Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82843 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yukti Nurani
"Beberapa tahun terakhir teknologi plasma anion mendapat perhatian publik untuk meningkatkan kesehatan dan pemrosesan biologi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja plasma anion dalam mengawetkan makanan seperti caisim, jeruk, ikan nila, dan susu sapi. Plasma anion dihasilkan dari negative ion generator 12VDV dan ditempatkan di depan kipas 12VDC dalam ruang tertutup. Pengawetan makanan dilakukan selama lama pemaparan tertentu yaitu 5, 10, 15 jam untuk caisim, jeruk, dan ikan nila, sedangkan 5, 15, 30 menit untuk susu sapi. Makanan dievaluasi selama 7 hari penyimpanan pada suhu ruang (25-33oC) untuk caisim, jeruk, dan ikan nila, sedangkan pada suhu dingin (4oC) untuk susu sapi. Evaluasi dilakukan untuk parameter pH, cemaran mikroba, %susut bobot, kualitas organoleptik, dan nutrisi. Pada penelitian ini, plasma anion tidak menyebabkan perubahan pH tetapi meningkatkan susut bobot. Pengurangan cemaran mikroba yang diperoleh adalah > 1 log reduction untuk caisim, jeruk, dan ikan nila, sedangkan 0,01 log reduction untuk susu sapi. Berdasarkan analisis organoleptik oleh 33 panelis tidak terlatih, kualitas organoleptik makanan yang diawetkan lebih tinggi dari makanan yang tidak diawetkan. Makanan yang diawetkan juga mempunyai kandungan nutrisi lebih tinggi dari makanan yang tidak diawetkan. Disimpulkan bahwa plasma anion merupakan teknologi pengawetan yang menjanjikan, tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Recently, anion plasma technology has gained public interest for human health and biological processing improvement. This study aims to conduct performance test of anion plasma technology in preserving food such as mustard green, orange, tilapia, and cow milk. The anion plasma was generated through negative ion generator 12VDC and placed in front of an axial fan in a closed chamber. The samples were treated at 5-15h for mustard green, orange, tilapia, and 5-30minutes for cow milk. The investigation was conducted for 7 days storage in ambient temperature (25-33) for mustard green, orange, tilapia, and in cold temperature (4) for cow milk. The examined parameters included pH, %weight loss, microbial, organoleptic, and nutrition. The result showed that there is no significant change in pH but significant %weight loss. Microbial reduction obtained was >1 log of mustard green, orange, and tilapia, and 0.01 log of cow milk. The preserved samples performed higher organoleptic quality, obtained by organoleptic analysis from >33 untrained panelists. Furthermore, the preserved samples resulted in higher nutrition over the non-preserved after 7 days of storage. In conclusion, anion plasma is a promising new preservation technology, therefore, further studies should be conducted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Setyo
"Masa simpan susu sapi sebagai sumber protein hewani dan susu kedelai sebagai sumber protein nabati yang singkat umumnya disebabkan oleh aktivitas bakteri. Metode pasteurisasi untuk mengawetkan susu masih memiliki limitasi sehingga teknologi plasma anion digunakan sebagai alternatif. Teknologi plasma anion dinilai dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan memanfaatkan ion negatif yang reaktif terhadap protein, lemak, dan DNA bakteri tanpa mempengaruhi kualitas dan kandungan nutrisi. Pada penelitian ini, efektivitas kemampuan plasma anion dalam mengawetkan susu diteliti dengan melakukan variasi waktu kontak dan jenis pemaparan plasma anion. Sampel susu yang dipaparkan plasma kemudian disimpan pada suhu 5°C selama 7 hari untuk diamati karakteristiknya. Berdasarkan penelitian, pada hari ke – 7 penyimpanan, susu sapi mengalami peningkatan ALT bakteri dari 2,5 x 103 CFU/ml menjadi 1,07 x 108 CFU/ml (blanko 5,75 x 108 CFU/ml) dan penurunan kadar protein dari 3,045% menjadi 2,875% (blanko 2,59%) dengan pemaparan plasma anion dan kipas selama 15 menit sedangkan susu kedelai mengalami peningkatan ALT bakteri dari 1,25 x 104 CFU/ml menjadi 2,05 x 108 CFU/ml (blanko : 6,55 x 108 CFU/ml) dan peningkatan kadar protein dari 1,73% menjadi 2,1% (blanko : 1,99%) dengan paparan plasma anion dan kipas selama 5 menit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa teknologi plasma anion belum signifikan dalam menjaga kualitas susu dan memperpanjang masa simpannya sehingga masih diperlukan penelitian lanjutan untuk sumber-sumber protein tersebut.

