Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sari Ulfayana
"Laporan Praktik Keinsinyuran tentang kajian teknis pengelolaan dan pembuangan emisi area tambang PT Semen Padang dimaksudkan untuk merumuskan bentuk pengelolaan emisi yang lebih baik dan berkelanjutan, serta memberikan gambaran tentang pentingnya kajian teknis pengelolaan dan pembuangan emisi di area tambang sesuai amanah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 5 tahun 2021. Dampak emisi khusunya emisi yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan bahan baku semen dikelompokkan menjadi emisi dari kegiatan utama (crusher) berupa beban emisi parikulat dan emisi dari utilitas (genset) berupa beban emisi gas NO2 dan CO. Dari perhitungan neraca massa yang dilakukan emisi yang dihasilkan dari aktifitas crusher untuk parameter TSP sebesar 47.247 kg/tahun dan parameter PM10 sebesar 18.898 kg/tahun. Sedangkan untuk emisi yang bersumber dari penggunaan genset untuk parameter NOx¬ adalah sebesar 151 kg/tahun dan CO sebesar 50 kg/tahun. Sistem pengendali emisi yang digunakan di area penambangan PT Semen Padang yang terpasang berupa bag filter pada crusher dan telah memenuhi standar teknis yang ditetapkan sesuai peraturan yang berlaku. Kegiatan pengelolaan dan pemantauan telah ditetapkan dan dilaksanakan sehingga dapat mengurangi dampak emisi dari kegiatan penambangan yang dibuktikan dengan hasil pengukuran emisi dan udara ambien serta kebisingan masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan. Peran penulis dalam proyek kajian teknis pengelolaan dan pembuangan emisi area tambang PT Semen Padang adalah sebagai koordinator proyek sekaligus tim penyusun dokumen kajian. Kode Etik, Profesionalisme dan Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lindungan dan Lingkungan (K3LL) praktik keinsinyuran dalam Kajian teknis pengelolaan dan pembuangan emisi area Tambang PT Semen Padang telah diterapkan sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku.

The Engineering Practice Report regarding the technical study of management and disposal of emissions in PT Semen Padang's mining area is intended to formulate a better and more sustainable form of emissions management, as well as providing an overview of the importance of technical studies of management and disposal of emissions in mining areas in accordance with the mandate of Minister of Environment and Forestry Regulation number 5 of 2021. The impact of emissions, especially emissions arising from cement raw material mining activities, is grouped into emissions from the main activity (crusher) in the form of particulate emissions loads and emissions from utility activities (gensets) in the form of NO2 and CO gas emissions loads. From the mass balance calculations, emissions resulting from crusher activities for the TSP parameter are 47,247 kg/year and for the PM10 parameter are 18,898 kg/year. Meanwhile, emissions originating from the use of generators for the NOx¬ parameter are 151 kg/year and CO are 50 kg/year. The emission control system used in the PT Semen Padang mining area is installed in the form of a bag filter on the crusher and meets the technical standards set in accordance with applicable regulations. Management and monitoring activities have been determined and implemented so as to reduce the impact of emissions from mining activities as proven by the results of emissions and ambient air and noise measurements which are still below the specified quality standards. The author's role in the technical study project for the management and disposal of emissions in the PT Semen Padang mining area is as project coordinator as well as the study document preparation team. The Code of Ethics, Professionalism and Safety, Occupational Health, Protection and Environment (K3LL) of engineering practices in the technical study of the management and disposal of emissions in the PT Semen Padang Mining area has been implemented in accordance with applicable regulations and procedures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Gustina Utami
"Laporan Praktik Keinsinyuran ini mengkaji pengelolaan emisi yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PT X, sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengidentifikasi sumber-sumber emisi, menganalisis karakteristik emisi, mengevaluasi kebijakan dan prosedur pengelolaan emisi, serta menilai penerapan etika profesi insinyur, profesionalisme, dan prinsip Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) dalam pengelolaan emisi tersebut. PT SUCOFINDO, sebagai perusahaan jasa Testing, Inspection, and Certification, berperan sebagai penyusun dokumen kajian teknis pengelolaan emisi di PT X. Penulis laporan ini berperan sebagai ketua tim dalam proyek tersebut. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa emisi utama berasal dari pembakaran batubara untuk boiler dan pembakaran solar untuk genset. Karakteristik emisi yang terdeteksi mencakup partikulat, sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), serta sejumlah kecil zat berbahaya lainnya seperti asam klorida (HCl), klorin bebas (Cl2), amonia (NH3), dan merkuri (Hg), yang dapat berpotensi mempengaruhi kualitas udara sekitar. Evaluasi kebijakan pengelolaan emisi di PT X telah memenuhi standar teknis yang ditetapkan sesuai peraturan yang berlaku. Begitu juga dengan penerapan etika profesi, profesionalisme, serta prinsip K3L telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

