Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175941 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oimolala Putrawan
"Pada akhir kuartal ketiga tahun 2020, Indonesia mencapai elektrifikasi nasional sebesar 98.9%. Daerah terpencil menjadi alasan belum tercapainya 100% elektrifikasi nasional ini. Hal tersebut terjadi dikarenakan faktor demografi, seperti populasi yang sedikit dan pendapatan yang kecil, serta batasan geografis dan ekonomi untuk membangun pembangkit listrik konvensional. Untuk mengatasi masalah ini, pembangkit listrik hidro tenanga vorteks bisa menjadi solusi alternatif dalam pembangkitan listrik bahkan di daerah terpencil karena biaya operasi dan perawatan yang rendah serata mudah untuk dibangun dibandingkan pembangkit listrik terbarukan lainnya. Pembangkit listrik tenaga vorteks ini dapat menghasilkan listrik mencapai 5 kW dengan tinggi jatuh dan debit yang rendah. Untuk meningkatkan performa turbin, dilakukan studi terhadap ukuran sudu dan kedalaman untuk melihat pengaruhnya pada efisiensi turbin. studi dilakukan secara numerik menggunakan Ansys Fluent dengan tinggi jatuh 1.03 m dan debit 0.16 m3/s. Terdapat sembilan konfigurasi pada studi ini dengan variasi rotor berukuran 200 mm, 350 mm, 500 mm dan kedalaman turbin sebesar 270 mm, 340 mm, 410 mm. Hasil menunjukkan bahwa ukuran rotor terbesar dan kedalaman terendah memberikan performa tertinggi pada studi ini.

In the end of third quartal of 2020, 98.9% Indonesia’s national electrification ratio has been reached. The obstruction of 100% electrification is occuring in remotes areas. It is caused by demographical factors, including small population and incomes, accompanied by geographic and economic restriction on installing conventional power plant. To overcome this problem, gravitational water vortex turbine power plant can be an alternative to generate electricity even in most remotes area since it offers low cost in operating and maintenance as well as easy to manufacture compared to other type renewable energy power plant. It can generate electricity up to 5 kW capacity with low head and flow rate. In order to optimize the turbine performance, a study arranged to evaluate the effect of blade size and depth onto efficiency of the turbine. The study conducted numerically using Ansys Fluent within assumption of 1.03 m head and 0.16 m3/s flow rate. There are nine configuration in this study with varying rotor size of 200 mm, 350 mm, 500 mm and turbine depth of 270 mm, 340 mm, 410 mm. Result of study leads to conclusion that largest size and upper top posisition give highest performance of the turbine."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mu`adz Syawali
"Menteri ESDM Indonesia menyatakan bahwa 2% dari total seluruh penduduk Indonesia atau sekitar 5.2 juta penduduk Indonesia tidak memiliki akses listrik. Padahal Indonesia memiliki potensi sumber energi terbarukan yang cukup besar, salah satunya adalah energi air. Potensi energi air di Indonesia sebesar 46 GW yang terbagi menjadi 3 kelas yaitu kapasitas besar, medium, dan kecil. Tipe kapasitas kecil terbagi menjadi mini, mikro, dan piko dan sangat cocok untuk dipasang di wilayah terpencil Indonesia dikarenakan ruang yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Proses konversi energi air menjadi energi listrik dilakukan dengan menggunakan turbin air. Salah satu contoh turbin air adalah turbin vorteks. Turbin vorteks merupakan jenis turbin piko hidro baru dengan memanfaatkan basin/saluran untuk membentuk fenomena vorteks secara natural. Energi vorteks dari air dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik dengan memutar turbin vorteks. Studi ini berfokus pada penjelasan secara detail mengenai pengaruh diameter orifice dan letak pemasangan sudu tipe lurus terhadap unjuk kerja turbin vorteks secara numerik. Studi numerik dilakukan dengan memberikan 5 variasi rasio diameter orifice terhadap basin (0.14, 0.15, 0.16, 0.17, dan 0.18) dan 3 variasi rasio kedalaman pemasangan sudu turbin (0.1Ht, 0.2Ht, dan 0.3Ht) dengan variasi putaran turbin sebesar 150, 200, 250, 300, dan 400 rpm. Ditemukan bahwa efisiensi optimal dan juga maksimum sebesar 56% didapat ketika rasio diameter orifice terhadap basin sebesar 0.14 dengan putaran turbin sebesar 300 rpm. Selain itu, untuk letak kedalaman pemasangan sudu, rasio 0.1Ht dan putaran turbin sebesar 300 rpm memberikan nilai efisiensi maksimum sebesar 58%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinal Kharis
