Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 196336 Document(s) match with the query
cover
Rioneli Ghaudenson
"Keterbatasan cakupan layanan penyediaan air oleh PDAM menyebabkan kebanyakan warga Indonesia menggunakan sumber air lain untuk kebutuhan air minum. Dua jenis sumber air minum yang paling banyak digunakan di Indonesia, termasuk di Kota Bekasi dan Metro, adalah air tanah dan air isi ulang. Namun, air tanah dan air isi ulang memiliki risiko kesehatan akibat kontaminasi patogen yang dikarenakan berbagai faktor termasuk pengolahan air yang tidak memadai dan penyimpanan yang tidak higienis. Studi ini dilakukan untuk menganalisis persebaran kontaminasi E. coli pada air minum di Kota Bekasi dan Metro, melihat korelasi antara beberapa faktor dengan kontaminasi E. coli, serta membandingkan risiko kesehatan antara konsumsi air tanah dan air isi ulang menggunakan metode Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA). Survei lapangan serta pengambilan sampel air sumber dan air minum dilakukan pada 174 rumah tangga di Kota Bekasi dan Metro. Pengujian kualitas sampel air dilakukan menggunakan metode Most Probable Number (MPN). Dari 174 sampel air minum, 31,8% ditemukan terkontaminasi E. coli. Rata-rata konsentrasi E. coli di Kota Bekasi sebesar 32,2 MPN/100 ml dan di Kota Metro sebesar 106,4 MPN/100 ml melebihi baku mutu air minum Permenkes No.492 tahun 2010. Berdasarkan uji Wilcoxon, terdapat perbedaan signifikan antara konsentrasi E. coli sebelum dan setelah dimasak (P<0,01). Berdasarkan uji Spearman dan odds ratio, tidak ada korelasi signifikan antara sumber air, metode pengolahan, wadah penyimpanan, waktu penyimpanan, dan suhu terhadap kontaminasi E. coli di air minum. Konsumsi air isi ulang memiliki beban penyakit gastrointestinal tahunan yang lebih rendah dibandingkan air tanah dengan nilai median beban penyakit 7,30 x 10-5 DALY/orang/tahun, dibandingkan dengan 1,16 x 10-4 DALY/orang/tahun pada konsumsi air tanah. Namun, kedua sumber air minum belum memenuhi batas aman risiko beban penyakit WHO. Studi ini menunjukkan bahwa air tanah dan air isi ulang masih belum aman untuk dikonsumsi, sehingga intervensi diperlukan untuk mencegah risiko kesehatan lebih lanjut.

Due to the limited coverage of water supply services by PDAM, most Indonesians use other sources for their drinking water needs. The two types of drinking water sources that are widely used in Indonesia, including in Bekasi and Metro cities, are groundwater and refill water. However, groundwater and refill water pose health risks due to pathogen contamination caused by numerous factors including inadequate water treatment and unhygienic storage. This study was conducted to analyze the distribution of drinking water E. coli contamination in Bekasi and Metro cities, to analyze correlations between several factors and E. coli contamination, and to compare the health risks between groundwater consumption and refill water using the Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) method. Field surveys and source water and drinking water sampling were carried out on 174 households in Bekasi and Metro cities. Water sample quality analysis was carried out using the Most Probable Number (MPN) method. Of the 174 drinking water samples, 31.8% were found to be contaminated with E. coli. The mean E. coli count of 32,2 MPN/100 ml in Bekasi City and 106,4 MPN/100 ml in Metro City both exceeded the drinking water quality standard of Permenkes No.492 2010. Based on the Wilcoxon test, there was a significant difference between the E. coli count before and after boiling (P <0.01). Spearman and the odds ratio analysis revealed no significant correlation between water sources, treatment methods, storage containers, storage time, and temperature to E. coli contamination in drinking water. Consumption of refill water has a lower annual gastrointestinal disease burden than groundwater with a median disease burden of 7.30 x 10-5 DALY/person/year, compared to 1.16 x 10-4 DALY/person/year for groundwater consumption. However, the both drinking water sources did not meet the safe threshold for the WHO disease burden. This study demonstrated that groundwater and refill water is still not safe for consumption, thus intervention is necessary to prevent further health risks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wairara, Tricia Lusia Novalia
