Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73396 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michael Antonius
"Sampah elektronik semakin meningkat jumlah nya di masyarakat akibat intensifnya penggunaan alat elektronik individual seperti HP/Smartphone. Banyak dari alat elektronik, atau bahkan semua sampah elektronik ini menggunakan papan PCB dan material yang terkandung di dalam papan ini dapat terakumulasi dan menyatu menjadi batangan logam-logam mulia dengan bantuan separasi dalam bentuk cacahan sampah papan PCB. Diperlukannya analisis secara eksperimental bagaimana gaya Lorentz dapat memberi gaya pental terhadap material non-ferrous dalam 2 sumbu aksial. Oleh karena itu, dibuat alat uji eksperimen yang bertujuan untuk mengukur gaya Lorentz yang muncul di kedua sumbu, yaitu sumbu-X dan sumbu-Y. Pengujian akan menggunakan dua jenis sampel dengan bahan material aluminium, yaitu sampel berukuran 53 x 53 x 5 mm, dan 103 x 103 x 5 mm. Percobaan untuk sampel 53 mm akan dilakukan sebanyak 15 kali percobaan, dan sampel 103 mm akan dilakukan sebanyak 10 kali percobaan. Hasil yang didapatkan dari percobaan ini adalah besarnya gaya pada sumbu-X 45,931 % lebih besar daripada gaya di sumbu-Y untuk sampel 53 mm, dan 14,096 % untuk sampel 103 mm. Lalu dengan hasil rasio yang telah didapatkan, diberikan saran terkait modifikasi proses sortir dari mesin untuk dapat mengakomodasi kemampuan untuk mensortir cacahan berbasis rasio berat kandungan material non-ferrous terhadap berat total dari cacahan dengan memanfaatkan rasio kedua gaya Lorentz dan analisa gerak GLBB.

Electronic waste is increasing in number in the community due to the intensive use of individual electronic devices such as cellphones/smartphones. Many of these electronic devices, or even all of this electronic waste use PCB boards and the materials contained in these boards can be accumulated and fused into ingots of precious metals with the help of separation in the form of chopped PCB board waste. It is necessary to experimentally analyze how the Lorentz force can exert a bounce force on non-ferrous materials in 2 axial axes. Therefore, an experimental test kit was created that aims to measure the Lorentz force that appears on both axes, namely the X-axis and Y-axis. The test will use two types of samples with aluminium material, which is samples measuring at 53 x 53 x 5 mm, and 103 x 103 x 5 mm. Experiments for the 53 mm sample will be carried out 15 times, and the 103 mm sample will be carried out 10 times. The results obtained from this experiment are the magnitude of the force on the X-axis is 45.931% greater than the force on the Y-axis for the 53 mm sample, and 14.096% for the 103 mm sample. Then with the ratio results that have been obtained, suggestions are given regarding the modification of the sorting process of the machine to accommodate the ability to sort the pieces based on the ratio of weight of non-ferrous material content to the total weight of the chop by utilizing the ratio of the two Lorentz forces and GLBB motion analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenn Suryo Mentaram
"Sampah elektronik atau e-waste merupakan peralatan listrik dan elektronik yang sudah tidak digunakan lagi dan dianggap sebagai sampah oleh pengguna. E-waste terdiri dari logam dan plastik, beberapa bahan yang termasuk kategori berbahaya, tidak dapat terurai secara alami, dan pengelolaan yang salah pada e-waste dapat membahayakan lingkungan serta kesehatan manusia. Logam yang terkandung dalam limbah elektronik dapat dipulihkan dan didaur ulang untuk penggunaan lebih lanjut serta memiliki nilai ekonomis. Metode pemulihan dengan pemisahan berbasis konduktivitas listrik yaitu pemisahan berbasis arus eddy, interaksi antara medan magnet alternatif dan arus eddy yang diinduksi oleh medan magnet drum yang berputar dibungkus dengan magnet permanen menghasilkan gaya tolak (gaya Lorentz) pada logam dan memisahkan logam, namun ada proses pemisahan yang tidak akurat. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gaya Lorentz yang akan dihasilkan pada kondisi logam tertentu untuk memaksimalkan laju pemisahan pemisah limbah elektronik berbasis arus eddy menggunakan perangkat image processing.

