Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naqila Rakhmi
"Mobilitas pendapatan antargenerasi merupakan isu penting untuk melihat sejauh mana keterkaitan status sosial ekonomi orang tua dan hasil anak mereka di masa depan sekaligus menjadi penentu penting dalam peluang ekonomi dan ukuran penting dari keadilan sosial (Qin et al., 2016; Tang et al., 2021). Pemerintah Indonesia telah menerapkan Program Jaring Pengaman Sosial bidang pendidikan untuk mendorong peningkatkan kesejahteraan dan keadilan di masyarakat (Sumodiningrat, 1999). Studi ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh program Jaring Pengaman Sosial (JPS) bidang pendidikan sebagai intervensi kebijakan pendidikan pemerintah terhadap mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia. Data yang digunakan adalah data pasangan orang tua dan anak dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2000, 2007 dan 2014 dengan menggunakan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS). Hasil studi ini menemukan bahwa elastisitas pendapatan antargenerasi di Indonesia sebesar 0.423. Temuan ini menujukkan bahwa 42.3% pendapatan anak di masa depan dipengaruhi oleh pendapatan orang tua mereka. Penelitian ini juga menemukan bahwa intervensi pendidikan pemerintah meningkatkan elastisitas pendapatan antargenerasi. Hal ini mengindikasikan bahwa status ekonomi pada generasi orang tua cenderung diwariskan kepada generasi anak, sehingga tingkat mobilitas pendapatan antargenerasi rendah. Selain itu, penulis juga menemukan bahwa intervensi pendidikan pemerintah menguntungkan bagi pendapatan masa depan anak-anak dari orang tua berpenghasilan rendah dan tinggi, namun tidak bagi anak-anak dari orang tua berpenghasilan menengah. Penelitian ini juga terdapat rekomendasi kebijakan untuk pemerintah di bagian akhir.

Intergenerational income mobility is an important issue for understanding the relationship between parents’ sosioeconomic status and their children’s future outcomes as well as being an important determinant of economic opportunity ans important measure of social justice (Qin et al., 2016; Tang et al., 2021). The Indonesia government has implemented the Educational Social Safety Net Program to encourage the improvement of welfare and justice in society (Sumodiningrat, 1999). This study aims to examine the relationship between the Educational Social Safety Net Program (JPS) as a government education intervention program on intergenerational income mobility in Indonesia. The data used in this study is the data on parent – child pairs from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2000, 2007 and 2014 using the Ordinary Least Square (OLS) method. The results of the study found that when the government’s education intervention was taken into account, the intergenerational income elasticity in Indonesia was 0.423. The result show that 42.3% of children’s futur income is determined by their parents’ income. The study also found that government education interventio increase intergenerational income elasticity. In other words, the economic status of the parent’s generation will tend to be passed on to the child’s generation, so that the level of income mobility is low. In addition, the authors also found that government education intervention are beneficial for the future income of children of low and high income parents, but not for children of middle income parents. The research also contains policy recommendations for the government at the end. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindria Mustofiyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pendidikan terhadap mobilitas antargenerasi, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan variabel kontrol usia orang tua, pernikahan orang tua, pekerjaan orang tua, tempat tinggal, pendapatan orang tua. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui hasil survey IFLS 4 dan 5. Adapun metode penelitian ialah menggunakan analisis OLS dengan bantuan Stata 17. Hasil penelitian pertama diketahui bahwa secara simultan pengeluaran pendidikan dan pendidikan orang tua berpengaruh terhadap mobilitas pendidikan anak. Secara parsial, pengeluaran pendidikan tidak berpengaruh terhadap mobilitas pendidikan anak dan pendidikan orang tua (ayah dan ibu) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap mobilitas pendidikan anak. Hasil penelitian kedua diketahui secara simultan dan parsial bahwa pendidikan orang tua dan pengeluaran pendidikan berpengaruh terhadap mobilitas pendapatan anak. Hasil ini menjelaskan semakin masyarakat mengeluarkan konsumsi untuk pendidikan maka akan menciptakan atau berdampak pada mobilitas pendapatan anak, demikian juga pada pendidikan orang tua.

