Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117416 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kaisar Jabbar Khair
"Kesehatan adalah aspek penting yang harus dijaga setiap manusia yang hidup dibumi. Kesehatan dapat dikategorikan dengan lima aspek yaitu fisik, mental, spiritual, sosial, dan lingkungan. Manusia perlu menjaga kesehatan melalui banyak cara, kegiatan menjaga kesehatan yang dimaksud adalah upaya menjaga kesehatan. Hal tersebut dapat dilakukan salah satunya di ruang publik yang disediakan oleh pemerintah karena berbagai alasan, salah satunya untuk masyarakat melakukan kegiatan upaya kesehatan. Dengan landasan kriteria tersebut, penelitian skripsi ini ditujukan untuk mengetahui sebuah lingkungan yang dapat digunakan penggunanya untuk berupaya kesehatan. Ruang sehat (healthy space) adalah kata yang digunakan untuk penelitian ini. Sebagai fasilitas kota dalam menyediakan ruang untuk berkegiatan, Taman Skatepark Jatiwarna sebagai objek studi kasus menjadi salah satu taman dengan beraneka ragam kegiatan yang memfasilitasi pengunjung untuk melakukan kegiatan upaya kesehatan. Taman Skatepark Jatiwarna dapat tergolong menjadi Ruang Terbuka Hijau karena fungsinya bagi lingkungan sekitarnya. Namun sebuah taman yang berfungsi sebagai ruang publik eksternal juga memiliki peran sebagai third place sebagai tempat bagi pengguna melakukan upaya kesehatan dari segi sosial maupun mental untuk bersosialisasi atau melakukan aktivitas secara bebas. Penelitian ini akan membahas bagaimana Taman Skatepark Jatiwarna dapat berfungsi sebagai ruang sehat yang digunakan pengguna ataupun pengunjung untuk melakukan kegiatan upaya kesehatan. Dengan tujuan tersebut dilakukan pengamatan terhadap objek yaitu Taman Skatepark Jatiwarna dan juga subjek yaitu pengunjung taman. Dengan harapan mendapatkan jawaban mengenai kualitas ruang Taman Skatepark Jatiwarna untuk memadai pengguna dan opini mereka mengenai apa yang merek rasakan saat melakukan kegiatan di Taman Skatepark Jatiwarna.
Kata kunci : Taman Skatepark Jatiwarna, Ruang Sehat, Third Place

Health is an important aspect that must be maintained by every human being who lives on earth. Health can be categorized into five aspects, namely physical, mental, spiritual, social, and environmental. Humans need to maintain health in many ways, the activity of maintaining health in question is an effort to maintain health. One of them can be done in public spaces provided by the government for various reasons, one of which is for the community to carry out health activities. Based on these criteria, this thesis research is intended to find out an environment that can be used by users to seek health. Healthy space is the word used for this research. As a city facility in providing space for activities, Jatiwarna Skatepark Park as the object of the case study is one of the parks with a variety of activities that facilitate visitors to carry out health activities. Jatiwarna Skatepark Park can be classified as a Green Open Space because of its function for the surrounding environment. However, a park that functions as an external public space also has a role as a third place as a place for users to make social and mental health efforts to socialize or carry out activities freely. This study will discuss how the Jatiwarna Skatepark can function as a healthy space used by users or visitors to carry out health activities. With this aim, observations were made on the object, namely Jatiwarna Skatepark Park and also the subject, namely park visitors. With the hope of getting answers about the quality of the Jatiwarna Skatepark Park space to suit users and their opinions about what they feel when doing activities at Jatiwarna Skatepark Park.
Keywords : Skatepark Jatiwarna, Healthy Space, Third Place
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miktha Farid Alkadri
"Skripsi ini membahas pemanfaatan ruang dikolong jembatan dan jalan layang bila dimanfaatkan sebagai ruang publik dengan mengambil studi kasus ruang kolong jembatan layang Tanjung Barat. Pembahasan mencakup mengenai ruang publik, ruang-ruang tidak terpakai atau lost space, perilaku manusia berkaitan dengan penguasaan ruang atau defensible space serta elemen-elemen arsitektur pembentuk ruang, termasuk pembentuk ruang publik.
