Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158207 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kharisma Manyania Putri
"Skripsi ini membahas mengenai beroperasinya Bank Sampah Sapta Pesona sebagai bagian dari Program Bank Sampah Pemerintah Kota Bekasi yang dilihat melalui perspektif kepengaturan. Kepengaturan dalam Bank Sampah Sapta Pesona tergambar melalui istilah-istilah teknis dalam serangkaian kegiatan yang tercipta melalui sosialisasi, pendampingan, penyetoran sampah, pelatihan, dan monitoring. Saya memberikan gambaran bagaimana pengurus dan nasabah Bank Sampah Sapta Pesona menjalani dan memaknai serangkaian kegiatan yang membentuk dan mengarahkan perilaku sekaligus membentuk self-government pada diri pengurus dan nasabah Bank Sampah Sapta Pesona. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi dan wawancara mendalam yang melibatkan Ketua RW, PKK, Pengurus bank sampah, Nasabah bank sampah, dan Bank Sampah Induk Patriot (BSIP) selaku aktor-aktor yang berperan dalam Bank Sampah Sapta Pesona. BSIP sebagai mitra Pemerintah Kota Bekasi mengatur pengurus Bank Sampah Sapta Pesona menjadi berpengetahuan agar dapat mengelola bank sampah sekaligus mengatur nasabah melalui kegiatan penyetoran sampah seperti, pengumpulan dan pemilahan sampah, penimbangan sampah, pencatatan timbangan sampah, dan pengambilan uang tabungan. Pengoperasian Bank Sampah Sapta Pesona membentuk kebiasaan pengurus dan nasabah dalam mengelola dan memanfaatkan sampah dari rumah masing-masing yang sebelumnya sampah dianggap sebagai sesuatu yang tidak berguna dan dibuang. Selain itu, kepengaturan Bank Sampah Sapta Pesona meningkatkan kesejahteraan pengurus dan nasabah yang diperlihatkan dengan bertambahnya pendapatan dari hasil menabung sampah dan meningkatnya kebersihan lingkungan di Perumahan Sapta Pesona. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kepengaturan dalam Bank Sampah Sapta Pesona menunjukan keberhasilan karena serangkaian kegiatan Bank Sampah Sapta Pesona menciptakan self-government dalam diri pengurus dan nasabah dalam menjalani perannya yang sejalan dengan kehendak Pemerintah Kota Bekasi.

This thesis discusses how the Sapta Pesona Waste Bank operates as part of the Bekasi Municipal Government Waste Bank Program which is seen from a governmentality perspective. The governmentality in the Sapta Pesona Waste Bank illustrated through technical terms a series of activities created through socialization, mentoring, waste depositing, training, and monitoring. I give an idea of how the administrators and customers of the Sapta Pesona Waste Bank undergo and interpret a series of activities that shape and direct behavior as well as form self-government in the Sapta Pesona Waste Bank administrators and customers. This research is qualitative one, with observation and in-depth interviews involving the neighborhood chief, PKK, waste bank administrators, waste bank customers, and Bank Sampah Induk Patriot (BSIP) as actors who play a role in Sapta Pesona Waste Bank. BSIP as a partner of the Bekasi Municipal Government regulates the administrators of Sapta Pesona Waste Bank to become knowledgeable that allows the administrators to manage waste banks as well as manage customers through waste deposit activities such as waste collection and sorting, waste weighing, recording of waste scales, and taking savings money. Operation of the Sapta Pesona Waste Bank forms the habits of administrators and customers in managing and utilizing waste from their homes, which before was considered useless and thrown away. In addition, the governmentality of the Sapta Pesona Waste Bank improves the welfare of the administrators and customers, which shows increasing income from saving waste and increasing environmental cleanliness at the Sapta Pesona Residential. Therefore, it can be concluded that the governmentality in the Sapta Pesona Waste Bank show success because a series of Sapta Pesona Waste Bank activities create self-government in the administrators and customers in carrying out their roles in line with the wishes of the Bekasi Municipal Government."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafiz Wahfiuddin
"Pengelolaan sampah rumah tangga menjadi permasalahan kota-kota besar di Indonesia tidak terkecuali Kota Depok yang semakin lama semakin berkembang. Bank Sampah hadir sebagai salah satu program pemerintah untuk mengatasi sampah rumah tangga dari sumbernya dengan memilah sampah dari rumah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat partisipasi rumah tangga dalam program bank sampah di Kota Depok serta faktor-faktor yang paling mempengaruhi partisipasi rumah tangga dalam program bank sampah. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data primer dengan melakukan survei di tiga kecamatan yaitu di Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Cinere serta Kecamatan Pancoran Mas berdasarkan fluktuasi jumlah bank sampah di ketiga kecamatan tersebut. Hasil dari pengolahan data dan analisis menunjukkan dari 182 responden rumah tangga, sebesar 119 rumah tangga atau sekitar 65,38% menyatakan berpartisipasi dalam bank sampah. Faktor yang paling mempengaruhi partisipasi rumah tangga antara lain faktor jarak dari rumah menuju bank sampah, faktor informasi mengenai bank sampah, serta faktor jenis sampah organik atau anorganik yang dominan dihasilkan di rumah tangga

