Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabilah Ayu Rahma Dwisiandri
"

Makalah ini menganalisis sinonimi pada adverbia bahasa Jepang yang memiliki makna ‘akhirnya’. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu persamaan dan perbedaan yang ada pada adverbia yatto, youyaku, dan tsuini. Data penelitian diperoleh dari tulisan-tulisan di Twitter yang mengandung kata yatto, youyaku, dan tsuini. Berdasarkan hasil analisis, yatto dan youyaku menunjukkan hasil akhir yang positif dan mengekspresikan emosi senang dan rasa lega pembicara. Adverbia tsuini lebih berfokus pada hasil akhir, dapat berupa sesuatu yang diharapkan maupun tidak, setelah mengalami proses yang panjang dan bertahap sehingga dapat juga mengekspresikan rasa kecewa pembicara. Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pembelajar bahasa Jepang di Indonesia untuk dapat menggunakan ketiga kata tersebut dengan benar.


This research problematizes synonymy in Japanese adverbs that have meaning of ‘finally’. This research analyzes the similarities and differences between yatto, youyaku, and tsuini. The source of the data is from Twitter that contain words yatto, youyaku, and tsuini. Based on the result of the analysis, yatto and youyaku show positive end results and express the speaker’s happy emotion and feeling of relief. Tsuini focuses more on the end result, whether it is something that is expected or not, after a long and gradual process thus it can also express the speaker’s disappointment. The result of this research is expected to help Japanese learners in Indonesia use these three words correctly.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Ayu Rahma Dwisiandri
"Makalah ini menganalisis sinonimi pada adverbia bahasa Jepang yang memiliki makna ‘akhirnya’. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu persamaan dan perbedaan yang ada pada adverbia yatto, youyaku, dan tsuini. Data penelitian diperoleh dari tulisan-tulisan di Twitter yang mengandung kata yatto, youyaku, dan tsuini. Berdasarkan hasil analisis, yatto dan youyaku menunjukkan hasil akhir yang positif dan mengekspresikan emosi senang dan rasa lega pembicara. Adverbia tsuini lebih berfokus pada hasil akhir, dapat berupa sesuatu yang diharapkan maupun tidak, setelah mengalami proses yang panjang dan bertahap sehingga dapat juga mengekspresikan rasa kecewa pembicara. Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pembelajar bahasa Jepang di Indonesia untuk dapat menggunakan ketiga kata tersebut dengan benar.

This research problematizes synonymy in Japanese adverbs that have meaning of ‘finally’. This research analyzes the similarities and differences between yatto, youyaku, and tsuini. The source of the data is from Twitter that contain words yatto, youyaku, and tsuini. Based on the result of the analysis, yatto and youyaku show positive end results and express the speaker’s happy emotion and feeling of relief. Tsuini focuses more on the end result, whether it is something that is expected or not, after a long and gradual process thus it can also express the speaker’s disappointment. The result of this research is expected to help Japanese learners in Indonesia use these three words correctly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Unversitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bakti Pratiwi
"ABSTRAK
Tujuan menganalisa adverbia yatto ialah untuk mengetahui fungsi dan padanan artinya dalam bahasa Indonesia. Metode dalam melaksanakan penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan.
Kesimpulan yang didapat dari analisa adalah adverbia yatto mengandung makna, menunjukkan usaha dan kemampuan maksimal seseorang dalam mengatasi situasi sulit yang dihadapi untuk mewujudkan harapan dan keinginannya, padanan artinya adalah 'akhirnya', kemudian menunjukkan. kemampuan yang dicapai dalam melakukan perbuatan tidak bisa melebihi batas kemampuan yang dimiliki, padanan artinya adalah 'hanya bisa', juga menunjukkan tingkat kemampuan dan tingkat keadaan yang pada waktu itu mulai dicapai, padanan artinya adalah 'baru'. Situasi sulit yang dihadapi dalam kalimat yang mengandung adverbia yatto dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, situasi waktu, situasi perbuatan, situasi tempat kejadian dan situasi tingkat kemampuan. Adverbia yatto menerangkan predikat kata kerja sehingga termasuk Jenis adverbia Jotai no fukushi 'adverbia keadaan'. Jenis kata kerja yang dapat diterangkan oleh adverbia yatto ialah kata kerja refleksi, kata kerja kontinuitas dan kata kerja potensial. Kata-kata kerja tersebut kebanyakan menunjukkan kala lampau dan aspek selesai.