Kesimpulannya adalah bahwa ruang kolong jembatan layang atau fly over, khususnya studi kasus fly over Tanjung Barat sebagai ruang sisa memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik. Penggunaan warna, lighting, material, dan instalasi seni menjadi sebuah gagasan yang berarti dalam hal intervensi menuju ruang publik. Pemnafaatan lahan sisa dengan intervensi yang tepat akan memberikan wajah baru bagi sebuah kota dan membentuk ruang publik yang terintegrasi dengan lingkungannya.

This study investigates the utilization of space located under flyover and elevated roads of public space. The case used is the space under the Tanjung Barat flyover. The investigation includes the nature of public space, the underutilized space or lost space, human behavior related to space or defensible space, and the architectural elements that make the space, especially related to public space.
The conclusion of this study is that underutilized space under flyovers, including those located under the Tanjung Barat flyover potentially can be utilized as public space. The use of color, lighting, building materials, and art installation can be included in the architectural intervention create good public space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1479
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Alda Hairiah
"Perkembangan kota-kota besar serta laju urbanisasi membuat populasi meningkat dan mengakibatkan kemunculan permukiman di kawasan kota yang disebut kampung kota. Salah satu diantara karakteristik khas kampung adalah memiliki semangat solidaritas dan gotong royong yang tinggi. Hal tersebut membuat ruang publik memiliki peran yang vital untuk mewadahi segala macam interaksi dan kegiatan sehari-hari warganya. Karena kondisi kawasan dan padatnya penduduk, Kampung Pulo Geulis adalah salah satu kampung di Kota Bogor yang menghadapi permasalahan keterbatasan fasilitas ruang publik. Merespon masalah tersebut, masyarakat setempat melakukan berbagai cara yang khas dalam menciptakan, menggunakan, dan memaknai ruang publik. Proses tersebut berkaitan erat dengan konsep produksi dan konstruksi sosial. Setelah melakukan beberapa kajian literatur, observasi, dan wawancara, serangkaian analisis yang menggali aspek spasial, waktu, penggunaan, dan pemaknaan dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi produksi sosial dan konstruksi sosial di ruang publik Kampung Pulo Geulis.

The development of big cities and the pace of urbanization make the population increase and result in the emergence of settlements in urban areas called urban villages. One of the typical characteristics of the village is to have a high spirit of solidarity and mutual cooperation. This makes public spaces have a vital role to accommodate all kinds of interactions and daily activities of its citizens. Due to the condition of the area and the dense population, Kampung Pulo Geulis is one of the villages in Bogor City that is facing the problem of limited public space facilities. Responding to these problems, the local community uses various unique ways of creating, using, and interpreting public spaces. The process is closely related to the concept of social production and social construction. After conducting several literature reviews, observations, and informal interviews, a set of analyses that explore aspects of spatial, time, use, and interpretation were carried out with the aim of identifying social production and social construction in the public space of Kampung Pulo Geulis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Dara Fitriani
"Pesatnya pembangunan kota membuat penggunaan media tanah semakin terbatas, ada baiknya untuk mengoptimalkan seluruh ruang yang dimiliki termasuk ruang sisa. Hal ini agar ruang sisa dapat bermanfaat dan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendekatan yang dilakukan terhadap fenomena ini adalah dengan mengkaji teori ruang sisa oleh Trancik (1986) dan Loukaitou-Sideris (1996), serta teori dari Gehl (2010) dan Gehl (2011) mengenai ruang publik. Dalam mengumpulkan data, metode yang dilakukan adalah analisis studi kasus dengan mengamati langsung ruang dan aktivitas yang ada. Temuan dari hasil analisis pengamatan disampaikan secara naratif yang menjelaskan kondisi ruang. Pengamatan menunjukan ruang sisa bisa berubah menjadi ruang aktif apabila ada pemasukan program dan penambahan elemen ruang. Sementara faktor dan elemen yang mempengaruhinya adalah lokasi, ciri fisik, pengguna, aksesibilitas, dan pemeliharaan ruang.