Electronic waste or e-waste is an electrical and electronic equipment that is not used anymore and regarded as waste by the user. E-waste consist of precious metals and plastic some of the materials considered as hazardous category, it cannot decompose naturally, and mistreatment of e-waste can harm environment and human health. The precious metals contained in e-waste can be recovered and recycled for further use and economical value. The method of recovery is by electric conductivity-based separation, namely eddy current-based separation, interaction between alternative magnetic field and eddy current induces by the magnetic field of a rotating drum wrapped with permanent magnet generates a repulsive force (Lorentz force) on the metal and separates the metal, however there is an inaccurate separation process. This undergraduate thesis research is to investigate the Lorentz force that will be generated in certain scrap metal conditions in order to maximize the separation rate of eddy current-based electronic waste separator using image processing software.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Margery Martin Oppo
"Seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang pesat, dan dengan demikian, masyarakat secara bertahap menjadi lebih bergantung pada teknologi. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa timbulan limbah elektronik berlebih dari gadget, seperti smartphone, akan meningkat secara eksponensial. Tak lama, itu akan mencapai titik di mana sampah menjadi sangat berlebihan sehingga mengklasifikasikan, apalagi mendaur ulang, akan menjadi tugas yang sangat melelahkan. Pemisah Arus Eddy adalah alat yang khusus diciptakan untuk memisahkan sampah elektronik dari segi komposisi persentasenya. Dalam proses pembuatan Eddy Current Separator, aplikasi magnet tidak dapat disisihkan. Besarnya dan inersia kekuatan magnet dalam magnet yang digunakan dalam versi Pemisah Arus Eddy apa pun sangat penting dalam menentukan kinerja dan umur panjang Pemisah itu sendiri sebelum penggantian atau pemeliharaan apa pun diperlukan. Faktor-faktor seperti suhu yang lebih tinggi dan tegangan yang diterapkan telah diketahui dapat mengurangi kekuatan magnet. Dalam penelitian ini, suhu yang biasa ditemukan pada kondisi kerja standar akan digunakan untuk menyelidiki kecenderungan peluruhan kekuatan magnet. Demi akurasi dan presisi, dua metode akan digunakan untuk membuat: Metode uji defleksi, menggunakan 10 x 10 aluminium persegi sebagai benda limbah sampel, dan metode pengukuran langsung, menggunakan Gauss-Tesla meter. Pengoperasian motor listrik pembangkit gerak rotasi untuk roll magnet dilakukan dalam RTP.

As time progresses, technology advances rapidly, and as such, society has become gradually more dependent on technology. Therefore, it is inevitable that the generation of excess electronic waste from gadgets, such as smartphones, will increase exponentially. Before long, it will reach a point where the waste becomes sufficiently copious that classifying, let alone recycling, will be an extremely laborious task. The Eddy Current Separator is a tool specifically invented to separate electronic waste in terms of its percentage composition. In the manufacturing process of the Eddy Current Separator, magnets cannot be dispensed with.  The magnitude and inertia of magnetic strength in magnets used in any version of the Eddy Current Separator are incredibly essential in determining the performance and longevity of the Separator itself before any sort of replacement or maintenance is required. Factors such as higher temperature and applied stress have been known to reduce the strength of magnets. In this study, the temperatures that are commonly found in standard working conditions will be used to investigate the trend in the decay of magnetic strength. For the sake of accuracy and precision, two methods will be used to make: The deflection test method, using 10 x 10 aluminum squares as sample waste objects, and the direct measurement method, using a Gauss-Tesla meter. The operation of the electric motor generating rotational motion for the roll magnet is done in RTP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Nurrasyid Aryunata
