Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158080 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammed Dhiyabiyozca Rizcarr
"Artikel ini membahas pelaksanaan kebijakan Deklarasi Ekonomi. Deklarasi Ekonomi dikemukakan pada 28 Maret 1963 yang diikuti dikeluarkannya empat belas peraturan pelaksana yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah ekonomi.Kebijakan jangka pendek yang tercantum dalam Deklarasi Ekonomi adalah program sandang-pangan. Program sandang-pangan adalah program yang bertujuan meningkatkan produksi sandang-pangan untuk memenuhi kebutuhan primer masyarakat.Penelitian ini dimaksudkan untuk melengkapi penelitian sejarah ekonomi Indonesia pada masa Terpimpin 1959-1965. Topik ini tidak banyak dibahas dan penelitian sebelumnya umumnya berupa deskripsi, dan kendala dari faktor politik. Penelitian ini bertujuan menghadirkan fakta yang dianalisis dengan sudut pandang sejarah bahwa kebijakan tersebut dalam pelaksanaannya mengalami kendala karena faktor ekonomi. Temuan penelitian ini adalah Deklarasi Ekonomi termasuk Program sandang-pangan tidak berjalan dengan baik karena faktor ekonomi seperti faktor modal, ekspor-impor bahan pangan yang menurun, ditangguhkannya bantuan luar negeri, dan kurangnya tenaga terampil. Kendala tersebut menyebabkan Deklarasi Ekonomi dan peraturan 26 Mei mengalamikegagalan yang berdampak pada ekonomi Indonesia yang ditandai dengan bahan pangan langka sehingga terjadi inflasi tinggi pada tahun 1965. Penelitian ini dilakukan dengan metode sejarah yang terdiri dari heusristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitianadalah statistik ekonomi tahun 1963-1967 dari BPS, surat kabar Harian Rakjat dan Merdeka, berbagai buku dan jurnal penelitian.

This article discusses the implementation of the Economic Declaration policy. The Economic Declaration was put forward on March 28, 1963 which was followed by the issuance of fourteen implementing regulations which were expected to solve economic problems. The short-term policy stated in the Economic Declaration is the program sandang-pangan. Program sandang-pangan is a program that aims to increase the production of food and clothing to meet the primary needs of the community. This research is intended to complement the research on the history of the Indonesian economy during the Guided period 1959-1965. This topic is not widely discussed and previous research is generally in the form of descriptions, and constraints of political factors. This study aims to present facts that are analyzed from a historical point of view that the policy in its implementation is experiencing obstacles due to economic factors. The findings of this study are that the Economic Declaration including the Program sandang-pangan did not run well due to economic factors such as capital factors, declining exports and imports of food, deferred foreign aid, and lack of skilled workers. These obstacles caused the Economic Declaration and the May 26 regulations to fail which had an impact on the Indonesian economy which was marked by scarce foodstuffs resulting in high inflation in 1965. This research was conducted using historical methods consisting of heusristics, criticism, interpretation, and historiography. The sources used in this research are economic statistics from 19631967 from BPS, Harian Rakjat and Merdeka newspapers, various books and research journals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Byron W.
New York : John Wiley & Sons, 1982
658.15 JON i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hira Laraya
"Dinamika inflasi nasional dipengaruhi oleh inflasi regional pada kota-kota terpilih di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan inflasi regional yang berupa faktor non moneter pada 45 kota di Indonesia tahun 2003-2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode estimasi data panel dengan pendekatan Generalized Least Square (GLS). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor non moneter berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), upah minimum, produktivitas tenaga kerja, dan infrastruktur jalan berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi regional di Indonesia.

National inflation is influenced by regional inflation in selected cities. This research analyzes the determinants of regional inflation in 45 cities of Indonesia year 2003-2012. This research done by the panel data method with the approach of Generalized Least Square (GLS). The result of this research shows that non monetary factors such as own-source revenue (Pendapatan Asli Daerah, or PAD), minimum wages, labour productivity, and road infrastructure affect regional inflation in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The inflation - growth relationship for the inflation targeters is estimated for the period 2001 - 2006. The results show that inflation is negatively correlated with economic growth, while the indicators for aggregate demand and supply are positively correlated with economic growth...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper analyzes the impact of regional fiscal and monetary, economic crisis and local-government autonomy on the inflation and regional economic growth in North Moluccas, from the period of 1995:I-to the period of 2007:IV...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kacaribu, Febrio Nathan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Natalia Magdalena
"Dengan ditetapkannya Undang-undang No. 23 tahun 1999, maka tujuan Bank Indonesia menjadi lebih terfokus untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah tersebut mencakup kestabilan terhadap barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi dan kestabilan terhadap mata uang negara lain yang diukur dengan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Sudut pandang term structure theory mengatakan bahwa ekspektasi masyarakat terhadap inflasi di masa akan datang dapat dilihat dari perkembangan suku bunga nominal perbankan. Secara umum, dikatakan bahwa suku bunga nominal mencerminkan suku bunga riil ditambah ekpektasi inflasi. Dengan demikian, perkembangan suku bunga nominal dapat digunakan sebagai indikator ekspektasi inflasi masyarakat. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk menilai kemungkinan penerapan pergerakan suku bunga untuk dijadikan sebagai indikator ekspektasi inflasi di masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif grafik yield curve suku bunga deposito dan metode kuantitatif makro sederhana untuk memperoleh informasi suku bunga yang memiliki kemampuan menjelaskan pergerakan ekspektasi inflasi. Hasil analisa menunjukkan spread suku bunga deposito 6 dan 1 bulan, spread suku bunga deposito 6 dan 3 bulan, dan spread suku bunga deposito 6 dan SBI 1 bulan memiliki kemampuan menjelaskan ekspektasi inflasi, dengan kemampuan koreksi (penyesuaian) tercepat dimiliki oleh suku bunga deposito 6 dan 3 bulan. Namun, model ini belum dapat digunakan untuk proyeksi ekspektasi inflasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
S19432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Putera Rinaldy
"Pengalaman inflasi Indonesia yang tinggi dan tidak efektifnya penerapan nominal anchor menggunakan besaran moneter telah membuat Bank Indonesia untuk beralih kepada kerangka kebijakan moneter menggunakan nominal anchor target inflasi (inflation targeting framework). Proses ini diawali oleh perubahan UU No. 13 tahun 1968 tentang Bank Indonesia menjadi UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam undangundang tersebut secara eksplisit dinyatakan bahwa Bank Indonesia diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang telah ditetapkan. Sejalan dengan itu, sejak tahun 2000 Bank Indonesia mulai menempuh langkah-langkah penerapan kerangka kerja kebijakan moneter berdasarkan suatu kerangka yang dikenal dalam literatur ekonomi dan praktek-praktek bank-bank sentral lain dengan sebutan Inflation Targeting Framework. Penelitian ini menguji variabel-variabel makro ekonomi ( government external debt, narrow money (M1), stock market capitalization, inflasi, PDB riil dan nilai tukar Rupiah terhadap US dollar (RP/$US)) yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap perkembangan Inflation Targeting Framework Indonesia. Diharapkan penelitian ini dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan Inflation Targeting Framework Indonesia menjadi lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper explain descriptively the relevance and the progress of the creative economy in Indonesia. This concept develops flourishingly in the recent years.The creative economy entails industries such as film,entertainment,art,craft,tourism etc...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>