The rapid development of the city makes land-use become more limited, it is better to optimize all the space owned including lost space. Thus, lost space can be useful and help meet the needs of the community. The approach taken to this phenomenon is by examining the theory of lost space by Trancik (1986) and Loukaitou-Sideris (1996), also with theory by Gehl (2010) and Gehl (2011) about public space. In collecting data, the method used is study case analysis by directly observing the space and activities. The findings from the observation analysis are presented in a narrative manner that explains the condition of the space. The observations reveal that lost space can be transformed into active space if there is program insertion and space elements addition. While the factors and elements that affect it are locations, physical characteristics, users, accessibility, and space maintenance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiliana
"Perancangan ruang publik ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat urban akan ruang untuk beraktivitas dan bersosialisasi. Dalam perkembangannya, pembangunan ruang publik ini seringkali terpisah dari pemahaman lingkungan sekitarnya sehingga tidak terdapat kaitan antara ruang publik dan masyarakat di sekitarnya. Ruang publik yang tidak dimanfaatkan dengan benar akan kehilangan makna bagi masyarakat sekitarnya.
Pemahaman mengenai lingkungan sekitar ruang publik diperlukan agar dapat menciptakan ruang yang digunakan dan berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Skripsi ini membahas sejauh mana keberagaman dalam lingkungan sekitar ruang terbuka publik dapat mempengaruhi keberhasilan ruang publik. Khususnya yang dibahas adalah sejauh mana keberadaan mixed-use sebagai salah satu bagian dari keberagaman (diversity) mendukung keberhasilan taman sebagai salah satu ruang terbuka publik.
Dari analisis dua taman dengan lingkungan sekitar yang berbeda diketahui bahwa adanya guna yang dominan dalam suatu area memberi pengaruh terhadap ruang publik. Keberagaman guna lahan sekitar mendorong penggunaan akses di sekitar ruang publik. Pengguna yang beragam dari lingkungan sekitar mendorong penggunaan ruang publik untuk beraktivitas. Guna lahan yang dominan memberi pengawasan lebih terhadap keamanan dalam ruang publik dan area sekitarnya.
Pemahaman tentang kaitan antara keberagaman guna dengan keberhasilan ruang publik menjadi penting untuk dikaji agar diperoleh rancangan yang sesuai dengan keinginan masyarakat sekitar sebagai pengguna dan kebutuhan suatu area akan ruang publik.

Public space designed to meet urban citizen?s need of space used for activities and socialize. In the progress, designs of public space often separate from the understanding of the surroundings so that there is no connection between public space and the society around.
Understanding the environment around public space is necessary to design a space that can be use and functions as it should. This thesis is about how far diversity in an environment around open public space could influence the success of the public space. Especially the presence of mixed-use as one of the forms of diversity supports the success of a park as an open public space.
From the analysis of two parks with different surroundings, we can identify that dominant use in an area influence public space. Mixed-use of the surroundings encourage use of access around public space. Dominant use provides a more lookout to the public space and its surroundings.
Understanding the connection of diversity and the success of public space has become important to study so that we can acknowledge design suitable with citizens desire as users and an area needs of public space."