This study aims to analyze the effect of education on intergenerational mobility, either directly or indirectly with the control variables of parental age, parents' marriage, parents' occupation, place of residence, parents' income. This research was conducted by collecting data through the results of IFLS 4 and 5 surveys. The research method was using OLS analysis with the help of Stata 17. The results of the first study showed that simultaneously education expenditure and parental education had an effect on the mobility of children's education. Partially, education expenditure has no effect on the mobility of children's education and the education of parents (father and mother) partially has a significant effect on the mobility of children's education. The results of the second study are known simultaneously and partially that parental education and education expenditure affect the mobility of children's income. This result explains that the more people spend on consumption for education, it will create or have an impact on the income mobility of children, as well as on the education of parents."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Amanulah
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi mobilitas pendidikan antargenerasi di Indonesia. Suatu negara memiliki mobilitas pendidikan antargenerasi rendah apabila tingkat pencapaian pendidikan anak sangat dipengaruhi oleh tingkat pencapaian pendidikan orang tuanya. Penelitian ini menggunakan SAKERTI 1993, 1997, dan 2000, 2007. Studi ini menemukan penurunan proses transmisi pendidikan antargenerasi yang mengindikasikan mobilitas antargenerasi mengalami peningkatan. Akan tetapi, anak yang berasal dari orang berpendidikan rendah, perempuan, memiliki banyak saudara kandung, dan tinggal di perdesaan ketika masa kecil cenderung tidak mendapatkan tingkat pencapaian pendidikan yang lebih tinggi dan peluangnya berada posisi itu tetap antargenerasi.

This study examines the condition of intergenerational educational mobility in Indonesia. A country has a low intergenerational education mobility when children's educational attainment is strongly determined by parent's education. This study uses IFLS 1993, 1997, 2000, dan 2007. This study finds a reduction in intergenerational transmission of education process across cohorts, indicating an improvement in intergenerational mobility overtime. However, children from low educated parents, female, have more siblings, and lived in rural areas when childhood, are less likely to attain higher educational level and their chances remain in this position across generation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restananda Nabilla Yusacc
"Dalam studi mobilitas pendapatan antargenerasi di negara berkembang, fokus pada perbedaan gender tidak banyak ditemukan karena adanya keterbatasan dalam data. Anak laki-laki dan perempuan pada masyarakat yang cenderung tradisional seperti di Indonesia memiliki perbedaan karakter. Di masyarakat yang berkembang, tidak hanya terjadi ketimpangan di antara gender namun juga ketimpangan antargenerasi. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia serta perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan. Menggunakan data Indonesia Family Life Survey 5, estimasi dilakukan menggunakan Ordinary Least Squared dan Heckman Selection. Ditemukan bahwa Indonesia berada di tingkat menengah mobilitas pendapatan antargenerasi, dan terdapat perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan jika mengkontrol karakteristik individu. Pendidikan anak memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan pendidikan orangtua, indikasi dari kesetaraan kesempatan. Untuk anak laki-laki, pernikahan memberikan manfaat yang lebih besar sementara untuk anak perempuan tinggal di kota dan bekerja di sektor formal memberikan manfaat yang lebih besar.