"Pelayanan air perpipaan di Indonesia yang masih kurang mendorong masyarakat untuk menggunakan sumber air nonperpipaan seperti air tanah dan air isi ulang. Namun berdasarkan beberapa penelitian, air nonperpipaan diketahui memiliki risiko akibat kontaminasi bakteri dan patogen. Studi ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas air minum dengan mengetahui persebaran kontaminasi E. coli, faktor yang mempengaruhinya, serta membandingkan risiko kesehatan air minum nonperpipaan di Kota Bekasi dan Metro. Penelitian dilakukan dengan metode Most Probable Number (MPN) untuk mengetahui konsentrasi bakteri dan metode Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) dengan indikator bakteri E. coli dan patogen indeks Salmonella. Pengujian kualitas air minum menunjukkan bahwa terjadi kontaminasi E. coli sekitar 26,7% dari total 202 sampel di Kota Bekasi dengan rata-rata 18,7 MPN/100 mL. Sedangkan di Kota Metro 30,0% dari 190 sampel terkontaminasi E. coli dengan rata-rata 77,3 MPN/100 mL. Berdasarkan uji korelasi Spearman¸ faktor seperti sumber air, pewadahan, dan pengolahan air tidak menunjukkan adanya korelasi terhadap konsentrasi E. coli, kecuali untuk faktor pewadahan di Kota Metro yang berhubungan signifikan dengan E. coli ≥100 MPN/100 mL. Kemudian hasil penelitian mengenai rasio patogen indeks Salmonella dengan sampel air tanah di kota Bekasi (n=7) diperoleh nilai rasio sebesar 0,03. Hasil perhitungan analisis QMRA dengan simulasi Monte-Carlo di Kota Bekasi menunjukkan bahwa air tanah memiliki nilai median beban penyakit sebesar 0,01 ± 0,03 DALY/orang/tahun dan air isi ulang dengan nilai sebesar 0,003 ± 0,02 DALY/orang/tahun. Sedangkan, untuk Kota Metro diperoleh sebesar 0,04 ± 0,04 DALY/orang/tahun untuk air tanah dan air isi ulang sebesar 0,03 ± 0,04 DALY/orang/tahun. Seluruh nilai yang diperoleh melebihi batas nilai maksimum menurut WHO yaitu sebesar 10-4 DALY/orang/tahun. Oleh karena itu, intervensi yang tepat perlu dilakukan oleh pemerintah untuk mengedukasi masyarakat tentang konsumsi air minum yang aman dan layak

Piped water services in Indonesia are still relatively low. This condition encourages people to use non-piped water sources such as groundwater and refilled water. However, based on several studies, non-piped water is known to have risks due to bacterial and pathogen contamination. This study was conducted as an effort to improve drinking water quality by knowing the distribution of E. coli contamination, the factors that influence it, and comparing the health risks of non-piped drinking water in Bekasi City and Metro. The research was conducted using the Most Probable Number (MPN) method to determine the concentration of bacteria and the Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) method with E. coli as indicators and Salmonella as reference pathogen. The drinking water quality testing showed that there was around 26.73% E. coli contamination from a total of 202 drinking water samples in Bekasi City with an average of 18.74 MPN/100 mL. Whereas in Metro City 30% of 190 samples were contaminated with E. coli with an average of 77.31 MPN/100 mL. Based on the Spearman correlation test¸ risk factors such as water sources, containers, and water treatment did not show a correlation with E. coli concentrations, except for the container factor in Metro City which is significantly related to E. coli ≥100 MPN/100 mL. Then to find out the reference pathogen ratio, a Salmonella concentration test was carried out for groundwater in the city of Bekasi (n=7) and a ratio value of 0.03 was obtained. The results of QMRA analysis calculations using Monte-Carlo simulations in Bekasi City show that groundwater has a median disease burden value of 0.01 ± 0.03 DALY/person/year and refill water with a value of 0.003 ± 0.02 DALY/person/year year. Whereas for Metro City, the median disease burden of groundwater was 0.04 ± 0.04 DALY/person/year and for refill water it was 0.03 ± 0.04 DALY/person/year. All values ​​obtained exceeded the maximum value limit according to WHO, namely 10-4 DALY/person/year, therefore proper intervention from the government is needed to educate the public about consumption of safe drinking water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Mahadewi Heryadi
