Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35330 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Raihan
"Ozon adalah zat berbentuk gas yang dapat ozon dijumpai di stratosfer. Ozon diciptakan oleh ozon generator dan lampu UV-C. Ozon terbentuk dari molekul oksigen yang terpapar energi yang tinggi sehingga molekul oksigen terpisah menjadi atom oksigen tunggal dan bergabung dengan molekul oksigen yang lain. Pada penelitian ini ozon dimanfaatkan unruk membersihkan permukaan substrat. Walaupun banyak zat pembersih yang sudah ada namun ozon dapat bereaksi dengan partikel sekalipun sehingga tidak ada zat pengotor yang tersisa di permukaan substrat. Pada penelitian ini dibuat sistem pembersih permukaan substrat yang murah tanpa harus kontak langsung dengan benda yang ingin dibersihkan. Ozon generator yang digunakan memiliki kemampuan menghasilkan ozon 18 gram per jam dan ditambah lampu UV-C dengan panjang gelombang 254 nm. Sampel yang digunakan adalah kaca preparat dan dilihat seberapa bersih permukaan tersebut dengan melihat sifat hidrofobik dan hidrofilik. Permukaan substrat yang memiliki sifat hidrofobik maka saat sampel dioleskan air akan menggumpal dan permukaan substrat yang memiliki sifat hidrofilik maka saat sampel dioleskan air akan menyebar tanpa terbentuk gumpalan air. Hasil ini akan menunjukkan tingkat kebersihan pada permukaan substrat dengan ozon.

Ozone is gas substance that can be found in the stratosphere. Ozone appeared by ozone generator and UV-C ray. Ozone created by oxygen molecules when high energy strikes it and they split into freed oxygen atom that combine with another oxygen molecule. In earth surface, ozone created by ozone generator and UV-C lamp. In this research, ozone is used for substrate surface cleaner. There were many substances can use for cleaner but ozone attacks other molecules on substrate surface without touch substrate surface. Ozone generator produces 18 gram per hour ozone. Additional, UV-C lamp produces ozone by 254 nm wavelength. Slide microscope is glass material that use for check cleanliness level with hydrophobic and hydrophobic surface. Substrate surface has resists wetting is called hydrophobic surface when dropped water on surface. Substrate surface allows wetting is called hydrophilic surface when dropped water on surface. This process results substrate surface cleanliness level with ozone treatment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Wijaya
"ABSTRAK
Industri pelapisan logam menggunakan listrik (electroplating) berkembang amat pesat pada skala kecil dan menengah sesuai dengan meningkatnya kebutuhan barang-barang logam berlapis. Limbah industri ini merupakan limbah yang cukup berat cemarannya diantaranya logam-logam berat dan sianida sebagai parameter kunci limbah dari industri ini. Saat ini pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah menetapkan aturan yang amat ketat yaitu 0,2 mg/L pada efluen (sebelumnya 0,5 mg/L) sebagai baku mutu khusus industri pelapisan logam menggunakan listrik (electroplating). Penelitian bertujuan mengatahui, unjuk kerja reaktor ozon pada senyawa sianida pada variasi laju alir umpan dan pH, untuk moda paralel dan seri, baik sistem sirkulasi maupun cascade, sebagai salah satu opsi pengolahan limbah yang lebih bersih dan tidak menimbulkan lumpur Waktu yang dibutuhkan penyisihan 95% sianida dari 10 ppm menjadi 0,5 ppm adalah + 5-8 jam."
2009
T25932
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah Dwiyanti
"Mikroorganisme di udara bebas dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit pada manusia sehingga harus diperhatikan untuk meminimalisir terjadinya penyebaran infeksi. Ozon dapat digunakan untuk sterilisasi dengan kelebihan dapat menjangkau seluruh area dan tidak menyisakan zat beracun yang berbahaya. Ozon merupakan salah satu gas penyusun atmosfer yang terdiri dari molekul triatom oksigen (O3). Kemampuan ozon sebagai oksidator kuat dapat memusnahkan bakteri melalui proses oksidasi langsung. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan membuat prototipe untuk mensterilisasi ruangan dengan ozon menggunakan sistem kontrol jarak jauh. Rancangan prototipe menggunakan mikrokontroler Arduino Mega, Bluetooth, dan generator ozon sebagai penghasil ozon. Metode pengujian prototipe dilakukan menggunakan sampel Agar BBL Blood yang diletakkan di ruangan untuk disterilisasi dengan sterilisator ozon, kemudian diinkubasi selama 24 jam. Rata-rata bakteri Staphylococcus epidermidis yang tumbuh di ruang A tanpa sterilisasi sebanyak 21 CFU/m3 dan menjadi 11,2 CFU/m3 setelah sterilisasi, sedangkan pada ruang B tanpa sterilisasi sebanyak 193,4 CFU/m3 dan setelah sterilisasi 97,6 CFU/m3 . Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa prototipe sterilisator ozon dapat mengurangi atau membunuh bakteri di udara.