In research of intergenerational income mobility studies, it has only a handful studies covering developing country and gender differences due to limitations in data. Sons and daughters in more traditional society like Indonesia is expected to fill certain roles. Therefore, sons and daughters will possess different characteristics, whether it is in childhood or in adulthood. As a society advances, not only difference in sons and daughters that persisted but also difference among generations. This study aims to explain the condition of intergenerational income mobility in Indonesia and differences among sons and daughters. Using data from Indonesia Family Life Survey 5, estimation is done through Ordinary Least Squared and Heckman Selection. This study found that Indonesia is in intermediate level of intergenerational income mobility, and differences among sons and daughters existed when controlling for personal characteristics. Child rsquo s own education give greater benefit than parents education, an indication equality of opportunity. For sons, marriage give greater benefit as a means to increase personal income. For daughters, living in urban area and formal employment give greater benefit as a means to increase personal income.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Putri Shafira
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mobilitas pendidikan di Indonesia. khususnya kasus orang tua penyandang disabilitas. Penelitian ini menggunakan data SAKERTI 2014-2015, dengan jumlah sampel 5.223 anak yang berusia minimal 25 tahun. Penelitian ini menggunakan metode analitik deskriptif dan juga metode estimasi regresi linier berganda. Bertentangan dengan Persepsi umum, hasil menunjukkan bahwa tidak ada mobilitas pendidikan anak yang berbeda dari orang tua dengan atau tanpa disabilitas. Selain Artinya, berdasarkan data yang digunakan, tampak orang tua penyandang disabilitas memiliki tingkat konsumsi dan kekayaan yang lebih tinggi dibandingkan lansia tanpa disabilitas pada tingkat pendidikan yang sama. Selisih pendapatan dan Kekayaan ini menjadi faktor utama dalam menjelaskan mobilitas antar pendidikan kedua kelompok penelitian.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mobilitas pendidikan di Indonesia. berbagai kasus orang tua penyandang disabilitas. Penelitian ini menggunakan data SAKERTI 2014-2015, dengan jumlah sampel 5.223 anak yang berusia minimal 25 tahun. Penelitian ini menggunakan metode analitik deskriptif dan juga metode regresi linier berganda. Bertentangan dengan Persepsi umum, hasil menunjukkan bahwa tidak ada mobilitas pendidikan anak yang berbeda dari orang tua dengan atau tanpa disabilitas. Selain Artinya, berdasarkan data yang digunakan, tampak orang tua penyandang disabilitas yang memiliki tingkat konsistensi dan kekayaan yang lebih tinggi dibandingkan lansia tanpa disabilitas pada tingkat pendidikan yang sama. Selisih pendapatan dan kekayaan ini menjadi faktor utama dalam menjelaskan mobilitas antar pendidikan kedua kelompok penelitian.

This research was conducted to analyze the mobility of education in Indonesia, especially for the case of parents with disabilities. This research uses data from SAKERTI 2014-2015, with a total sample of 5,223 children aged at least 25 years. This research uses descriptive analysis method and also multiple linear regression estimation method. The results show that contrary to general perception, there is no different mobility of children’s education from parents with or without disability. Furthermore, parents with disability seem have higher level of consumption and wealth than parents without disability at the same level of education especially for parents with visual impairment. This difference on consumption and wealth is mainly explain the mobility of education of both groups. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieke Nurcahyaningsih
"Penelitian ini ingin melihat pengaruh dari pendapatan orang tua dan kepemilikan aset terhadap partisipasi anak untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Indonesia dengan menggunakan data cross-section dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2022. Sampel penelitian adalah anak usia 19-23 tahun dengan total sampel sebanyak 24.833. Dengan menerapkan metode regresi logistik, penelitian ini menemukan bahwa pendapatan orang tua dan kepemilikan aset berupa rumah serta perangkat TIK tidak berpengaruh signifikan terhadap peluang anak untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Sementara kepemilikan aset alat transportasi dan gabungan perangkat TIK & alat transportasi mempengaruhi secara signifikan. Selain itu terdapat faktor lainnya yang mempengaruhi partisipasi anak untuk melanjutkan pendidikan tinggi seperti usia ibu dan karakteristik wilayah.