2008
S48435
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Dwika Aprilian
"Skripsi ini membahas keberadaan ruang sisa (lost space) yang terjadi di bawah jembatan layang tengara suatu kota. Akibat mobilitas penduduk yang bergantung pada penggunaan kendaraan, ruang sisa tersebut hanya dipahami sebagai pemandangan yang dinikmati sekilas saja. Padahal, saya melihat place-making bisa menjadi strategi dalam mengolah ruang sisa di bawah jembatan layang yang menjadi tengara suatu kota menjadi found space yang bisa mengakomodasi manusia untuk melakukan aktivitas sementaranya (temporary inhabitation). Untuk itu, dilakukan studi kasus terhadap dua ruang sisa di bawah jembatan layang tengara, baik yang belum maupun yang sudah diolah, hingga didapat kesimpulan bahwa interior dan aktivitas bertinggal sementara juga bisa terjadi pada ruang kota dalam skala yang lebih intim.

This undergraduate thesis analyzes lost space which occurs under the flyover of cities landmark. Due to the high dependencies of citizen on the automobile, this lost space is usually perceived as ignored space or scenery by them. Through the concept of interiority, I found that place-making approach could be a strategy to evolve lost space into found space that can accommodate citizen to do their activities (temporary inhabitation). I analyze two case studies toward two of lost spaces under the flyover of cities landmark. So that it can be inferred, interior and inhabitation process also can be occurred within intimate scale in the city."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gigih Muhammad Sadikin
"Kesehatan adalah aspek penting yang harus dijaga setiap manusia yang hidup di bumi. Kesehatan dapat dikategorikan dengan lima aspek yaitu fisik, mental, spiritual, sosial, dan lingkungan. Manusia perlu menjaga kesehatan melalui banyak cara, kegiatan menjaga kesehatan yang dimaksud adalah upaya menjaga kesehatan. Hal tersebut dapat dilakukan salah satunya di ruang publik yang disediakan oleh pemerintah karena berbagai alasan, salah satunya untuk masyarakat melakukan kegiatan upaya kesehatan. Dengan landasan kriteria tersebut, penelitian karya ilmiah ini ditujukan untuk mengetahui sebuah lingkungan yang dapat digunakan penggunanya untuk berupaya kesehatan. Ruang sehat (healthy space) adalah kata yang digunakan untuk penelitian ini.
Sebagai fasilitas kota dalam menyediakan ruang untuk berkegiatan, Taman Suropati sebagai objek studi kasus menjadi salah satu taman dengan beraneka ragam kegiatan yang memfasilitasi pengunjung untuk melakukan kegiatan upaya kesehatan. Taman Suropati dapat tergolong menjadi Ruang Terbuka Hijau karena fungsinya bagi lingkungan sekitarnya. Namun sebuah taman yang berfungsi sebagai ruang publik eksternal juga memiliki peran sebagai third place sebagai tempat bagi pengguna melakukan upaya kesehatan dari segi sosial maupun mental untuk bersosialisasi atau melakukan aktivitas secara bebas.
Karya ilmiah ini akan membahas bagaimana Taman Suropati berfungsi sebagai ruang sehat yang digunakan pengguna untuk kegiatan upaya kesehatan. Dengan tujuan tersebut dilakukan pengamatan terhadap objek yaitu Taman Suropati dan juga subjek yaitu penggunanya. Dengan harapan mendapatkan jawaban mengenai kualitas ruang Taman Suropati untuk memadai pengguna dan opini mereka mengenai apa yang mereka rasakan saat melakukan kegiatan di Taman Suropati.

Health is an important aspect that must be maintained by every human who lives on earth. Health can be categorized by five aspects namely physical, mental, spiritual, social, and environment. Need health assistance, lots of activities to do. This can be done one of them in public spaces provided by the government for various reasons, one of which is for people who do health activities. With this assessment base, scientific research research is proposed to study the environment that users can use to obtain health. Healthy space is the word used for this research.
As an urban infrastructure providing space for activities, Taman Suropati as a case study object becomes one of the parks with a variety of activities that facilitate visitors to carry out health business activities. Taman Suropati can be classified as Green Open Space because of its function for the Near Environment. However, parks that involve external communities also have a role as a third place where users of health assistance in terms of social and mental to socialize or do free activities.
