Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177030 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Rahmita Frizanggi
"Dampak dari perawatan di ruang rawat inap isolasi selama berhari-hari pada klien yang terkonfirmasi positif COVID-19 dapat menimbulkan masalah psikososial yaitu ansietas. Karya ilmiah ini menjelaskan asuhan keperawatan ansietas pada klien COVID-19 yang sedang melakukan perawatan di ruang rawat inap dengan teknik relaksasi, teknik distraksi dan kolaborasi medikasi. Metode karya ilmiah yang digunakan adalah laporan kasus tunggal. Karya ilmiah dilakukan selama 4 hari di ruang rawat inap isolasi RS Universitas Indonesia. Laporan kasus ini berfokus kepada klien Ny. F usia 25 tahun yang setelah dipindahkan dari IGD ke ruang rawat inap mengeluhkan napas tidak teratur dan sulit untuk tidur karena takut sendirian di ruang perawatan. Hasil evaluasi yang didapatkan adalah hilangnya tanda dan gejala ansietas, serta penurunan hasil Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) dari abnormal menjadi normal.

The impact of hospitalization in single treatment room for days to the patients who COVID-19 positive tested could lead to the psychosocial problems, one of them is anxiety. This study explained an overview of anxiety nursing care in a patient with COVID-19 who was hospitalized in single treatment room by means of relaxation and distraction techniques also collaboration in medication. The method of this study is single case study. The study was conducted for 4 days in single treatment room of University Indonesia’s Hospital. This study focused on Mrs. F, the 25 years old patient that after being transferred from the emergency room to the single treatment room, the patient complains of having irregular breathing and could not sleep at night because the patient was too afraid to be alone in the room. The evaluation result obtained were the disappearance of sign and symptoms of anxiety and the decreasing result of Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) form abnormal to normal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmita Frizanggi
"Dampak dari perawatan di ruang rawat inap isolasi selama berhari-hari pada klien yang terkonfirmasi positif COVID-19 dapat menimbulkan masalah psikososial yaitu ansietas. Karya ilmiah ini menjelaskan asuhan keperawatan ansietas pada klien COVID-19 yang sedang melakukan perawatan di ruang rawat inap dengan teknik relaksasi, teknik distraksi dan kolaborasi medikasi. Metode karya ilmiah yang digunakan adalah laporan kasus tunggal. Karya ilmiah dilakukan selama 4 hari di ruang rawat inap isolasi RS Universitas Indonesia. Laporan kasus ini berfokus kepada klien Ny. F usia 25 tahun yang setelah dipindahkan dari IGD ke ruang rawat inap mengeluhkan napas tidak teratur dan sulit untuk tidur karena takut sendirian di ruang perawatan. Hasil evaluasi yang didapatkan adalah hilangnya tanda dan gejala ansietas, serta penurunan hasil Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) dari abnormal menjadi normal.

The impact of hospitalization in single treatment room for days to the patients who COVID-19 positive tested could lead to the psychosocial problems, one of them is anxiety. This study explained an overview of anxiety nursing care in a patient with COVID-19 who was hospitalized in single treatment room by means of relaxation and distraction techniques also collaboration in medication. The method of this study is single case study. The study was conducted for 4 days in single treatment room of University Indonesia’s Hospital. This study focused on Mrs. F, the 25 years old patient that after being transferred from the emergency room to the single treatment room, the patient complains of having irregular breathing and could not sleep at night because the patient was too afraid to be alone in the room. The evaluation result obtained were the disappearance of sign and symptoms of anxiety and the decreasing result of Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) form abnormal to normal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shandy
"ABSTRAK
Latar belakang : Cara dokter anestesiologi berkomunikasi dengan pasien menentukan kepuasan dan kecemasan pasien praopeatif. Salah satu metode komunikasi yang awalnya dikembangkan oleh Stuart dan Lieberman untuk pendekatan psikoterapi sederhana adalah metode BATHE. Metode wawancara BATHE (disesuaikan untuk Klinik Praoperatif) terdiri atas empat pertanyaan spesifik mengenai latar Belakang pasien, perasaan (Afeksi) pasien berpikir tentang operasi, hal yang paling diTakutkan pasien menghadapi operasi atau pembiusan, Harapan-harapan pasien, diikuti dengan suatu tanggapan Empati serta pemberian penjelasan (Edukasi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penggunaan metode wawancara BATHE terhadap kepuasan dan kecemasan pasien yang berkunjung di Klinik Praoperatif.