"NACA inlet merupakan submerged inlet yang banyak digunakan dalam unmanned aerial vehicles (UAV) terutama penerbangan yang membutuhkan kemampuan manuver tinggi dan misi pengintaian karena mempunyai gaya hambat dan radar cross-section yang rendah. Selain itu, penggunaan NACA inlet mampu membuat UAV menjadi lebih ringan secara struktur dan performa aerodinamika. Performa NACA inlet terutama pressure recovery yang rendah menjadi hambatan dalam penggunaan inlet ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penggunaan dan parameter geometri dari vortex generator terhadap peningkatan performa NACA inlet serta menentukan konfigurasi optimal vortex generator. Parameter geometri yang divariasikan adalah tinggi, sudut pasang dan jarak antara vortex generator. Simulasi numerik menggunakan ANSYS Fluent dengan model turbulensi k-ω SST dilakukan dengan berbagai konfigurasi vortex generator. Konfigurasi optimal vortex generator didapatkan dengan menggunakan metode Box-Behnken design dan Desirability Function Analysis. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan vortex generator mampu meningkatkan Ram recovery ratio sampai 32,9% dan Mass flow ratio 15,4%. Tinggi vortex generator yang paling efektif digunakan adalah sesuai dengan ketebalan lapisan batas lokal. Konfigurasi vortex generator mempunyai sudut pasang optimal dan dicapai pada sudut 19 derajat. Setelah melewati sudut optimal, performa NACA inlet akan menurun tetapi tidak signifikan. Jarak antara vortex generator sebesar 34 mm akan mampu menghasilkan performa NACA inlet yang optimal.

The NACA inlet is a submerged inlet widely used in unmanned aerial vehicles (UAVs), especially in flights requiring high maneuverability and reconnaissance missions, due to its low drag and radar cross-section. Additionally, the use of the NACA inlet can make UAVs structurally lighter and improve aerodynamic performance. However, the low pressure recovery of the NACA inlet poses a challenge to its usage. This study aims to determine the effects of using vortex generators and their geometric parameters on improving the performance of the NACA inlet and to identify the optimal configuration of vortex generators. The geometric parameters to be varied include height, installation angle, and the distance between vortex generators. Numerical simulations using ANSYS Fluent with the k-ω SST turbulence model were conducted with various vortex generators configurations.The optimal configuration of the vortex generators was determined using the Box-Behnken design and Desirability Function Analysis. The results of the study indicate that the use of vortex generators can increase the Ram recovery ratio by up to 32,9% and the Mass flow ratio by 15,4%. The most effective height of the vortex generators corresponds to the local boundary layer thickness. The configuration of the vortex generator has an optimal installation angle, achieved at 19 degrees. Beyond this optimal angle, the performance of the NACA inlet will decrease, but not significantly. A distance of 34 mm between the vortex generators will yield optimal performance for the NACA inlet."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Dianofitra
"Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara dan belum seluruh daerahnya menikmati energi listrik. Sebagian besar daerah yang belum menikmati energi listrik tersebut berada pada daerah terpencil disebabkan oleh tidak adanya jaringan listrik dari pusat. Jaringan listrik dari pusat tidak tersedia karena pada daerah terpencil kebutuhan energi listrik sedikit sehingga harga listrik per kWh jadi lebih mahal. Indonesia memiliki karakteristik geografis pegunungan dan berbukit. Oleh karena itu, pembangkit listrik tenaga mikrohidro menjadi pilihan energi listrik pada daerah terpencil. Sebelumnya telah dilakukan perancangan turbin mikrohidro dengan head total setinggi 2 m, yaitu turbin air openflume dengan rasio hub-to-tip sebesar 0,4 dengan free vortex theory. Tulisan ini menampilkan verifikasi data hasil perancangan sebelumnya dengan metode numerik melalui simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics). Modifikasi dilakukan pada rancangan turbin yang sebelumnya dengan merubah besar sudut sudu pada bagian masuk dan keluar. Simulasi CFD pada turbin openflume ini dilakukan menggunakan software ANSYS Fluent 15.0 dengan model turbulensi k- dan mendefinisikan model simulasi dengan turbo-topology. Tulisan ini membandingkan karakteristik performa dari turbin awal dan turbin modifikasi dengan melihat debit aliran, torsi, dan daya poros pada tiap RPM yang dihasilkan. Efisiensi turbin tertinggi dari turbin adalah 62.47% pada kecepatan putar 600 RPM dengan sudut sudu bagian masuk 72.3o dan bagian keluar 76.5o.

