Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208089 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ina Yuhanah
"Pendahuluan: Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan penyakit kelainan yang didapat sejak lahir dengan berbagai penyebab yang belum diketahui secara pasti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan status hemodinamik sebelum dan setelah dilakukan endotracheal closed suction system pada anak pascaoperasi jantung kongenital. Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan teknik consecutive sampling pada 65 frekuensi suctioning dari 25 pasien anak usia 1 bulan sampai 6 tahun pascaoperasi jantung kongenital yang terpasang ventilasi mekanik. Hasil: Pada analisis bivariat tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara status hemodinamik denyut jantung, tekanan darah sistolik dan diastolik, frekuensi napas, saturasi oksigen dan Central Venous Pressure (CVP) sebelum dan setelah dilakukan endotracheal closed suction system pada pasien pascaoperasi jantung kongenital pada anak (pValue > 0,05). Metode closed suction system ini dapat direkomendasikan untuk pasien pascaoperasi jantung kongenital pada anak dikarenakan tidak terjadi fluktuasi keadaan hemodinamik pasien saat dilakukan tindakan suctioning.

Introduction: Congenital heart disease (CHD) is a disease that is acquired from birth because of various possible causes, which there is no specific answer yet. Purpose: To determine the difference in hemodynamic status before and after closed endotracheal suction system on post-congenital heart surgery children. Method: This analytic observational study used consecutive sampling on 65 suctioning frequencies of 25 patients, aged one month to six years old, with mechanical ventilation after congenital heart surgery. Result: Bivariate analysis showed there was no significant difference of hemodynamic status (heart rate, systolic and diastolic blood pressure, respiratory rate, saturation, and central venous pressure (CVP) before and after closed endotracheal suction system on post- congenital heart surgery children (p >0.05). Closed endotracheal suction system can be recommended for post-congenital heart surgery children because hemodynamic fluctuations do not occur when suctioning is performed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Shofyan Baidhowy
"Penyakit kardiovaskuler menjadi perhatian dunia, Penatalaksanaan pada penyakit jantung adalah bedah jantung. Pasien yang menunggu operasi jantung biasanya mengalami kecemasan. Kecemasan preoperasi akan berdampak buruk pada intraoperasi dan post operasi yaitu pemberian dosis obat yang bertambah dan risiko infeksi. Salah satu intervensi untuk mengurangi kecemasan adalah dengan aromaterapi dan murattal alquran. Penelitian ini bertujuan menilai penerapan aromatherapy lavender dan murottal al-quran terhadap kecemasan pasien pre operasi bedah jantung  di RSJPD Harapan Kita Jakarta. Subjek penelitian sebanyak 30 orang dibagi menjadi kelompok intervensi sejumlah 15 orang dan kelompok kontrol 15 orang. Kelompok intervensi mendapat perlakuan aromaterapi dan murattal alquran sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan intervensi. Penilaian kecemasan menggunakan Preoperative anxiety scale-7 (PAS-7). Uji statistik penelitian menggunkan analisis bivariat dengan uji paired t test dan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan aromatherapy lavender dan murottal al-quran dapat menurunkan kecemasan (p-value 0,01) dibandingkan kelompok kontrol. Penerapan aromatherapy lavender dan murottal al-quran merupakan intervensi non-farmakologi dalam menurunkan kecemasan pasien pre operasi bedah jantung murah, efektif dan efisien, sederhana, mudah dalam penerapannya, tanpa risiko, tidak memerlukan pelatihan yang khusus, tidak memerlukan ruangan khusus, waktu penerapan yang bisa disesuaikan dengan kondisi pasien. Penelitian lanjutan bisa diterapkan pada waktu, cara pemberian, jumlah sampel lebih besar dan penyakit responden  yang berbeda.

