Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117434 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuan Hasanah Maharani
"Menentukan dosis serap dengan menggunakan metode yang sering digunakan yaitu fixed dose dapat menghasilkan nilai error yang cukup tinggi yang dapat berakibat fatal kepada pasien. Sementara metode dosimetri dapat meminimalkan error tersebut dan juga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi terapi. Namun, dosimetri pada kedokteran nuklir belum banyak diterapkan di Indonesia karena minimnya peralatan dan pengetahuan akan protokol. Kuantifikasi nilai cacahan menjadi aktivitas merupakan tahap awal dari perhitungan dosimetri. Dikarenakan keterbatasan dari fasilitas, perangkat pencitraan gamma camera masih sering digunakan. Oleh sebab itu, pada penelitian ini dikembangkanlah sebuah perangkat lunak yang dapat menguantifikasi nilai cacahan dari citra planar menjadi nilai aktivitas. Perangkat lunak yang dirancang menggunakan bahasa pemrograman MATLAB. Citra yang digunakan sebagai input dari perangkat lunak merupakan citra dari penelitian IAEA CRP E23005 dengan judul Dosimetry in Molecular Radiotherapy for Personalized Patient Treatments (Hidayati et al., 2021). Dilakukan penggambaran region of interest (ROI) untuk beberapa organ yaitu left kidney, right kidney, liver, dan spleen dengan 1, 24,48, 72 jam setelah diinjeksikannya radiofarmaka. Validasi perangkat lunak dilakukan dengan membandingkan hasil kuantifikasi cacahan menjadi aktivitas oleh perangkat lunak dengan nilai hasil kuantifikasi dari referensi yang menggunakan data citra yang sama melalui nilai relative deviation (RD). Adapun nilai relative deviation (RD) yang didapatkan paling tinggi bernilai sekitar 8% apabila diamati berdasarkan variasi organ dan juga berdasarkan variasi time-point. Uji statistik dengan korelasi Pearson dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut hubungan antara kedua data aktivitas. Didapatkan nilai koefisien korelasi untuk organ left kidney, right kidney, liver, dan spleen secara berurutan adalah 0,99739, 0,99687, 0,99687, 0,99687. Hal ini berarti bahwa terdapat korelasi kuat positif antara aktivitas yang didapatkan melalui perangkat lunak yang dirancang dengan data aktivitas pada referensi dan perangkat lunak ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk kebutuhan kuantifikasi nilai cacahan menjadi aktivitas pada citra planar.

Determining the value of absorbed dose using the method that is often used, namely fixed dose can produce a fairly high error that can be fatal to the patient. Dosimetry method can minimize these errors and can also increase the effectiveness and efficiency of the therapy itself. However, dosimetry has not been implemented many times in Indonesia due to the lack of adequate equipment and knowledge of the protocol. Quantification of count rates into activity values is the first step of dosimetry calculations. Due to the limitations of facilities, the imaging device gamma cameras are still often used. Therefore, in this study a software was developed in which the software can quantify the count rates of planar images into activity values. The software was designed using MATLAB programming language. The images used as input of the software are  planar images from the IAEA CRP E23005 research with the title “Dosimetry in Molecular Radiotherapy for Personalized Patient Treatments” (Hidayati et al., 2021). Region of interests (ROI) were drawn for several organs, namely the left kidney, right kidney, liver, and spleen at 1, 24,48, 72 hours after the injection of the radiopharmaceutical. Validation of the software was done by comparing the results of count rates quantification into activities by the designed software with the value of the quantification results from the reference using the same images in the form of relative deviation (RD) values. The highest relative deviation (RD) value is around 8% when observed based on organ variations and also for time-point variations. Statistical test with Pearson correlation was conducted to find out more about the relationship between the two activity data results. The Pearson correlation coefficient values ​​for the left kidney, right kidney, liver, and spleen organs respectively were 0.99739, 0.99687, 0.99687, 0.99687. This means that there is a strong positive correlation between the activities obtained through the designed software and the activity data on the reference and the designed software can be used as an alternative for quantifying count rates of planar images ​​into activity values. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aviana Indah Sari