Indonesia is one of developing country in South East Asia yet ironically parts of its region cannot derive the luxury of electricity. Most area without electricity yet is located in remote areas which is caused by the inexistence of electrical transmision from central. Electrical transmision from central is not avalailable because the needs of electricity in remote areas are minimum, so that the price of electricity are more expensive per kWh. Indonesia has major geographical characteristics with its mountains and highlands. Therefore, a power plant powered by microhydro plant has been chosen as electricity source in such place. Beforehand, micro-hydro turbine design has been carried out with total head 2 m, that is openflume propeller turbine with 0,4 hub-to-tip ratio with the free vortex theory. This writing represents the verification of designing results with numeric method accomplished by CFD (Computational Fluid Dynamics) simulation. Modification is applied on the previous turbine design with changing the blade angle on inlet and outlet. The simulation of CFD on this openflume turbine propeller was performed using ANSYS Fluent 15.0 software with k- turbulence model and defining the simulation model with turbo-topology. This writing compares the performance characteristics of the original turbine and the modified turbine with flow capacity, torsion and shaft power at each RPM produced. The highest turbine efficiency is 62.47% at 600 RPM with inlet blade angle 72.3o and outlet blade angle 76.5o.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S57903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maskur
"Vortex tube adalah sebuah alat pendingin tanpa refrigerant dalam proses kerjanya. Vortex tube telah banyak dlgunakan dl dunia industri untuk mengatasi barbagai masalah spot cooling karena relatif murah dan sederhana. Penelltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan diameter inlet pada vortex tube pada berbagai variasi tekanan udara dari kompresor.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan vortex tube proto x-1 F TUl dengan variasi lntet 1 mm dan 0,7 mm. Untuk besar tekanan udara masuk dlpakai empat variasi tekanan yaltu 5 bar; 6 ban 7 bag dan 8 bar: Parameter performa yang digunakan adalah penurunan temperatur dan kapasltas refrierasl yang dihasltkan oleh vortex tube.
Dari pengujian yang dilakukan pada semua variasi tekanan udara masuk diperoleh hasll untuk vortex tube dengan diameter inlet 1 mm menunjukan klnesjia yang lebih balk dibanding dengan diameter inlet 0,7 mm.