"Kampus Universitas Indonesia memiliki fasilitas pelayanan alat penyedia air siap minum yang dapat mengubah air tanah menjadi air siap minum. Penggunaan air tanah masih dominan di Kampus Universitas Indonesia Kota Depok. Kota Depok memiliki karakteristik jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan sedimen sehingga air tanah Kota Depok berpeluang mengandung logam berat berupa mangan dan kromium heksavalen. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan studi Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang bertujuan untuk mengestimasi besaran risiko kesehatan akibat pajanan mangan dan kromium heksavalen melalui asupan air siap minum yang dikonsumsi mahasiswa Universitas Indonesia. Total responden yang diwawancarai berjumlah 60 orang dan sampel air siap minum berjumlah 9 sampel yang dikumpulkan dari 8 fakultas. Terdapat 1 sampel air siap minum yang kadar konsentrasi mangannnya melebihi standar baku mutu berdasarkan Permenkes No 2 Tahun 2023. Jumlah estimasi rata-rata intake pajanan mangan dan kromium heksavalen masing-masing sebesar 1.21×10-5 mg/kg/hari dan 7.12×10-7 mg/kg/hari (realtime) serta 8.75×10-5 mg/kg/hari dan 5.15×10- 6 mg/kg/hari (lifespan). Tingkat risiko pajanan mangan dan kromium heksavalen masing-masing sebesar 8.64×10-5 dan 2.37×10-4 (realtime) serta 6.25×10-4 dan 1.72×10-3 (lifespan). Hasil ini menunjukkan bahwa air siap minum tidak berisiko menimbulkan gangguan kesehatan (RQ ≤ 1) sehingga air aman untuk diminum.

The University of Indonesia campus has a ready-to-drink water service facility that can convert groundwater into ready-to-drink water. The use of groundwater is still dominant in the University of Indonesia campus in Depok City. Depok City has the characteristic of soil type which is formed from the weathering of sedimentary rocks so that Depok City's groundwater has the possibility of containing heavy metals in the form of manganese and hexavalent chromium. This research was conducted using the Environmental Health Risk Analysis (ERHA) study approach which aims to estimate the magnitude of the health risk due to exposure to manganese and hexavalent chromium through intake of ready-to-drink water consumed by University of Indonesia students. The total number of respondents interviewed was 60 people and the ready-to-drink water samples were 9 samples that were collected from 8 faculties. There is 1 ready-to-drink water sample whose manganese concentration exceeds the quality standard based on Permenkes No 2 of 2023. The estimated average intake of manganese and hexavalent chromium exposure respectively is 1.21×10-5 mg/kg/day and 7.12×10-7 mg/kg/day (realtime) and 8.75×10-5 mg/kg/day and 5.15×10- 6 mg/kg/day (lifespan). The risk levels of exposure to manganese and hexavalent chromium respectively were 8.64×10-5 and 2.37×10-4 (realtime) and 6.25×10-4 and 1.72×10-3 (lifespan). These results indicate that ready-to-drink water is not at risk of causing health problems (RQ ≤ 1) so that the water is classified as safe to drink water.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrina Rasyada
"