"Pada penelitian ini telah dikembangkan sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan ketidakpastian aktivitas dari citra planar hasil pemindaian gamma camera. Perangkat lunak merupakan hasil pengembangan dari “Planar Quantification App” milik Maharani, 2021 dan dirancang dengan bahasa pemrograman MATLAB. Algoritma dirancang dengan melakukan propagasi ketidakpastian menggunakan the law of propagation uncertainty pada persamaan aktivitas dalam conjugate view counting seperti faktor kalibrasi, laju cacahan, dan faktor transmisi. Perhitungan ketidakpastian dilakukan untuk organ ginjal kiri dan liver pada time point 1, 24, 48, dan 72 jam setelah injeksi radiofarmaka. Persentase ketidakpastian aktivitas akan mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya time point. Pada organ ginjal kiri diperoleh persentase ketidakpasitian aktivitas dalam rentang 32%-52% sedangkan pada organ liver diperoleh persentase ketidakpastian aktivitas dalam rentang 11%-37%. Pengujian reproduksibilitas algoritma turut dilakukan dengan tujuan untuk melihat reproduksibilitas hasil dari GUI yang telah dirancang dan direpresentasikan dalam bentuk deviasi relatif. Adapun nilai deviasi relatif yang didapatkan paling tinggi sebesar 9,6% secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa reproduksibilitas dari algoritma yang digunakan cukup baik dan masih dapat diterima untuk kedua organ yang diamati.

In this study, the software has been developed that can be used to calculate the uncertainty of activity from planar images from gamma camera scans. The software is the result of the development of Maharani, 2021 "Planar Quantification App", and is designed with the MATLAB programming language. The algorithm is designed by performing uncertainty propagation using the law of propagation uncertainty in the activity equation in the conjugate view counting method, such as calibration factor, count rate, and transmission factor. Uncertainty calculations were performed for the left kidney and liver at time points of 1, 24, 48, and 72 hours after radiopharmaceutical injection. The percentage of activity uncertainty will increase as the time point increases. In the left kidney, the percentage of activity uncertainty is in the range of 32%–52%, while in the liver, the percentage of activity uncertainty is in the range of 11%–37%. Algorithm reproducibility testing was also carried out to see the reproducibility of the results of the GUI that had been designed and represented in the form of relative deviation. The relative deviation value obtained is the highest at 9.6% overall. This shows that the reproducibility of the algorithm used is quite good and still acceptable for the two organs observed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deyan Prashna
"Pada umumnya, dosis pasien kanker terapi radionuklida diberikan secara fixed dose, namun diperoleh eror yang besar. Untuk menjamin keakurasian, maka diperlukan perhitungan dosimetri internal. Penelitian bertujuan mengembangkan software in-house perhitungan dosimetri internal terapi radionuklida dengan menggabungkan software peneliti sebelumnya terkait kuantifikasi aktivitas organ citra planar kamera gamma dan perhitungan AUC. Software tersebut bernama Absorbed Dose Calculator of Lu-177 dalam bentuk tampilan GUI (graphical user interface) yang dikembangkan melalui software MATLAB versi 2020a. Terdapat 3 tahap perhitungan yaitu tahap kuantifikasi akivitas berdasarkan perhitungan aktivitas conjugate view, tahap perhitungan AUC dan dosis serap. Perhitungan dilakukan terhadap 7 pasien RrDTC pada organ ginjal kanan, ginjal kiri, hati dan limfa. Nilai tertinggi untuk aktivitas diperoleh pada organ hati sebesar 20,02 MBq, sedangkan untuk dosis serap pada organ limfa sebesar 554,46 mGy atau 0,55 Gy. Nilai dosis yang diperoleh tidak melebihi nilai batas dosis yang ditoleransikan. Hasil validasi menunjukan eror (relative deviation, %RD) kurang dari 10%. Software peneliti dapat melakukan perhitungan dosimetri internal dengan hasil yang baik.