Perbedaan performa yang cukup signifikan ini karena pada diameter inlet yang Iebih besar diperoleh udara masuk yang juga besan Hal ini membuat performanya juga lebih maksimal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernst Fajar Millennio
"Pada penelitian komputasi ini, pengaruh dari penggunaan vortex generator tipe delta vane dalam melakukan rekayasa atau kontrol aliran terhadap boundary layer yang terbentuk pada NACA Intake dengan tujuan melakukan peningkatan performa NACA inlet. Aliran yang terbentuk pada NACA Inlet konvensional akan dianalisis secara numerik dan hasilnya digunakan sebagai referensi untuk menentukan pengaruh penggunaan Vortex Generator pada NACA Intake. Vortex generator tipe delta vane di-desain dan dipasang, di depan NACA Inlet. Desain yang digunakan meliputi berbagai variasi parametrik, yaitu Tipe Susunan, Angle of Attack, Tinggi Vortex Generator, dan posisi horizontal vortex generator. Studi numerik peningkatan performa ini menggunakan berbagai metode statistika yang sudah terbukti kegunaannya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Hasil peningkatan performa yang didapatkan berdasarkan parameter performa Mass Flow Rate dan Pressure Recovery adalah secara berturut-turut adalah 9,6 % dan 19,2 %

In this computational study, the effect of using a delta vane type vortex generator in flow control of the boundary layer formed at the NACA Intake with the aim of improving the performance of the NACA inlet. The flow formed at the conventional NACA Inlet will be analyzed numerically and the results are used as a reference to determine the effect of using a Vortex Generator on the NACA Intake. A delta vane type vortex generator was designed and installed, in front of the NACA Inlet. The design used includes various parametric variations, which are the type of direction, Angle of Attack, Vortex Generator Height, and the horizontal position of the vortex generator relative to the leading edge. This performance improvement numerical study uses a variety of proven statistical methods to achieve the desired results. The performance improvement results obtained based on the performance parameters Mass Flow Rate and Pressure Recovery are respectively 9.6% and 19.2%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Clement Rusli
"Berdasarkan data tahun 2018, 1.7% daerah di Indonesia belum terelektrifikasi dengan baik, dimana persentase sebesar 38.1% berasal dari daerah terpencil di NTT. Daerah terpencil merupakan daerah yang memiliki rasio elektrifikasi rendah. Daerah terpencil merupakan daerah dengan penduduk sedikit, memiliki ekonomi yang relatif rendah, akses ke daerah yang sulit, serta mata pencaharian utama sebagai petani atau nelayan. Pembangkit listrik tenaga air skala piko hidro merupakan salah satu solusi yang memungkinkan untuk daerah terpencil karena biaya pembuatan yang relatif murah, perawatan sederhana, dan juga konsumsi listrik pada daerah pedesaan yang tidak begitu besar. Turbin vortex merupakan salah satu jenis turbin skala piko hidro yang dapat dimanfaatkan dikarenakan banyaknya aliran sungai di Indonesia yang memiliki kondisi tinggi jatuh yang rendah. Studi ini bertujuan untuk mengamati kinerja hidrolik dari sudu straight dan curved secara analitik serta numerik dengan menggunakan computational fluid dynamics (CFD). Dua buah metode dilakukan dalam studi ini, analitik dan numerik. Metode analitik digunakan untuk menghitung geometri dari saluran serta sudu, dan juga kinerja hidrolik sudu. Metode numerik digunakan juga untuk mengamati kinerja sudu. Dengan menggunakan fitur moving mesh, daya sudu dapat diamati dalam kondisi putaran yang berbeda. Putaran sudu yang digunakan dalam studi ini adalah 150, 200, 250, 300, dan 350 Rpm. Studi ini menunjukan bahwa pada kondisi 250 rpm, kedua sudu dapat mencapai kinerja hidrolik optimalnya dengan nilai sebesar 0.63%. Dari hasil numerik, dapat dikatakan bentuk sudu seperti ini tidak menyerap energi kinetik dengna baik.