Air tanah Kota Bekasi dan Metro mayoritas digunakan sebagai bahan baku air bersih dan minum. Terdapat beberapa permasalahan air tanah kota penelitian, yaitu kandungan bakteri, besi, dan asam organik tinggi. Penelitian WFW pada tahun 2020-2022 berupa data kualitas air tanah WFW berupa TDS, kekeruhan, TC, Escherichia Coli, pH, dan temperatur diuji dengan hasil kuesioner, yaitu faktor ekonomi (pengeluaran masyarakat per bulan dan kepemilikan hewan ternak), sosial (pendidikan, kepemilikan rumah, dan jumlah penghuni rumah), dan lingkungan (kepemilikan toilet, metode penyediaan air tanah, dan pengosongan tangki septik), dan persepsi dan tingkat kepuasan. Penelitian menggunakan analisis statistik (analisis deskriptif, t-test paired sample, crosstabs, Spearman Rank, dan regresi biner) dan studi literatur. Analisis deskriptif menghasilkan parameter di musim berbeda memiliki nilai berbeda. T-test paired sample Kota Bekasi (E. Coli, TC, dan pH) menghasilkan nilai Sig. (2 tailed) < 0,05 atau terdapat perbedaan parameter di beda musim. Uji crosstabs dilaksanakan untuk mengetahui variansi data faktor penelitian. Uji Spearman dan regresi biner menghasilkan hanya faktor metode pengambilan air tanah berkorelasi dengan parameter pH, temperatur, dan TC dengan nilai Sig. (2 tailed) < 0,05. Rekomendasi metode penyediaan air tanah berupa borehole dan protected well.


The majority of Bekasi City and Metro ground water is used as a raw material for clean and drinking water. There are several problems with the research city groundwater, namely the high content of bacteria, iron, and organic acids. WFW research in 2020-2022 in the form of WFW groundwater quality data in the form of TDS, turbidity, TC, Escherichia Coli, pH, and temperature were tested with the results of a questionnaire, namely economic factors (monthly community spending and livestock ownership), social (education, house ownership, and number of occupants), and environment (toilet ownership, methods of groundwater supply, and emptying of septic tanks), and perceptions and levels of satisfaction. The study used statistical analysis (descriptive analysis, paired sample t-test, crosstabs, Spearman Rank, and binary regression) and literature studies. Descriptive analysis produces parameters in different seasons have different values. T-test paired samples of Bekasi City (E. Coli, TC, and pH) yielded Sig. (2 tailed) < 0.05 or there are different parameters in different seasons. The crosstabs test was carried out to determine the variance of the research factor data. Spearman's test and binary regression yielded only groundwater abstraction method factors correlated with pH, temperature, and TC parameters with Sig values. (2 tailed) < 0.05. Recommendations for groundwater supply methods are in the form of boreholes and protected wells.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Zaenal Abidin
"Industri minyak dan gas merupakan salah satu industri dengan tingkat risiko tinggi bagi pekerja dan masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan oleh sifat dari produk yang dihasilkan, yaitu hidrokarbon (gas dan cair), termasuk ke dalam kategori zat yang mudah terbakar. Salah satu upaya untuk memahami tingkat risiko bekerja di fasilitas migas adalah dengan menggunakan metode kuantitatif atau yang sering disebut dengan QRA (Quantitative Risk Assessment). QRA yang dilakukan di ORF (Onshore Receiving Facility) bertujuan untuk memahami perubahan risiko terhadap pekerja di ORF dikarenakan adanya modifikasi dan penambahan sistem perpipaan Lean Gas untuk keperluan komersial. Selain itu, modifikasi sistem perpipaan juga dilakukan di KM 21.65. Hasil studi QRA untuk ORF dan KM 21.65 menunjukkan bahwa paparan risiko tertinggi berasal dari proses hidrokarbon untuk kelompok pekerja Field Operator, Assistance Operator, dan Turnaround Staff dengan IRPA berada di angka 4.24E-05/tahun dikarenakan tingkat kehadiran yang tinggi di area proses, dengan kontribusi risiko mencapai 54%. Selain itu, area ORF dan KM 21.65 telah memenuhi kriteria LSIR dengan tidak melebihi 1.00E-05/tahun dan 1.00E-06/tahun untuk area di luar pagar batas ORF dan KM 21.65. Societal Risk di ORF dan KM 21.65 berada di area ALARP dan memenuhi kriteria perusahaan. Hasil studi ini juga telah melalui proses validasi, baik untuk data input dan hasil perhitungan, yang dilakukan oleh gabungan tim dari Operations, Project Development – Facilitites Engineering, Maintenance, Asset Integrity dan HSEQ – Pocess Safety. Sebagai tambahan, studi ini telah dilakukan dengan mempertimbangkan Aspek K3LL, Kode Etik Keinsinyuran dan Profesionalisme.