Cardiovascular disease is a worldwide concern. Management of heart disease is heart surgery. Patients awaiting surgery usually experience anxiety. Preoperative anxiety will have a negative impact on intraoperative and postoperative, namely the administration of increased drug doses and the risk of infection. One of the interventions to reduce anxiety is aromatherapy and murattal al-Qur'an. This study aims to assess the application of lavender aromatherapy and murottal al-quran to patient anxiety before heart surgery at RSJPD Harapan Kita Jakarta. Research subjects as many as 30 people were divided into an intervention group of 15 people and a control group of 15 people. The intervention group received aromatherapy and murattal al-Qur'an treatment, while the control group did not receive any intervention. Assessment using the Preoperative anxiety scale-7 (PAS-7). The statistical test of the study used bivariate analysis with paired t-test and independent t-test. The results showed that lavender aromatherapy and murottal al-quran could reduce anxiety (p-value 0.01) compared to the control group. The application of lavender aromatherapy and murottal al-Qur'an is a non-pharmacological intervention in reducing anxiety in preoperative cardiac surgery patients. It is cheap, effective and efficient, easy to implement, without risk, does not require special training, does not require a special room, and can be adapted to suit your needs. patient's condition. Follow-up research can be applied to the time, method of administration, larger sample size and different respondent's disease."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Gunardi
"Penyakit Jantung Bawaaan (PJB) Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan PJB sianotik (biru) terbanyak. Tatalaksana definitif operasi sedini mungkin. Hampir semua pembiayaan menggunakan BPJS Kesehatan berdasarkan tarif INA-CBG. Adanya selisih negatif tarif INA-CBG tahun 2016 dengan tagihan perawatan operasi TOF menyebabkan banyak rumah sakit tidak mengoperasi dan merujuk ke RSJPD Harapan Kita. Dengan adanya tarif INA-CBG terbaru tahun 2023 yang mengalami kenaikan, diperlukan penelitian apakah terdapat selisih negatif. Perlu dianalisa faktor yang berhubungan dengan tagihan perawatan serta kepatuhan Clinical Pathway (CP) TOF. Penelitian observasional deskriptif cross sectional mengambil sampel pasien perawatan operasi total koreksi TOF tahun 2022 sejumlah 82 pasien. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar usia ≥1 tahun, perempuan, status gizi normal, ada diagnosa sekunder, severitas PPK I (ringan) dan INA-CBG II (sedang), tidak ada komplikasi, kelas III, median lama CPB 103,5 menit dan AoX 55 menit, lama rawat post operasi 6 hari dan total 8 hari. Faktor yang berhubungan dengan tagihan perawatan adalah komplikasi, kelas rawat dan lama rawat CP. Hal yang belum sesuai dengan CP TOF yaitu lama rawat, pemeriksaan laboratorium, radiologi, pemakaian obat, alkes dan BMHP. Masih terdapat selisih negatif antara total tagihan perawatan pasien operasi total koreksi TOF tahun 2022 dengan total tarif INA-CBG terbaru tahun 2023.

Tetralogy of Fallot (TOF) is the most common cyanotic Congenital Heart Disease (CHD). Definitive management is surgery earliest as possible. Almost all financing uses BPJS Kesehatan based on INA-CBG rate. Negative difference between the 2016 INA-CBG rates and TOF surgery treatment bill make many hospitals not operating and refering to Harapan Kita Hospital. With increasing in the latest 2023 INA-CBG rates, research for negative difference is needed. Analyzing factors related to care bills and adherence to TOF Clinical Pathway (CP) is studied too. This cross-sectional descriptive observational study took a sample of 82 patients undergoing TOF total  correction in 2022. Results showed that most were aged ≥1 year, female, normal nutritional status, had secondary diagnoses, severity of PPK I (mild) and INA-CBG II (moderate), no complications, class III, median duration of CPB 103.5 minutes and AoX 55 minutes, length of postoperative care 6 days and total of 8 days. Factors related to treatment bills are complications, class of care and CP length of care. Things not in accordance with the TOF CP are length of stay, laboratory, radiology, drug, medical equipment and BMHP use. There is still negative difference between the 2022 TOF total correction treatment patient bills and the latest 2023 INA-CBG rate."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Orpa Diana Suek
"ABSTRAK
Salah satu intervensi terapeutik untuk anak yang menggunakan ventilasi mekanik
adalah posisi pronasi yang bertujuan untuk meningkatkan ventilasi dan
mengurangi shunt intrapulmonal. Tesis ini membahas pengaruh posisi pronasi
terhadap status hemodinamik anak yang menggunakan ventilasi mekanik di ruang
PICU sebanyak 15 orang. Penelitian ini menggunakan quasi experiment onegroup
pretest-posttest design. Pengukuran dengan lembar observasi untuk
menilai frekuensi napas, saturasi oksigen, tekanan darah, mean arterial pressure,
dan frekuensi denyut jantung. Hasil analisis bivariat didapatkan ada perbedaan
yang bermakna antara saturasi oksigen sebelum dan sesudah intervensi dengan
p value 0,004 (p< 0,005; α: 0,05). Hasil penelitian ini adalah menyarankan
pemberian posisi pronasi untuk meningkatkan saturasi oksigen.