Based on 2018 data, 1.7% of regions in Indonesia do not yet have good electricity, with a percentage of 38.1% obtained from regions available in NTT. Remote areas are the areas that have a low electrification ratio. Remote areas have a relatively low population and economy, difficult access, and livelihoods as farmers or fishermen. Pico-hydro scale hydroelectric power plants are one of the possible solutions to create a relatively cheap budget, simple maintenance, and also electricity consumption in areas that are not so large. Vortex turbine is one type of pico hydro turbine that can be utilized because of the many rivers flows in Indonesia that has high excess. Analytic and numerical straight and curved angles use the fluid competency dynamics CFD. Two methods are carried out in this studio, analytic and numerical. Analytical methods are used to calculate channel geometry which will then discuss flow with numerical methods. Analytical methods are also used to determine the hydraulic efficiency of the blades used. Hydraulic performance is the transition between the power generated by the turbine and the fluid power used to drive the turbine. Numerical methods are also used for blades. By using the movable mesh feature, the blade can be seen in various rotational conditions. Details of the slats used in this studio are 150, 200, 250, 300, and 350 Rpm. This study produces 250 rpm, both blades can achieve optimal hydraulic performance with a value of 0.63%. From the numerical results, both of the blade shapes dont absorb kinetic energy properly.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Jabar Alfian Sena
"Salah satu upaya Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sektor transportasi nasional adalah dengan membangun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Proyek KCJB nantinya akan menggunakan model Fuxing CR400AF dengan kecepatan operasional 350 km/jam. Pada kecepatan tinggi, aspek aerodinamik menjadi kritikal untuk dianalisis. Salah satu tantangan yang dialami oleh kereta cepat adalah aerodynamic drag. Pada penelitian ini, dilakukan analisis CFD terkait pengaruh pemasangan vortex generator (VG) beserta variasi ketinggiannya (4 cm, 8 cm, 12 cm) pada tail carriage sebagai perangkat pengontrol aliran pasif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa efek reduksi drag dan lift yang paling signifikan ditunjukkan oleh konfigurasi VG8 yang dapat mereduksi pressure drag pada tail carriage hingga 18.29% dan mereduksi koefisien angkat keseluruhan hingga 54.44%. Melalui analisis medan aliran ditemukan bahwa pemasangan VG pada titik separasi pada kereta cepat menyebabkan separasi aliran terjadi lebih awal dan memperbesar separation bubble. Separation bubble yang terbentuk ini kemudian mendisrupsi terbentuknya trailing longitudinal vortex sehingga menurunkan intensitas dan volumenya secara signifikan sehingga menghasilkan efek reduksi drag dan lift yang besar dibandingkan dengan efek penambahan pressure drag yang diakibatkan oleh membesarnya separation bubble. Temuan ini dapat menjadi acuan baru dalam upaya pengurangan drag kereta cepat, yaitu dengan melakukan pendekatan yang meminimalisir pembentukan trailing longitudinal vortex di belakang kereta cepat.

One of the initiatives of the Indonesian government in developing the national transportation sector is by constructing the Jakarta-Bandung High-Speed Rail (KCJB) project. The KCJB project will utilize the Fuxing CR400AF train model with an operational speed of 350 km/h. At high speeds, the aerodynamic aspect becomes a very critical aspect to look for. One of the challenges of high-speed trains is aerodynamic drag. In this study, a computational fluid dynamics (CFD) analysis was conducted to investigate the effects of installing vortex generators (VG) with different heights (4 cm, 8 cm, 12 cm) on the tail carriage as a passive flow control device. The results of the research indicate that the most significant reduction in drag and lift is achieved by the VG8 configuration, which can reduce pressure drag on the tail carriage by up to 18.29% and decrease the overall lift coefficient by 54.44%. Through flow field analysis, it was found that the installation of VG at the separation point on the high-speed train causes the flow separation to occur earlier and enlarges the separation bubble. This separation bubble then disrupts the formation of the trailing longitudinal vortex, leading to a significant decrease in its intensity and volume. As a result, it produces a substantial reduction in drag and lift compared to the increase in pressure drag caused by the enlarged separation bubble. These findings can serve as a new reference in efforts to reduce drag in high-speed trains, specifically by minimizing the formation of trailing longitudinal vortices behind the train."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Agnes Tambun