The oil and gas industry is an industry with a high level of risk for workers and the surrounding community. This is due to the nature of the products produced, namely hydrocarbons (gas and liquid), which are included in the category of flammable substances. One effort to understand the level of risk of working in oil and gas facilities is to use quantitative methods or what is often called QRA (Quantitative Risk Assessment). The QRA carried out at ORF (Onshore Receiving Facility) aims to understand changes in risk to workers at ORF due to modifications and additions to the Lean Gas piping system for commercial purposes. Apart from that, modifications to the piping system were also carried out at KM 21.65. The results of the QRA study for ORF and KM 21.65 show that the highest risk exposure comes from the hydrocarbon process for the Field Operator, Assistance Operator and Turnaround Staff worker groups with IRPA at 4.24E-05/year due to the high level of presence in the process area, with risk contribution reached 54%. In addition, the ORF and KM 21.65 areas have met the LSIR criteria by not exceeding 1.00E-05/year and 1.00E-06/year for areas outside the ORF and KM 21.65 boundary fences. Societal Risk at ORF and KM 21.65 is in the ALARP area and meets the company's criteria. The findings of this study have undergone a validation process for both input data and calculation results, conducted by a collaborative team from Operations, Project Development – Facilities Engineering, Maintenance, Asset Integrity, and HSEQ – Process Safety. Additionally, this study has been conducted with consideration for HSE (Health, Safety, Environment, and Loss Prevention) aspects, Engineering Code of Ethics, and Professionalism."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Felisita Herlina
"Jalur transmisi bakteri Salmonella spp. salah satunya berasal dari feses hewan ternak yang merupakan hasil samping dari aktivitas beternak, serta berpotensi menyebabkan kontaminasi Salmonella spp. pada aspek lingkungan, seperti tanah dan air. Akibatnya, seluruh pekerja yang terlibat dalam aktivitas beternak rentan terkena paparan Salmonella spp., baik melalui kontak fisik secara langsung dengan feses hewan ternak maupun melalui interaksi dengan lingkungan yang tercemar. Studi ini dilakukan sebagai upaya mengurangi risiko paparan Salmonella spp, terhadap para peternak dengan memperoleh taksiran jumlah Salmonella spp. di peternakan area studi, menganalisis potensi nilai paparan dan beban penyakit yang timbul, serta merancang skenario penanganan yang sesuai. Penelitian dilakukan dengan metode Multitube Fermentation untuk mengetahui konsentrasi Salmonella spp. dalam satuan Most Probable Number (MPN) dan dengan metode Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) untuk menganalisis risiko paparan Salmonella spp. terhadap kesehatan para pekerja peternakan. Kuantifikasi dan pengujian biokimia Salmonella spp. menunjukkan bahwa 7 dari 16 sampel mengandung Salmonella spp. terkonfirmasi. Dari 7 sampel tersebut, sampel yang mengandung Salmonella spp. dengan konsentrasi tertinggi adalah feses kambing berumur >2 tahun (120 MPN/g), sedangkan yang terendah adalah pada sampel air selokan (7,4 MPN/mL). Hasil perhitungan analisis QMRA dengan simulasi Monte-Carlo menunjukkan bahwa nilai median beban penyakit (disease burden atau DB) terbesar berasal dari air irigasi, yakni sebesar 8,85 x 10-4 DALY/orang/tahun, sedangkan yang terkecil berasal dari pupuk kandang, yakni sebesar 4,42 x 10-8 DALY/orang/tahun. Dari seluruh nilai DB yang diperoleh, hanya nilai DB pupuk kandang yang memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh WHO terkait paparan bakteri patogen di negara berkembang, yakni sebesar 10-4 