This research aims to examine the effect of parental income and asset ownership on children's participation in attending higher education in Indonesia using cross-section data from the National Socio-Economic Survey (SUSENAS) 2022. Sample of this research is children aged 19-23 years with a total sample of 24,833. Applying logistic regression, this research found that parental income and asset ownership in the form of houses and ICT devices did not have a significant effect on the probability of children’s participation in higher education. Meanwhile, ownership of transportation assets and a combination of ICT devices & transportation devices significantly affect the children's participation. In addition, other factors influence children's participation in continuing higher education, such as maternal age and regional characteristics."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Purbowati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur mobilitas pendapatan antargenerasi dan melihat pengaruh transfer modal manusia antargenerasi terhadap mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia. Data yang digunakan adalah pasangan bapak dan anak yang bersumber dari IFLS periode 2000 sampai 2014. Dengan menggunakan metode 2SLS diketahui bahwa modal manusia secara langsung diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Elastisitas pendapatan antargenerasi IGE meningkat dari 0.123 menjadi 0.172 ketika transfer langsung modal manusia diperhitungkan. Dengan kata lain transfer langsung modal manusia memperkuat IGE. Hal ini memberikan indikasi bahwa ketika pengembangan modal manusia anak diserahkan sepenuhnya kepada keputusan rumah tangga, maka kesenjangan pendapatan yang terjadi pada generasi orang tua akan cenderung diwariskan atau dipertahankan kepada generasi anak.

The purpose of this study are to estimate the intergenerational income mobility and the effect of intergenerational transfer of human capital on intergenerational income mobility in Indonesia. The intergenerational income elasticity is estimated by using father child pairs from Indonesia Family Life Survey IFLS 2000 until IFLS 2014. This study apply 2SLS method and the estimation resuts suggests that human capital is directly transmitted from parent to child. IGE increased from 0.123 to 0.172 when the direct transfer of human capital are taken into account. In other words, the direct transfer of human capital strengthening IGE. This is an indication that when the human capital development of children left entirely to household decisions, then the income gap that occurs in the older generation tends to be inherited or maintained for generations of children.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T50268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clareta Avbiani
"The objective of this study is to examine the effects of education expenditure towards income inequality in Indonesia. The measure of income inequality used is Gini coefficient. The study is conducted using panel data of 33 provinces in Indonesia during 2007 to 2016. By using panel random effects model, the result conveys that education expenditure and Gini coefficient is positively related. In other words, an increase in education expenditure does not always lead to income inequality reduction. By looking at the short-run and long-run effects, this study finds that income inequality falls with rising education expenditure in the short-run but increases in the long-run. It implies that income inequality reduction effect through increasing education expenditure in Indonesia is not sustainable in the long-term. In addition, the study also finds that poverty rate and economic growth increases income inequality implying that the benefits of the rising economy only go to the middle to upper-class society rather than the poor.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengeluaran pendidikan terhadap ketimpangan pendapatan. Ukuran ketimpangan pendapatan yang digunakan adalah koefisien Gini. Penelitian ini menggunakan data panel dari 33 provinsi di Indonesia dari tahun 2007 hingga 2016. Dengan menggunakan model panel random effects, terbukti bahwa pengeluaran pendidikan dan koefisien Gini berhubungan positif. Dapat diartikan bahwa peningkatan alokasi pengeluaran pendidikan tidak mengarah pada pengurangan ketimpangan pendapatan. Dengan melihat dari sisi efek jangka pendek dan jangka panjang, studi ini menemukan bahwa ketimpangan pendapatan menurun dengan meningkatnya pengeluaran pendidikan dalam jangka pendek tetapi meningkat dalam jangka panjang. Dengan demikian, efek penurunan ketimpangan pendapatan melalui peningkatan pengeluaran pendidikan di Indonesia tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Terlebih lagi, penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi meningkatkan ketimpangan pendapatan, yang menyiratkan bahwa manfaat dari kenaikan ekonomi hanya diterima oleh masyarakat kelas menengah ke atas melainkan masyrakat miskin.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Shelomita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah migrasi yang dilakukan individu saat anak-anak dapat dianggap sebagai saluran yang efektif untuk investasi modal manusia, khususnya dalam konteks pendidikan, yang dicerminkan pada mobilitas pendidikan antargenerasinya. Menggunakan data longitudinal dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) di tahun 2000, 2007, dan 2014 dengan metode Ordinary Least Regression (OLS), hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang pernah bermigrasi memiliki mobilitas pendidikan antargenerasi lebih rendah 0.5 tahun dibandingkan dengan anak yang tidak bermigrasi. Penelitian ini juga mengontrol faktor lain yang turut mempengaruhi mobilitas pendidikan antargenerasi, seperti ukuran rumah tangga, pendidikan ayah, pengeluaran biaya pendidikan, dan region tempat tinggal di tahun 2014. Hasil ini dipengaruhi oleh motif migrasi di mana sebagian besar sampel bermigrasi atas tujuan lain selain pendidikan, serta sebagian besar sampel bermigrasi ke daerah rural. Di samping itu, pada penelitian terdahulu, faktor internal anak, seperti kesulitan untuk beradaptasi di tempat tujuan juga mempengaruhi hasil migrasi.