.The household waste management is a problem in big cities in Indonesia, including Depok City, which is increasingly growing. The Waste Bank is present as one of the government programs to overcome household waste from its source by sorting waste from home. This study aims to examine the level of household participation in the waste bank program in Depok City and the factors that most influence household participation in the waste bank program. The research was conducted by collecting primary data by conducting surveys in three sub-districts, namely Cimanggis, Cinere and Pancoran Mas based on fluctuations in the number of waste banks in the three sub-districts. The results of data processing and analysis showed that out of 182 household respondents, 119 households or around 65.38% stated that they participated in the waste bank. The factors that most influence household participation include the distance from the house to the waste bank, information about the waste bank, and the type of organic or inorganic waste that is dominantly generated in the household."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Wahyudi
"Permasalahan sampah semakin sulit untuk ditangani karena peningkatan jumlah sampah tidak sejalan dengan peningkatan pengelolaan persampahan yang memadai. Salah satu cara mengatasi masalah pengelolaan sampah adalah melalui pendirian Bank Sampah yang merupakan kegiatan bersifat social engineering, menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak serta membangun kewirausahaan masyarakat. Membangun dan mengembangkan bank sampah tidaklah mudah, banyak hambatan dan kendala dalam membangun dan mengembangkan bank sampah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dari karakter kewirausahaan pengurus atau pengelola bank sampah terhadap perkembangan dan keberlanjutan bank sampah yang dilihat dari banyaknya masyarakat yang bergabung menjadi nasabah bank sampah. Penelitian dilakukan di Kota Depok, dimana data penelitian didapat melalui penyebaran angket/kuesioner dengan jumlah responden dan sampel bank sampah sebanyak sembilan puluh. Analisis data menggunakan metode analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa enam karakter kewirausahaan pengurus bank sampah yang diteliti yakni kepemimpinan, percaya diri, mampu melihat peluang, berani mengambil resiko, fleksibel dan mampu beradaptasi, dan mandiri berpengaruh positif terhadap perkembangan dan keberlanjutan bank sampah. Karakter percaya diri, kepemimpinan dan mampu memanfaatkan peluang dari pengurus bank sampah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah bank sampah.