Microorganisms in the air can cause various human diseases, hence it must be controlled to minimize infectious transmissions. Ozone can be used for sterilization with its advantages to reach the entire area and not produce toxic and harmful substances. Ozone is one of the atmospheric gases consisting of triatome oxygen (O3) molecules. The property of ozone as a strong oxidizing agent can destroy bacteria through a direct oxidation reaction. This research aims to create a prototype to sterilize rooms with ozone using a remote control system. The prototype uses an Arduino Mega microcontroller, Bluetooth, and an ozone generator to produce ozone. The testing method was carried out using BBL Blood Agar samples placed in a room to be sterilized by the prototype and incubated for 24 hours. Average growth of Staphylococcus epidermidis in room A was 21 CFU/m3 without sterilization and 11.2 CFU/m3 after sterilization, whereas and in room B was 193,4 CFU/m3 without sterilization and 97.6 CFU/m3 after sterilization. The result of the study indicated that the ozone sterilizer prototype can reduce or exterminated bacteria in the air."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huda Fadiyutama
"Plasma atau biasa disebut sebagai lucutan pijar (Glow Discharge) merupakan keadaan materi keempat selain padat, cair, dan gas. Plasma adalah gas yang terdiri dari ion, elektron, dan berbagai partikel netral seperti radikal bebas dalam keadaan tereksitasi. Plasma dapat dihasilkan dari sumber daya gelombang radio (RF), daya gelombang mikro (microwave), dan juga daya tegangan tinggi. Plasma juga dapat dimanfaatkan juga sebagai pembersih permukaan benda padat yang terdapat zat kontaminan berskala sangat kecil (biasanya nanometer) hingga disebut metode Plasma Cleaning. Metode ini banyak digunakan pada sektor industrial seperti pengembangan alat mikorelektronik, penerbangan, bioteknologi, hingga alat medis di rumah sakit. Pada penelitian ini, plasma digunakan sebagai pembersih permukaan substrat. Pembersihan menggunakan plasma akan membantu menetralisir zat kontaminan yang berskala sangat kecil pada permukaan substrat. Namun, pada penelitian ini dibuat sistem pembersih plasma dengan ditambahkan medan magnet eksternal yang bertujuan untuk mengarahkan lucutan plasma tepat pada permukaan substrat yang ingin dibersihkan. Untuk menghasilkan plasma, pada penelitian ini dibuat sistem tabung dengan tekanan rendah sebesar 500 microns dan 2 buah elektroda yang diberikan beda potensial listrik tinggi sebesar 30 KV (High Voltage). Sampel substrat yang digunakan adalah kaca preparat yang terkontaminasi berskala kecil. Parameter kebersihan yang diamati pada penelitian ini berbentuk kualitatif yaitu dengan melihat sifat hidrofilik atau hidrofobik pada sampel sebelum dan sesudah dilakukan pembersihan plasma.