The shelf life of cow's milk as a source of animal protein and soy milk as a source of vegetable protein is generally short due to bacterial activity. The pasteurization method for preserving milk still has limitations, so anion plasma technology is used as an alternative. Plasma anion technology is considered to be able to inhibit bacterial growth by utilizing negative ions that are reactive to proteins, fats, and bacterial DNA without affecting the quality and nutritional content. In this study, the effectiveness of the anion plasma's ability to preserve milk was investigated by varying the contact time and type of exposure to anion plasma. Milk samples exposed to plasma were then stored at 5°C for 7 days to observe their characteristics. Based on the study, on the 7th day of storage, cow's milk has an increase in bacterial count from 2.5 × 103 CFU/ml to 1.07 × 108 CFU/ml (blanko : 5.75 × 108 CFU/ml) and a decrease in protein content from 3.045% to 2.875% (blanko : 2.59% ) with exposure to anion plasma and fan for 15 minutes, while soy milk has an increase in bacterial count from 1.25 × 104 CFU/ml to 2.05 × 108 CFU/ml (blanko : 6 .55 × 108 CFU/ml) and an increase in protein content from 1.73% to 2.1% (blanko: 1.99%) with exposure to anion plasma and fan for 5 minutes.These results indicate that plasma anion technology has not been significant in maintaining milk quality and extending its shelf life so that further research is needed for these protein sources."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sari
"Vitamin C, senyawa tidak stabil sehingga mudah mengalami oksidasi yang menyebabkan penurunan kadar vitamin C pada buah selama penyimpanan. Air pada buah identk dengan keberadaan bakteri di dalamnya. Jambu biji merah mengandung vitamin C 228,3 mg dan memiliki kandungan air 82%. Jeruk siam memiliki kandungan air sekitar 70-92%. Teknologi plasma anion merupakan teknologi yang ramah lingkungan, ekonomis, dan efektif untuk pengawetan makanan karena karakteristik ion negatif mampu mendegradasi bakteri dan menghambat oksidasi vitamin C. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu kontak dan jenis pemaparan plasma terhadap organoleptik, perubahan massa, jumlah ALT bakteri, dan kadar vitamin C. Variasi waktu kontak pemaparan (1, 6 , 12 jam) dan jenis pemaparan (tanpa kipas dan dengan kipas). Pada jambu biji merah, kondisi optimal didapatkan pada pemaparan plasma dan kipas 12 jam dengan persentase susut bobot 13,94% (blanko: 21,91%), degradasi bakteri mencapai 72,09% (blanko: meningkat 562,79%), dan penurunan vitamin C sebesar 46,01% (blanko: 59,85%). Sedangkan pada jeruk, kondisi optimal juga didapatkan pada pemaparan plasma dan kipas 12 jam dengan persentase susut bobot 7,20% (blanko: 8,56), degradasi bakteri mencapai 54,55% (blanko: meningkat 81,82%), dan penurunan vitamin C sebesar 1,23% (blanko: 4,11%). Dengan demikian, pemaparan plasma efektif meninaktiavsi bakteri dan menghambat penurunan vitamin C.