"Sampah elektronik atau E-Waste sendiri didefinisikan sebagai EEE yang dibuang oleh pemiliknya sebagai limbah tanpa tujuan untuk digunakan kembali (Step Initiative, 2014). Dalam pengolahan sampah elektronik, menurut Meskers (2009) terdapat tiga tahap dalam proses daur ulang sampah elektronik yaitu collection, preprocessing, dan processing. Eddy Current Separator (ECS) merupakan alat separasi metal non-ferrous dari sampah elektronik padat. Bagian utama dari ECS adalah drum magnetik yang memiliki susunan kutub magnet yang berbeda yang mana akan menghasilkan Eddy Current Force (EFC) (Jujun, 2014). Hubungan antara variabel p (bentuk cacahan) dengan jarak defleksi juga secara langsung diujikan oleh Zhang (1998). Dengan cacahan PCB dan melakukan pendekatan berdasarkan hasil cacahan, Zhang mengidentifikasi empat bentuk cacahan yaitu bentuk strip-like (kategori 1), plate-like (kategori 2), ball-like (kategori 3), dan irregular (kategori 4). Untuk mengetahui bentuk sampah, image processing atau computer vision merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Hasilnya plate-like memiliki jarak lontar yang lebih jauh dibadingkan bentuk lainnya. Semakin luas permukaan, semakin jauh jarak lontarnya. Strip-like memiliki luas permukaan yang relatif kecil dan ball-like memiliki volume yang berdampak pada massa yang terlalu dominan. Pada pengujian shape recognition, pengujian satu objek memiliki akurasi 100% untuk bentuk strip-like dan plate-like. Akurasi pengujian tiga benda untuk ball-like hanya 33% sedangkan yang lain (strip-like dan plate-like 100%). Untuk pengujian objek acak, dari empat objek terdeteksi tiga (75%), dan 32 objek terdeteksi 17 objek.

Electronic waste or E-Waste itself is defined as EEE that is disposed of by its owner as waste without a purpose for reuse (Step Initiative, 2014). In the processing of electronic waste, according to Meskers (2009) there are three stages in the electronic waste recycling process, namely collection, preprocessing, and processing. Eddy Current Separator (ECS) is a non-ferrous metal separation device from solid electronic waste. The main part of the ECS is a magnetic drum which has a different arrangement of magnetic poles which will produce Eddy Current Force (EFC) (Jujun, 2014). The relationship between the variable p (count shape) and the deflection distance was also directly tested by Zhang (1998). By chopping PCBs and using an approach based on the results of the chopping, Zhang identified four chopping shapes, namely strip-like (category 1), plate-like (category 2), ball-like (category 3), and irregular (category 4). To find out the form of waste, image processing or computer vision is one way that can be used. The result is that plate-like has a longer ejection distance than other forms. The more surface area, the farther the ejection distance. Strip-like has a relatively small surface area and ball-like has a volume that has an impact on mass that is too dominant. In shape recognition testing, one object test has 100% accuracy for strip-like and plate-like shapes. The accuracy of testing three objects for ball-like is only 33% while for the others (strip-like and plate-like 100%). For random object testing, from four objects, three (75%), and 32 objects were detected, 17 objects were detected."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Meino Soedira
"Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, tidak terlepas dari meningkatnya limbah elektronik yang terus meningkat setiap tahunnya. Limbah elektronik yang paling umum di daur ulang adalah papan elektronik atau PCB (Printed Circuit Board). Kategori limbah elektronik termasuk dalam limbah B3 yaitu limbah berbahaya dan beracun. Proses daur ulang diperlukan untuk mencegah pengerusakan lingkungan. Salah satu material yang terkandung didalam papan elektronik memiliki harga jual tinggi yaitu alumunium dan tembaga yang termasuk kedalam kategori logam nonferrous. Untuk mendaur kedua material ini, dibutuhkan proses pemisahan tersendiri karena terdapat banyak material lain seperti plastik. Separasi atau pemisahan dengan Eddy current dapat dilakukan khususnya untuk mendapatkan material berharga nonferrous seperti alumunium dan tembaga. Eddy current dihasilkan dari rotasi roll magnet yang terdiri dari magnet permanen. Susunan magnet permanen yang digunakan adalah alternating current dimana disetiap posisi magnet yang bergantian antara bagian utara dan bagian selatan. Prototip eddy current separator pada penelitian ini mampu memvalidasi data beberapa metode dengan error paling besar 26% dan paling kecil 1,515%. Adapun jarak lontar terjauh yang dihasilkan untuk material aluminium sebesar 17,5 cm dan material tembaga sebesar 14,5 cm. Rotasi roll magnet juga turut mempengaruhi jarak lontar yaitu sebesar 15 cm pada putaran 2600 rpm dan 13,5 cm pada putaran 1800 rpm pada aluminium dengan ukuran 30 mm x 30 mm ketebalan 1 mm.