DALY/orang/tahun. Oleh karena itu, disusunlah skenario intervensi kualitatif yang dapat diaplikasikan untuk meminimalisir risiko kesehatan yang timbul terhadap para peternak akibat paparan Salmonella spp. Skenario-skenario intervensi yang diajukan melalui penelitian ini terdiri dari skenario penerapan jangka panjang dan jangka pendek. Skenario jangka pendek, yakni dengan vermicomposting untuk menyisihkan feses kambing dan penutupan saluran drainase di sekitar kandang kambing. Sedangkan skenario jangka panjang dapat dilakukan dengan penyemprotan larutan bacteriophage untuk mengurangi biofilm Salmonella spp., serta penerapan teknologi pengolahan air sederhana untuk air selokan di dekat kandang sebelum dilepaskan ke lingkungan dan untuk air irigasi yang akan digunakan untuk keperluan kandang.

The most fundamental transmission pathway of Salmonella spp. is through livestock stool which is a by-product of livestock farming activities, and has the potential to cause contamination of Salmonella spp. on environmental aspects, such as land and water. As a result, all workers involved in livestock activities are susceptible to exposure to Salmonella spp., either through direct physical contact with livestock feces or through interaction with the contaminated environment. This study was conducted to reduce the risk of exposure to Salmonella spp. towards livestock farmers by obtaining estimates of the number of Salmonella spp. on the study area farm, analyzing the potential exposure values ​​and disease burden that arise, and designing appropriate intervention scenarios. The research was carried out using the Multitube Fermentation method to determine the concentration of Salmonella spp. in Most Probable Number (MPN) units and using the Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) method to analyze the risk of exposure to Salmonella spp. towards the health of the livestock farm workers. Quantification and biochemical testing of Salmonella spp. showed that 7 out of 16 samples contained confirmed Salmonella spp. Of these 7 samples, samples containing Salmonella spp. with the highest concentration was from >2 years-old goats’ stool sample (120 MPN/g), while the lowest was from ditch water sample (7.4 MPN/mL). The results of QMRA analysis calculations using Monte-Carlo simulations show that the largest median of disease burden (DB) value comes from irrigation water, i.e. 8.85 x 10-4 DALY/person/year, while the smallest comes from manure, i.e. 4.42 x 10-8 DALY.pppy-1. Of all the DB values ​​obtained, only the DB value of manure meets the quality standards set by WHO regarding exposure to pathogenic bacteria in developing countries, i.e. 10-4 DALY.pppy-1. Therefore, this study proposes intervention scenarios that can be applied to minimize the health risks that arise towards livestock farmers due to exposure to Salmonella spp. The intervention scenarios proposed through this research consist of long-term and short-term implementation. Short-term scenario, i.e. vermicomposting to eliminate goat feces and closing drainage channels around the goat closed house. Meanwhile, long-term scenarios can be carried out by spraying bacteriophage solutions to reduce Salmonella spp. biofilms, as well as implementing simple water treatment technology for sewer water near the closed house before it is released into the environment and for irrigation water that will be used for livestock care purposes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Ardhaneswari