"
1989
S13505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saputra Effendi Sumadinata
"ABSTRAK
Dalam dab ini berturut_turut akan dikemukakan becerada masalah yang menJaai pusat perhatian telaah ini tt1juan yang hendak dicapai telaah serta ruang lingkup masa_iahnya (1.2), sumber serta korpus data yang digunakan dalam telaah, cara pengutipannya, dan alasan pemilihannva (i.3), garis besar anaii.sis data yang aigunakan daiam upaya meng_ungkaokan perilaku sintaktis dan semantis (1. 4), organisasi penyajian basil telaah (1.5), dan beberapa tanda dan sing_katan yang digunakan dalam telaah (1.6).Dalam seksi ini akan dipaparkan masalah yang menjadi pusat perhatian telaah ini. Akan tetadi, sebelumnya, akan dikemukakan masalah penggunaan istilah yang dapat menimbul_kan salah pengertian, yakni istilah adverbia dan adverbial, kateqori dan funqsi (lihat juga Bab II)."
1990
D1624
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Beviannisa Putri
"Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan sinonimi kata kanshin dan kyoomi berupa persamaan dan perbedaan keduanya dalam kalimat bahasa Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan analisis komponen makna, metode subtitusi, dan kuesioner. Berdasarkan pencermatan terhadap masing-masing lima data yang mengandung kata kanshin dan kata kyoomi, diperoleh persamaan makna lsquo;hal yang secara khusus menarik perhatian rsquo;. Selain itu, diperoleh tiga perbedaan konteks penggunaan kedua kata tersebut, yakni i perbedaan berdasarkan sifat, ii perbedaan berdasarkan subjek, dan iii perbedaan berdasarkan nuansa.

The purpose of this research is to explain synonymy between noun kanshin and kyoomi which are their similarities and differences in Japanese sentences. This research is based on qualitative research, use compositional analysis and substitution method along with questionnaire. Scrunity toward respectively five data containing noun kanshin and kyoomi obtained similarity on component meaning 'things that attract spesifically' and differences which are i difference based on the nature of noun, ii difference based on the subject, and iii difference based on the nuance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rizky Fauziah
"Sebuah kata yang memiliki lebih dari satu makna dan memiliki pertautan antarmaknanya disebut polisemi. Dalam Bahasa Jepang terdapat kata bon’yari dari kelas kata adverbia yang memiliki lebih dari satu makna dan memiliki keterkaitan antarmaknanya. Hal ini dapat menjadi penghambat apabila penutur asing membaca bacaan Bahasa Jepang dan menemukan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memaparkan makna dan penggunaan adverbia bon’yari yang ditemukan dalam cerpen Bahasa Jepang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan identifikasi kata bon’yari secara morfologis, sintaksis dan semantik, yaitu menentukan kelas kata, unit sintaksis, serta relasi makna menggunakan teori analisis polisemi. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan 28 data kalimat yang mengandung kata bon’yari Data tersebut dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu, bon’yari yang mengungkapan keadaan tidak fokus, keadaan tidak bisa berpikir jernih, menjelaskan fenomena kasatmata yang samar, dan menjelaskan perihal yang tidak jelas. Selain itu diketahui bahwa bon’yari sebagai adverbia membuat kata tersebut tidak selalu berada tepat sebelum kata yang dijelaskan, dan bon’yari dapat diikuti partikel to maupun tidak, dapat diikuti kata shita saat berada tepat sebelum nomina, serta dapat diikuti kata shite saat berada tepat sebelum verba.

A word that has more than one meaning and has a link between its meanings is called polysemy. In Japanese there is a word bon'yari which has more than one meaning and has a relationship between its meanings. This can be an obstacle when foreign try to read Japanese texts and find the same word with different meanings. Therefore, this study aims to explain the meaning and usage of the adverb bon'yari in Japanese short story. The method used in this research is descriptive qualitative using syntax and morphology, as well as polysemy analysis theory in describing meaning. The results of this study were found 28 data containing the word bon'yari in it, from the data it can be grouped into four types, unfocused expressions, expressions of not being able to think clearly, explaining visible phenomena, and explaining things that are not clear. In addition, it is shown that the position of bon'yari as an adverb makes the word not always be right before the word that being explained, can also be followed by the particle to or not, can be followed by shita when it comes right before noun, and can be followed by shite after verb."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rizky Fauziah
"Sebuah kata yang memiliki lebih dari satu makna dan memiliki pertautan antarmaknanya disebut polisemi. Dalam Bahasa Jepang terdapat kata bon’yari dari kelas kata adverbia yang memiliki lebih dari satu makna dan memiliki keterkaitan antarmaknanya. Hal ini dapat menjadi penghambat apabila penutur asing membaca bacaan Bahasa Jepang dan menemukan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memaparkan makna dan penggunaan adverbia bon’yari yang ditemukan dalam cerpen Bahasa Jepang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan identifikasi kata bon’yari secara morfologis, sintaksis dan semantik, yaitu menentukan kelas kata, unit sintaksis, serta relasi makna menggunakan teori analisis polisemi. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan 28 data kalimat yang mengandung kata bon’yari Data tersebut dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu, bon’yari yang mengungkapan keadaan tidak fokus, keadaan tidak bisa berpikir jernih, menjelaskan fenomena kasatmata yang samar, dan menjelaskan perihal yang tidak jelas. Selain itu diketahui bahwa bon’yari sebagai adverbia membuat kata tersebut tidak selalu berada tepat sebelum kata yang dijelaskan, dan bon’yari dapat diikuti partikel to maupun tidak, dapat diikuti kata shita saat berada tepat sebelum nomina, serta dapat diikuti kata shite saat berada tepat sebelum verba.