Along with the times and technology, it is inseparable from the increase in electronic waste which continues to increase every year. The most common electronic waste recycled is an electronic board or PCB (Printed Circuit Board). The category of electronic waste is included in B3 waste, namely hazardous and toxic waste. The recycling process is needed to prevent environmental damage. One of the materials contained in the electronic board has a high selling price, namely aluminum and copper which are included in the nonferrous metal category. To recycle these two materials, a separate separation process is needed because there are many other materials such as plastic. Eddy current separation or separation can be done especially to obtain nonferrous valuable materials such as aluminum and copper. Eddy current is generated by rotating a magnetic roll consisting of permanent magnets. The arrangement of the permanent magnets used is the alternating current in which each position of the magnet alternates between the north and the south. The eddy current separator prototype in this study was able to validate data from several methods with the biggest error of 26% and the smallest 1.515%. The farthest distance produced for aluminum material is 17.5 cm and copper material is 14.5 cm. The magnetic roll rotation also affects the ejection distance, which is 15 cm at 2600 rpm and 13.5 cm at 1800 rpm on aluminum with a size of 30 mm x 30 mm with a thickness of 1 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Mahendiartha Putra
"Sampah elektronik semakin meningkat jumlah nya di masyarakat akibat intensifnya penggunaan alat elektronik individual seperti perangkat pintar serta peralatan elektronik penunjang lainnya. Dalam perakitannya, hampir seluruh perangkat elektronik ini memiliki tiga material utama yaitu logam ferrous, logam non ferrous, serta material non logam. Dikarenakan adanya bahaya, serta manfaat dari setiap material ini, maka dibuatlah sebuah rancang bangun alat eddy current separator skala kecil yang dapat memisahkan tiga material utama tersebut. Eddy Current Separator (ECS) meruapakan alat separasi yang dapat memisahkan material logam ferrous, logam non ferrous, dan non logam dengan cara menggunakan susunan magnet yang akan menghasilkan gaya eddy current. Berdasarkan gaya eddy current yang dapat memisahkan ini, maka dibuatlah sebuah rancang bangun dari alat eddy current separator dengan mengintegrasikan dua komponen utama yaitu drum magnet dan juga komponen sabuk konveyor. Sistem yang terintegrasi atas dua komponen ini akan melakukan feeding sampah elektronik yang telah dicacah dan akan membagi sampah yang tercampur menjadi tiga jenis sampah utama. Kemudian dilakukan pengujian atas alat yang telah dirancang dan dibangun dan didapatkan hasil percobaan bahwa alat dapat memisahkan material logam ferrous yang diwakilkan serbuk besi secara 100% dalam pengetesan individu, alat dapat memisahkan material logam non ferrous yang diwakilkan alumunium dan tembaga secara 100% dalam pengetesan individu, serta alat juga memisahkan material non logam yang diwakilkan oleh papan pcb secara 100% dalam pengetesan individu. Namun alat yang telah dibentuk ini masih diperlukan penyempurnaan lanjutan, dikarenakan alat hanya memiliki tingkat separasi sebesar 83,3% dalam pengetesan secara bersamaan atau pengetesan simultaneous dengan pemberian delapan buah sampel material.