"Wilayah pertanian berpotensi tinggi mengalami pencemaran pada air tanah yang disebabkan penggunaan dan pemberian pupuk nitrogen pada lahan pertanian seperti NPK dan urea. Pupuk nitrogen yang diaplikasikan pada tanah akan mengalami leaching terbawa air hujan masuk ke dalam tanah. Konsumsi air tanah yang mengandung nitrat dan nitrit dapat mengakibatkan dampak kesehatan seperti Blue Baby Syndrome atau Methemoglobinemia dan kanker. Penelitian ini dilakukan di Desa Cihambulu, Kabupaten Subang dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan yang ditimbulkan dari senyawa nitrat dan nitrit pada air tanah. Sebanyak 33 sampel air tanah dikumpulkan selama bulan Februari 2021 dari sumur warga yang digunakan sebagai sumber utama air minum. Wawancara dilakukan kepada 123 responden yang terdiri dari balita, anak, pria dewasa dan wanita dewasa yang merupakan anggota keluarga yang bertempat tinggal di 33 lokasi pengambilan sampel tersebut untuk memperoleh informasi berat badan, laju konsumsi dan lama tinggal responden di lokasi penelitian. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi nitrat (NO3-N) pada air tanah berkisar antara 0,03 - 6,7 mg/L dengan rata-rata 1,38 mg/L sedangkan konsentrasi nitrit (NO2-N) pada air tanah berkisar antara 0,01 - 0,08 mg/L dengan rata-rata 0,02 mg/L. Tingkat risiko kesehatan non karsinogenik menunjukkan nilai RQ < 1 untuk kelompok responden yaitu balita, anak, wanita dan pria dewasa yang menggambarkan bahwa senyawa nitrat dan nitrit pada air tanah tersebut belum menimbulkan risiko kesehatan kepada penduduk Desa Cihambulu.

Ground water in agricultural area has a high potential for contaminated from using of nitrogen fertilizers such as NPK and urea. Nitrogen fertilizer applied to the soil will be carried by rainwater into the soil (leaching). Consumption of groundwater containing nitrate and nitrite can lead to health effects such as Blue Baby Syndrome or Methemoglobinemia and cancer.  This study was conducted in Cihambulu Village, Sibang using the Environmental Health Risk Assessment (EHRA) method to determine the level of health risks caused by nitrate and nitrite in groundwater. A total of 33 groundwater samples were collected during February 2021 from community wells which are used as the main source of drinking water. Interview were conducted to 123 respondents consisting of toddlers, adult male children and adult women who live in the 33 sampling locations. Interview to obtain information on weight, consumption rate and length of stay of respondents at the study location. The results of the analysis showed that the concentration of nitrate (NO3-N) in groundwater ranged from 0,03 – 6,7 mg/L with an average of 1,38 mg/L while the concentration of nitrite (NO2-N) in groundwater ranged from 0,01-0,08 mg/L with an average of 0,02 mg/L. The level of non-carcinogenic health risk shows RQ value < 1 for groups of respondents, namely toodler, children, women and men, which describes that the nitrate and nitrite in groundwater have not caused a health risk on the people in Cihambulu village."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dicki Setiawan
"Dengan semakin pentingnya keamanan informasi seiring dengan perkembangan teknologi informasi, terutama pada organisasi dengan tingkat kerahasiaan informasi yang tinggi, Information Security Risk Assessment (ISRA) merupakan salah satu upaya untuk mengetahui potensi risiko dan ancaman informasi yang akan dihadapi oleh organisasi di masa depan.
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu pendekatan kuantitatif yang dapat digunakan untuk ISRA ini dengan melakukan perbandingan berpasangan kriteriakriteria penting untuk melakukan assessment dan mengukur kriteria secara menyeluruh serta menghilangkan bias subjektif dalam menilai kriteria. Pemanfaatan logika fuzzy dalam assessment ini agar pengukuran semakin mendekati penilaian manusia karena terdapat faktor yang belum pasti dalam assessment seperti nilai aset.