ABSTRACT
One of therapeutic interventions to children receiving mechanical ventilation is
pronation position that is aimed to improve the distribution of ventilation and
reduce shunt intrapulmonary. The purpose of this study is to determine the effect
of pronation position on the hemodynamic status of pediatric in the Pediatric
Intensive Care Unit with 15 sample. The study used quasi experiment one-group
pretest-posttest design. Measurement of hemodynamic status used the
observation sheet to assess the respiratory rate, oxygen saturation, blood pressure,
mean arterial pressure, and heart rate. The results of bivariate analysis were
significant differences between oxygen saturation before and after the
intervention with p value of 0.004 (p < 0.005, α: 0.05). In conclusion, pronation
position effectively increases oxygen saturation."
2012
T30933
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Tiaranita
"ABSTRAK
Latar Belakang: Gagal jantung merupakan salah satu masalah kesehatan global dengan angka yang meningkat setiap tahunnya. Pengobatan gagal jantung melibatkan berbagai golongan obat, salah satunya adalah digoksin sebagai komponen terapi tertua pada gagal jantung. Penggunaan digoksin masih kontroversial karena selain batas terapeutik sempit, terdapat berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya intoksikasi.
Tujuan: Menganalisis kejadian intoksikasi, rehospitalisasi, dan kesintasan dalam setahun pada pasien gagal jantung yang mendapat digoksin.
Metode: Studi analitik observasional dengan desain potong lintang dilakukan di Rumah Sakit Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada bulan Januari 2017 hingga Desember 2018. Pasien gagal jantung yang mendapatkan terapi digoksin dan diperiksa kadar digoksin serum diikutsertakan dalam penelitian. Intoksikasi didefinisikan sebagai peningkatan kadar digoksin serum ≥ 2 ng/ml disertai dengan perubahan EKG tipikal intoksikasi dan minimal satu gejala non-kardiak. Dilakukan analisis terhadap faktor-faktor risiko pada pasien dan gejala intoksikasi menggunakan uji X2, sedangkan angka kesintasan dan rehospitalisasi dalam setahun dianalisis dengan rumus Kaplan Meyer.
Hasil: Sebanyak 195 subyek penelitian yang terdiri dari 22 (11,3%) subyek dengan kadar digoksin subterapeutik, 43 (22,1%) subyek dengan kadar terapeutik, 70 (35,9%) subyek dengan kadar supraterapeutik dan 60 (30,8%) subyek dengan kadar toksik diikutsertakan dalam studi ini. Didapatkan sebanyak 32 (16,4%) subyek mengalami intoksikasi. Insufisiensi renal merupakan faktor risiko yang sangat memengaruhi kejadian intoksikasi digoksin, dengan risiko sebesar 2,5 kali (p=0,016; RR=2,484). Angka rehospitalisasi pada pasien gagal jantung yang mendapat dan tidak mendapat digoksin adalah sebesar 11,8% dan 29,2% (p=0,085). Angka kesintasan dalam setahun pada pasien gagal jantung yang mendapat digoksin di RS JPDHK tahun 2017-2018 adalah 300 hari (259 hari pada yang mengalami intoksikasi, dan 307 hari pada yang tidak mengalami intoksikasi).
Kesimpulan: Proporsi intoksikasi digoksin pasien gagal jantung pada penelitian ini adalah 16,4%. Insufisiensi renal merupakan faktor risiko yang memengaruhi kejadian intoksikasi digoksin. Terdapat kecendrungan pengurangan rehospitalisasi pada pasien yang mendapat digoksin.