Metode : Penelitian ini dilakukan pada 270 pasien tanpa randomisasi yang berkunjung di Klinik Praoperatif, 135 pasien diwawancara biasa (non BATHE) dan 135 pasien lainnya dengan metode BATHE. Kecemasan pasien dinilai pra dan pascawawancara menggunakan perangkat Visual Analoque Scale, rentang nilai 0 (tidak cemas) sampai 100 (kecemasan maksimal). Kepuasan pasien sesudah kunjungan dinilai melalui kuesioner dengan rentang nilai 1 (tidak puas) sampai 5 (sangat puas).
Hasil : Pasien yang diwawancarai dengan metode BATHE memiliki rata-rata skor kepuasan yang lebih tinggi secara bermakna daripada pasien yang diwawancarai tanpa metode BATHE (3,97 ± 0,49 vs 3,64 ± 0,51). Selain itu, pasien kelompok BATHE memiliki skor kecemasan yang lebih rendah secara bermakna daripada kelompok non BATHE (22,95 ± 16,87 vs 32,57 ± 23,65).
Kesimpulan : Metode wawancara BATHE bermanfaat untuk menambah kepuasan dan mengurangi kecemasan pasien yang berkunjung di Klinik Praoperatif.

ABSTRACT
Background : The way how the anesthesiologists do communicate determines patient satisfaction and also preoperative anxiety. BATHE method is one of the communication method developed by Stuart and Lieberman as a psychotherapy approach. This method (adapted for the Preoperative Clinic) includes four specific questions about patient’s Background, patient’s Affect thinking about operation, most Troubling aspect of having surgery or anesthesia, patient’s Hope, followed by Empathy expression and giving Education. The aim of this study was to know the effect of BATHE method on patient satisfaction and anxiety in the Preoperative Clinic.
Method : This study was conducted on 270 non-randomized patients who visited in Preoperative Clinic, 135 patients interviewed by usual method (non BATHE) and 135 other patients by BATHE method. Visual Analoque Scale, range from 0 (no anxiety) until 100 (maximal anxiety), was used to asses patient anxiety pre and post interviewed. Patient satisfaction was assessed using quesionaire, the score range from 1 (very poor) until 5 (very good).
Result : The mean overall patient satisfaction in the BATHE group was higher significantly than the non BATHE group (3,97 ± 0,49 vs 3,64 ± 0,51). Moreover, the mean anxiety score in the BATHE group was lower significantly than the non BATHE group (22,95 ± 16,87 vs 32,57 ± 23,65).
Conclusion : The BATHE method improves patient satisfaction and decreases patient anxiety in the setting of Preoperative Clinic."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Riandi
"Proses pemulangan pasien rawat inap merupakan bagian dari seluruh rangkaian pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien selama di rumah sakit. Pelayanan yang baik dan memuaskan selama proses perawatan bisa berubah menjadi persepsi yang tidak baik apabila pada akhir proses perawatan yaitu proses pemulangan mengalami hambatan dan membuat proses pemulangan menjadi sangat lama.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa alur proses yang ada sekaligus memberikan usulan perbaikan agar proses pemulangan pasien rawat inap menjadi lebih cepat. Desain penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan metode lean thinking melalui telaah dokumen, wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian didapatkan lead time atau waktu yang dibutuhkan untuk pemulangan pasien adalah 252,4 menit (4,2 jam). Total waktu kegiatan yang bersifat value added 168 menit, sedangkan total waktu kegiatan yang bersifat non value added adalah 84,4 menit. Dari identifikasi nilai yang dilakukan terhadap alur proses pemulangan pasien ini ditemukan waste sebesar 63,6 menit yang bila bisa dihilangkan akan memotong lead time menjadi 188,3 menit (3,1 jam).

Process of discharging hospitalized patient is part of service given by the hospital. A Good and satisfying service during hospitalization can turn into unsatisfied perception if at the end of hospitalization there is obstacle in discharging patient and make the process longer.