In general, the dose of radionuclide therapy cancer patients is given in a fixed dose, but a large error is obtained. To ensure accuracy, it is necessary to calculate the internal dosimetry. This study aims to develop an in-house software for calculating the internal dosimetry of radionuclide therapy by combining the software of previous researchers related to the quantification of organ activity in gamma camera planar images and AUC calculations. The software is called Absorbed Dose Calculator of Lu-177 in the form of a GUI (graphical user interface) display which was developed through the MATLAB software version 2020a. There are 3 calculation stages, namely the activity quantification stage based on the conjugate view activity calculation, the AUC calculation stage and the absorbed dose. Calculations were performed on 7 RrDTC patients in the right kidney, left kidney, liver and spleen. The highest value for activity was obtained in the liver at 20,02 MBq, while the absorbed dose in the spleen was 554,46 mGy or 0,55 MBq. The dose value obtained does not exceed the tolerable dose limit value. The validation results show the error (relative deviation, %RD) is less than 10%. Research software can perform internal dosimetry calculations with good results."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Indah Cahyani
"Pada penelitian ini dikembangkan sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan ketidakpastian aktivitas dari citra 3-Dimensi hasil pemindaian SPECT. Perangkat lunak ini melakukan kuantifikasi count rate dari citra 3-Dimensi menjadi nilai aktivitas dan nilai ketidakpastian aktivitas. Algoritma dirancang dengan melakukan propagasi ketidakpastian menggunakan the law of propagation uncertainty untuk mengkarakterisasi penyebaran sumber kesalahan pada faktor kalibrasi, count Rate, dan Recovery Coefficient. Penerapan analisis ketidakpastian dapat meningkatkan validitas hasil dosimetri dan dapat membantu mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan pengamatan dosis sebenarnya. Menentukan nilai ketidakpastian penting untuk setiap parameter yang diukur untuk menghindari adanya overdose treatment dan underdose treatment yang diberikan untuk pasien. Perangkat lunak yang dirancang menggunakan Bahasa pemrograman MATLAB. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil kuantifikasi recovery coefficient oleh perangkat lunak dengan hasil referensi pada penelitian Gear et al.,2018. Hasil kuantifikasi citra pada penelitian ini berupa aktivitas dan ketidakpastian aktivitas pada organ right kidney sebesar (28,70±18,69%), (31,32±17,14%), (37,35±14,35%), (29,82±17,99%) dan pada organ left kidney (30,03±17,85%), (45,41±11,81%), (37,17±14.44%), (30,02±17,86%) aktivitas yang didapatkan berupa satuan MBq.

In this research, a software is developed that can be used to calculate the activity uncertainty of 3-Dimensional SPECT scanned images. This software performs quantificationcount ratefrom 3-Dimensional image into activity value and activity uncertainty value. The algorithm is designed by performing uncertainty propagation usingthe law of propagation uncertainty to characterize the spread of the error source on the calibration factor, count rate, and Recovery Coefficient. The application of uncertainty analysis can increase the validity of dosimetry results and can help identify and reduce errors in order to increase the likelihood of true dose observations. Determine the value of the important uncertainty for each measured parameter to avoid the presence ofoverdose treatment and underdose treatment given to the patient. Software designed using the MATLAB programming language. Validation is done by comparing the results of quantification recovery coefficient by software with reference results by Gear et al., 2018. The results of image quantification in this study are in the form of activity and uncertainty of activity in organs right kidney by (28.70±18.69%), (31.32±17.14%), (37.35±14.35%), (29.82±17.99%) and in left kidney (30.03±17.85%), (45.41±11.81%), (37.17±14.44%), (30.02±17.86%) the activity obtained is in MBq units."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifdatul Husna Ahmad
"Pada penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat perangkat lunak simulasi penyinaran radiografi dengan metode ray tracing menggunakan bahasa pemrograman Python. Metode ray tracing dilakukan dengan menghitung intensitas yang diterima detektor setelah melewati suatu materi dan mengalami atenuasi. Penelitian ini dimulai dengan memodelkan fantom TOR 18FG sebagai objek penyinaran. Merancang dan membuat modul simulasi penyinaran monoenergi pada energi 50 keV dan melakukan validitas terhadap perangkat lunak dengan membandingkan citra hasil simulasi dengan citra referensi kemudian menghitung persentase kesalahannya pada geometri dengan perhitungan statistik Mean Absolute Error (MAPE) dan nilai kontras citra dengan perhitungan statistik Mean Absolute Percentage Error (MAE). Pada validasi geometri, persentase kesalahan absolut perangkat lunak sebesar 4,082%. Sedangkan pada validasi nilai kontras, besar kesalahan absolut perangkat lunak sebesar 27,5%. Hasil dari penelitian ini, didapatkan perangkat lunak sederhana yang menyajikan pemodelan penyinaran dengan metode ray tracing dalam bentuk GUI yang dapat menginput nilai intensitas awal berupa jumlah foton dan menghasilkan output berupa citra fantom dengan tingkat akurasi yang tinggi secara geometri, tetapi tingkat akurasi secara nilai kontras masih rendah.