Electronic waste is increasing in number in society due to the intensive use of individual electronic devices such as smart devices and other supporting electronic equipment. In its assembly, almost all of these electronic devices have three main materials, namely ferrous metal, non-ferrous metal, and non-metallic material. Due to the dangers and benefits of each of these materials, a small-scale eddy current separator was designed to separate the three main materials. Eddy Current Separator (ECS) is a separation device that can separate ferrous metal, non-ferrous metal, and non-metal materials by using a magnetic arrangement that will produce an eddy current force. Based on the eddy current that can separate this, a design is made of the eddy current separator by integrating two main components, namely the drum magnet and also the conveyor belt component. The integrated system of these two components will feed the chopped electronic waste and will divide the mixed waste into three main types of waste. Then testing was carried out on the tool that had been designed and built and the experimental results showed that the tool could separate ferrous metal material represented by iron powder 100% in individual testing, the tool could separate non-ferrous metal material represented 100% in aluminium and copper in individual tests. , and the tool also separates the non-metallic materials represented by the PCB board 100% in individual tests. However, this tool that has been formed still needs further refinement, because the tool only has a separation rate of 83.3% in simultaneous testing or simultaneous testing by giving eight material sample.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dora Setya Rastanti
"OPTIMASI PENEMPATAN DISPOSAL DEMO DALAM LINGKUNGAN GEOLOGI KAWASAN NUKLIR SERPONG. Untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan akhir sebagai fasilitas nasional pelayanan pengelolaan limbah radioaktif non PLTN dan sebagai demo-plant, akan dibangun dan dioperasikan fasilitas near surface disposal (NSD) di Kawasan Nuklir Serpong. Penyediaan fasilitas tersebut wajib mempertimbangkan aspek keselamatan masyarakat dan lingkungan. Untuk itu maka perlu dilakukan optimasi penempatan fasilitas disposal dalam lingkungan geologi berdasarkan data limbah dan data lingkungan geologi tapak sehingga sesuai dengan daya dukung lahan maupun keselamatan lingkungan. Aspek lingkungan geologi yang perlu dipertimbangkan meliputi geomorfologi, litostratigrafi, struktur geologi, geologi teknik, hidrogeologi dan potensi bencana geologi. Sasaran akhir penelitian adalah diperoleh disain fasilitas penyimpanan lestari limbah radioaktif aktivitas rendah, yang dirancang memenuhi kriteria keselamatan, yang siap untuk dilakukan konstruksi dan operasi. Berdasarkan data limbah dan karakteristik lingkungan geologi tapak Kawasan Nuklir Serpong, telah dilakukan optimasi penempatan disposal demo yang sesuai. Disposal demo yang diusulkan adalah tipe NSD dengan layout berbentuk bujur sangkar berukuran 34,60 m x 34,60 m dan tinggi 4,5 m, ditempatkan pada kedalaman 2 m dan gundukan (termasuk penutup) setinggi 2,5 m. NSD berada pada residual soil, dengan jarak antara fondasi dan muka air tanah terdangkal sebesar minimum 4 m. Konsep teknologi fasilitas NSD terdiri dari dua vault kompartemen kembar beton bertulang (reinforced concrete vault) yang dilengkapi dengan semua sistem pendukungnya. Vault sisi kiri untuk menampung paket limbah dalam shell beton 950 l sebanyak 72 shell beton dengan susunan lajur 6, baris 6 dan tumpukan 2. Vault sisi kanan untuk menampung paket limbah dalam drum 200 l sebanyak 675 drum dengan susunan lajur 15, baris 15 dan tumpukan 3. "
604 JTPL 16:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alivanza Firdaus Rhufyano
"Penelitian skripsi ini akan berupaya mengoptimalkan logistik terbalik limbah elektronik di Indonesia terhadap aspek-aspek keberlanjutan yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Model yang digunakan dalam penelitian ini meliputi fasilitas pengolahan limbah elektronik beserta lokasi timbulan limbah dan pasar sekunder material pulihan limbah elektronik. Adapun pencapaian keberlanjutan akan diukur dari tiga aspek, yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Ditinjau dari karakteristiknya, model yang disusun merupakan model penentuan lokasi fasilitas dan diselesaikan dengan metode metaheuristika yaitu NSGA-II. Hasil optimasi yang dilakukan menunjukkan beberapa temuan. Pertama, provinsi dengan kapasitas fasilitas pengolah limbah elektronik yang tinggi masih terpusat di Jawa. Kedua, di kawasan Indonesia Tengah, provinsi yang menjadi pusat (hub) pengolahan limbah elektronik adalah Bali, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur. Kemudian, kawasan Indonesia Timur masih cenderung mendirikan fasilitas hanya untuk memenuhi kapasitas sendiri, dikarenakan jarak dan biaya pengiriman yang mahal. Dalam mengimplementasikan temuan ini di Indonesia, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pemerintah perlu mendukung berkembangnya ekosistem pengelolaan limbah elektronik yang optimal di Indonesia dengan cara memperbaiki regulasi dan memberikan subsidi bagi perusahaan pengolah limbah elektronik. Selama proses transisi berlangsung, sektor informal perlu dilibatkan untuk membantu memperoleh limbah elektronik. Sektor ini juga perlu diberdayakan dengan mempekerjakan pengumpul limbah elektronik sebagai pekerja di fasilitas pengolahan limbah elektronik. Hal ini diperlukan demi mewujudkan sistem pengelolaan limbah elektronik di Indonesia yang efektif dan efisien demi dunia yang lebih baik.