This research is to analyze the process and give a good suggestion for discharging inpatient process in order to make it more efficient. Design of this research is lean thinking method using document analysis, interview, and observation.
Result of the research indicating lead time or time needed for discharging patient is 252.4 minutes (4.2 hours). Total activity time which is value added is 168 minute, while total activity time which is non value added is 84.4 minute. Base on this value identification found waste value time 63.6 minute can be diminished and cutting lead time to 188.4 minute (3.1hour).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliasih
"Intervensi area perawatan intensif memberikan dampak psikologis bagi pasien sehingga pasien rentan mengalami kecemasan. Terapi musik dapat dikembangkan berdasarkan latar belakang budaya loka seperti musik gamelan dipadukan dengan perkembangan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengatehui pengaruh aplikasi terapi musik Yar-a terhadap kecemasan pasien di Ruang High Care. Metode penelitian adalah quasi eksperimen pretest postest dengan kelompok kontrol. Sampel penelitian adalah pasien yang dirawat di Ruang High Care dengan total 62 responden. Hasil analisis bivariat terdapat penurunan skor kecemasan pada kelompok intervensi (p=0,000). Ada pengaruh yang signifikan aplikasi terapi musik Yar-a terhadap kecemasan pasien di Ruang High Care (p=0,000). Aplikasi terapi musik Yar-a secara efektif dalam menurunkan kecemasan pasien di Ruang High Care. Terapi musik menggunakan musik gamelan dan suara alam dapat digunakan untuk intervensi menurunkan kecemasan.

Intensive care area interventions have a psychological impact on patients so that patients are vulnerable to experiencing anxiety. Music therapy can be developed based on local cultural backgrounds such as gamelan music combined with technological developments. This research aims to determine the effect of the yar- a music therapy application on patient anxiety in the High Care Room. The research method is a quasi-experimental pretest posttest with a control group. The research sample was patients treated in the High Care Room with a total of 62 respondents. The results of bivariate analysis showed a decrease in anxiety scores in the intervention group (p=0.000). There is a significant effect of the Yar-a music therapy application on patient anxiety in the High Care Room (p=0.000). The Yar- a music therapy application is effective in reducing patient anxiety in the High Care Room. Music therapy using gamelan music and natural sounds can be used as an intervention to reduce anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Riady
"Ada dua permasalahan yang biasanya dihadapi yaitu pertama, mutu menurut standar provider kadang kala berbeda dengan mutu menurut standar setiap pasien. Agar usaha peningkatan mutu layanan dapat mencapai sasarannya secara optimal, dalam arti dapat memenuhi kepuasan pasien, seyogianya masalah mutu ini perlu juga ditelaah melalui pendekatan dari sudut pandang pasien (pengguna jasa).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor (variabel bebas) yang berhubungan dengan persepsi pasien rawat inap (variabel terikat) dalam menilai pelayanan faktor di RSQ. Di samping mengetahui varibel bebas apa saja yang berhubungan dengan .variabel terikat, juga bertujuan melihat bagaimana pola hubungannya yang kemudian dilakukan analisis terhadap pola hubungan dimaksud.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat variabel bebas (dari 14 variabel) yang berhubungan secara bermakna dengan persepsi pasien dalam menilai layanan & law, yaitu variabel Kelas Perawatan, Penjamin Biaya, Layanan Visite Dokter, dan Jumlah Jenis Layanan. Hubungan Kelas Perawatan dengan Persepsi Pasien terhadap Layanan Faktur (setelah uji ulang), menunjukkan pola hubungannya berbentuk linier dan berbanding terbalik dengan tingkatan kelas perawatan, yaitu semakin tinggi kelas perawatannya, semakin kecil proporsinya yang mengatakan layanan faktur di RSQ, cepat. Sebaliknya, semakin rendah kelas perawatannya, semakin besar proporsi yang mengatakan cepat. Pada variabel Penjamin Biaya Perawatan, pola hubungan yang terjadi adalah proporsi terbesar yang mengatakan cepat ditemukan pada pasien yang biaya perawatannya dijamin oleh lembaga, kemudian diikuti oleh pasien tanpa penjamin. Proporsi terkecil ditemukan pada pasien yang dijamin oleh perseorangan. Sedangkan pada variabel Layanan Visite.