Hasil dari penelitian ini menunjukan pada STO, aset yang menjadi prioritas adalah aset Data/Informasi dengan persentase 60,77%. Data mengenai Log File merupakan sub kriteria prioritas dengan persentase 19,62%. Alternatif utama yang dicapai untuk kemanan informasi STO adalah Confidentiality dengan persentase 47,58%.

With the growing importance of information security in line with the development of information technology, especially in organizations with a high level of confidentiality of information, Information Security Risk Assessment (ISRA) is an effort to identify potential risks and threat information that will be faced by the organization in the future.
Analytical Hierarchy Process (AHP) is a quantitative approach that can be used for this ISRA to perform pairwise comparisons important criteria for assessing and measuring the overall criteria and eliminate subjective bias in the judging criteria. Utilization of fuzzy logic in this assessment so that measurement closer to human decisions because there are uncertain factors in the assessment of such assets.
This paper describes the design do ISRA using Fuzzy AHP. The result shows that on STO, priority asset is asset data / information with a percentage of 60.77%. Log File is the most priority sub-criteria with a percentage of 19.62%. The main alternative of information security to be achieved by STO is Confidentiality with the percentage of 47.58%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Calabrese, Edward J.
Chelsea: Lewis, 1991
615.902 CAL a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eriena Nur Alam
"Kompleksitas industri manufaktur mesin dan perlengkapan melibatkan beragam jenis proses produksi, salah satunya adalah pekerjaan pengelasan. Proses pekerjaan pengelasan merupakan salah satu proses industri terpenting dalam menggabungkan komponen logam atau baja. Beragam bahaya ditemukan pada proses pengelasan seperti percikan logam las, percikan api las, emisi asap las, dan manual handling selama pekerjaan berlangsung menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses pekerjaan pengelasan di area fabrikasi PT XYZ. Tahap identifikasi bahaya dan risiko dilakukan secara kualitatif melalui observasi, kegiatan brainstorming, wawancara, dan telaah dokumen perusahaan menggunakan metode Hazard and Operability Study (Studi HAZOP). Setelah itu, dilakukan analisis penilaian risiko semi kuantitatif dengan menilai perkalian dari kriteria probability dan severity berdasarkan matriks penilaian risiko PT XYZ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12 tahapan proses pekerjaan pengelasan. Teridentifikasi 52 bahaya dengan dengan 49 risiko dari proses pekerjaan pengelasan. Tingkat risiko yang didapatkan meliputi 23 risiko dengan kategori sangat tinggi, 9 risiko dengan kategori tinggi, dan 17 risiko dengan kategori sedang. Penilaian risiko melibatkan pengendalian risiko sehingga nilai tingkat risiko dapat diturunkan melalui pengendalian yang telah ada dan rekomendasi pengendalian yang diberikan peneliti.

The complexity of the machinery and equipment manufacturing industry involves various types of production processes, one of which is welding work. Welding is one of the most important industrial processes in joining metal or steel components. Various hazards found in the welding process such as welding metal sparks, welding sparks, welding fumes emissions, and manual handling during work pose risks to occupational safety and health for workers. This study aims to identify and assess occupational safety and health risks in the welding work process in the PT XYZ fabrication area. The hazard and risk identification stage is carried out qualitatively through observation, brainstorming activities, interviews, and reviewing company documents using the Hazard and Operability Study (HAZOP Study). After that, a semi-quantitative risk assessment analysis was carried out by assessing the multiplication of probability and severity criteria based on PT XYZ's risk assessment matrix. The results showed that there were 12 stages of the welding work process. Identified 52 hazards with 49 risks from the welding work process. The level of risk obtained includes 23 risks with very high categories, 9 risks with high categories, and 17 risks with moderate categories. Risk assessment involves risk control so that the value of the risk level can be reduced through existing controls and control recommendations provided by researcher."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>