This research will attempt to optimize the reverse logistics of electronic waste in Indonesia regarding sustainability aspects, namely environmental, social and economic. Indonesia is now facing a fairly serious electronic waste problem. This problem is then exacerbated by Indonesia's ability to process electronic waste which is still very inadequate. Therefore, a more formal electronic waste management system model will be developed and optimized. The model used in this research includes electronic waste processing facilities along with waste generation locations and secondary markets for electronic waste recovered materials. The achievement of sustainability will be measured from three aspects, namely environmental, social and economic. Judging from its characteristics, the model prepared is a facility location determination model and is completed using the metaheuristic method, namely NSGA-II. The results of the optimization carried out show several findings. First, provinces with high electronic waste processing facility capacity are still concentrated in Java. Second, in the Central Indonesia, the provinces that are the centers (hubs) for electronic waste processing are Bali, South Sulawesi and East Kalimantan. Then, the Eastern Indonesia still tends to set up facilities only to meet its own capacity, due to distance and expensive shipping costs. In implementing these findings in Indonesia, there are several things that need to be considered. The government needs to support the development of an optimal electronic waste management ecosystem in Indonesia by improving regulations and providing subsidies for electronic waste processing companies. During the transition process, the informal sector needs to be involved to help obtain electronic waste. This sector also needs to be empowered by employing e-waste collectors as workers in e-waste processing facilities. This is necessary to create an electronic waste management system in Indonesia that is effective and efficient for a better world."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Bastian
"Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia menggunakan kapal sebagai sarana transportasi utama dalam pengangkutan maupun pengiriman barang dari pulau ke pulau. Secara otomatis kapal sebagai sarana transportasi utama akan tumbuh seiring bertambahnya waktu. Berdasarkan INSA, jumlah armada kapal di Indonesia meningkat sejak berlakunya asas cabotage pada tahun 2005. Dengan begitu banyak kapal yang berusia lebih dari 25 tahun sehingga untuk kapal-kapal yang sudah lebih dari umur tersebut menjadi tidak ekonomis. Salah satu cara untuk membuat kapal yang sudah tua memiliki nilai ekonomis yaitu dengan dilakukannya proses recycling atau daur ulang dengan mengambil dan mengolah kembali material kapal tersebut. Tetapi pada proses recycling salah satu aspek yang perlu diperhatikan yaitu aspek lingkungan hidup sebagaimana yang telah diatur International Maritime Organization’s HongKong Convention. Oleh karena itu, penting untuk limbah-limbah yang dihasilkan suatu kapal diproses dengan ramah lingkungan. Hal tersebut dapat tercapai jika industri pengolahan limbah mengikuti regulasi yang ada dan terintegrasi satu sama lain dengan galangan ship recycling. Penelitian ini akan mengidentifikasi industri pengolahan limbah di Indonesia dan menentukan lokasi yang layak menjadi kawasan ship recycling terintegrasi.