In this study aims to design and manufacture radiographic irradiation simulation software using the ray tracing method using the Python programming language. The ray tracing method is performed by calculating the intensity received by the detector after passing through a material and experiencing attenuation. This research begins by modeling the TOR 18FG phantom as an irradiating object. Designing and manufacturing a monoenergy irradiation simulation module at 50 keV energy and validating the software by comparing the simulated image with a reference image and then calculating the percentage error in the geometry by calculating the Mean Absolute Error (MAPE) and the contrast value of the image by calculating the Mean Absolute Percentage Errors (MAE). In geometry validation, the software absolute error percentage is 4.082%. Whereas in the validation of contrast values, the software absolute error is 27.5%. The results of this study, obtained simple software that presents irradiation modeling with the ray tracing method in the form of a GUI that can input the initial intensity value in the form of the number of photons and produces an output in the form of a phantom image with a high degree of accuracy in terms of geometry, but the level of accuracy in terms of contrast value is still low."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Assyifa Rahman Hakim
"Terapi radionuklida merupakan salah satu metode klinis untuk mengatasi tumor ataupun kanker. Salah satu bagian penting dari perhitungan dosimetri pada terapi radionuklida adalah penentuan Time-Integrated Activity Coefficient (TIAC). Kompleksitas perhitungan TIAC membutuhkan adanya perangkat lunak untuk membantu perhitungannya. Perangkat lunak yang sudah ada tidak dapat diperoleh dengan mudah, hanya berfokus kepada pengolahan citra, serta menerapkan perhitungan TIAC dengan tidak memperhitungkan ketidakpastian saat melakukan fitting dan tidak menerapkan model selection. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat lunak open source OpenDose dalam hal penentuan TIAC dengan melakukan fitting yang mempertimbangkan ketidakpastiannya serta menerapkan metode model selection. Hasil fitting dari perangkat lunak yang dibangun ini dibandingkan dengan perangkat lunak SAAM II untuk validasi. Metode model selection dilakukan dengan membandingkan goodness of fit tiap fitting yang dihasilkan, model terbaik dipilih untuk dihitung luas di bawah kurva (AUC) yang nantinya digunakan untuk perhitungan TIAC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat lunak yang dibangun menghasilkan nilai deviasi relatif dari parameter dan standar deviasinya di bawah 10% jika dibandingkan dengan SAAM II serta berhasil mengaplikasikan model selection dengan baik sehingga perangkat lunak yang dibangun dapat diimplementasikan pada OpenDose.

