuan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari.

ABSTRACT
This thesis discusses about the librarian 39 s obligations at UIN Alauddin Makassar Library to the profession which is realized in research, reformation and respect for the profession. The purpose of this research is to identify and analyze the obligations of librarians at UIN Alauddin Makassar Library to the profession. The approach used in this research is a qualitative approach with case study research. The data was collected by direct observation, in depth interview, and document analysis related to librarian 39 s obligations at UIN Alauddin Makassar Library to the profession. The results of this research are the obligations of librarians at UIN Alauddin Makassar Library to the profession embodied in research, reform and respect for the profession. Research activities at UIN Alauddin Makassar do not look significant. Reforms within UIN Alauddin Makassar librarians include various proposals such as improving the quality of libraries, collections and interests of the librarian to visit the library. Respect for the profession as the important thing to be maintained, manifested by librarians at UIN Alauddin Makassar Library through their compliance with the code of ethics librarians used as a reference in carrying out daily work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlina Inderasari
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara perhatian terhadap keluarga (family care) dan iklim organisasi dengan sikap-karir (career attitudes) pustakawan wanita di Perpustakaan Nasional R.I. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang ditaksanakan terhadap para pustakawan wanita yang pada saat penelitian berlangsung mempunyal suami dan anak yang menjadi tanggung jawabnya. Populasi sebanyak 81 orang pustakawan wanita. Angket disebarkan kepada hampir selun,h populasi, dan yang kembali 71 eksemplar. PenelWan lni menggunakan metode kuantitatif.
Hasil-hasil penelitian adalah:
1) Tidak ada hubungan antara perhatian kepada keluarga (family care) dengan sikapkarir (career attitudes). Tidak selalu sikap-karir pustakawan wanita menjadi makin lemah dengan makin kuatnya perhatian kepada keluarga.
a) Ada korelasi yang rendah tapi signifikan antara perhatian kepada keluarga (family care) dengan aspirasi.
b) Ada korelasi yang rendah tapi signifikan antara dimensi perhatian kepada suami (peran sebagai istri) dengan aspirasi.
c) Ada hubungan yang rendah tapi signifikan antara dimensi perhatian kepada anak (peran sebagai Ibu) dengan sikap-karir (career attitudes).
d) Ada korelasi yang rendah tapi signifikan antara dimensi perhatian kepada anak (peran sebagai ibu) dengan aspirasi.
2) Terdapat hubungan yang cukup berarti antara iklim organisasi dengan sikap-karir (career attitudes).
a) Ada korelasi yang cukup berarti antara struktur organisasi dengan aspirasi.
b) Ada korelasi yang rendah tapi signifikan antara imbalan dan sanksi dengan sikap-karir (career attitudes).
c) Ada korelasi yang rendah taps signifikan antara kehangatan dan dukungan dengan sikap-karir (career attitudes).
d) Ada korelasi yang rendah tapi signiflkan antara kehangatan dan dukungan dengan komitmen.
e) Ada hubungan yang cukup berarti antara rasa memiliki dengan sikap-karir (career attitudes).
f) Ada hubungan yang cukup berarti antara rasa memiliki dengan aspirasi.
g) Ada hubungan yang rendah tapi signifikan antara rasa memiliki dengan ambisi.
3) Tidak ada hubungan berganda antara variabet-variabel perhatian kepada keluarga dan iklim organisasi dengan sikap-karir.

The Aim of the research is to know the correlation between family care as well as organization climate and career attitudes of female librarians at National Library of Indonesia. This survey research involved 81 married female librarians who had husband and children to care for. Questioners were spreaded over almost to all those population and 71 exemplars returned. Quantitative method was employed in this research.
The results of this research are as follow:
1) No correlation between family care and career attitudes was found. The getting stronger family care was not always decrease the career attitudes of those female librarians.
a) A low but significant correlation between family care and aspiration was found here.
b) There is a low but significant correlation between husband care dimension (role of a wife) and aspiration.
c) There is also a low but significant correlation between children care dimension (role of a mother) and career attitudes.
d) There is a low but, again, significant correlation between children care dimension (role of a mother) and aspiration.
2) It was found that there's a sinificant correlation between the organization climate and career attitudes.
a) There is a significant correlation between the organization structure dimension and aspiration.
b) A low but significant correlation between reward as well as punishment dimension and career attitudes was found.
c) It was also found that there's a low but significant correlation between encourangement and career attitudes.
d) There is a low but significant correlation between encouragement and commitment.
e) There Is a significant correlation between sense of belonging and career attitudes.
f) There is a significant correlation between sense of belonging and aspiration was found as well.
g) There is a low but significant correlation between sense of belonging and ambition.
3) There is no dual correlation between variables of family care as well as organization climate and career attitudes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T14848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>