ABSTRACT
Background: Heart failure is one of the most prevalent global health problems with increasing number every year. Treatment of heart failure involves various classes of drugs, one of which is digoxin as the oldest therapy for heart failure. The use of digoxin is still controversial because of a narrow therapeutic limit, there are various factors that can increases the risk of intoxication.
Objective: To analyze digoxin intoxication, rate of rehospitalization as well as one-year survival in patients with heart failure who were prescribed digoxin.
Methods: An observational analytic study with a cross-sectional design was conducted at the Harapan Kita National Cardiovascular Center from January 2017 to December 2018. Heart failure patients who received digoxin therapy and had been examined for serum digoxin levels were included in the study. Intoxication was defined as having increased serum digoxin level exceeding 2 ng/ml along with electrocardiogram changes and a minimum of one non-cardiac symptomsRisk factors of intoxication were analyzed by Chi-square test, and one year survival was analyzed with Kaplan Meyer method.
Results: A total of 195 study subjects consisting of 22 (11,3%) subjects with subtherapeutic digoxin levels, 43 (22,1%) were therapeutic, and 70 (35,9%) supratherapeutic and 60 (30,8%) toxic digoxin level were included in the study. There were 32 (16.4%) subjects having digoxin intoxication in this study. Renal insufficiency was revield as significant influencing factor of digoxin intoxication with 2.5 fold increasing risk. Overall, one-year survival of heart failure patients receiving digoxin was 300 days (259 days in non-intoxication group and 307 days in intoxication group). One-year rehospitalization was 11,8% in patients who received digoxin, and 29,2% in those without digoxin (p=0.085).
Conclusion: The proportion of digoxin intoxication in heart failure patient is 16,4%. Renal insufficiency was reviled as significant influencing factor of intoxication. There was a tendency of reduced hospitalization in those who received digoxin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zhara Juliane
"Terhitung sejak 30 Januari 2020, World Health Organization (WHO) telah resmi menetapkan Covid-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/ Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) karena adanya peningkatan kasus yang signifikan dan kasus konfirmasi di beberapa negara lain (World Health Organization, 2020a). Pada April 2021, angka kematian Covid-19 di Indonesia telah menyentuh 4,68% dimana angka tersebut lebih tinggi dari angka kematian rata-rata global yaitu 3,79%.
Studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan adanya hubungan hipertensi dan diabetes melitus terhadap kesintasan pasien Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi dan diabetes melitus terhadap kesintasan pasien Covid- 19 di RSJPD Harapan Kita Jakarta Maret 2020 - April 2021.
Penelitian kohort retrospektif ini menggunakan analisis survival cox regression untuk mengetahui kesintasan. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder dari Divisi PPI dan penelusuran rekam medik. Penelitian ini melibatkan jumlah sampel sebesar 433 pasien konfirmasi Covid-19 yang diambil menggunakan teknik random sampling.
Hasil analisis menunjukan hipertensi dan diabetes melitus berhubungan bermakna dengan kejadian kematian pada pasien Covid-19 di RSJPD Harapan Kita Maret 2020 - April 2021 setelah dikontrol oleh faktor perancu usia, penyakit ginjal kronik, perawata intensif, dan penyakit paru kronik. dengan adjusted hazard ratio sebesar 1,518 (95% CI: 1,101 – 2,985) p-value 0,025. Perlu adanya triase pasien yang tepat dan pemantauan khusus serta penanganan yang adekuat untuk pasien Covid-19 yang memiliki faktor risiko hipertensi dan diabetes melitus untuk mencegah terjadinya kematian.

As of January 30 2020, the World Health Organization (WHO) deemed Covid-19 as a Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) due to a significant increase of cases and confirmed cases in several countries (World Health Organization, 2020a). In April 2021, the mortality rate of COVID-19 in Indonesia reached 4.68%, which is higher than the global average mortality rate of 3.79%. Previous studies have shown that there is a relationship between hypertension and diabetes mellitus on the survival of Covid-19 patients. This study aims to determine the relationship between hypertension and diabetes mellitus on the survival of Covid- 19 patients at RSJPD Harapan Kita Jakarta March 2020 - April 2021.