Radionuclide therapy is one of the clinical methods to treat both tumor and cancer. One of the important parts for its dosimetry calculation is Time-Integrated Activity Coefficient (TIAC) calculations. The complexity of TIAC calculations makes it important to have software to help its calculations. Existing software is unaffordable, focuses only on image processing, and calculating TIAC without considering uncertainty and without applying model selection. This research intended to develop open-source software OpenDose in terms of TIAC calculation which considers uncertainty and applying model selection. The fitting results from the developed software are compared to the results from SAAM II software. Model selection is done by comparing its goodness of fit criteria of each fitting result, the best model is proceeded to Area Under the Curve (AUC) calculation which is used to determine TIAC. This research shows that the developed software is under 10% in relative deviation for every parameter and its standard deviation compared to SAAM II. This software also performs model selection successfully which concludes that this software is ready to be implemented to OpenDose software.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fauziah Arditami
"Di Indonesia, praktik radioterapi molekuler masih dilakukan dengan metode fixed dose. Sementara penelitian menyatakan bahwa metode fixed dose memiliki tingkat eror yang besar. Salah satu pemodelan yang dapat diandalkan untuk melakukan simulasi, fitting, dan menganalisis perbedaan kondisi fisiologis dan biodistribusi pada setiap individu pasien berdasarkan data pra-klinis pada Peptide-Receptor Radionuclide Therapy (PRRT) adalah pemodelan Physiologically-Based Pharmacokinetics (PBPK). Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan sebuah in-house software berbasis General User Interface (GUI) untuk dapat mengaplikasikan pemodelan PBPK dalam proses dosimetri pada PRRT menggunakan perangkat lunak MATLAB r2018b beserta aplikasi bawaannya, yaitu Simbiology dan App Designer. Penulis menggunakan data sekunder dan data pasien virtual yang didapatkan dengan menambahkan eror sebesar 1%, 2%, dan 3% terhadap data sekunder secara acak. Metode estimasi yang digunakan dalam pengembangan in-house software ini adalah non-linear fit (nlinfit) dengan error model proportional karena memiliki persentase deviasi relatif (%RD) dan persentase Coefficient of Variation (%CV) yang paling baik. Secara kualitatif, In-house software yang dikembangkan menghasilkan grafik Area Under the Curve (AUC) yang saling berhimpit dengan literatur serta grafik hasil fitting yang baik, sementara secara kuantitatif menghasilkan nilai AUC dan Time-Integrated Activity Coefficient (TIAC) dengan rata-rata %RD di bawah 10% dan %CV di bawah 50%. Nilai %RD didapatkan dengan membandingkan nilai perhitungan AUC dan estimated parameters antara hasil dari in-house software dengan literatur. Dari hasil tersebut, in-house software berbasis GUI yang dibangun dalam penelitian ini telah berhasil dalam melakukan simulasi, fitting, menghitung besar nilai AUC serta nilai TIAC secara akurat pada PRRT dengan menggunakan pemodelan PBPK.

In Indonesia, the practice of molecular radiotherapy is still carried out using the fixed-dose method. Meanwhile, research states that the fixed-dose method has a large error rate. One of the reliable models for simulating, fitting, and analyzing differences in physiological conditions and biodistribution in each individual patient based on pre-clinical data on Peptide-Receptor Radionuclide Therapy (PRRT) is Physiologically-Based Pharmacokinetics (PBPK) modeling. In this research, an in-house software based on General User Interface (GUI) was developed to be able to apply PBPK modeling in the dosimetry process on PRRT using the MATLAB r2018b software and its default applications, namely Simbiology and App Designer. The author uses secondary data and virtual patient data obtained by adding errors of 1%, 2%, and 3% to the secondary data randomly. The estimation method used in the development of this in-house software is non-linear fit (nlinfit) with proportional model error because it has the best percentage of relative deviation (%RD) and percentage of Coefficient of Variation (%CV). Qualitatively, the developed In-house software produces an Area Under the Curve (AUC) graph that coincides with the literature as well as a good fit graph, while quantitatively it produces AUC and Time-Integrated Activity Coefficient (TIAC) ​​values ​​with an average of % RD below 10% and CV below 50%. The %RD value is obtained by comparing the calculated AUC and estimated parameters between the results from the in-house software and the literature. From these results, the GUI-based in-house software built in this study has succeeded in performing simulations, fittings, calculating the AUC value and TIAC value accurately on PRRT using PBPK modeling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayid Mubarok
"ABSTRAK