A word that has more than one meaning and has a link between its meanings is called polysemy. In Japanese there is a word bon'yari which has more than one meaning and has a relationship between its meanings. This can be an obstacle when foreign try to read Japanese texts and find the same word with different meanings. Therefore, this study aims to explain the meaning and usage of the adverb bon'yari in Japanese short story. The method used in this research is descriptive qualitative using syntax and morphology, as well as polysemy analysis theory in describing meaning. The results of this study were found 28 data containing the word bon'yari in it, from the data it can be grouped into four types, unfocused expressions, expressions of not being able to think clearly, explaining visible phenomena, and explaining things that are not clear. In addition, it is shown that the position of bon'yari as an adverb makes the word not always be right before the word that being explained, can also be followed by the particle to or not, can be followed by shita when it comes right before noun, and can be followed by shite after verb."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hizbullah
"

Disertasi ini membahas sinonimi nomina dalam bahasa Arab Al-Quran dan padanan maknanya dalam bahasa Indonesia dari sudut pandang semantik leksikal. Dalam Al-Quran Terjemah Bahasa Indonesia, nomina yang bersinonim diberi padanan dengan makna tunggal ataupun makna yang terbatas secara leksikal. Lebih jauh, makna tersebut perlu dikaji dari segi leksikal dan kontekstual agar dapat diungkap persamaan maupun perbedaan spesifik makna tiap-tiap nomina yang bersinonim dalam Al-Quran. Penelitian dalam disertasi ini menggunakan kombinasi ancangan kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif dan komparatif serta alat bantu pendekatan linguistik korpus. Sumber data penelitian ini adalah Al-Quran dan Terjemahannya terbitan Kementerian Agama RI. Korpus penelitian ini ada empat macam teks, yaitu korpus Al-Quran berbasis web, teks digital ayat Al-Quran dengan tulisan Arab, teks digital terjemahan Al-Quran dalam bahasa Indonesia, dan korpus paralel Al-Quran yang berisi perpaduan kedua teks digital tersebut dalam satu format tabel. Korpus data penelitian ini 25 nomina yang terbagi ke dalam enam kelompok tentang konsep dan ajaran dalam Islam, yaitu 1) aturan, 2) jalan, 3) kebaikan, 4) keburukan, 5) pahala, dan 6) hukuman. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa konteks yang berkaitan dengan suatu nomina berhubungan erat dengan wacana ayat-ayat yang memuatnya. Masing-masing nomina yang ber-sinonim dalam suatu kelompok memperlihatkan kesamaan makna umum secara leksikal dan memiliki perbedaan spesifik secara kontekstual. Nomina-nomina tersebut dikategorikan sebagai sinonimi kemiripan, kedekatan semantis, dan penafsiran menurut teori Umar dengan tambahan subkategori penyerapan atau pemin-jaman dan pendefinisian berdasarkan temuan peneliti. Lebih lanjut, rumusan makna nomina yang bersinonim dalam bahasa Arab Al-Quran tersebut dijadikan dasar dalam penentuan padanan makna nomina tersebut dalam bahasa Indonesia.