Dokter, proporsi lebih besar dari pasien yang mengatakan layanan faktur cepat, terdapat pada pasien yang intensitas layanan visite dokter (pertemuan dokter - pasien) yang lebih banyak, dibanding pasien yang intensitas pertemuannya lebih sedikit. Terakhir, variabel Jumlah Jenis Layanan menunjukkan bahwa pasien yang mengatakan cepat, proporsinya lebih besar ditemukan pada pasien yang mendapat jenis layanan dengan jumlah lebih banyak, dibanding yang mendapat jenis layanan lebih sedikit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T6302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilinda Tri Ratnasari
"Virus pneumonia jenis baru yang sekarang ini disebut dengan COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan China pada tanggal 8 Desember 2019. Pneumonia jenis baru ini hampir menyebar dan menginfeksi ke seluruh bagian dunia. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan. Perawat mempunyai peranan penting dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien terkonfirmasi COVID-19. Studi kasus ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan psikososial ansietas menggunakan penerapan teknik dukungan spiritual pada pasien dengan COVID-19 di RS Universitas Indonesia. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) merupakan salah satu rumah sakit rujukan Kemenkes untuk kasus COVID-19. Salah satu pasien yang dirawat di ruang icu isolasi COVID adalah Tn.W yang berusia 59 tahun. Pasien datang dengan gejala COVID-19 kategori berat. Pasien dirawat diruang perawatan COVID selama 49 hari dengan kondisi klinis yang fluktuatif. Gejala COVID-19 yang muncul pada pasien yaitu gejala fisik maupun gejala psikososial. Penulis sudah melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan asuhan keperawatan kesehatan jiwa psikososial untuk mengurangi ansietas pasien. Penulis menganalisis jika dukungan spiritual merupakan cara yang paling efektif diterapkan kepada pasien. Untuk itu, tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien COVID-19 baiknya dilakukan secara holistik meliputi bio-psiko-sosial-spiritual untuk mengatasi ansietas pasien.

A new pneumonia virus has been discovered in Wuhan, China on December 8th 2019. It is called SARS-CoV-2 that caused coronavirus disease( Covid-19). This newly discovered coronavirus has spread and infected almost the whole world. Coronaviruses are large family of viruses that usually cause mild to moderate upper-respiratory tract illnesses. Nurse has important role on nursing care of confirmed Covid-19 patients. This case study describes analysis of psychosocial nursing care using spiritual support implementation on confirmed Covid-19 patient in Universitas Indonesia Hospital. Universitas Indonesia Hospital is one of referral hospitals for Covid-19 cases. Mr. W (59 yo.) was one of Covid-19 patient in ICU isolation room. He came with severe symptoms and had been treated for 49 days in fluctuative medical condition. The patient had physical and phychosocial symptoms. The author has carried out mental health nursing care to reduce patients' anxiety. The author analyzed that spiritual support is the most effective method to be implemented on patients. Therefore, nursing care actions for Covid-19 patients should be carried out in holistic manner, including bio-phycho-social-spiritual care to overcome patients' anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririek Andri Christianto
"Dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat serta kemudahan mengakses dan mendapatkan informasi ditunjang dengan meningkatnya tingkat pendidikan , maka saat ini masyarakat menuntut pelayanan yang diterimanya harus bermutu diantaranya pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, sebagai pelayanan yang bersifat jasa maka mutu diterjemahkan menjadi kepuasan akan pelayanan yang diberikan.
Instalasi rawat jalan merupakan gerbang dan rumah sakit, jadi menggambarkan citra rumah sakit, karena dalam segi jumlah pasien bagian ini yang umumnya paling banyak dalam melayani pasien. Instalasi rawat jalan RSUD Majenang relatif masih muda usianya yakni 2 tahun dan sebagaian besar merupakan warisan dari bentuk puskesmas sebelumnya. Pada tahun 2000 terjadi penurunan jumlah pasien yang berkunjung ke instalasi rawat jalan yang berimbas pada penurunan pendapatan instalasi ini. Oleh pimpinan rumah sakit diperkirakan karena pasien tidak puas akan pelayanan yang diberikan apalagi telah beredar rumor di masyarakat bahwa karyawan rumah sakit kurang ramah dalam melayani pasien. Hal yang menjadi inti penelitian ini yakni ingin menganalisa kepuasan pasien dengan pasien dan karyawan instalasi rawat jalan sebagai obyek penelitian.