As the world largest archipelago state, Indonesia uses ships as the main means of transportation for delivering goods between the islands. Therefore the ship fleet grow significantly over time. According to Indonesian National Ship-owners Association (INSA), the amount of the Indonesian flagged ships keep on increasing since the implementation of Cabotage principle in 2006. But there are many ships over 25 years old, which are uneconomical to be operated and sooner or later need to be replaced by the new or younger ones. A way to make use of old ships are by sending them to the ship recycling yards, so that the ship parts and components can be reprocessed and reused. However, in the recycling process one aspect that needs attention is its negative aspects to the environment as regulated by the International Maritime Organization’s Hong Kong International Convention for the Safe and Environmentally Sound Recycling of Ships. Therefore identification of available and suitable waste treatment facilities as required by the convention is very important, in order the ship recycling process is considered comply with the convention’s regulation. The research will identify the type and capacity of waste treatment facility including its location which will suit the proposed integrated green ship recycling estate comply to the Hong Kong Convention."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Marlon Brando
"Perkembangan teknologi yang pesat membuat tingkat konsumsi peralatan elektronik meningkat. Sayangnya, konsumsi yang besar terhadap produk elektronik ini meninggalkan konsekuensi berupa limbah dari elektronik yang sudah tidak digunakan lagi. Konsumen sering menyimpan barang elektronik yang tidak digunakan di rumah. Perilaku konsumen untuk menyimpan limbah elektronik di rumah seperti bom waktu, cepat atau lambat harus segera dikeluarkan karena akan menjadi bahaya. Menganalisis perilaku konsumen terhadap penyimpanan elektronik yang sudah tidak terpakai lagi adalah langkah penting menuju pengembangan sistem manajemen limbah elektronik yang sukses. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap perilaku konsumen dalam menyimpan dan membuang limbah elektronik serta menggambarkan hubungan antara faktor-faktor yang menjadi alasan tersebut dalam membentuk perilaku konsumen. Penelitian yang dilakukan didasarkan pada Teori Perilaku Berencana (TPB) dan pengolahan data dilakukan dengan analisis statistik dan metode Partial Least Square (PLS).
Penelitian dilakukan dengan menggunakan survei secara online dan manual. Responden pada penelitian sebanyak 403 yang tersebar di 6 provinsi pulau Jawa. Dari hasil penelitian diketahui beberapa hal, diantaranya peralatan elektronik yang paling banyak disimpan, sudah berapa lama peralatan elektronik tersebut disimpan, alasan mengapa konsumen menyimpan peralatan elektronik bekas/rusak, alasan mengapa konsumen ingin membuang peralatan elektronik bekas/rusak yang disimpan, bagaimana cara konsumen membuang peralatan elektronikbekas/rusak saat ini, model hubungan faktor-faktor prediktor pembentuk perilaku menyimpan, dan model hubungan faktor-faktor prediktor pembentuk perilaku membuang peralatan elektronik bekas/rusak yang disimpan.

Rapid technological developments make the level of consumption of electronic equipment increase. Unfortunately, large consumption of these electronic products leaves the consequences of waste from electronics that are no longer used. Consumers often store electronic items that are not used at home. Consumer behavior to store electronic waste at home such as a time bomb, sooner or later must be immediately removed because it will be a danger. Analyzing consumer behavior towards electronic storage that is no longer used is an important step towards developing a successful electronic waste management system. This study aims to conduct an analysis of consumer behavior in storing and disposing of electronic waste and describing the relationship between the factors that are the reason for shaping consumer behavior. The research conducted was based on the Theory of Planning Behavior (TPB) and data processing was carried out by statistical analysis and the Partial Least Square (PLS) method.
The study was conducted using online and manual surveys. Respondents in the study were 403 in 6 provinces in Java. The results of the study revealed several things, including the most stored electronic equipment, how long the electronic equipment was stored, the reason why consumers store used/damaged electronic equipment, the reason why consumers want to dispose of used/damaged electronic equipment stored, how consumers dispose of used/damaged electronic equipment, the relationship model of the predictor factors forming the storing behavior, and the relationship model predictor factors forming the behavior of disposing used/damaged electronic equipment stored."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>