Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61332 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vira khumaira
"

Penerjemahan merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan pengalihbahasaan suatu teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran seringkali terdapat perbedaan budaya. Perbedaan kebudayaan dapat menjadi kendala dalam proses penerjemahan, salah satunya dalam penerjemahan kata budaya.  Penelitian ini membahas prosedur penerjemahan kata budaya dalam komik Maiko-san Chi no Makanai-san. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif berdasarkan teori kata budaya dan prosedur penerjemahan oleh Newmark. Penelitian dilakukan dengan mencari kata budaya bahasa Jepang dalam komik Maiko-san Chi no Makanai-san volume 1 serta dalam terjemahan bahasa Indonesianya ‘Juru Masak Para Maiko’. Data lalu dikelompokkan berdasarkan teori kategori kata budaya menurut Newmark. Selanjutnya, peneliti menganalisis prosedur yang digunakan dalam penerjemahan kata budaya tersebut sesuai dengan teori prosedur penerjemahan Newmark. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 11 jenis prosedur digunakan dalam penerjemahan sumber data. Adapun 11 Prosedur yang digunakan adalah 1) terjemahan harfiah; 2) transferensi; 3) naturalisasi; 4) padanan budaya; 5) padanan fungsional; 6) padanan deskriptif; 7) transposisi; 8) modulasi; 9) pengurangan dan perluasan; 10) kuplet; dan 11) catatan kaki. Penerjemah cenderung menggunakan prosedur yang berorientasi pada bahasa sasaran.


Translation is a communication method carried out by translating a text from the source language into the target language. In the source language and target language there are often cultural differences. Cultural differences can become an obstacle in the translation process, one of which is in translating the cultural words. This study discusses the procedure for translating cultural words in the comic Maiko-san Chi no Makanai-san. Researcher uses descriptive research methods and basing the research on the theory of cultural words and translation procedures by Newmark. The research was conducted by searching for the Japanese language cultural words in the 1st volume of the comic Maiko-san Chi no Makanai-san as well as in its Indonesian version, Juru Masak Para Maiko. The data were then grouped based on Newmark's theory of cultural words categories. Furthermore, the researcher analyzed the procedures used in translating the cultural words according to Newmark's theory of translation procedures. The analysis showed that there were 11 types of procedures used in the data. The 11 procedures used are 1) literal translation; 2) transference; 3) naturalization; 4) cultural equivalent; 5) functional equivalent; 6) descriptive equivalent; 7) transposition; 8) modulation; 9) reduction and expansion; 10) couplets; and 11) notes. The translator tend to use procedures that are oriented towards the target language.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vira khumaira
"

Penerjemahan merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan pengalihbahasaan suatu teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran seringkali terdapat perbedaan budaya. Perbedaan kebudayaan dapat menjadi kendala dalam proses penerjemahan, salah satunya dalam penerjemahan kata budaya.  Penelitian ini membahas prosedur penerjemahan kata budaya dalam komik Maiko-san Chi no Makanai-san. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif berdasarkan teori kata budaya dan prosedur penerjemahan oleh Newmark. Penelitian dilakukan dengan mencari kata budaya bahasa Jepang dalam komik Maiko-san Chi no Makanai-san volume 1 serta dalam terjemahan bahasa Indonesianya ‘Juru Masak Para Maiko’. Data lalu dikelompokkan berdasarkan teori kategori kata budaya menurut Newmark. Selanjutnya, peneliti menganalisis prosedur yang digunakan dalam penerjemahan kata budaya tersebut sesuai dengan teori prosedur penerjemahan Newmark. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 11 jenis prosedur digunakan dalam penerjemahan sumber data. Adapun 11 Prosedur yang digunakan adalah 1) terjemahan harfiah; 2) transferensi; 3) naturalisasi; 4) padanan budaya; 5) padanan fungsional; 6) padanan deskriptif; 7) transposisi; 8) modulasi; 9) pengurangan dan perluasan; 10) kuplet; dan 11) catatan kaki. Penerjemah cenderung menggunakan prosedur yang berorientasi pada bahasa sasaran.