Solid waste problem is getting difficult to handle because of the increased amount of solid waste is not in line with the increase of adequate solid waste management. One way to overcome the problem of solid waste management is through the establishment of a Waste Bank which is a social engineering activity, which teaches people to sort the solid waste as well as raising public awareness on solid waste management wisely. A lot of obstacles and constraints in building and developing the waste bank.
This study aimed to assess the influence of the enterpreneurship character of the board or management of the waste bank towards development and sustainability waste bank. The study was conducted in Depok. The research data obtained through a questionnaire with renponden and sample of waste banks surveyed as much as 90. Data analysis using multiple regression method.
The results showed that six entrepreneurship characters of waste bank officials who investigated such as leadership, confident, able to see the opportunities, willing to take risks, flexible and able to adapt, and independent have positive effect on waste bank development and sustainability. Character confident, leadership and able to see the opportunities has a significant influence increasing costumer waste bank.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T42840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparmini
"Bank Sampah merupakan  program pemerintah yang digunakan sebagai salah satu upaya menanggulangi sampah yang kian hari kian bertambah. Bank Sampah di Kota Depok berperan sebagai tempat pengumpulan sampah-sampah non organik yang masih memiliki nilai ekonomis. Penelitian ini berusaha mengkaji faktor-faktor yang membuat  Bank Sampah Kota Depok dapat berperan hingga hari ini dan hubungannya dengan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan Bank Sampah tersebut. Melalui pendekatan kualitatif dengan studi kasus, penulis melakukan pengamatan terhadap obyek serta melakukan wawancara  mendalam (indepth  interview) dengan sejumlah informan. Penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat empat faktor penting yang menjadikan sebuah Bank Sampah dapat terus berperan, yakni dengan adanya pemimpin yang handal (leadership), pengelolaan yang baik (management),  insentif (incentive)  dan keterlibatan mitra (partnership). Sedangkan karakteristik komuniti berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan  turut pula mempengaruhi partisipasi komuniti dalam menerima Bank Sampah sebagai bentuk pengelolaan sampah di Kota Depok.

 

Kata kunci: bank sampah, pengelolaan sampah, komuniti perkotaan


Waste Bank is one of the government programs that are used as one of the efforts to tackle the increasingly growing garbage day. Waste Bank in Depok City serves as a collection of non-organic waste that can still be used to be useful goods even have economic value. This study attempts to examine the factors that make a Waste Bank in one of Depok sub-districts can continue its activities to this day and its relationship with the communities involved in the Waste Bank activities. Through qualitative approach with case study, the researcher observes the object and conducts in-depth interviews with a number of key informants and supporters to obtain the required data. In some activities, researchers participated closely observe the activity of Waste Bank  (active obeservasi). This research resulted that the factors that make a Waste Bank able to do its activities are to have a good leader, good management, incentive and partnership. While the characteristics of the community as urban community based on the level of education, income level was also affect the public awareness in receiving the Waste Bank as a form of waste management in the city of Depok. "
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Sukarmawati
"ABSTRAK
Peningkatan jumlah penduduk di Kota Depok diikuti dengan peningkatan jumlah timbulan sampah. Hal ini perlu diimbangi dengan penyediaan kendaraan pengumpulan sampah yang memadai agar sampah terkumpul secara keseluruhan. Kawasan perumahan Pesona Khayangan merupakan salah satu kawasan di Kota Depok yang mendapatkan pelayanan pengumpulan sampah secara door to door.
Keterbatasan jumlah kendaraan pengumpul sampah dan rute pengumpulan sampah yang kurang efisien menyebabkan adanya penumpukan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rute pengumpulan sampah yang optimal dari segi biaya dan waktu. Penelitian ini menggunakan metode penyelesaian permasalahan arus jaringan, yaitu Travelling Salesman Problem yang akan menghasilkan rute pengumpulan sampah dengan cara meminimalkan waktu tempuh. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat penghematan waktu dan jarak pada rute baru yang dihasilkan dari metode ini. Rute pada cluster pertama menghemat 67,4 menit dan 1,3 km; cluster kedua 50,2 menit dan 0,9 km; serta cluster ketiga 55,7 menit dan 1,9 km. Sementara itu, dalam hal penghematan biaya hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat penghematan penggunaan bahan bakar sebesar Rp 1.192,- per hari untuk rute cluster 1; Rp 825,- per hari untuk rute cluster 2; dan Rp 1.742,- per hari untuk rute cluster 3.