"Sebuah perusahaan minyak dan gas memiliki sebuah plant yang terdiri dari 3 generator upstream bertipe Gas Turbine Generator (GTG) pada area pabelokan yang juga termasuk dalam salah satu daerah South Business Unit (SBU). Salah satu Gas Turbine Generator (GTG) bernama GTG G101B yang memiliki kapasitas daya 29600 kVA dan tegangan 13800 V sudah beroperasi selama 42 Tahun sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja operasional yang tentunya juga berpengaruh pada daya keluarannya. Oleh sebab itu, akan dilakukan studi karakteristik operasional dari sisi konsumsi bahan bakar menggunakan data operasional dalam periode 1 Januari 2022 hingga 30 November 2022. Penelitian menggunakan metode perhitungan tes performa melalui perhitungan Specific Fuel Consumption (SFC), Heat Rate (HR), dan Efisiensi GTG dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2016. Nilai SFC dan HR paling rendah didapatkan pada tanggal 24 Februari saat energi keluaran bernilai 294.912 MWh, dengan nilai SFC 0.167 MMSCFD/MWh dan nilai HR 19.10939735 MMBTU/MWh. Disaat bersamaan didapatkan nilai efisiensi maksimum bernilai 17.842076%. Nilai SFC dan HR paling tinggi didapatkan pada tanggal 15 September saat energi keluaran bernilai 133.88 MWh, dengan nilai SFC 0.0341 MMSCFD/MWh dan nilai HR 38.92491037 MMBTU/MWh. pada kondisi ini didapatkan juga nilai efisiensi minimum yaitu bernilai 8.759206%. SFC dan HR akan memengaruhi keluaran daya yang dihasilkan generator. Semakin rendah SFC dan HR maka akan semakin optimal kinerja suatu pembangkit. Hal tersebut ditandai dengan nilai efisiensi yang semakin baik. 3. Operasional pembangkit dapat dikatakan tidak efisien karena konsumsi bahan bakar yang digunakan berlebihan dan nilai efisiensi maksimum yang didapatkan masih di bawah standart yang ada yaitu berkisar 20—30%.

An oil and gas company has a plant consisting of 3 upstream generators of Gas Turbine Generator (GTG) type in a processing area, which is also part of the South Business Unit (SBU). One of the Gas Turbine Generators (GTGs) is named GTG G101B, with a power capacity of 29600 kVA and a voltage of 13800 V. It has been in operation for 42 years, so an evaluation of its operational performance is needed, which also affects its power output. Therefore, a study will be conducted on the operational characteristics in terms of fuel consumption using operational data from January 1, 2022, to November 30, 2022. The research will use performance test calculation methods, specifically Specific Fuel Consumption (SFC), Heat Rate (HR), and GTG Efficiency, with the assistance of Microsoft Office Excel 2016. The lowest values of SFC and HR were obtained on February 24 when the output energy was 294.912 MWh, with an SFC value of 0.167 MMSCFD/MWh and an HR value of 19.10939735 MMBTU/MWh. At the same time, the maximum efficiency value was obtained, which was 17.842076%. On the other hand, the highest values of SFC and HR were obtained on September 15 when the output energy was 133.88 MWh, with an SFC value of 0.0341 MMSCFD/MWh and an HR value of 38.92491037 MMBTU/MWh. In this condition, the minimum efficiency value was also obtained, which was 8.759206%. SFC and HR affect the power output generated by the generator. The lower the SFC and HR, the more optimal the performance of a power plant. This is indicated by a higher efficiency value. The operational performance of the power plant can be considered inefficient due to excessive fuel consumption, and the maximum efficiency value obtained is still below the standard range of 20-30%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Sunarto
"Pompa air merupakan alat konversi energi, yaitu konversi energi mekanis menjadi energi fluida. Energi mekanis dihasilkan oleh motor listrik dalam hal ini berupa daya pores yang diubah oleh sudut sudut impeller menjadi energi fluida berupa tinggi tekan dan kecepatan sehingga mampu memindahkan atau mengalirkan fluida. Unjuk kerja pompa adalah kemampuan pampa yang ditunjukkan dengan besarnya tinggi tekan, kapasitas dan effisiensi Pengujian pompa dengan impeller sudu sejajar dan sudu zig zag ditamhah variasi sudut laluan /utup casing adalah dimaksudkan untuk mengelahui unjuk ketja terbaik dari semua variasi diatas rerhadap pompa air jenis turbin. Hasil pengujian memmjukkan bahwa Fidak terdapat pcrbedaan yang signifikan dengan pembahan impeller dari sudu sejajar menjadi sudu zig zag sedangkan effisiensi tertinggi sampai 16 % dan kapasitas yang besar diperoleh ji/r.a menggunakan Jutup casing dengan sudut laluan (J,$'. Tinggi tekan tertinggi hingga 31 mll20 dapat dicapai dengan menggunakan rump casing dengcm sudut laluan r'."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>