Translation is a communication method carried out by translating a text from the source language into the target language. In the source language and target language there are often cultural differences. Cultural differences can become an obstacle in the translation process, one of which is in translating the cultural words. This study discusses the procedure for translating cultural words in the comic Maiko-san Chi no Makanai-san. Researcher uses descriptive research methods and basing the research on the theory of cultural words and translation procedures by Newmark. The research was conducted by searching for the Japanese language cultural words in the 1st volume of the comic Maiko-san Chi no Makanai-san as well as in its Indonesian version, Juru Masak Para Maiko. The data were then grouped based on Newmark's theory of cultural words categories. Furthermore, the researcher analyzed the procedures used in translating the cultural words according to Newmark's theory of translation procedures. The analysis showed that there were 11 types of procedures used in the data. The 11 procedures used are 1) literal translation; 2) transference; 3) naturalization; 4) cultural equivalent; 5) functional equivalent; 6) descriptive equivalent; 7) transposition; 8) modulation; 9) reduction and expansion; 10) couplets; and 11) notes. The translator tend to use procedures that are oriented towards the target language.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vira khumaira
"Penerjemahan merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan pengalihbahasaan suatu teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran seringkali terdapat perbedaan budaya. Perbedaan kebudayaan dapat menjadi kendala dalam proses penerjemahan, salah satunya dalam penerjemahan kata budaya. Penelitian ini membahas prosedur penerjemahan kata budaya dalam komik Maiko-san Chi no Makanai-san. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif berdasarkan teori kata budaya dan prosedur penerjemahan oleh Newmark. Penelitian dilakukan dengan mencari kata budaya bahasa Jepang dalam komik Maiko-san Chi no Makanai-san volume 1 serta dalam terjemahan bahasa Indonesianya ‘Juru Masak Para Maiko’. Data lalu dikelompokkan berdasarkan teori kategori kata budaya menurut Newmark. Selanjutnya, peneliti menganalisis prosedur yang digunakan dalam penerjemahan kata budaya tersebut sesuai dengan teori prosedur penerjemahan Newmark. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 11 jenis prosedur digunakan dalam penerjemahan sumber data. Adapun 11 Prosedur yang digunakan adalah 1) terjemahan harfiah; 2) transferensi; 3) naturalisasi; 4) padanan budaya; 5) padanan fungsional; 6) padanan deskriptif; 7) transposisi; 8) modulasi; 9) pengurangan dan perluasan; 10) kuplet; dan 11) catatan kaki. Penerjemah cenderung menggunakan prosedur yang berorientasi pada bahasa sasaran

Translation is a communication method carried out by translating a text from the source language into the target language. In the source language and target language there are often cultural differences. Cultural differences can become an obstacle in the translation process, one of which is in translating the cultural words. This study discusses the procedure for translating cultural words in the comic Maiko-san Chi no Makanai-san. Researcher uses descriptive research methods and basing the research on the theory of cultural words and translation procedures by Newmark. The research was conducted by searching for the Japanese language cultural words in the 1st volume of the comic Maiko-san Chi no Makanai-san as well as in its Indonesian version, Juru Masak Para Maiko. The data were then grouped based on Newmark's theory of cultural words categories. Furthermore, the researcher analyzed the procedures used in translating the cultural words according to Newmark's theory of translation procedures. The analysis showed that there were 11 types of procedures used in the data. The 11 procedures used are 1) literal translation; 2) transference; 3) naturalization; 4) cultural equivalent; 5) functional equivalent; 6) descriptive equivalent; 7) transposition; 8) modulation; 9) reduction and expansion; 10) couplets; and 11) notes. The translator tend to use procedures that are oriented towards the target language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aubrey Charissa Bhrawardhana
"Penerjemahan dapat mengalami kesulitan karena adanya perbedaan dalam budaya. Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakan prosedur penerjemahan. Penelitian ini menganalisis prosedur penerjemahan pada istilah budaya menggunakan teori prosedur penerjemahan dan teori identifikasi budaya oleh Newmark (1988). Data yang dianalisis adalah takarir bahasa Indonesia dan Belanda film Bumi Manusia (2019). Data dianalisis menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menghasilkan identifikasi istilah budaya dan prosedur penerjemahan serta frekuensi penggunaannya. Simpulan temuan penelitian ini adalah terdapat 74 istilah budaya dengan masing-masing klasifikasi prosedur penerjemahannya, yaitu transferensi, modulasi, padanan kultural, couplet, terjemahan resmi, parafrase, padanan deskriptif, padanan fungsional, dan through-translation. Selain prosedur-prosedur tersebut, terdapat data yang tidak diterjemahkan. Dengan melihat penggunaan prosedur tersebut, penelitian menyimpulkan bahwa terjemahan istilah budaya telah menyampaikan makna istilah meski dengan keterbatasan kata dalam takarir.