ABSTRACT
The population in Depok is growing in line with the growth of garbage produced. This issue should be balanced with the availability of proper waste management facility to finally overcome the garbage problem, such as providing waste collection vehicle. Pesona Khayangan residence is one of the area in Depok which receives waste collection door-to-door service.
The limited number and the covering area of waste collection vehicle makes it inefficient to reduce the mounting garbage. This research was conducted to determine the most optimal route for waste collection that is efficient in time and cost. Method used in this project is the problem solving of Travelling Salesman Problem that will result the route for waste collection by minimize the time used in the process. The result of analysis shows that there is time and distance efficiency on the new route found. The route of the first cluster has saved 67.4 minutes and 1.3 km; the second cluster has successfully saved 50.2 minutes and 0.9 km; and the third cluster has saved 55.7 minutes and 1.9 km. Meanwhile, the analysis also shows the cost efficiency in using fuel has saved IDR 1,192 per day by using the first cluster; IDR 825 per day for the second cluster; and IDR 1,742 per day for the third cluster."
2012
S43097
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resa Mailina
"Peran masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah plastik meliputi pengurangan sampah, pemilahan sampah dan iuran sampah. Peneitian ini bertujuan menganalisis peran masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah plastik di Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu Tahun 2022. Jenis penelitian kuantitatif dengan cross sectional dan kualitatif. Unit analisis rumah tangga dengan Jumlah sampel 198 responden. Metode sampling purposive sampling sedangkan untuk kualitatif sebanyak 6 informan terdiri dari ketua RT/RW, pengelola Bank Sampah Induk dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. Peran Masyarakat dalam Upaya Pengelolaan Sampah Plastik di Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu masih rendah berkisar 21,2%. Hal ini berkaitan dengan tidak melakukan pemilahan sampah (62,1 %), tidak melakukan mendaur ulang atau membuat kerajinan tangan dari sampah (87,4%) dan tidak mengirim sampah ke bank sampah (75,3%). Hasil Uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara penghasilan dan pengetahuan terhadap peran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Pengetahuan merupakan faktor yang dominan dalam peran pengelolaan sampah plastik. Hasil wawancara mendalam beberapa informan mendapatkan hasil bahwa kepedulian masyarakat masih rendah dalam hal pemilahan sampah plastik, kurang dukungan dari lintas sektor, sarana prasarana masih kurang memadai serta perlunya adanya monitoring dan evaluasi terkait pengelolaan sampah plastik. Kesimpulan mendapatkan bahwa peran masyarakat masih rendah dalam pengelolaan sampah plastik.

The role of the community in efforts to manage plastic waste includes waste reduction, waste segregation and waste fees. This study aims to analyze the role of the community in efforts to manage plastic waste in East Jakarta, West Jakarta and the Thousand Islands in 2022. This type of research is quantitative with cross sectional and qualitative. Household analysis unit with a sample of 198 respondents. The sampling method was purposive sampling, while for the qualitative as many as 6 informants consisting of the head of the RT/RW, the manager of the Main Waste Bank and representatives of the DKI Jakarta Provincial Environmental Service. The role of the community in the effort to manage plastic waste in East Jakarta, West Jakarta and the Thousand Islands is still low at around 21.2%. This is related to not sorting waste (62.1%), not recycling or making handicrafts from waste (87.4%) and not sending waste to the waste bank (75.3%). The results of the statistical test showed a significant relationship income and knowledge of the community's role in waste management. Knowledge is the dominant factor in the role of plastic waste management. The results of in-depth interviews with several informants found that public awareness was still low in terms of sorting plastic waste, lack of support from across sectors, inadequate infrastructure and the need for monitoring and evaluation related to plastic waste management. The conclusion is that the role of the community is still low in the management of plastic waste."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naula Hamidah
"Skripsi ini merupakan sebuah penelitian kualitatif mengenai pengaturan dalam rumah tangga yang berhubungan dengan konsumsi dan kaitannya dengan proses terjadinya sampah makanan. Penelitian ini menggunakan perbandingan antara dua rumah tangga kelas menengah yang berlokasi di daerah sub-urban Jakarta Barat, Indonesia. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bagaimana makanan dimaknai oleh kedua rumah tangga sudah terbentuk sejak proses pengadaan, kemudian diekspresikan dalam proses pengolahan dan konsumsi makanan, dan hasil akhirnya ditentukan oleh keputusan yang dibuat pada tahap penyimpanan yang ada di rumah tangga. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki sistem pencegahan yang bersifat kultural, disimbolkan dengan adanya tabu tentang “nasi menangis“ yang telah diturunkan secara turun-temurun. Diskusi tentang “nasi menangis” ini juga menunjukkan bagaimana peran tenaga kerja domestik, dalam hal ini didominasi perempuan (ibu, kakak perempuan, asisten rumah tangga), dapat menginternalisasikan pola ‘conscious consumption’ (konsumsi sadar) dalam anggota rumah tangga.

