Ditemukan 9597 dokumen yang sesuai dengan query
Mochammad Mahatma Ridhotullah
"Kampung Gentur adalah perkampungan yang di dalamnya terdapat banyak pesantren tradisional yang masih berpegang teguh dengan sistem pendidikan tradisional. Peranan pesantren masih berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan keberagamaan masyarakat, terlebih pada aspek nilai, norma, tradisi, dan ajaran. Penelitian ini akan mengangkat tradisi yang ada di Masyarakat Kampung Gentur yaitu tradisi-tradisi yang ada di Kampung Gentur dan faktor yang menyebabkan masih bertahannya tradisi tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis-deskriptif. Adapun teori yang digunakan adalah teori Etnosain. Dalam Penelitian ini ditemukan bahwa tradisi Kampung Gentur yaitu tradisi membaca selawat, tradisi manaqiban, tradisi berziarah, dan tradisi haul. Di samping itu, ada sikap apatis atau tidak peduli terhadap politik, juga menjadi ciri kampung ini. Ada pula nilai positif yang masih dipegang teguh masyarakat, yaitu patuh kepada ustaz atau Kiai, zuhud terhadap dunia, dan menghargai semua orang dengan perlakuan yang sama atau egaliter. Tradisi dan nilai-nilai tersebut masih bertahan karena adanya kharisma dari Mama Gentur, Aang Nuh, Kiai, dan ajaran pesantren-pesantren yang ada di kampung tersebut.
Gentur Village is a village in which there are many traditional Islamic boarding schools that still adhere to the traditional education system. The role of Islamic boarding schools still influences all aspects of the religious life of the community, especially on aspects of values, norms, traditions, and teachings. This study will explore the traditions that exist in the Gentur Village Community, namely the traditions that exist in Gentur Village and the factors that cause these traditions to persist. The research method used in this paper is a qualitative method with a descriptive-analytic approach. The theory used is the theory of ethnoscience. In this study, it was found that the traditions of Gentur Village are the tradition of reading selawat, the manaqiban tradition, the pilgrimage tradition, and the haul tradition. In addition, there is apathy or indifference towards politics, which also characterizes this village. There are also positive values that are still firmly held by the community, namely being obedient to the cleric or cleric, zuhud towards the world, and respecting all people with the same or egalitarian treatment. These traditions and values still survive because of the charisma of Mama Gentur, Aang Nuh, the Kiai, and the teachings of the Islamic boarding schools in the village."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mochammad Mahatma Ridhotullah
"Kampung Gentur adalah perkampungan yang di dalamnya terdapat banyak pesantren tradisional yang masih berpegang teguh dengan sistem pendidikan tradisional. Peranan pesantren masih berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan keberagamaan masyarakat, terlebih pada aspek nilai, norma, tradisi, dan ajaran. Penelitian ini akan mengangkat tradisi yang ada di Masyarakat Kampung Gentur yaitu tradisi-tradisi yang ada di Kampung Gentur dan faktor yang menyebabkan masih bertahannya tradisi tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis-deskriptif. Adapun teori yang digunakan adalah teori Etnosain. Dalam Penelitian ini ditemukan bahwa tradisi Kampung Gentur yaitu tradisi membaca selawat, tradisi manaqiban, tradisi berziarah, dan tradisi haul. Di samping itu, ada sikap apatis atau tidak peduli terhadap politik, juga menjadi ciri kampung ini. Ada pula nilai positif yang masih dipegang teguh masyarakat, yaitu patuh kepada ustaz atau Kiai, zuhud terhadap dunia, dan menghargai semua orang dengan perlakuan yang sama atau egaliter. Tradisi dan nilai-nilai tersebut masih bertahan karena adanya kharisma dari Mama Gentur, Aang Nuh, Kiai, dan ajaran pesantren-pesantren yang ada di kampung tersebut.
Gentur Village is a village in which there are many traditional Islamic boarding schools that still adhere to the traditional education system. The role of Islamic boarding schools still influences all aspects of the religious life of the community, especially on aspects of values, norms, traditions, and teachings. This study will explore the traditions that exist in the Gentur Village Community, namely the traditions that exist in Gentur Village and the factors that cause these traditions to persist. The research method used in this paper is a qualitative method with a descriptive-analytic approach. The theory used is the theory of ethnoscience. In this study, it was found that the traditions of Gentur Village are the tradition of reading selawat, the manaqiban tradition, the pilgrimage tradition, and the haul tradition. In addition, there is apathy or indifference towards politics, which also characterizes this village. There are also positive values that are still firmly held by the community, namely being obedient to the cleric or cleric, zuhud towards the world, and respecting all people with the same or egalitarian treatment. These traditions and values still survive because of the charisma of Mama Gentur, Aang Nuh, the Kiai, and the teachings of the Islamic boarding schools in the village."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Raja Salwa Aliya
"Riau adalah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera yang memiliki berbagai macam tradisi dan kebudayaan. Salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Riau adalah upacara adat dalam pernikahan. Upacara adat dalam pernikahan merupakan tradisi yang turun-temurun yang memiliki makna yang khusus. Untuk masyarakat Riau yang memiliki Melayu sebagai suku dominannya, upacara adat dalam tradisi pernikahan masyarakat Melayu Riau ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan asing yaitu kebudayaan Arab. Tulisan ini nanti akan membahas tentang percampuran budaya dalam hal pernikahan Melayu Riau dan budaya Arab. Rumusan masalah adalah bagaimana kesamaan dan seberapa terpengaruhnya pernikahan masyarakat Melayu Riau dengan pernikahan masyarakat Arab dengan tujuan menjelaskan pengaruh kebudayaan Arab terhadap pernikahan masyarakat Melayu Riau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara studi pustaka dengan mengumpulkan sumber-sumber terkait dengan sejarah kedatangan masyarakat Arab ke Tanah Melayu, prosesi pernikahan Melayu Riau, dan pengaruh dari kebudayaan Arab terhadap tradisi pernikahan Melayu Riau.