Vitamin C is an unstable compound that is easily oxidized which causes a decrease in vitamin C levels in fruit during storage. The water in the fruit is identical to the presence of bacteria in it.. Plasma anion technology is an environmentally friendly, economical, and effective technology for food preservation because the characteristics of negative ions are able to degrade bacteria and inhibit the oxidation of vitamin C. The purpose of this study was to determine the effect of contact time and type of plasma exposure on organoleptic, changes in mass, amount of Bacterial ALT, and vitamin C. Variation of contact time (1, 6, 12 hours) and type of exposure (without fan and with fan). In Guava, optimal conditions were obtained at 12 hours plasma and fan exposure with a weight loss percentage of 13.94% (blank: 21.91%), bacterial degradation reached 72.09% (blank: increased 562.79%), and decrease in vitamin C by 46.01% (blank: 59.85%). Whereas in oranges, optimal conditions at 12 hours plasma and fan exposure with a weight loss percentage of 7.20% (blank: 8.56), bacterial degradation reachedn 54.55% (blank: increased 81.82%), and decreased vitamin C by 1.23% (blank: 4.11%). Thus, plasma exposure effectively inactivates bacteria and inhibits vitamin C depletion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verolisa
"Cabai merah seperti cabai merah besar, cabai keriting merah dan cabai keriting hijau merupakan salah satu komoditas pangan hortikultura yang populer dan memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Namun, cabai merah memiliki waktu simpan yang singkat karena mudah rusak dan busuk akibat bakteri. Ozone-nanomist merupakan agen disinfektan yang mampu memperlambat penurunan kualitas akibat pembusukkan dengan mensterilisasi permukaan objek dari mikroorganisme seperti bakteri. Pada penelitian ini, cabai merah segar diawetkan dengan memaparkannya pada ozone-nanomist, lalu kemudian disimpan pada suhu ruang selama 10 hari untuk diamati perubahan karakteristiknya. Pada cabai merah besar, kondisi optimal dicapai pada pemaparan ozone-nanomist 3 ppm dengan durasi kontak 3 menit yang mampu mengurangi kandungan bakteri mesofil aerob hingga 99%, menekan persentase susut bobot hingga 1,01%, serta menghambat penurunan kadar vitamin C dan sifat organoleptik (warna, aroma, tekstur) sehingga lebih baik dibandingkan sampel kontrol setelah 10 hari masa penyimpanan. Hasil yang serupa juga didapatkan pada cabai keriting merah dan cabai keriting hijau. Dengan demikian, pemaparan ozone-nanomist dapat mengawetkan cabai merah besar, cabai keriting merah, dan cabai keriring hijau segar dengan memperpanjang masa simpannya pada suhu ruang.

Red chilies such as large red chilies, red curly chilies, and green curly chilies are one of the popular horticultural food commodities and have high economic value in Indonesia. However, red chili has a short shelf life because it is easily damaged and spoiled by bacteria. Ozone-nanomist is a disinfectant agent that can slow down the deterioration of quality due to spoilage by sterilizing the surface of objects from microorganisms such as bacteria. In this study, fresh red chilies were preserved by exposing them to an ozone-nanomist, then stored at room temperature for 10 days to observe changes in their characteristics. In large red chilies, optimal conditions were achieved by exposure to ozone-nanomist 3 ppm with a contact duration of 3 minutes which was able to reduce the content of aerobic mesophyll bacteria up to 99%, reduce the percentage of weight loss up to 1.01%, and inhibit the decrease in vitamin C levels and organoleptic properties (color, aroma, texture) so that it is better than the control sample after 10 days of storage. Similar results were also obtained for red curly chilies and green curly chilies. Thus, ozone-nanomist exposure can preserve large red chilies, red curly chilies, and fresh green chilies by extending their shelf life at room temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Putri Wahyudin