This thesis is a qualitative study on household arrangements related to consumption and the process of food waste. This study uses a comparison between two middle class households located in the sub-urban area of West Jakarta, Indonesia. The results of this study explain how the meaning of food by the two households has been formed since the procurement process, then expressed in the food-processing and consumption process, and finally determined by decisions made at the food-storing stage in the household. This study also shows that the community originally possessed what is called a cultural prevention system, symbolized by the taboo on “crying rice” which has been passed down from generation to generation. This discussion about “crying rice” also shows how the role of domestic workers, in this case dominated by women (mother, older sister, household assistant), can internalize the pattern of 'conscious consumption' within household members."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arisman
"Peningkatan jumlah penduduk yang semakin besar di kota/kabupaten membawa dampak terhadap besarnya peningkatan jumlah timbulan sampah khususnya sampah plastik. Penelitian ini bertujuan memberikan usulan kebijakan dalam bentuk formulasi efektif dalam pengelolaan sampah plastik berkelanjutan di tingkat kota/kabupaten. kebijakan pengurangan penggunaan produk plastik sekali pakai di Kota Bandung dan Kabupaten Malang merupakan kebijakan yang paling prioritas dibandingkan dengan kebijakan pelarangan penggunaan produk plastik sekali pakai. Kebijakan yang efektif juga perlu melibatkan pemangku kepentingan yaitu konsumen/masyarakat dan produsen. Data tingkat keinginan untuk berpartisipasi masyarakat dan keinginan produsen untuk berpatisipasi dalam pengurangan sampah plastik akan lebih efektif apabila di berikan insentif. Respon masyarakat terhadap himbauan mengurangi sampah plastik dan menggunakan kembali plastik sangat positif, namun kemungkinan implementasinya akan menjadi lebih besar jika ada insentif yang diberikan oleh pemerintah. Pemilahan sampah di rumah tangga perlu didorong, guna meningkatkan efektifitas penanganan sampah plastik. Insentif fiskal perlu di berikan kepada produsen agar pengurangan sampah plastik oleh produsen lebih optimal dan berkelanjutan