This thesis will discuss how Taman Suropati as a healthy space that are used for activities regarding their health. With these objectives carried out the purpose of Taman Suropati and also the subject, namely its users. With the hope of getting answers about the Taman Suropati space for adequate users and their opinions about how they feel when doing activities in Taman Suropati.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damariska Levy Solianita
"Jumlah penduduk yang meningkat di Kota Bandung setiap tahunnya berdampak pada tingginya kebutuhan ruang sehingga terjadinya alih fungsi lahan. Pembangungan Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung salah satunya yaitu Taman Tematik yang merupakan revitalisasi taman kota. Taman Tematik merupakan bagian penting bagi kehidupan di Kota Bandung yang mempunyai salah satu fungsi taman yaitu Fungsi Sosial. Konsep yang berbeda membuat masing-masing taman memiliki keunikan (ciri khas). Penelitian ini dilakukan di Taman Musik, Taman Superhero, dan Taman Skateboard yang memiliki keunikan fungsional masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana eksistensi Taman Tematik berdasarkan persepsi dan aktivitas pengunjung dengan karakteristik lokasi Taman Tematik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan keruangan yaitu membandingkan aktivitas dan persepsi pengunjung dengan karakteristik lokasi dari aspek site dan situation, serta metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis untuk melihat hubungan pengunjung dari segi karakteristik, aktivitas, dan persepsi pengunjung dengan karakteristik lokasi Taman Tematik yang terdapat pada ketiga taman kota tersebut. Hasil penelitian ini adalah eksistensi tematik Taman Musik sebagai ruang publik sudah kurang kuat berdasarkan persepsi dan aktivitas pengunjungnya, sedangkan Taman Superhero dan Taman Skateboard masih memiliki eksistensi yang cukup kuat.

Along with the highly growing population each year in Bandung, the need of land conversion space is increasing. The development of Green Open Space in Bandung consist of several types of development ones of them is Thematic Park, as revitalization of the city parks. Thematic Park is an important aspect for Bandung citizens that functions as a Social Function. The difference concept of each park makes their own characteristic. This research was conducted at Music Park, Superhero Park, and Skateboard Park which has their own characteristic according to their function. This research aims to analyze the existence of Thematic Park regarding to the visitor’s perceptions and their activities based on the characteristics of Thematic Park location. This research is descriptive study with a spatial approach which compare the activities and perceptions of visitors with the location’s characteristics from the aspect of the site and situation, and the method that been used for this research is qualitative method with a phenomenological approach to see the relationship between the visitors in terms of their characteristics, activities, and perceptions of visitors with Thematic Parks‘s location characteristics in the three different city park. The results of this research are, the existence of Tematic Music Park as a public space is not strong enough regarding to the perceptions and activities of visitors, while the Superhero Park and Skateboard Park still have a strong enough existence."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Amelia
"Manusia dapat dengan bebas menggunakan ruang publik untuk berkegiatan. Salah satu perilaku sosial manusia untuk memperoleh privasinya dalam ruang publik adalah teritorialitas. Teritori merupakan hasil dari perilaku teritorial manusia sebagai cara untuk menyatakan kepemilikan terhadap ruang yang sedang dipakainya. Teritorialitas umumnya terjadi pada kelompok. Pada skripsi ini dilakukan studi kasus dengan membandingkan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok di taman publik, perilaku teritorial yang dilakukan, dan faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya teritori tersebut. Dengan mempelajari teritorialitas manusia, dapat membantu mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam merancang taman publik, sehingga dihasilkan taman yang dapat mengakomodasi berbagai macam kegiatan.