"Cabai termasuk salah satu tanaman hortikultura yang kaya akan nutrisi dan memiliki angka konsumsi tinggi di Indonesia. Masa simpan cabai yang singkat karena perusakan oleh bakteri memerlukan solusi alternatif selain penggunaan klorin dan asam salisik yang beracun. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Ozone-Nanobubble water yang merupakan ozon terlarut dengan gelembung berukuran nano sebagai dIsinfektan yang aman bagi manusia serta tidak mempengaruhi kondisi bahan pangan segar. Generasi radikal OH dalam air dan penggunaan nanobubble yang dapat meningkatkan kelarutan ozon dalam air menjadikan efektivitas disinfeksi pada bahan pangan meningkat. Perlakuan pencucian cabai dengan Ozone-Nanobubble Water dilakukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri sehingga penurunan kualitas akibat pembusukan dapat diperlambat. Parameter kualitas cabai yang dievaluasi berupa susut massa, kadar vitamin C, organoleptik dan nilai ALT total. Indikator tersebut kemudian dihubungkan dengan pengaruh waktu bubbling dan waktu pencucian sehingga diperoleh nilai-nilai optimum untuk pengawetan cabai dengan perlakuan pencucian Ozone- Nanobubble Water. Cabai dicuci dengan Ozone-Nanobubble Water yang digenrasi dengan variasi waktu bubbling 10, 15 dan 20 menit serta variasi waktu pencucian 10, 20 dan 30 menit. Ozone-Nanobubble Water menghambat peningkatan jumlah ALT hingga 68 %, menekan laju penurunan kadar vitamin C dan susut massa sebesar 56,44% dan 68,41%, serta memperoleh skor organoleptik visual dan tekstur tertinggi pada pengujian hari ke-11, dengan variasi waktu bubbling dan waktu pencucian masing-masing 20 menit. Selain itu,sampel dengan variasi jenis cabai lain (cabai merah keriting dam cabai hijau keriting) dengan perlakuan Ozone-Nanobubble Water menunjukan nilai karakteristik sampel yang lebih baik dibanding blanko suhu ruang.

Chili is one of the horticultural crops which are the source of nutrients with high consumption rate in Indonesia. The short shelf life of chilies due to bacterial destruction requires alternative solutions to the use of toxic chlorine and salicylic acid. In this study, researchers used Ozone-Nanobubble water, dissolved ozone with nano-sized bubbles that can function as a safer disinfectant for humans and does not affect the condition of the fresh food. The generation of OH radicals and the presence of shock waves from the breaking of nanobubbles can increase the effectiveness of the disinfection process. The washing treatment of chili with Ozone-Nanobubble Water was carried out to inhibit the growth of bacteria so that the decrease in quality due to spoilage could be slowed down. The parameters of quality that were evaluated were mass loss, ascorbic acid content, organoleptic and Total Plate Counts (TPC). The indicator are linked to the effect of bubbling and washing time in order to obtain optimum values for chili preservation by Ozone-Nanobubble Water treatment. Variations of bubbling time are 10, 15, and 20 minutes with 10, 20, and 30 minutes washing time variations. Twenty minutes for each bubbling and washing time of Ozone-Nanobubble Water inhibited the increase of ALT up to 68%, suppressed the rate of ascorbic acid decomposition and mass loss by 56.44% and 68.41%, and obtained the highest visual and texture organoleptic scores. Ozone- Nanobubble Water treatment with the other two types of chilies (Curly Red Chili and Curly Green Chili) showed better sample characteristics than the control."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Syahidah
"Senyawa organik volatil (VOC, Volatile Organic Compounds) merupakan polutan yang dapat menurunkan kualitas udara di dalam ruangan serta menjadi penyebab utama gangguan pernapasan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Sick Building Syndrome (SBS), sehingga udara di dalam ruangan harus dibersihkan dengan cara mendegradasi VOC. Salah satu aplikasi plasma non-termal untuk mendegradasi VOC adalah plasma ion negatif atau Negative Air Ion (NAI) yaitu udara yang terionisasi menjadi bermuatan negatif. Superoksida merupakan salah satu NAI yang paling banyak dihasilkan dan dapat menjadi agen pendegradasi VOC di udara. Kemampuan plasma ion negatif dalam mendegradasi VOC diteliti lebih lanjut dengan menggunakan studi kasus berupa etanol 1500 ppm dan toluena 600 ppm. Penelitian dilakukan dengan menginjeksikan gas etanol dan toluena ke dalam prototipe yang di dalamnya telah dilengkapi dengan generator plasma ion negatif yang menghasilkan tegangan DC sebesar 5,6 kV. Densitas ion negatif yang terukur di dalam prototipe sebesar 8 x 106 – 1,2 x 107 ion/m3. Removal efficiency pada etanol mencapai 99,94% selama waktu kontak 4 jam dengan konsentrasi akhir 0,97 ppm, sedangkan pada toluena mencapai 99,77% selama waktu kontak 5 jam dengan konsentrasi akhir 1,33 ppm. Kecepatan hembusan kipas mampu meningkatkan kinerja plasma ion negatif, dimana kecepatan kipas 1600 RPM pada tegangan sebesar 12 VDC memberikan hasil yang terbaik pada penelitian ini.