Plasma or commonly referred to as glow discharge (Glow Discharge) is the fourth state of matter besides solid, liquid, and gas. Plasma is a gas consisting of ions, electrons, and various neutral particles such as free radicals in an excited state. Plasma can be generated from radio wave (RF) power, microwave power, and high voltage power. Plasma can also be used as a surface cleaner for solid objects that contain very small-scale contaminants (usually manometers), so it is called the Plasma Cleaning method. This method is widely used in the industrial sector such as in the development of microelectronic devices, aviation, biotechnology, to medical devices in hospitals. In this study, plasma was used as a surface cleaner for the substrate. Cleaning using plasma will help neutralize very small-scale contaminants on the substrate surface. However, in this study, a plasma cleaning system was created with an external magnetic field added which aims to direct the plasma discharge exactly to the surface of the substrate to be cleaned. To produce plasma, in this study a tube system with a low pressure of 500 microns and 2 electrodes was made with a high electric potential difference of 30 kV (High Voltage). The substrate sample used was a small-scale contaminated glass preparation. The cleanliness parameters observed in this study were qualitative, by looking at the hydrophilic or hydrophobic properties of the samples before and after plasma cleaning."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhika Ananda Hermawan
"Manusia selalu membutuhkan makanan sebab makanan dapat menyuplai energi agar dapat beraktivitas. Makanan yang kita konsumsi harus sehat dan berkualitas karena kualitas makanan dapat mempengaruhi jumlah nutrisi yang kita butuhkan. Salah satu hal yang menyebabkan kemunduran kualitas makanan adalah pembusukan. Pembusukan makanan disebabkan oleh kontaminasi mikroba yang diperparah dengan kondisi penyimpanan yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme seperti suhu, pH, aktivitas air. Oleh karena itu, perhatian khusus diperlukan untuk mengawetkan makanan atau menjaga bahan pangan selalu dalam keadaan baik, mengikuti kondisi lingkungan dan penyimpanan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing bahan pangan. Salah satu cara efektif untuk mengawetkan makanan adalah dengan menggunakan ozon. Ozon merupakan disinfektan kuat yang dapat mendisinfeksi beragam mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan. Kelebihan lain dari ozon adalah tidak memiliki residu; lebih efisien dari hydrogen peroksida dan dapat menghilangkan bahan berbahaya pada makanan seperti insektisida pada sayuran atau buah-buahan serta produk pertanian lain. Ozon juga sudah dinyatakan aman untuk digunakan sebagai bahan pengawet makanan (GRAS, Generally Recognized As Save) oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA, Food and Drug Administration). Penggunaan ozon sebagai pengawet makanan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk atau fasa: gas, air terozonasi, es terozonasi dan kabut ozon (ozone mist). Ozon telah diaplikasikan secara luas dalam mengawetkan berbagai jenis bahan pangan seperti: buah-buahan dan sayur-sayuran; tepung, biji-bijian dan sejenisnya; susu dan turunannya; daging, ikan dan tahu. Efektivitas penggunaan ozon sebagai bahan pengawet makanan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dari dua sisi: (i) ozon sebagai bahan pengawet; dan (ii) bahan makanan yang diawetkan. Di antara faktor (i) adalah fasa, konsentrasi, durasi dan frekwensi ozon. Faktor (ii) di antaranya adalah bentuk fisik, kandungan air, luas permukaan spesifik dan kandungan mikroorganisme. Fungsi ozon sebagai bahan pengawet dapat pula digabungkan dengan metode pengawetan lain seperti pendinginan, dan penggunaan kemasan.

Humans always need food because food can supply energy in order to be active. The food we consume must be healthy and of good quality because the quality of food can affect the amount of nutrients we need. One of the things that causes deterioration of food quality is spoilage. Food spoilage is caused by microbial contamination which is exacerbated by storage conditions that support the growth of microorganisms such as temperature, pH, water activity. Therefore, special attention is needed to preserve food or keep food ingredients always in good condition, following environmental conditions and storage in accordance with the characteristics of each food ingredient. One effective way to preserve food is to use ozone. Ozone is a strong disinfectant that can disinfect various microorganisms that cause spoilage. Another advantage of ozone is that it has no residue; more efficient than hydrogen peroxide and can remove harmful ingredients in food such as insecticides on vegetables or fruits and other agricultural products. Ozone has also been declared safe for use as a food preservative (GRAS, Generally Recognized As Save) by the United States Food and Drug Administration (FDA). The use of ozone as a food