Translation can be difficult due to cultural differences. To overcome these problems, translation procedures are used. This study analyzes the translation procedures on cultural terms using the theory of translation procedure and the theory of cultural identification by Newmark (1988). The data analyzed are the Indonesian and Dutch subtitles of Bumi Manusia (2019). The data were analyzed using qualitative method. This research results in the identification of cultural terms and translation procedures as well as the frequency of their use. This research concludes that there are 74 cultural terms with each classification of translation procedures, namely transference, modulation, cultural equivalent, couplet, official translation, paraphrase, descriptive equivalent, functional equivalent, and through-translation. In addition to these procedures, there are data that are not translated. By looking at the use of these procedures, the study concludes that the translation of cultural terms has conveyed the meaning of the term despite the word limitations in subtitling."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfa Dhia
"Penerjemahan merupakan suatu proses reproduksi teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan padanan yang terdekat. Kegiatan penerjemahan seringkali mengalami kendala, seperti ketika menerjemahkan konsep budaya bahasa sumber yang tidak dikenal dalam budaya bahasa sasaran. Penelitian ini membahas perbedaan prosedur penerjemahan kata budaya material novel Botchan dalam terjemahan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia beserta penyebabnya. Penelitian ini menggunakan metode analisis terjemahan dengan konsep kata budaya dan prosedur penerjemahan oleh Newmark sebagai dasar teorinya. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan kata budaya material berdasarkan kategori kata budaya Newmark dalam novel Botchan bahasa Jepang, terjemahan bahasa Inggris, dan terjemahan bahasa Indonesia, kemudian menganalisis prosedur penerjemahan dari kedua terjemahan tersebut dengan menggunakan teori prosedur penerjemahan oleh Newmark. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjemahan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dari Botchan memiliki kecenderungan menerjemahkan kata budaya material dengan berorientasi terhadap bahasa sasaran. Meski demikian, terjemahan bahasa Indonesia masih menyisakan sedikit unsur budaya bahasa sumber. Perbedaan ini disebabkan oleh waktu penerjemahan antara terjemahan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang terpaut cukup jauh, juga andil Cool Japan yang masuk ke Indonesia ketika Botchan diterjemahkan.

Translation is a process of reproducing text from the source language into the target language with the closest equivalent. Translation activities often encounter obstacles, such as when translating cultural concepts of the source language that are not recognized in the target language culture. This study discusses the differences in translation procedures of material cultural words of Botchan novel in English and Indonesian translation and their causes. This research uses translation analysis method with Newmark's concept of cultural words and translation procedure as the theoretical basis. The research was conducted by collecting material cultural words based on Newmark's cultural categories in Botchan's Japanese novel, English translation, and Indonesian translation, then analyzing the translation procedures of the two translations using Newmark's theory of translation procedures. The analysis shows that the English and Indonesian translations of Botchan have a tendency to translate material cultural words using procedures that oriented towards the target language. However, the Indonesian translation still leaves some cultural elements of the source language. This difference is due to the time difference between the English and Indonesian translations, which is quite far apart, as well as Cool Japan's contribution to Indonesia when Botchan was translated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Indahwati