This study aims to examine whether migration undertaken by individuals during childhood can be considered an effective channel for human capital investment, particularly in the context of education, as reflected in intergenerational educational mobility. Using longitudinal data from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) for the years 2000, 2007, and 2014 with the Ordinary Least Squares (OLS) method, the results show that children who migrated had intergenerational educational mobility 0.5 years lower compared to children who did not migrate. The study also controls for other factors that affect intergenerational educational mobility, such as household size, father's education, educational expenditure, and region of residence in 2014. These results are influenced by migration motives, as the majority of the sample migrated for reasons other than education and predominantly to rural areas. Additionally, previous research indicates that internal factors of the child, such as difficulty adapting to the destination, also affect migration outcomes."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Kurniasari
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh anggaran pendidikan yang dibagi menjadi dana daerah dan transfer daerah terhadap mutu pendidikan dasar di Indonesia yang diproksi dengan skor Pemetaan Mutu Pendidikan (PMP). Dana daerah merupakan anggaran pendidikan yang bersumber dari pendapatan asli daerah (PAD), sedangkan transfer daerah merupakan anggaran pendidikan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penelitian ini dilakukan dengan metode reg, si cross section dengan unit analisis 392 kabupaten/kota di Indonesia. Berdasarkan hasil estimasi, baik untuk jenjang sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP), dana daerah tidak signifikan secara statistik memberikan pengaruh terhadap skor PMP. Sedangkan transfer daerah, secara signifikan memberikan pengaruh positif terhadap skor PMP.  Selanjutnya, apabila dianalisis lebih mendalam, pada jenjang SD, dana daerah mempengaruhi skor PMP melalui standar pendidik dan tenaga kependidikan (PTK); standar sarana dan prasarana (sarpras); dan standar pembiayaan. Sedangkan pada jenjang SMP, dana daerah mempengaruhi skor PMP melalui standar PTK. Di samping itu, untuk transfer daerah, pada jenjang SD, transfer daerah mempengaruhi skor PMP melalui standar PTK, standar sarpras, standar Kelola, standar pembiayaan, standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL). Sedangkan pada jenjang SMP, transfer daerah mempengaruhi skor PMP melalui standar PTK, standar kelola, standar pembiayaan, standar penilaian, standar isi dan standar SKL.

This study aims to analyze the effect of the education budget which is divided into regional funds and regional transfers on the quality of basic education in Indonesia as proxied by the Education Quality Mapping (PMP) score. Regional Funds are education budgets sourced from local revenue while regional transfers are education budgets sourced from the State Revenue and Expenditure Budget. This research was conducted using a cross section regression method with a unit of analysis of 392 districts/cities in Indonesia. Based on the results, for both elementary and junior high school levels, regional funds are not statistically significant in influencing the achievement of the PMP score. Meanwhile, regional transfers significantly have a positive effect on the PMP score. Furthermore, at the elementary school level, regional funds affect PMP scores through the standards of educators and education staff; facilities and infrastructure; and financing. Meanwhile, at the junior high school level, regional funds affect PMP scores through standards of educators and education staff. In addition, for regional transfers, at the elementary school level, regional transfers affect PMP scores through standards of educators and education staff; facilities and infrastructure; management; financing; content; and graduate competency. Whereas at the junior high school level, regional transfers affect PMP scores through standards of educators and education staff; management; financing; assessment; content; and graduate competency."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>