preservative can be carried out in various forms or phases: gas, zoned water, zoned ice and ozone mist. Ozone has been widely applied in preserving various types of foodstuffs such as: fruits and vegetables; flour, grains and the like; milk and its derivatives; meat, fish and tofu. The effectiveness of using ozone as a food preservative is influenced by various factors from two sides: (i) ozone as a preservative; and (ii) preserved foodstuffs. Among the factors (i) are the phase, concentration, duration and frequency of ozone. Factor (ii) of which is physical form, water content, specific surface area, and content of microorganisms. The function of ozone as a preservative can also be combined with other preservation methods such as refrigeration, and the use of packaging."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herin Nilaraditya
"Bawang putih kupas merupakan sayuran siap masak yang populer akan khasiat terapeutik yang bermanfaat bagi kesehatan, namun tergolong komoditas yang sangat mudah rusak karena rentan terhadap bakteri pembusuk sehingga diperlukan pengawetan untuk memperpanjang masa simpannya. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang ramah lingkungan dan telah diakui memiliki status aman untuk digunakan secara kontak dengan produk makanan. Pada penelitian ini, sampel diawetkan dengan memanfaatkan gas ozon dengan variasi durasi kontak dan frekuensi pengembusan. Bawang putih kupas diozonasi dengan dosis 5 ppm, variasi durasi kontak 5 menit, 10 menit, dan 15 menit dan frekuensi pengembusan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali dalam 15 menit. Sampel kemudian disimpan selama 30 hari untuk dievaluasi parameter kualitas yang meliputi total bakteri mesofil aerobik, perubahan massa, kandungan kalsium, dan karakteristik organoleptik sampel. Kondisi optimum dicapai oleh perlakuan ozonasi dengan frekuensi 1 kali dengan durasi pengembusan 15 menit yang menghasilkan nilai total bakteri mesofil aerobik lebih rendah (3,7 x 104 CFU/g) dibandingkan sampel kontrol (2,58 x 104 CFU/g), mempertahankan perubahan massa dan kandungan kalsium sebesar 24% dan 42%, serta menghasilkan nilai organoleptik yang lebih baik dibandingkan sampel kontrol.

Peeled garlic is a popular ready-to-cook vegetable for its therapeutic properties that are beneficial to health, but is classified as a commodity that is very perishable because it is susceptible to spoilage bacteria, thus preservation is required to extend its shelf life. Ozone can function as an environmentally friendly disinfectant and has been recognized as having a safe status for use in direct contact with food products. In this study, peeled garlic as a sample was preserved by utilizing ozone gas with variations in contact duration and spraying frequency. Samples were ozonated with a dose of 5 ppm, varying the duration of contact 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes and spraying frequency of 1 time, 2 times, and 3 times in 15 minutes. Samples were then stored for 30 days to see quality parameters including total aerobic mesophyll bacteria, changes in mass, calcium content, and organoleptic characteristics. Optimal conditions were achieved by ozonation treatment with a frequency of once with spraying duration of 15 minutes which resulted in a lower total value of aerobic bacteria (3.7 x 104 CFU/g) than the control sample (2.58 x 104 CFU/g), maintaining the mass change and calcium content of 24% and 42%, and produced better organoleptic values than the control sample."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Nabil Prasetya
"Pola hidup praktis membuat bawang putih kupas digemari karena kenyamanannya sebagai produk siap pakai. Dalam mengatasi permasalahan yang ditimbulkan akibat proses pengelupasan, perlakuan ozon sebagai agen desinfektan serta pengemasan digunakan untuk memperpanjang umur simpan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi gas ozon dan kemasan terhadap kualitas dan umur simpan bawang putih kupas. Bawang putih kupas disimpan selama 30 hari pada suhu 25°C. Berbagai konsentrasi gas ozon (1, 3, dan 5 ppm) diuji dengan mengombinasikan penggunaan kemasan berbahan LDPE, PP, dan PET. Parameter kualitas bawang putih yang dinilai, yaitu total bakteri mesofilik aerobik, kandungan kalsium, kehilangan massa, dan organoleptik, akan dievaluasi pada penyimpanan 0, 1, 72, 168, 336, dan 720 jam. Konsentrasi gas ozon 5 ppm cukup unggul dalam menurunkan tingkat mikroba hingga 96% sedangkan konsentrasi gas ozon 1 ppm memberikan hasil terbaik dalam menjaga penurunan kualitas. Kandungan kalsium pada masa penyimpanan hari ke-30 turun hingga lebih dari 40% untuk semua sampel. Kombinasi konsentrasi gas ozon 1 ppm dengan kemasan PP memiliki kehilangan massa paling rendah dibandingkan dengan kontrol. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kombinasi gas ozon dan pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bawang putih kupas hingga 30 hari pada suhu 25°C. Validitas hasil ini juga dikonfirmasi oleh evaluasi sensori.