Dasar teori yang dipergunakan ada dua yakmi dari servequal dan ultimate patient satisfaction yang digabungkan menjadi satu. Servequal mewakili sudut pandang pelanggan dalam hal ini pasien sedangkan UPS mewakili sudut pandang karyawan rurnah sakit. Alasan penggabungan ini karena dalam pelayanan terdapat dua sisi yang saling berkaitan, yakni karyawan sebagai pihak yang memberikan pelayanan dan disisi lain pasien sebagai yang menerima pelayanan yang diberikan. Maka dalam penelitian ini saya mencoba melihat dua sisi tersebut dalam menganalisa kepuasan pasien. Instrumen penelitian digunakan kuesioner yakni kuesioner A dan B diambil clan UPS sedangkan C 1 dan C 2 diambil dari servequal yang disebarkan ke pasien dan karyawan di tiga poliklinik yakni poli umum, poli kebidanan dan kandungan, serta poli anak.
Hasil penelitian adalah bahwa pasien kurang puas akan pelayanan yang diberikan di instalasi rawat jalan RSUD Majenang ( 49%) dan karyawan kurang memahami pentingnya sikap/perilaku dalam melayani pasien sehingga pasien kurang puas akan pelayanan yang diberikan. Usulan dari penelitian ini adalah perbaikan sikap/perilaku karyawan dalam melayani pasien dan pembentukan team gugus kendali mutu.
Semoga saran ini dapat membantu RS UD Majenang mengembalikan citra rumah sakitnya sehingga jumlah kunjungan pasien diharapkan dapat meningkat.

The Analysis of Patient Satisfaction in Policlinic Installation of District Hospital Majenang, 2000.With the growth up of society consciousness, openness accessibility, information and supported by education level of Society, now the society demand high quality of services, including health services provided by hospital. Then, as services product, hospital services are defined as satisfaction on services, provided by hospital.
The Policlinic is a gateway of hospital, and describing the hospital image, because in quantity of patients, this part gives much more services than another parts. The Policlinic of District hospital of Majenang, relatively new at age, 2 years. And most parts of it are heritage of last Puskesmas. On the years of 2000, the decreasing quantity of patients visited this policlinic, gives impact to the revenue of this installation. The Director of the hospital assumed its all because the patients dissatisfaction with services provided by hospital, and the rumors of policlinic employee inhospitality in servicing patients. This research focusing on analysis to patients satisfaction and patients and employee as the object of this research.
There are two basic theory used for this which are servequal and ultimate patient satisfaction combine to unite. Servequal represent patient, on other hand ultimate patient satisfaction represent hospital staffs. The reason for this is because in the service area, there are two parts interrelated, employee as a party provides services and patients as a part who accept the services. So, in this research I tried to look this both parts on analysis of patients satisfaction. The research instrument used questioner A and B taken from ultimate patient satisfaction, while C 1 and C 2 taken from servequal gives to patient and hospital staffs in three installation which are general policlinic, pediatric policlinic and abstetric and gynecologic policlinic.
The result of this research shows, the patients are not satisfied with the policlinic services of district hospital Majenang (49 %) and the employee less understand with the importance of attitude in servicing patients. so it makes dissatisfaction of services that had given.
This research proposed recovery of employee attitude in order of servicing the patients and the establishing of quality control committee.