"Menerjemahkan adalah mengalihkan isi pesan yang terdapat dalam Bahasa Sumber (BSu) ke datum Bahasa Sasaran (BSa) demikian rupa sehingga arang yang membaca (atau mendengar) pesan itu dalam BSa kesannya sama dengan kesan orang yang membaca (atau mendengar) pesan itu dalam BSu atau bahasa aslinya. Pesan yang terdapat didalam BSu itu harus diungkapkan sewajar mungkin dalam BSa. Demikianlah pendapat Nida dalam buku Enam Makalah Tentang Terjemahan oleh Maurits Simatupang. Oleh maka itu, dalam skripsi yang bertema Masalah Penerjemahan Kata Yang Bahasa Indonesia-Jepang ini, penulis berusaha menerjemahkan kata yang sewajar mungkin. Kata yang merupakan kata tugas yang khusus dipakai untuk menyatakan hubungan nomina dengan atribut sehingga kata yang disebut sebagai konjungtor atributif. Namun dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia-Jepang (Tim Kashiko), kata yang hanya diterjemahkan dengan kata dore. Padahal pada praktisnya kata dore memiliki makna yang mana. Padahal sebenarnya masih banyak lagi fungsi dan makna kata yang, apalagi bila dikaitkan pada penggunaannya dalam bahasa Jepang. Berdasarkan sumber teori yang didapat, penulis menemukan bahwa kata yang memiliki fungsi yaitu sebagai konjungtor antar pewatas nomina yang jumlahnya lebih dari satu, konjungtor antara inti kalimat dengan pewatasnya, sebagai pronominal relatif. Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui, memahami dan memaparkan makna dan terjemahan kata yang kedalam Bahasa Jepang berdasarkan buku acuan dan hasil tes penelitian. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu metode analisis sebagai Cara untuk mendapatkan teori_-teori dasar yang berhubungan dengan kata yang, metode kepustakaan dan metode lapangan sebagai cara untuk mengumpulkan data. Pada metode analisis, penulis mendapatkan teori-teori dasar tentang prinsip dasar terjemahan umum, terjemahan kata yang Bahasa Indonesia-Jepang, penggunaan kata yang, pronominal relative dan modifier. Pada metode kepustakaan, penulis mendapatkan sumber-sumber data tertulis atau bacaan-bacaan yang menggunakan kata yang. Pada metode lapangan, penulis mendapatkan terjemahan bacaan-bacaan yang menggunakan kata yang Bahasa Indonesia kedalam bahasa Jepang. Setelah menganalisa dan melakukan perbandingan antara BSu dengan BSa, didukung oleh sumber-sumber teori yang didapat, penulis mendapatkan terjemahan kata yang dalam Bahasa Jepang sebagai berikut: Padanan kata yang sebagai konjungtor rangkaian pewatas nomina yang berjumlah lebih satu; Padanan kata yang sebagai konjungtor nomina inti dengan; Padanan kata yang sebagai pronominal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marva Ninella Alevina Ichwan
"Fraseologi adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang belum banyak dikenal secara luas di Indonesia. Penyebabnya adalah cabang fraseologi masih belum dipisah sebagai subdisiplin, melainkan digabung dengan semantik. Fraseologi dalam bahasa Indonesia diartikan dalam Kamus Linguistik sebagai kaidah perangkaian kata; cara-cara memakai kata atau frase dalam tulisan atau ujaran; gaya bahasa (Kridalaksana, 2013). Penelitian ini membahas penerjemahan frasem khususnya jenis idiom dalam bahasa Jerman yang ditemukan dalam buku berjudul Parole Teetee. Proses penelitian diawali dengan mendata semua idiom teks bahasa Jerman yang ada dalam buku Parole Teetee, kemudian membandingkan dengan hasil terjemahan dalam teks sasaran (TSa). Dilanjutkan dengan mencari makna harfiah dan idiomatis idiom lewat kamus Duden 11 Redewendungen dan Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia apabila ditemukan padanan idiom dalam bahasa Indonesia. Langkah terakhir adalah menganalisis hasil terjemahan idiom menggunakan teori Skopos untuk mengetahui bagaimana penerjemahan idiom dilakukan berdasarkan tujuan dari penerjemah. Hasil penelitian dibagi ke dalam dua jenis idiom menurut Burger (2015, dalam Ajie, 2019), yaitu idiom penuh (Voll-Idiome) sebanyak enam data dan idiom sebagian (Teil-Idiome) sebanyak delapan data.