Volatile organic compounds (VOCs) are pollutants that can reduce indoor air quality and the main cause of respiratory disorders such as Acute Respiratory Infections (ARI) and Sick Building Syndrome (SBS). Because of that, the indoor air must be cleaned by degrading VOCs. One of the non-thermal plasma applications to degrade VOCs is negative ion plasma or Negative Air Ion (NAI), i.e., ionized air becomes negatively charged. Superoxide is one of the most widely produced NAI and can be a degrading agent for VOCs in the air. The ability of plasma negative ions in degrading VOCs was further investigated using case studies in 1500 ppm ethanol and 600 ppm toluene. The research was conducted by injecting ethanol and toluene gas into the prototype, equipped with a negative ion plasma generator that produces a DC voltage of 5.6 kV. The measured negative ion density in the prototype is 8 x 106 – 1.2 x 107 ion/m3. The Removal efficiency of ethanol reached 99.94% during a contact time of 4 hours with a final concentration of 0.97 ppm, while that of toluene reached 99.77% during a contact time of 5 hours with a final concentration of 1.33 ppm. Fan blowing speed can increase the performance of negative ion plasma, where the fan speed of 1600 RPM at a voltage of 12 VDC gives the best results in this study.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Nadhifa
"ABSTRACT
Ozon merupakan oksidator kuat, sehingga efektif digunakan untuk membunuh bakteri, virus, dan jamur. Karena ozon dapat berjalan tanpa membentuk produk-produk samping di air, banyak proses industri yang memanfaatkan ozon. Walaupun demikian, pemanfaatan ozon di Indonesia belum diaplikasikan secara maksimal oleh masyarakat, karena alasan besarnya biaya ozonator komersial serta umur penggunaan yang singkat atau mudah rusak, juga terutama karena ozon hanya dapat bertahan beberapa menit sebelum terdekomposisi menjadi oksigen kembali. Dalam penelitian ini dilakukan rancang-bangun pengembangan reaktor plasma DBD dielectric barrier discharge dengan model pelat sejajar konfigurasi paralel untuk pembangkitan ozon pada suhu ruang. Setelah diuji kinerjanya menggunakan metode titrasi iodometri, diperoleh produksi ozon serta konsumsi energinya pada kondisi operasi optimal yang mampu mendekati atau bahkan melebihi produktivitas ozon model-model sebelumnya, yaitu mencapai 0,82 gr ozon/jam dengan konsumsi energi 42,06 kWh/kg umpan udara dan 6,45 gr ozon/jam dengan konsumsi energi 7,62 kWh/kg umpan oksigen murni . p.p1 margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; text-align: justify; font: 12.0px Helvetica Neue color: 454545

ABSTRACT
Ozone is a powerful oxidizer, so it is effectively used to kill bacteria, viruses, and fungi. Because ozone can run without forming by products in the water, many industrial processes utilize ozone. Nevertheless, ozone utilization in Indonesia has not been applied maximally, due to the large cost of commercial ozonators and short life or easily damaged, since ozone can only last a few minutes before decomposing into oxygen again. In this research, a plasma DBD dielectric barrier discharge reactor models with parallel plates for ozone generation at room temperature were designed and developed. After the productivity of the ozonators were tested with iodometric titration method, the ozonator rsquo s productivity in generating ozone and its energy consumption with the optimum operating condition were obtained and are able to compete or even exceeds the productivity of the previous ozonator models. The ozonator can produce up to 0,82 gr ozone hour with 42,06 kWh kg compressed air feed and 6,45 gr ozone hour with 7,62 kWh kg energy consumption pure oxygen feed . p.p1 margin 0.0px 0.0px 0.0px 0. 0px text align justify font 12.0px Helvetica Neue color 454545."