This retrospective cohort study was conducted using cox regression analysis to determine survival. This study uses secondary data provided by the infection prevention and control division of Harapan Kita and medical record tracing. The study involved a total of 433 confirmed Covid-19 patients who were selected using random sampling technique.
The results of the analysis show that hypertension and diabetes mellitus were significantly related to the incidence of death in Covid-19 patients at RSJPD Harapan Kita March 2020 - April 2021 after being controlled for confounding factor namely chronic lung disease with an adjusted hazard ratio of 1.518 (95% CI: 1,101 – 2,985), p-value 0.025. Proper triage of patients is needed, as well as rigorous monitoring and adequate treatment for Covid-19 patients who suffer from hypertension and diabetes mellitus to prevent further mortality and morbidity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Munawar
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari variabel prognostik terhadap kematian penderita yang dilakukan beda katup mitral. Penelitian bersifat retrospektif terhadap semua penderita yang dilakukan bedah katup mitral dengan atau tanpa bedah ikutan trikuspid di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta amtara bulan September 1985 sampai tanggal 31 Desember 1988 (n=162). Sembilan puluh orang dengan stenosis mitral (MS) dominan, 72 orang dengan insufisiensi mitral (MI), terdiri dari 56 orang laki-laki dan 106 orang wanita, berumur antara 7-64 (rata-rata 30,1 + 12,9) tahun. Bedah perbaikan katup dilakukan pada 87 orang, sedang oenggantian katup pada 75 orang. Seratus empat puluh sembilan orang dapat diamati (92%) dengan mengirim surat, telepon, pengamatan 16 bulan (antara 0-40 bulan), dengan jumlah pengamatan kumulatif 2607,4 bulan. Enam belas variabel prabedah dan 4 variabel intrabedah telah diuji untuk mendapatkan variabel prognostik terhadap kematian (bedah serta tertunda). Angka ketahanan hidup dihitung menurut Kaplan-Meier. Analisis univariat dengan uji logrank. Angka kematian bedah dan angka kematian tertunda seluruh penderita masing-masing 6,8% dan 2,8 per 100 oang-tahun, untuk penderita MS masing-masing 8,9% dan 1,5 per 100 orang-tahun, sedang untuk penderita MI 4,2% dan 4,6 per 100 rang-tahun. Satu-satunya variabel prognostik independen penderita MS adalah jenis operasi (perbaikan atau penggantian katup). Angka ketahanan hidup 3 tahun penderita MS dengan bedah perbaikan katup adalah 94,8 +- 2,9%, sedang untuk penderita MS dengan bedah penggantian katup 78,0 +- 5,7% (p=0,0174). Tetapi penderita MS dengan bedah penggantian katup mempunyai umur lebih tua, kelas fungsional lebih buruk, lebih banyak yang dalam irama fibrilasi atrium, rasio kardiotoraks lebih besar dan indeks curah jantung lebih rendah dan bermakna bila dibandingkan dengan bedah perbaikan katup. Untuk penderita MI, hanya variabel fraksi ejeksi (EF) yang merupakan variabel prognostik independen. Angka ketahanan hidup 3 tahun penderita MI dengan EF < 50% adalah 74,2 +- 7,2% sedang untuk penderita MI dengan EF > 50% adalah 97,5 +- 2,4% (p=0,0229). sebagai kesimpulan operasi katup mitral mungkin akan lebih bermanfaat bila dilakukan dalam keadaan yang dini. Suatu penelitian jangka panjang mengenai variabel prognostik terhadap kematian dan/atau kualitas hidup penderita bedah katup mitral masih sangat relevan dimasa yang akan datang untuk mendapatkan masukan yang lebih akurat.