Phraseology is a branch of linguistic study that has not been widely recognized in Indonesia. The reason is because the term ‘phraseology’ is still not separated from semantics, not as an independent subdiscipline. Kamus Linguistik defined the word phraseology as the rules of word association; ways of using words or phrases in writing or speech; language style (Kridalaksana, 2023). This research discusses the translation of phraseme, especially the types of idioms in German found in the children novela entitled Parole Teetee. The research process begins with recording all the idioms found in the source text (German). Then compare the idiom data with their translation results in the target text (Indonesian). After that, the literal and idiomatic meanings of idioms were searched through the German dictionary Duden 11 Redewendungen and Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia if an idiom has its equivalent found in Indonesian. The last step is to analyze the results of idiom translation using Skopos theory to find out how idiom translation is done based on the purpose of the translator. The results of the analysis are divided into two types of idioms according to Burger (2015, in Ajie, 2019), Teil-Idiome (partial idiom) and Voll-Idiome (full idiom)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marva Ninella Alevina Ichwan
"Fraseologi adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang belum banyak dikenal secara luas di Indonesia. Penyebabnya adalah cabang fraseologi masih belum dipisah sebagai subdisiplin, melainkan digabung dengan semantik. Fraseologi dalam bahasa Indonesia diartikan dalam Kamus Linguistik sebagai kaidah perangkaian kata; cara-cara memakai kata atau frase dalam tulisan atau ujaran; gaya bahasa (Kridalaksana, 2013). Penelitian ini membahas penerjemahan frasem khususnya jenis idiom dalam bahasa Jerman yang ditemukan dalam buku berjudul Parole Teetee. Proses penelitian diawali dengan mendata semua idiom teks bahasa Jerman yang ada dalam buku Parole Teetee, kemudian membandingkan dengan hasil terjemahan dalam teks sasaran (TSa). Dilanjutkan dengan mencari makna harfiah dan idiomatis idiom lewat kamus Duden 11 Redewendungen dan Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia apabila ditemukan padanan idiom dalam bahasa Indonesia. Langkah terakhir adalah menganalisis hasil terjemahan idiom menggunakan teori Skopos untuk mengetahui bagaimana penerjemahan idiom dilakukan berdasarkan tujuan dari penerjemah. Hasil penelitian dibagi ke dalam dua jenis idiom menurut Burger (2015, dalam Ajie, 2019), yaitu idiom penuh (Voll-Idiome) sebanyak enam data dan idiom sebagian (Teil-Idiome) sebanyak delapan data.

Phraseology is a branch of linguistic study that has not been widely recognized in Indonesia. The reason is because the term ‘phraseology’ is still not separated from semantics, not as an independent subdiscipline. Kamus Linguistik defined the word phraseology as the rules of word association; ways of using words or phrases in writing or speech; language style (Kridalaksana, 2023). This research discusses the translation of phraseme, especially the types of idioms in German found in the children novela entitled Parole Teetee. The research process begins with recording all the idioms found in the source text (German). Then compare the idiom data with their translation results in the target text (Indonesian). After that, the literal and idiomatic meanings of idioms were searched through the German dictionary Duden 11 Redewendungen and Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia if an idiom has its equivalent found in Indonesian. The last step is to analyze the results of idiom translation using Skopos theory to find out how idiom translation is done based on the purpose of the translator. The results of the analysis are divided into two types of idioms according to Burger (2015, in Ajie, 2019), Teil-Idiome (partial idiom) and Voll-Idiome (full idiom)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Aulia Mardhiyah
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang penggunaan kata Choi ?? ?yang dipakai dalam percakapan bahasa Jepang. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengungkapkan apa saja fungsi-fungsi ungkapan Choi ?? ?. Data yang digunakan untuk penelitian ini diambil dari drama televisi Jepang Umi no Ue no Shinryojo ? ?? ??. Agar dapat terlihat secara jelas setiap data yang diperoleh, data dianalisis dengan cara mendeskripsikan fungsi bahasa sesuai ijaran, penutur, petutur dan situasi dimana kata Choi ?? ? digunakan. Analisis yang dilakukan pertama untuk penelitian ini menggunakan teori tindak tutur dari Searle dan konsep hierarki sosial Jouge Kankei ? ? ? ? . Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan kata Choi ?? ?dalam ujaran, tidak hanya memiliki makna kamus ldquo;sebentar rdquo; atau ldquo;sedikit rdquo;, namun kata ini juga mengemban fungsi kata ldquo;tunggu rdquo;, ldquo;dengar rdquo;, atau ldquo;lihat rdquo; yang dilesapkan dari ujaran. Selain itu, dalam drama ini ditemukan bahwa kata Choi ?? ?dapat digunakan antara rekan kerja, oleh atasan ke bawahan, maupun sebaliknya. Kata kunci:Choi ?? ?, fungsi kata, hierarki sosial.