2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Anissa Cahyani
"Fenol adalah salah satu kandungan berbahaya dalam limbah cair industri yang memiliki toksisitas akut dan sulit untuk didegradasi di lingkungan, maka dari itu diperlukan pengolahan limbah fenol yang efektif. Reaktor  Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma berkonfigurasi silinder spiral digunakan pada penelitian ini untuk mendegradasi limbah sintetik yang mengandung senyawa fenol melalui spesies aktif yang terbentuk dalam reaktor memiliki potensial oksidasi yang tinggi dan dapat menguraikan berbagai polutan organik dalam limbah. Teknik ozonasi juga diaplikasikan pada reaktor DBD dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah ozon dan radikal OH sehingga dapat memaksimalkan proses degradasi fenol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengivestigasi kinerja reaktor DBD plasma dalam mendegradasi fenol dan membandingkan efektivitas reaktor DBD plasma dengan pengaplikasian teknik ozonasi dalam reaktor DBD terhadap proses degradasi. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa proses degradasi dalam 90 menit dengan reaktor DBD plasma mencapai 57,5%. Pengaplikasian teknik ozonasi pada reaktor DBD mampu meningkatkan degradasi fenol menjadi 98,41%. Kondisi optimal diperoleh ketika menggunakan laju alir air limbah 85 mL/menit, laju aliran udara 2,5 L/menit dan tegangan sekunder EPT 13,63 kV.

Phenol is one of the pollutant contain in industrial wastewater that has high toxicity and persistent in the environment, therefore, it is urgent to develop effective method to  remove phenol from wastewater. Reactor Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma with sylinder coaxial configuration is employed in this study to degrade synthethic wastewater contain phenol, through large chemical active species that has high oxidation potential and able to degrade organic compound in wastewater. Ozonation technique is applied on DBD reactor which aims to increase ozone and OH radicals, thus maximize phenol degradation process.
This study aims to investigated DBD reactor performance in phenol degradation and compared DBD plasma reactor effectivity with application of ozonation technique on DBD plasma reactor in degradation process. From experiment result, it was found that in 90 minutes degradation process of phenol with DBD reactor achieve 57.5%. Application of ozonation on DBD reactor was able to increase the degradation of phenol to 98.41%. The optimum condition of the degradation process was obtained by using wastewater flow rate 85 mL/min, air flow rate 2.5 L/min, and secondary EPT voltage 13.63 kV.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Agung Wibowo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan hasil teknologi pembenihan ikan nila unggul dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mendukung ketahanan pangan. Metode yang digunakan dalam analisis aspek antara lain: Evaluasi Technology Readiness Levels (TRL), Benefit Cost Ratio (BCR), Interest Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan analisa SWOT. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan potensi lahan tambak sekitar 37.5% dari 1.2 juta ha, belum ada kebijakan pemanfaatan hasil teknologi ikan nila unggul (Salina) BPPT. Secara finansial, ikan nila Salina layak untuk dibudidayakan dengan nilai ekonomis yang tinggi yaitu nilai Outflow sebesar Rp 283.874.100 menghasilkan Inflow sebesar Rp. 504.000.000, dan Net Cashflow Rp 220.125.900 dalam kurun waktu 5 tahun, dengan perhitungan NPV sebesar Rp. 432.462.737, Net BCR sebesar 2,5 (1>), dan IRR sebesar 71 % (>16%). Dengan peluang pemanfaatan sekitar 29.091 (54%) lahan tambak akan diperoleh pendapatan bersih sebesar Rp.11.889.440.110.800.