The purpose of this study was to find prognostic variables for mortality in patients undergoing mitral valve surgery. This was a retrospective study of all patients undergoing mitral valve surgery with or without tricuspid concomitant surgery at Harapan Kita Heart Hospital, Jakarta between September 1985 and December 31, 1988 (n=162). Ninety patients with dominant mitral stenosis (MS), 72 patients with mitral insufficiency (MI), consisting of 56 men and 106 women, aged between 7-64 (mean 30.1 + 12.9) years. Valve repair surgery was performed on 87 patients, while valve replacement was performed on 75 patients. One hundred and forty-nine patients could be observed (92%) by sending letters, telephone, 16-month observation (between 0-40 months), with a cumulative observation of 2607.4 months. Sixteen preoperative variables and 4 intraoperative variables were tested to obtain prognostic variables for death (surgical and delayed). Survival rates were calculated according to Kaplan-Meier. Univariate analysis with logrank test. Surgical mortality and delayed mortality rates for all patients were 6.8% and 2.8 per 100 person-years, respectively, for MS patients 8.9% and 1.5 per 100 person-years, while for MI patients 4.2% and 4.6 per 100 person-years. The only independent prognostic variable for MS patients was the type of surgery (valve repair or replacement). The 3-year survival rate for MS patients with valve repair surgery was 94.8 +- 2.9%, while for MS patients with valve replacement surgery it was 78.0 +- 5.7% (p = 0.0174). However, MS patients with valve replacement surgery were older, had worse functional class, more were in atrial fibrillation rhythm, had a higher cardiothoracic ratio and a lower cardiac output index and was significant when compared with valve repair surgery. For MI patients, only the ejection fraction (EF) variable is an independent prognostic variable. The 3-year survival rate for MI patients with EF < 50% is 74.2 +- 7.2% while for MI patients with EF > 50% is 97.5 +- 2.4% (p = 0.0229). In conclusion, mitral valve surgery may be more beneficial if performed in an early state. A long-term study of prognostic variables on mortality and/or quality of life in mitral valve surgery patients is still very relevant in the future to obtain more accurate input.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidik Awaludin
"Karya Ilmiah Akhir ini merupakan laporan seluruh kegiatan praktik klinik residensi Ners Spesialis Keperawatan Medikal Bedah kekhususan kardiovaskular. Kegiatan praktik klinik meliputi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah sistem kardiovaskular melalui pendekatan Comfort Theory Kolcaba, pelaksanaan praktik keperawatan berbasis bukti dan melakukan inovasi keperawatan. Asuhan keperawatan menggunakan Comfort Theory Kolcaba melihat pada status yang dialami oleh pasien terhadap comfort measures untuk memenuhi kebutuhan segera yang dikelompokkan dalam 3 jenis comfort, yaitu relief, ease, transcendence dan dalam 4 konteks pengalaman yaitu fisik, psikospiritual, sosial, dan lingkungan. Sehingga pemberian pelayanan keperawatan berdasarkan Comfort Theory Kolcaba lebih berfokus pada proses mengkaji kebutuhan kenyamanan klien, mengembangkan dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai, dan mengevaluasi kenyamanan klien dan intervensi keperawatan yang telah diberikan. Praktik keperawatan berbasis bukti yang dilakukan adalah Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) untuk menurunkan intensitas nyeri pasien pasca bedah jantung. Pelaksanaan inovasi keperawatan berupa penyusunan formulir pengkajian khusus mulut dan intervensi oral higiene pada pasien yang terpasang ETT dan ventilator di ICVCU Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta.

The final scientific paper is reporting of all activities of nurses specialist residency clinical practice Medical Surgical Nursing cardiovascular specificity. The Activities include implementation of clinical practice nursing care to patients with the cardiovascular system problems using Kolcaba’s Comfort Theory approach, the implementation of evidence-based nursing practice and innovation on nursing. Kolcaba’s Comfort Theory look at the status experienced by patients on comfort measures to meet the immediate needs are grouped the 3 types of comfort, which is a relief, ease, and transcendence in the context of the experience that is 4 physical, psikospiritual, social, and environmental. So the provision of nursing services by Comfort Theory Kolcaba more focused on the process of assessing the needs of the clients comfort, develop and implement appropriate nursing interventions, and evaluating the client's comfort and nursing interventions that have been given. Evidence-based nursing practice is carried Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) to reduce post-cardiac surgery pain intensity. Implementation of nursing innovations in the form of the preparation of the mouth and form a special assessment of oral hygiene interventions in patients with ETT and ventilator installed in ICVCU of National Cardiovascular Center Harapan Kita Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aron Husink
"Latar Belakang: Penyakit jantung katup merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia, dan pembedahan adalah tatalaksana. Berbagai sistem skor telah dikembangkan untuk memprediksi mortalitas dan morbiditas pasca pembedahan, namun sebagian besar dibuat dari populasi dengan karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan kondisi di Indonesia. Perlu dikembangkan sistem skor menggunakan populasi setempat.