ABSTRACT
This paper discusses the word choi ?? ?which is used in Japanese daily conversation. The objectives of this paper is to describe the function of this word in various usage. Data was collected from a Japanese television drama Umi no Ue no Shinryojo ? ?? ??. In order to attain the objectives of this research data was analyzed by describing the language function according to the utterance, speaker, receiver and situation in which the word Choi ?? ? was used. Speech Act Theory from Searle and Japanese social hierarchy concept joge kankei ? ? ? ? was implemented as tools to analyze data collected. As a result it shows that beside the explicit meaning it bears, which is lsquo;a moment rsquo; or lsquo;a bit rsquo;, the word choi ?? ?, also functions as a substitute towards the word lsquo;wait rsquo;, lsquo;listen rsquo;, and lsquo;see rsquo;, which may be omitted in utterence. Other findings was that choi ?? ? may be used by peer, subordinate as well as superior. around students may be an introduction to condut a research, and the outcomes may be used in immediately by them. Key words: Choi ?? ?, word function, social hierarchy."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fathurrizki Budiman
"Penelitian ini mengkaji tentang humor yang ada pada media sosial TikTok. Fokus utama penelitian ini terletak pada humor alih bahasa Indonesia-Jepang dan bagaimana penciptaan humor tersebut terjadi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penerjemahan dari Newmark (1998), teori penerjemahan humor dari Jeroen Vandaele (2010) yang berkaitan dengan sosiokultural, dan 45 teknik pembentukan humor oleh Arthur Asa Berger (1997). Penelitian dilakukan dengan mencatat, meneliti, dan melakukan tabulasi pada 30 video TikTok oleh akun @heyekgenki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data dari tuturan tokoh yang mengandung humor dapat diklasifikasi menjadi enam bagian, yaitu idiom, nama anggota tubuh, negasi, repetisi, nama binatang, dan data lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, teori 45 Teknik Pembentukan Humor dari Arthur Asa Berger (1997) pada kategori Language (kebahasaan) yang memuat 15 teknik, seyogyanya dapat ditambahkan satu teknik tambahan. Teknik tersebut adalah teknik alih bahasa yang menjadi teknik ke-16. Teknik alih bahasa mencirikan fitur penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa lainnya yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan pada bahasa yang dituju, sering kali menggunakan penerjemahan literal, dan cenderung mempertahankan pola pemikiran yang melekat pada bahasa sumber. Dengan demikian, berdasarkan data yang telah dianalisis, teknik alih bahasa ini dapat menjadi pelengkap pada teori teknik pembentukan humor Berger, sehingga membuat total keseluruhan teori tersebut berjumlah 46.

This research aims to examines humor on the social media platform TikTok. The primary focus of this research is on Indonesian-Japanese language translation humor and the mechanisms through which this humor is created. The theoretical framework utilized in this study includes Newmark's (1998) translation methods, Jeroen Vandaele's (2010) theory on the translation of humor and its sociocultural implications, and Arthur Asa Berger's (1997) 45 techniques of humor creation. The research was conducted by recording, analyzing, and tabulating data from 30 TikTok videos by the account @heyekgenki. The findings of this study reveal that the humorous utterances can be classified into six categories: idioms, body part names, negations, repetitions, animal names, and other miscellaneous data. Based on these findings, it is proposed that Arthur Asa Berger's (1997) theory of 45 Humor Creation Techniques in the Language category, which currently encompasses 15 techniques, should include an additional technique. This technique, referred to as the translation technique, would become the 16th technique. The translation technique is characterized by the translation of content from one language to another in a manner that deviates from the target language's linguistic norms, often employing literal translation and retaining the thought patterns inherent in the source language. Thus, based on the analyzed data, the translation technique can complement Berger's humor creation techniques, increasing the total number of techniques to 46."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>