The practical lifestyle makes peeled garlic popular because of its convenience as ready-to-use product. In overcoming the problems caused by the peeling process, ozone treatment as a disinfectant agent and packaging is used to prolong shelf life. This study aims to determine the effect of the combination of ozone gas and packaging on the quality and shelf life of peeled garlic. Peeled garlic is stored for 30 days at 25°C. Various ozone gas concentrations (1, 3, and 5 ppm) were tested by combining the packaging made from LDPE, PP, and PET. Garlic quality parameters assessed, namely total aerobic mesophilic bacteria, calcium content, mass loss, and organoleptic, were evaluated at 0, 1, 72, 168, 336, and 720 hours of storage. Ozone gas concentration of 5 ppm was quite superior in reducing microbial levels up to 96% while ozone gas concentration of 1 ppm gave the best results in maintaining quality degradation. The calcium content on the 30th day of storage decreased to more than 40% for all samples. The combination of 1 ppm ozone gas concentration with PP packaging had the lowest mass loss compared to the control. The results revealed that the combination of ozone gas and packaging can extend the shelf life of peeled garlic up to 30 days at 25°C. The validity of these results was also confirmed by organoleptic evaluation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Pasha
"Telah berhasil dibangun pembersih permukaan substrat menggunakan metode vortex plasma yang mampu membersihkan kaca preparat yang semula memiliki sifat hidrofobik menjadi hidrofilik setelah dilakukan proses pembersihan. Sifat hidrofobik dan hidrofilik dari suatu permukaan digunakan untuk menyatakan kebersihan permukaan secara kualitatif. Pengamatan sudut kontak dari air yang diteteskan dengan metode sessile drop menyatakan kebersihan permukaan secara kuantitatif. Vortex plasma yang dihasilkan oleh sebuah kumparan sebagai penghasil medan magnet dan elektroda plat tembaga yang diberi beda potensial listrik. Medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan dengan 320 lilitan yang diberikan arus DC sebesar 1,92 A adalah 5,42 mT. Dengan durasi waktu pembersihan 10 menit dengan tekanan 2000 micron dapat menghasilkan rata-rata sudut kontak 8 derajat, Sedangkan penggunaan perantara gas argon untuk proses pembersihan mampu menghasilkan rata-rata sudut kontak sebesar 4 derajat. Sudut kontak yang dihasilkan semakin mengecil seiring dengan lamanya waktu pembersihan, baik dengan gas argon maupun tanpa gas argon. Pengujian ini membuktikan bahwa gas argon lebih efektif untuk proses pembersihan dengan vortex plasma.

A substrate surface cleaner has been successfully built using the plasma vortex method which is able to clean preparate glass which originally had hydrophobic properties to become hydrophilic after the cleaning process. The hydrophobic and hydrophilic properties of a surface are used to describe the surface cleanliness qualitatively. Observation of the contact angle of the water dripped by the sessile drop method states the surface cleanliness quantitatively.Vortex plasma produced by a coil as a generator of the magnetic field and a copper plate electrode which is given an electric potential difference of 30KV. The magnetic field produced by a coil given a DC current of 1.92 A is 5.42 mT. With a cleaning time of 10 minutes with a pressure of 2000 microns, it can produce an average contact angle of 8 degrees, while the use of argon gas intermediary for the cleaning process is able to produce an average contact angle of 4 degrees. The resulting contact angle decreases with the duration of cleaning time, both with argon gas and without argon gas. This test proves that argon gas is more effective for the cleaning process with vortex plasma."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Harfian
"Pada penelitian ini dibuat katalis berbasis MnOx dengan zeolit alam Lampung (ZAL) sebagai penyangganya. Katalis ini berfungsi untuk mendekomposisi ozon dalam emisi gas buang industri yang menggunakan ozon. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ukuran dan %-loading nominal katalis. Ukuran katalis yang digunakan adalah 18-35 mesh, 35-60 mesh, dan 60-100 mesh. %-loading nominal yang digunakan adalah 0%-w, 1%-w, dan 2%-w. Katalis diaktivasi dengan pencucian menggunakan aquademin, HCl, NaOH, dan kalsinasi. Katalis dikarakterisasi menggunakan BET dan SEM-EDX.
Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa ukuran katalis dan %-loading nominal MnOx mempengaruhi kinerja katalis dalam mendekomposisi ozon. Katalis MnOx/ZAL 1%-w dengan ukuran 60-100 mesh menghasilkan konversi ozon yang paling tinggi yaitu sebesar 74,5%. Didapatkan juga bahwa ZAL-lah yang memiliki peran utama dan dominan, dimana MnOx tidak memberikan pengaruh signifikan pada kinerja katalis dalam dekomposisi ozon.

This research make catalyst based on MnOx and Lampung natural zeolite as catalyst support, which serves to decompose ozone in industrial effluent gas which uses ozone. The varied variable is the size and %-nominal loading of the catalyst. The sizes are 18-35 mesh, 35-60 mesh, and 60-100 mesh. The %-nominal loadings are 0%-w, 1%-w, and 2%-w. The catalysts will be activated washed it using aquademin, HCl, NaOH, and calcination. The catalysts are characterized using BET and SEM-EDX.
This research concludes that size and nominal %-loading of catalysts affect their performance in decomposing ozone. MnOx/ZAL 1%-w with 60-100 mesh size catalyst gives the highest ozone conversion which is 74,5%. This research also give results that the most dominant or the main role in decomposing ozone is ZAL, where MnOx did not give any significant effect.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqah Azzahra
"

Cabai rawit merah (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu produk hortikultura Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun, cabai rawit merah memiliki umur simpan yang singkat dengan penurunan kualitas yang sangat cepat. Penelitian ini dilakukan untuk memperpanjang umur simpan dan menjaga kualitas cabai rawit merah menggunakan metode pengembusan gas ozon dengan dosis tertentu, dilanjutkan dengan penyimpanan pada beberapa jenis kemasan. Gas ozon dengan dosis 1, 3, dan 5 ppm digunakan sebagai agen disinfektan untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada cabai rawit merah. Kemasan bermaterial PP, LDPE, dan PET digunakan sebagai wadah pengawetan. Sampel disimpan selama 14 hari untuk dilihat perkembangan kualitasnya. Kualitas cabai yang dianalisis adalah total bakteri mesofil aerobik (TBMA), kandungan capsaicin, penurunan massa, dan organoleptik pada penyimpanan jam ke 1, 72, 168, dan 336. Penggunaan gas ozon dengan konsentrasi 3 ppm yang dilanjutkan dengan penyimpanan pada kemasan PET memberikan hasil yang terbaik dalam memperpanjang umur simpan serta mempertahankan kualitas cabai rawit merah. Masa simpan cabai rawit merah dapat diperpanjang hingga 7 hari dibandingkan cabai rawit merah tanpa ozonasi. Pada aspek pengujian TBMA, didapatkan hasil kandungan bakteri yang lebih kecil hingga 89% dibandingkan sampel tanpa ozonasi. Penurunan massa juga dapat ditekan hingga 35,5%. Kualitas cabai rawit merah untuk aspek kandungan capsaicin tidak dipengaruhi baik konsentrasi ozon maupun kemasan penyimpanan.


Cayenne pepper (Capsicum frutescens L.) is one of Indonesia's horticultural products that has high economic value. However, red cayenne pepper has a very short shelf-life and quality loss. This research will discuss the ozonation of red cayenne pepper to extend the shelf life and maintain quality. The method used is the spraying of gaseous ozone on red cayenne pepper with a certain dose, followed by storage in several types of packaging. Gaseous Ozone with concentration of 1,3, and 5 ppm will be utilized as a disinfectant to keep microorganisms from contaminating horticultural products. As preservation containers, PP, LDPE, and PET packing materials will be utilized. The quality of the chilies to be analyzed were total aerobic mesophyll bacterium (TBMA), capsaicin content, weight loss, and organoleptic including observation of color, aroma, and texture. The use of ozone gas with a concentration of 3 ppm, followed by storage in PET packaging, provides the best results in extending the shelf life and maintaining the quality of red chili peppers. The shelf life of red chili peppers can be extended up to 7 days compared to non-ozone-treated red chili peppers. In terms of TBMA testing, a smaller bacterial content was found, up to 89% lower compared to samples without ozonation. Mass reduction can also be suppressed up to 35.5%. The quality of red chili peppers in terms of capsaicin content is not affected by both ozone concentration and storage packaging.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>