Riau is a province located on the island of Sumatra which has various traditions and cultures. One of the traditions owned by the people of Riau is a traditional ceremony in marriage. Traditional ceremonies in marriage are hereditary traditions that have special meanings. For the people of Riau who have Malay as their dominant ethnic group, the traditional wedding ceremony of the Malay community in Riau is also influenced by foreign culture, namely Arabic culture. This paper will discuss the mixing of cultures in terms of Malay marriage in Riau and Arabic culture. The formulation of the problem is how similar and how affected are the marriages of the Malay people in Riau with the Arabic marriages to explain the influence of Arabic culture on the marriages of the Malay people in Riau. This qualitative study was done through literature studies by collecting sources related to the history of the arrival of the Arabic community to the Malay Land, the marriage process of Malay people in Riau, and the influence of Arabic culture on the Malay wedding tradition in Riau."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Chairul Anam Bagus Haqqiasmi
"
ABSTRAKSkripsi ini membahas tentang globalisasi dan wacana dalam bahasa Inggris berhubungan dengan dampak yang ditimbulkannya secara kultural di Kampung Inggris, Kota Pare, Kabupaten Kediri. Hubungan antara bahasa dan kebudayaan menjadi fokus utama sorotan analisis tulisan ini. Pembahasan inti dari tulisan ini adalah respon speech community di Kampung Inggris terhadap pembelajaran bahasa Inggris, varian-varian yang muncul dalam proses kontekstualisasi bahasa Inggris, dan proses rekacipta bahasa Inggris sebagai upaya melawan kekuatan hegemonik dari globalisasi untuk menjaga tradisi lokal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Inggris tidak hanya bisa dilihat sebagai pembelajaran alat komunikasi saja, namun pembelajaran bahasa Inggris juga membawa nilai-nilai kultural atau wacana dari kebudayaan English-speaking countries. Respon terhadap flow of culture ini bermacam-macam. Di Kampung Inggris Pare, bahasa Inggris direkacipta dan dikontekstualisasi agar sesuai dengan nilai-nilai tradisi lokal Jawa santri.
ABSTRACTThis thesis discusses globalization and discourses in English related to its impact culturally in Kampung Inggris, Pare, Kediri. The relationship between language and culture became the main focus of this paper analyzes. The core topics of this paper is a response speech community in Kampung Inggris to learning English, variants that arise in the process of contextualization English, and (re)invention English process as the resistance against the hegemonic power of globalization to maintain local traditions. This research is a qualitative with descriptive analysis. The study states that learning English is not only seen as a means of communication only, but learning English also carry cultural values or cultural discourses of English-speaking countries. The response to the flow of culture is diverse. In Kampung Inggris Pare, English remade and contextualized to fit the values of local Javanese santri tradition."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65802
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
JANTRA 7 (1-2) (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"The Siraman Gong Kyai Pradah Tradition is one of the local cultures in Blitar Regency, East Java Province. This Traditiona is still held twice a year by the supporting people in lodoyo, Sutojayan district, Blitar Regency.This is because the public belelves that supporters of this tradition will gain benefir for his or her life...."
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JANTRA 8(1-2) (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JANTRA 8(1-2) (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Upacara hak-hakan sebenarnya merupakan istilah lokal untuk menyebut tradisi yang mereka banggakan yaitu hak-hakan. hak-hakan merupakan tradisi yang langka dan hanya ada satu wilayah di Kabupaten Wonosobo, bahkan di Privinsi Jawa Tengah...."
PATRA 10(1-2) 2009
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Arsyah Aditya Saputra
"Penelitian ini mengkaji tradisi lisan asli Betawi, ngerahul, yang dilakukan masyarakat Betawi Mampang melalui memori kolektif yang mereka miliki. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh dan mengungkapkan upaya yang nyata untuk mengembalikan peranan ingatan masyarakat Betawi Mampang terhadap tradisinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dengan pendekatan deskriptif analitis karena menjelaskan, memberikan ilustrasi, dan simpulan terhadap permasalahan yang telah didapatkan dan diteliti sekaligus cukup adaptif dan peka terhadap pola-pola atau yang diterapkan masyarakat dalam tradisi ini. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah wawancara dengan beberapa narasumber terverifikasi, termasuk budayawan Betawi dan pelaku budaya tersebut. Penelitian ini memperoleh temuan bahwa ngerahul pada era modern di kawasan tersebut dijalankan atas dasar kebutuhan pelakunya dengan modal ingatan masa lalu. Di satu sisi, dengan ngerahul, mereka memperoleh timbal balik dan nilai-nilai yang bermanfaat untuk kehidupan mereka.
This research examines the indigenous oral tradition of Betawi called ngerahul, which is practiced by the Betawi community in Mampang, through their collective memory. The purpose of this study is to obtain and reveal the genuine efforts to restore the role of Betawi Mampang community's memory in relation to their tradition. This research utilizes a qualitative method with an analytical descriptive approach, as it seeks to explain, illustrate, or draw conclusions regarding the identified and researched issues, while also being adaptable and sensitive to the patterns or practices implemented by the community in this tradition. The data collection method employed for this research is interviews with several verified sources, including Betawi cultural experts and practitioners. The study findings indicate that ngerahul, in the modern era of the area, is carried out based on the needs of its participants with the aid of past memories. With ngerahul, they gain reciprocity and values that are beneficial to their lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library