This dissertation discusses the synonymy of nouns in Arabic Al-Quran and their equivalent meaning in Indonesian in a lexical semantic perspective. In the Indonesian Translated Al-Quran, nouns that are synonymous are given single equivalent meaning or lexically limited meaning. Furthermore, the meaning needs to be studied in terms of lexical and contextual aspects so that similarities or differences in the specific meanings of each noun are synonymous in the Koran. The research in this dissertation uses a combination of qualitative and quantitative approaches with descriptive and comparative methods as well as corpus linguistic approaches. The data sources of this study are the Al-Quran and the translation published by the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia. There are four corpora used in this research, namely web-based corpus of Al-Quran, digital text of Al-Quran verse with Arabic writing, digital translation of Al-Quran in Indonesian, and parallel Al-Quran corpus that contains a combination of the two digital texts in a table format. The corpus of this research data is 25 nouns that are divided into six groups on concepts and teachings in Islam, namely 1) rules, 2) paths, 3) goodness, 4) badness, 5) merit, and 6) punishment. The results of this study state that the context relating to a noun is closely related to the discourse of the verses that contain it. Each noun that is synonymous in a group shows the same lexical general meaning and has contextually specific differences. The nouns are categorized as synonymy of similarity, semantic closeness, and interpretation according to Umars theory with the addition of sub-categories of absorption or borrowing and defining based on the findings of the researcher. Furthermore, the formulation of noun meanings that is synonymous in Arabic Al-Quran is used as a basis in determining the equivalent meaning of nouns in Bahasa Indonesia.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Dwita Elkarima
"Sinonimi adalah hubungan antarkata yang bermakna mirip. Penelitian ini membahas mengenai sinonimi dua adjektiva bahasa Jepang, yaitu kirei (綺麗) dan suteki (素敵). Meskipun memiliki beberapa padanan kata yang berbeda dalam bahasa Indonesia, para pemelajar asing yang belum terbiasa dengan penggunaan bahasa Jepang cukup kesulitan membedakan penggunaan kedua kata tersebut dalam kalimat. Oleh karena itu, penulis berfokus dalam menjelaskan kemiripan dan perbedaan maknanya serta mencermati potensi substitusi kedua kata tersebut. Dalam penelitian ini, lirik lagu digunakan sebagai data dan dianalisis menggunakan analisis komponen makna Nida dan normalitas relatif Cruse. Penelitian ini berbasiskan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kuesioner dan wawancara sebagai instrumen pendukung analisis. Berdasarkan hasil analisis terhadap dua belas data, kata kirei (綺麗) dan suteki (素敵) memiliki kesamaan makna ‘keindahan yang enak dipandang’ dan juga perbedaan komponen maknanya yang dikelompokkan berdasarkan: (i) kata yang berkolokasi, (ii) penuansaan, dan (iii) sifat makna.

Synonymy is a relation of words that have similarity in meaning. This study discusses the synonymy of two Japanese adjectival nouns, kirei (綺麗) and suteki (素敵). Both are quite difficult to be distinguished the difference of using in sentences especially for foreign students who are not familiar with Japanese even though there are several word equivalents for both words in English. Therefore, this study focuses on explaining the similarities and differences in their meanings and the potential for their substitution. In this study, Japanese song lyrics is used as the data, and the data is analyzed using Nida’s componential analysis theory and Cruse’s relative normality concept. This study is based on qualitative research that using the questionnaire and interview methods to support the analysis. Based on the results of the analysis of twelve data, the words kirei (綺麗) and suteki (素敵) have the same component of ‘lovely’ and also different components which can be divided based on: (i) collocation, (ii) nuances, and (iii) meaning characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarani Girindraswari
"Sinonimi merupakan kemiripan makna beberapa kata. Pada penelitian ini dibahas hubungan sinonimi antara kata koi ? dan ai ? yang memiliki padanan kata yang sama dalam bahasa Indonesia, yakni lsquo;cinta rsquo;, dengan tujuan untuk menjelaskan perbedaan dan kemiripan makna antara kata koi ? lsquo;cinta rsquo; dan ai ? lsquo;cinta rsquo;. Peneliti menggunakan lirik lagu sebagai data dan data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis komponen makna dan normalitas relatif. Kedua kata tersebut merupakan sinonim karena memiliki komponen makna yang sama, tetapi juga memiliki komponen makna pembeda yang dikelompokan berdasarkan i partisipan, ii waktu, iii sifat makna, iv penuansaan, dan v kemampuan berkonjugasi.

Synonymy is similarity in meaning. This study is discussing the synonymy between koi and ai which has same translation in English, lsquo love rsquo , with explaining differences and similarity between koi lsquo love rsquo and ai lsquo love rsquo as the purpose. This study used Japanese songs lyrics as the data and the data is analyzed using componential analysis and relative normality. Both words are synonym to each other because having some components in common, but they also have different components which can be divided into groups based on i participants, ii time, iii meaning characters, iv ingestion, and v the ability to conjugate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>