ABSTRACT
This study aim to analyze the utilization of superior tilapia hatchery technology result from the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) to support food security. The method used in the analysis of aspects, among others: Evaluation of Technology Readiness Levels (TRL), Benefit Cost Ratio (BCR), Interest Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), and a SWOT analysis. Results from this study indicate that the potential of the farm land around 37.5% of the 1.2 million ha, there is no policy on the use of superior technology results tilapia (Salina) BPPT. Financially, Salina tilapia deserves to be cultivated with high economic value that is the value of Rp 283 874 100 Outflow Inflow generate Rp. 504 million and Rp 220 125 900 Net Cashflow within a period of 5 years, with the calculation of NPV Rp. 432 462 737, Net BCR of 2.5 (1>), and an IRR of 71% (> 16%). With the utilization of the opportunities around 29 091 (54%) of pond would be obtained net income of Rp.11.889.440.110.800."
2015
T45531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saphira Nurina Fakhri
"Uji Kinerja dan Optimasi Kondisi Operasi Reaktor Plasma DBD Dielectric Barrier Discharge untuk Produksi Biodiesel dari Minyak Sawit dan Metanol telah diselidiki. Dalam studi ini, dilakukan uji kinerja reaktor DBD serta mode pembangkit plasma dan parameter laju alir gas argon, laju alir reaktan cair dan tegangan tinggi untuk pembuatan biodiesel. Metode sintesis biodiesel konvensional, menggunakan reaksi transesterifikasi dengan katalis homogen dan heterogen, memiliki kendala yang signifikan dari senyawa kompleks yang terbentuk serta membutuhkan proses pemisahan kompleks dan energi yang cukup besar. Reaktor plasma DBD dapat menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan di atas. Uji kinerja dilakukan dengan melakukan uji kebocoran reaktor, uji kalibrasi alat pengukuran, uji hidrodinamika, uji fisik plasma dan karakterisasi produk. Kondisi operasi terbaik yang diperoleh dari uji hidrodinamik dan uji fisik plasma menunjukkan aliran campuran trigliserida/alkohol 2,196 ml/sekon, laju alir gas carrier plasma 2,5 L/menit dan tegangan arus bolak-balik 220 Volt menggunakan EPT. Biodiesel dikarakterisasi dengan FTIR, GC-FID, viskometer dan GC-Gliserol. Hasil kandungan metil ester maksimum ditemukan sebesar 10,1 menggunakan sistem sirkulasi terbuka terhadap cairan selama 6 jam dengan kandungan gliserin 0,313. Keuntungan utama dari proses konversi adalah produksi FAME tanpa pembentukan produk sampingan gliserin yang signifikan dan penggunaan katalis.

Performance Test and Optimization of DBD Dielectric Barrier Discharge Plasma Reactor for Biodiesel Production from Palm Oil and Methanol has been investigated. In this study, a DBD reactor perforamnce test was performed and plasma mode generator and parameters of argon flowrate, liquid reactant flowrate and high voltage for biodiesel manufacaturing. Conventional biodiesel synthesis methods, which generally use transesterification reactions with homogeneous and heterogeneous catalysts, have significant constraints due to the formation of relatively large quantities of glycerol compounds as well as requiring complex separation processes and considerable energy. The DBD Dielectric Barrier Dicharge plasma reactor can be a solution to overcome the above shortcomings. Performance test is performed by conducting reactor leak test, calibration test of measuring instrument, hydrodynamic test, plasma physical test and product characterization. The best operating conditions obtained from the hydrodynamic test and plasma physical test showed a mixed stream of triglyceride alcohol 2,196 ml second, gas flow rate 2.5 L min and alternating current voltage 220 V using EPT. Biodiesel is characterized by FTIR, GC FID, viscometer and GC Glycerol. The result of the maximum methyl ester content was found to be 10.1 using an open circulation system of liquid for 6 hours with a content of 0.313 glycerin. The main advantage of the conversion process in this plasma reactor is the production of FAME without the formation of significant glycerin byproducts and the use of homogeneous or heterogeneous catalysts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>