The increasing population in cities and regencies has an impact on the amount of waste generation, especially plastic waste. This study aims to provide policy proposals in the form of effective formulations in sustainable plastic waste management at the city/district level. The policy of reducing the use of single-use plastic products in Bandung City and Malang Regency is the most priority policy compared to the policy of banning the use of single-use plastic products. Effective policies also need to involve stakeholders, namely consumers/communities and producers. Data on the level of willingness to participate in the community and the desire of producers to participate in reducing plastic waste will be more effective if incentives are given. The public's response to the call to reduce plastic waste and reuse plastic is very positive, but the possibility of implementation will be even greater if there are incentives provided by the government. Waste segregation in households needs to be encouraged, in order to increase the effectiveness of handling plastic waste. Fiscal incentives need to be given to producers so that the reduction of plastic waste by producers is more optimal and sustainable."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Nabila Roxanne
"Isu sampah plastik kerap kali dilihat dari sisi kesehatan dan ada beberapa yang menyinggung terkait pariwisata, namun belum ada penelitian antropologis yang mempertanyakan konstruksi sosial-budaya tentang sampah plastik dalam masyarakat. Bagaimana sampah plastik di persepsikan dan sampai sejauh mana persepsi ini dibagikan? Apakah persepsi ini mendorong perwujudan pengelolaan sampah plastik pada tatanan sosial? Berangkat dari pertanyaan tersebut, dengan menggunakan metode etnografi dan partisipasi observasi selama hampir satu tahun di Bali. Penelitian ini mencoba untuk memaparkan uraian keterkaitan antara persepsi yang terbangun dalam benak masyarakat Bali yang menjadi bagian dari dua komunitas peduli pada isu lingkungan, Sungai Watch dan Trash Hero, dalam konteks nilai kepercayaan lokal dengan menggunakan pendekatan klasik dari Mary Douglas yang berfokus pada pembagian dualis dan makna simbolis akan sistem aturan berdasarkan dengan konsepsi the matter out of place. Secara garis besar, ditemukan bahwa hubungan antara klasifikasi sampah plastik yang dipersepsikan sebagai ‘kotoran’ pada tatanan sosial selain berpotensi merusak lingkungan juga dianggap mendistorsi keharmonisan yang harus dijaga dalam ajaran Tri Hita Karana. Ini membeberkan bukti empiris yang menunjukkan bahwa agama Hindu Bali merupakan sumber pembentukan persepsi yang potensial dan efektif tentang permasalahan sampah plastik dan proses pengelolaan sampah di Bali.

The issue of plastic waste is often viewed from a health perspective and some are related to tourism, but there has been no anthropological research that has questioned the socio-cultural construction of plastic waste in society. How is plastic waste perceived and to what extent is this perception shared? Does this perception encourage the realisation of plastic waste management in the social order? Based on these questions, using ethnographic methods and observation participation for almost a year in Bali. This study attempts to describe the relationship between perceptions that are built up in the minds of Balinese people who are part of two communities that care about the environmental issue, Sungai Watch and Trash Hero, in the context of local beliefs systems by using the classical approach of Mary Douglas which focuses on the dualistic and the symbolic meaning of the rule system based on the concept of the matter out of place. Broadly speaking, it was found that the relationship between the classification of plastic waste which is perceived as 'dirt' in the social order, apart from having the potential to damage the environment, is also considered to distort the harmony that must be maintained in the beliefs of Tri Hita Karana concept. This proves empirical evidence showing that Balinese Hinduism is a potential and effective source of perception formation to the problem of plastic waste and waste management processes in Bali"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbie Sundoyo
"Jumlah sampah plastik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Mikroplastik dapat berbahaya bagi satwa liar dan juga manusia. Pengolahan sampah plastik tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja tetapi harus dilakukan oleh semua pihak yang terkait dengan perencanaan yang terintegrasi. Peran sektor formal dan informal dalam pengolahan sampah plastik harus dikaji untuk mendapatkan hasil yang baik dan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Perlu dilakukan kajian suatu sistem yang dapat memberikan gambaran sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menggambarkan kondisi pengolahan sampah plastik di Indonesia. Makalah ini memberikan model konseptual yang menyusun sistem pengelolaan sampah plastik saat ini. Aktor, aliran material, dan kebijakan divalidasi dan dievaluasi oleh praktisi. Dari temuan ini, pembuat kebijakan dapat menggunakan skema alternatif ini untuk meningkatkan pengelolaan sampah mereka.

The amount of plastic waste in Indonesia continues to increase every year in line with the increasing population and economic growth. Microplastics can be harmful to wildlife as well as humans. Plastic waste processing cannot be carried out by one party but must be carried out by all parties related to integrated planning. The role of the formal and informal sectors in the processing of plastic waste must be studied to obtain good and beneficial results for both parties. It is necessary to study a system that can provide an overview so that it can be used as a tool to describe the condition of plastic waste processing in Indonesia. This paper provides a conceptual model that composes the current system of plastic waste management. Actors, material flows, and policies are validated and evaluated by practitioners. From these findings, policymakers can use these alternative schemes to improve their waste management."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>