Pasien spesifik QA pada teknik IMRT bertujuan untuk menjamin bahwa parameter-parameter penyinaran sesuai dengan perencanaan terapi. Dikarenakan terjadinya setup error pada pengukuran pasien spesifik QA pada teknik IMRT cukup tinggi, sehingga in house program QA akan berguna sebagai QA alternatif. Penelitian dilakukan menggunakan pesawat Varian Unique milik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM . Dynalogfile diperoleh dari tujuh kasus penyinaran. QA MLC dianalisa melalui parameter root mean square RMS error. Sementara itu, fluence map direkonstruksi berdasarkan informasi dari posisi leaf, posisi jaw, dan fraksional MU yang diperoleh berdasarkan data Dynalogfile setiap 50 ms. Tingkat konsistensi fluence map prediksi antar fraksi dievaluasi menggunakan gamma index. Kalkulasi gamma index antara fluence map sebenarnya dan fluence map prediksi dilakukuan untuk mengevaluasi adanya potensi error dari segmen-segmen yang dibentuk oleh posisi MLC. Kalkulasi dosis dilakukan berdasarkan data fluence map menggunakan metode modified Clarkson integration MCI . Hasil QA MLC pada seluruh kasus adalah kurang dari 0.5 mm untuk mean RMS error dan kurang dari 1 mm untuk max RMS error. Hasil ini menunjukkan bahwa posisi MLC saat penyinaran sesuai dengan perencanaan terapi. Evaluasi gamma dari fluence map sebenarnya terhadap fluence map prediksi pada pada seluruh sampel memiliki nilai rata-rata gamma dengan kriteria 2 , 2mm adalah 97.6 1.3 , sedangkan pada kriteria 3 , 3mm adalah 99.0 0.6 . Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat signifikan error pada segmen-segmen lapangan IMRT. Kalkulasi dosis menggunakan modified Clarkson Integration MCI berdasarkan fluens MU dibandingkan dengan kalkulasi dosis pada perencanaan terapi secara umum menghasilkan nilai evaluasi gamma dengan kriteria 4 ,4mm adalah lebih dari 95 pada lapangan kecil non split IMRT dan memiliki nilai lebih dari 90 untuk lapangan besar split IMRT .

ABSTRACT
The purpose of IMRT patient specific QA is to ensure that delivery radiation parameters conform with treatment planning system. Since there are high probability of setup error in measurement IMRT patient specific QA, the in house QA program is useful as an alternative QA. This study aimed to investigate MLC QA and patient specific QA based on Dynalogfile. Varian Linear Accelerator at Cipto Mangunkusumo hospital have been used for this study. Dynalogfile were obtained from seven cases. The MLC QA were analyzed using the error RMS leaf parameter. Meanwhile, the fluence map were reconstructed based on the information of leaf position, jaw position, and fractional MU from Dynalogfile data every 50 ms. The consistency check of expected fluence map from fraction to fraction were calculated using gamma index evaluation. The gamma index evaluation between actual and expected fluence map were calculated to analyze the segment potential error caused by MLC positions. The dose were calculated using modified Clarkson integration based on fluence map data. The results of MLC QA from all cases are less than 0.5 mm for mean RMS error and below 1 mm for max RMS error. These results indicate that actual MLC position conform with treatment planning system. The results of 2 ,2mm and 3 , 3mm gamma evaluation from all samples between actual and expected fluence map are 97.6 1.3 and 99.0 0.6 . Those indicated that there is no IMRT segment significant error. Gamma pass rate results of 4 , 4 mm criteria between dose calculation using modified Clarkson integration based on fluence map and TPS calculation are above 95 for small IMRT field non split IMRT and above 90 for large IMRT field split IMRT . "
2018
T51638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Jalaluddin
"Software House XYZ menggunakan Scrum sebagai salah satu proses pengembangan perangkat lunaknya. Namun, Software House XYZ memiliki beberapa masalah dalam penerapan Scrum sehingga menyebabkan keterlambatan pada rilis produk mereka. Terdapat 2 masalah yang menjadi fokus pada penelitian ini yaitu pengendalian tim Scrum dengan ukuran yang besar dan pengendalian komitmen pekerjaan tim. Scrum at Scale adalah kerangka kerja yang dipilih menjadi solusi kedua permasalahan tersebut. Sebelum menerapkan Scrum at Scale, perlu dilakukan penilaian tingkat kematangan Scrum yang saat ini diterapkan oleh Software House XYZ. Scrum Maturity Model yang disesuaikan dengan Scrum Guide 2020 dipilih sebagai metode yang dapat menilai seberapa baik perusahaan menerapkan Scrum. Kuesioner yang berisi 81 praktik disebar ke 40 tim pengembang. Data hasil kuesioner yang valid sebanyak 10 kuesioner. Dari hasil penilaian menggunakan Scrum Maturity Model, kematangan penerapan Scrum di Software House XYZ saat ini berada di tingkat 1 Initial. Sebanyak 61 praktik diusulkan sebagai perbaikan proses Scrum. Rekomendasi rancangan Scrum at Scale dapat diterapkan apabila perbaikan proses Scrum telah dilakukan. Rekomendasi disusun mengikuti kerangka kerja yang ada di Scrum at Scale Guide 2022. Validasi terhadap rekomendasi rancangan Scrum at Scale telah dilakukan peneliti melalui wawancara dengan perwakilan dari Software House XYZ. Dari hasil validasi, perusahaan tertarik untuk mencoba menerapkan Scrum at Scale. Namun, perusahaan setuju untuk meningkatkan proses Scrum yang ada diperusahaan terlebih dahulu sebelum menerapkan Scrum at Scale secara utuh.