Human can freely use public spaces for activity. One of human social behavior to obtain privacy in public spaces is territoriality. Territory is the result of human territorial behavior as a way to assert ownership of the space that is being worn. Territoriality commonly occurs in group. In this paper a case study done by comparing the activities carried out by groups in public parks, territorial behavior that is done, and what factors influence the formation of the territory. By studying human territoriality, can help determine what things should be considered in designing public parks, to produce a park that can accommodate a wide range of activities.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afni Anisah
"Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan salah satu wujud dari pembangunan berkelanjutan suatu kota dalam memperbaiki kualitas ekosistem lingkungan perkotaan serta pemenuhan ruang sosial bagi masyarakat kota. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengupayakan revitalisasi berbagai RTH taman kota salah satunya taman kota Tebet Eco Park. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas RTH taman kota Tebet Eco Park di Kota Jakarta Selatan berdasarkan persepsi pengguna. Konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitas ruang terbuka hijau oleh Project for Public Space (2022) yang terdiri atas empat dimensi yakni Access & Linkages, Comfort & Image, Used & Activities, dan Sociability. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data mixed method dengan survei kuesioner berhasil menjaring 138 orang responden, wawancara mendalam pada 9 orang narasumber, studi kepustakaan, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kualitas RTH Taman kota Tebet Eco Park berdasarkan persepsi pengguna telah tinggi. Hal ini dibuktikan dengan persentasenya yakni 87,7% atau 121 orang responden merasa bahwa tingkat kualitas taman kota Tebet Eco Park sudah tinggi. Dimensi Comfort & Image (kenyamanan & Citra) memiliki penilaian tertinggi (94,2%). Kemudian dari 21 indikator kualitas yang digunakan hanya 1 yang memiliki nilai rendah yakni pada ketersediaan lahan parkir kendaraan pribadi (42.8% atau 59 orang). Kendati demikian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih perlu meningkatkan kualitas taman dalam beberapa hal yakni ketersediaan lahan parkir kendaraan pribadi, wadah bagi UMKM dan kebutuhan makan minum pengguna, keterhubungan dengan transportasi publik, serta kondisi kebersihan/kealamian sungai. Adapun rekomendasi utama yang peneliti berikan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai aktor kunci adalah mengoptimalkan peran Dinas Perhubungan untuk meningkatkan integrasi moda transportasi publik menuju taman serta melakukan kolaborasi dengan stakeholder/warga sekitar dalam menyediakan lahan parkir yang lebih memadai.

Green Open Space (GOS) is a manifestation of the sustainable development of a city in improving the quality of urban environmental ecosystems and fulfilling social space for urban communities. The Provincial Government of DKI Jakarta has made efforts to revitalize various GOS city parks, one of which is the Tebet Eco Park city park. This study aims to analyze the quality of green open space in the Tebet Eco Park city park in South Jakarta City based on user perceptions. The concept used in this study is the quality of green open space by the Project for Public Space (2022) which consists of four dimensions namely Access & Linkages, Comfort & Image, Used & Activities, and Sociability. This study used a mixed method data collection technique with a questionnaire survey that managed to capture 138 respondents, in-depth interviews with 9 informants, literature study, and observation. The results of this study indicate that the quality level of the Tebet Eco Park urban green space based on user perceptions is high. This is evidenced by the proportion, namely 87.7% or 121 respondents felt that the quality level of the Tebet Eco Park city park was already high. The Comfort & Image dimension has the highest rating (94.2%). Then of the 21 quality indicators used, only 1 had a low score, namely the availability of private vehicle parking (42.8% or 59 people). Nevertheless, the Provincial Government of DKI Jakarta still needs to improve the quality of the park in a number of ways, namely the availability of parking lots for private vehicles, containers for MSMEs and users' food and drink needs, connectivity with public transportation, and the condition of cleanliness/naturalness of the river. The main recommendation that the researchers gave to the Provincial Government of DKI Jakarta as a key actor is optimizing the role of the Department of Transportation to improve the integration of modes of transportation to public parks and to collaborate with stakeholders/local residents in providing more adequate parking space."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>