Tujuan Penelitian: Membuat sistem skoring untuk memprediksi mortalitas dan morbiditas di rumah sakit pasca pembedahan katup jantung di rumah sakit jantung dan pembuluh darah Harapan Kita.
Metode: Studi prognostik, dilakukan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, pada pasien dewasa yang menjalani pembedahan katup jantung dengan maupun tanpa bedah pintas arteri koroner sejak Januari 2012 hingga Desember 2014. Data dikumpulkan secara retrospektif. Sistem skor dibuat model regresi logistik.
Hasil penelitian: Sebanyak 1040 pasien disertakan dalam analisis. Terdapat 68 (6.5%) mortalitas, dan 410 (39.4%) morbiditas. Faktor risiko yang berhubungan dengan mortalitas adalah kelas fungsional, hipertensi, riwayat operasi jantung, gangguan ginjal, disfungsi ventrikel kanan, operasi emergensi, operasi katup serta bedah pintas arteri koroner, dan operasi katup trikuspid. Jenis kelamin laki-laki dan pembedahan katup ganda juga berkaitan dengan morbiditas. Sistem skor mortalitas yang dihasilkan memiliki H-L test p = 0.212; AUC = 0.813 (CI 95% = 0.758 ? 0.867); dan memiliki titik potong bernilai 5, memprediksi mortalitas 14% (sensitifitas 72,1%, spesifisitas 75.3%). Sedangkan sistem skor morbiditas memiliki H-L test p = 0.113; AUC = 0.713 (CI 95% = 0.681 ? 0.746); dan memiliki titik potong bernilai 5, memprediksi morbiditas 48% (sensitifitas 69,5% dan spesifisitas 60,5%).
Kesimpulan: Telah dibuat sistem skor prediksi mortalitas dan morbiditas pasca pembedahan katup jantung dengan atau tanpa BPAK. Sistem skor mortalitas memiliki daya kalibrasi dan diskriminasi yang baik. Sistem skor morbiditas memiliki daya kalibrasi yang baik, dan memiliki daya diskriminasi sedang.

Background: Valvular heart disease remains a significant health problem in Indonesia, and surgery remains as the treatment of choice. Various scoring system available to predict post-operative mortality and morbidity, but most were developed from different population characteristics compare to the condition in Indonesia. A scoring system based on local population is required.
Objective: To develop a scoring system for the prediction of in-hospital mortality and morbidity after heart valve surgery at Heart and Vascular Center Harapan Kita Hospital.
Methods: This is a prognostic study performed at Heart and Vascular Center Hospital Harapan Kita, toward patients who underwent heart valve surgery with or without coronary artery bypass since January 2012 to December 2014. Data were collected retrospectively. Scoring systems were developed using logistic regression models.
Result: 1040 patients were acquired. Mortality and morbidity rate was 68 (6.5%), and 410 (39.4%) respectively. Factors associated with mortality were functional class, history of hypertension, previous open heart surgery, impaired renal function, right ventricular dysfunction, emergent operation, combined heart valve and coronary artery bypass surgery, and tricuspid valve surgery. Male sex and double valves surgery were also associated with morbidity. The mortality risk score has H-L test P value = 0.212; AUC = 0.813 (CI 95% = 0.758 ? 0.867); and cut-off point of 5, predicting 14% risk of death (sensitivity 72.1%, specificity 75.3%). The morbidity risk score has H-L test p = 0.113; AUC = 0.713 (CI 95% = 0.681 ? 0.746); and cut-off point of 5, predicting 48% risk of morbidity (sensitivity 69.5%, specificity 60.5%).
Conclusion: Scoring system predicting mortality and morbidity after heart valve surgery with or without coronary artery bypass graft have been made. Mortality risk score was well calibrated, with good discriminatory power. Morbidity risk score was well calibrated, with moderate discriminatory power.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>