I hope my suggestion may support the district hospital Majenang recover its image and then may increasing the quantity of patients visiting this hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turnip, Maria
"Kondisi menderita penyakit fisik menimbulkan permasalahan psikososial ansietas dan gangguan citra tubuh. Permasalahan psikososial ini menjadi faktor comorbid yang menambah berat kondisi fisik klien. Pelaksanaan tindakan ners spesialis didasarkan pada perilaku dan adaptasi sebagai mahluk yang holistik yang meliputi: Cognitive Behavioral Therapy CBT, Thought Stopping TS, Progressive Muscle Relaxation PMR dengan mempertimbangkan toleransi fisik klien. Tindakan ners spesialis Family PsychoEducation FPE pada keluarga dan Supportive Theraphy ST pada kelompok pelaku rawat care giver diberikan untuk memperkuat dukungan dari luar klien demi mempertahankan kelangsungan proses perawatan klien. Hasil: Pelaksanaan tindakan ners spesialis menunjukkan penurunan tanda dan gejala pada klien di semua aspek respons terhadap stresor. Penurunan yang paling besar terjadi pada kombinasi terapi CBT PMR FPE yang dilakukan pada klien dengan diagnosis ansietas pada aspek afektif sebesar 79.2 dan klien dengan diagnosis gangguan citra tubuh pada aspek perilaku sebesar 86.3 . Kesimpulan: Tindakan ners spesialis Cognitive Behavioral Therapy CBT, Thought Stopping TS, Progressive Muscle Relaxation PMR dengan mempertimbangkan toleransi fisik klien dan Family PsychoEducation FPE pada keluarga serta Supportive Theraphy ST pada kelompok pelaku rawat care giver dapat membantu penurunan respons klien terhadap stressor.

Physical ilness could contribute to psychosocial problems such as anxiety and disturbed body image. This psychosocial problems became a comorbid factor which could make the clients health problems more serious. The implementation Cognitive Behavioral Therapy CBT, Thought Stopping TS, Progressive Muscle Relaxation PMR holistically applied by taking into consideration the physical tolerance of clients. The provision of Family PsychoEducation FPE for patient's family and Supportive Theraphy ST for patient's care giver by mental health psychiatric nurse specialist could empower client continuity of care sustainability. Result The combination CBT PMR FPE nurse specialist implementation have decreased the sign and symptoms up to 79.2 of efective aspect for clients with anxiety, and 86.3 of behavioral aspect for client who has disturbed body image. Conclusion It was conclude that the implementation of Cognitive Behavioral Therapy CBT, Thought Stopping TS, Progressive Muscle Relaxation PMR by taking into consideration the client's physical tolerance and Family PsychoEducation FPE for client's family and Supportive Theraphy ST for client's care giver can decrease patient's responses to stressors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Tiur Dame Uli
"Pendahuluan: Di negara Indonesia, terdapat hampir 400.000 kasus baru dengan angka kematian sekitar 200.000 orang. Kanker dapat menyebabkan perburukan pada fungsi tubuh. Pasien akan memasuki ruang perawatan intensif untuk mendapat dukungan dari fungsi tubuhnya yang terganggu. kecemasan dapat timbul pada anggota keluarga. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas psikoedukasi terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien kanker di ruang perawatan intensif. Desain: Desain pretest-posttest kelompok kontrol dan metodologi kuasi-eksperimental digunakan dalam desain penelitian ini. Desain ini terdiri dari satu kelompok intervensi dan satu kelompok kontrol. Hasil: Ada perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi yang mendapatkan psikoedukasi dengan kelompok kontrol (p < 0,001). Kesimpulan: Intervensi psikoedukasi mampu menurunkan kecemasan pada keluarga pasien kaker yang dirawat di Ruang ICU. Rakomendasi: Intervensi psikoedukasi dapat diterapkan pada keluarga pasien kanker yang dirawat di Ruang ICU.

Introduction: In Indonesia, there are nearly 400.000 new cases with a mortality rate of about 200.000 people. Cancer can cause a deterioration in bodily function. Patients will enter the intensive care unit to receive support for their impaired bodily functions. Anxiety may arise among family members. Objective: This study aims to determine the effectiveness of psychoeducation on the anxiety levels of families of cancer patients in the intensive care unit. Design: A pretest-posttest control group design and a quasi-experimental methodology were used in this study. This design consists of one intervention group and one control group. Results: There is a significant difference between the intervention group that received psychoeducation and the control group (p < 0,001). Conclusion: Psychoeducation interventions can reduce anxiety in the families of cancer patients admitted to the ICU. Recommendations: psychoeducation interventions can be applied to the families of cancer patients admitted to the ICU."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>