Software House XYZ utilizes Scrum as one of its software development processes. However, the company encounters some challenges in implementing Scrum, leading to delays in their product releases. This research focuses on two identified issues: controlling a large Scrum team and managing team commitment to tasks. Scrum at Scale is chosen as the framework to address these problems. Before implementing Scrum at Scale, an assessment of the current Scrum maturity level at Software House XYZ is deemed necessary. The Scrum Maturity Model, aligned with the Scrum Guide 2020, is selected as the method to evaluate the company's Scrum implementation. A questionnaire containing 81 practices is distributed to 10 development team members. Valid data from 10 questionnaires are collected. The assessment using the Scrum Maturity Model reveals that the current Scrum maturity level at Software House XYZ is at the Initial stage. Sixty-one practices are proposed for improving the Scrum process. Recommendations for the Scrum at Scale design can be implemented once these process improvements in Scrum are carried out. The design recommendations adhere to the framework outlined in the Scrum at Scale Guide 2022. The researcher validates the Scrum at Scale design recommendations through interviews with representatives from Software House XYZ. The validation results indicate the company's interest in trying out Scrum at Scale. However, the company agrees to enhance its existing Scrum processes first before fully adopting Scrum at Scale."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
A. Labib Fardany Faisal
"Sering kali dalam melakukan pengukuran/pencacahan radiasi, teknik NDT (Non Destructive Testing) memerlukan lebih dari satu detektor misalnya pada teknologi tomografi dan radiotracer. Pencacahan radiasi dengan multi detektor menjadi lebih mudah dilakukan jika semua detektor dihubungkan ke sebuah sistem terpadu yang dapat menyalurkan data cacahan ke komputer, seperti yang dirancang pada penelitian ini. Sistem terpadu yang dirancang merupakan rangkaian master-slave dimana setiap detektor dihubungkan pada sebuah slave. Setiap slave dapat berkomunikasi dengan master yang terkoneksi ke personal komputer (PC) secara serial. Dengan perangkat lunak yang terdapat pada komputer, user dapat membaca cacahan dari masing-masing detektor dalam bentuk angka dan grafik, menyimpan data, serta mengatur variabel kontrol: tegangan tinggi, window dan waktu cacah dari masing-masing detektor. Pengaturan tegangan tinggi dapat digunakan untuk memperoleh kurva plateau sehingga didapatkan daerah tegangan kerja detektor yang terbaik, sedangkan pengaturan window digunakan untuk menyeleksi energi radiasi untuk dicacah. Sistem yang dibuat sudah dapat berfungsi namun memiliki noise yang besar karena ketidakstabilan power supply tegangan tinggi.

Frequently in NDT (Non Destructive Testing), measuring or counting the radiation needs more than one detector, e.g. at tomography and radiotracer technology. Radiation counting with multi detectors becomes easier if all of the detectors are connected to an integrated system that able to send the counting data to a computer, like designed in this research. The integrated system designed is master-slave circuit where each detectors connected to a slave. Every slave can communicate with master that connected to a personal computer (PC) via serial communication. By a software in the PC, user can read the radiation counting from each detectors in numbers and graphs, saving the data, and adjusting the control variable: high voltage, window, and counting time for each detector. High voltage adjustment is used for plotting plateau curve so the detector?s best working voltage region will be obtained, whilst window adjustment is used for selecting radiation energies to be counted. The system made can run properly but has much noise because of high voltage power supply unstability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>