This Engineering Practice Report examines the emission management produced by the Steam Power Plant (PLTU) at PT X, in accordance with the mandate of the Ministry of Environment and Forestry Regulation Number 5 of 2021 regarding the Procedure for Issuance of Technical Approval and Operational Feasibility Letter in the Field of Environmental Pollution Control. The objective of this study is to identify the sources of emissions, analyze the characteristics of the emissions, evaluate the policies and procedures for emission management, and assess the application of engineering ethics, professionalism, and the principles of Occupational Health, Safety, and Environment (K3L) in the emission management process. PT SUCOFINDO, as a Testing, Inspection, and Certification service company, plays a role as the technical study document preparer for emission management at PT X. The author of this report serves as the team leader for this project. The identification results show that the main emissions come from coal combustion for the boiler and diesel combustion for the generator set. The detected emission characteristics include particulates, sulfur dioxide (SO2), nitrogen oxides (NOx), as well as small amounts of other hazardous substances such as hydrochloric acid (HCl), free chlorine (Cl2), ammonia (NH3), and mercury (Hg), which can potentially affect the surrounding air quality. The evaluation of emission management policies at PT X meets the technical standards set in accordance with the applicable regulations. Likewise, the implementation of engineering ethics, professionalism, and K3L principles has been carried out well and in compliance with the relevant regulations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kurniawan
"Sistem kelistrikan Pulau Sabang merupakan off grid system, dimana listriknya di suplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar. Disamping itu, Pulau Sabang memiliki potensi energi baru terbarukan seperti angin dan sinar matahari. Oleh karena itu, diperlukan konfigurasi optimal dalam memanfaatkan potensi energi baru terbarukan guna pengendalian pemakaian BBM, mengingat selain sulit untuk memperoleh BBM juga harganya mahal. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan perangkat lunak HOMER diperoleh konfigurasi optimal energi baru terbarukan di Pulau Sabang yaitu konfigurasi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) yang mengkombinasikan konfigurasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan nilai NPC sebesar $ 94335192, COE sebesar 0,287 $/kWh serta menghemat penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 2.650.577 liter/tahun dari kondisi awal sistem yaitu konfigurasi PLTD. Kemudian, untuk mengurangi gas emisi CO2, NOx, HC, CO, SOx, dan partikulat (PM) yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan dalam pengoperasian PLTD, maka konfigurasi optimal energi baru terbarukan di Pulau Sabang menggunakan Bahan Bakar Nabati (Biofeul) jenis biodiesel. Pada penelitian ini, selain mengitung penurunan gas emisi dan menganalisis dampak penurunan emisi juga menganalisis dari sisi kebijakan pemerintah yang terkait dengan ketenagalistrikan. Adapun penurunan bahan gas emsi yang diperoleh untuk SOx sebanyak 239 Kg/tahun, Partikulat (PM) sebanyak 1.473.340 Kg/tahun, CO2 sebanyak 128.629 Kg/tahun, NOx sebanyak 441 Kg/tahun, HC sebanyak 38 Kg/tahun dan sebanyak 88 Kg/tahun untuk emisi CO.

Sabang Island electrical system is off-grid systems, source of supply electrical from the Diesel Power Plant (PLTD). In addition, Sabang Island has the potential of renewable energy such as wind and solar. Therefore, the optimal configuration is needed in exploiting the potential of renewable energy in order to control fuel usage, since in addition it is difficult to obtain fuel and expensive. Based on the simulation results with software HOMER obtained configuration optimal of renewable energy on the island of Sabang which configuration Hybrid Power Plant (PLTH) which combines configuration Solar Power Plant (PLTS) and Diesel Power Plant (PLTD) with NPC = $ 94,335,192, COE = $ 0.287 / kWh and save the use of fuel as much as 2,650,577 liters/year compared of initial conditions the system is diesel configuration. Then, to reduce emissions of CO2, NOx, HC, CO, SOx, and particulate matter (PM) that has a negative impact on the environment caused by the operation of the diesel, the configuration optimal of renewable energy on the island of Sabang using Biofuel type biodiesel. In this study, in addition to counting the emissions decrease and analyzed the impacts of emissions reduction are also analyzed in terms of government policy related to electricity. The decrease in gas materials for SOx obtained 239 kg/year, Particulate (PM) obtained 1.473.340 Kg/year, as many as 128.629 kg/year of CO2, NOx obtained 441 kg/year, HC obtained 38 kg/year and as many as 88 kg/year for CO emissions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fawaz
"[Sektor pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (land use, land-use change and forestry/LULUCF) memiliki kontribusi hingga 20% untuk emisi gas rumah kaca. Salah satu skema yang dirancang sebagai upaya mitigasi perubahan iklim dari sektor pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (LULUCF) adalah program Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD. Penelitian ini mengevaluasi program REDD+ di Taman Nasional Bukit 12 (TNBD) serta menganalisa skenario alternatif program REDD+ berdasarkan
hasil evaluasi yang telah dilakukan sebagai upaya mitigasi perubahan iklim. Evaluasi dilakukan untuk mencari sebab kegagalan penerapan program REDD+ di TNBD yang telah disosialisasikan sejak tahun 2011. Selanjutnya analisa skenario alternatif dilakukan guna meningkatkan nilai cadangan karbon dan agar program REDD+ dapat berjalan dengan baik. Analisa skenario alternatif dilakukan menggunakan program GIS (Sistem Informasi Geografis) dengan parameter cadangan dan emisi karbon untuk analisa neraca massa karbon. Berdasarkan analisa yang dilakukan, cadangan karbon pada tahun 2001 hingga 2008 berkurang
hingga 76 ton C/ha dan emisi karbon meningkat sebesar 95 ton C/ha. Dari 3 skenario alternatif yang dianalisa, skenario mengubah kebun homogen menjadi kebun campur menjadi skenario yang paling memungkinkan untuk dijalankan guna meningkatkan nilai cadangan karbon sekaligus menurunkan nilai emisi karbon di TNBD.;Agriculture, forestry, and other land use(land use, land-use change and forestry/LULUCF) contribute significantly to greenhouse gas emissions up to 20% globally. One of the designed schemes as climate change mitigation effort from agriculture, forestry, and other land use (LULUCF) is Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) program, a scheme to reduce greenhouse gas emissions from deforestation and forest degradation and also conservation, sustainable management of forests and enhancement of forest carbon stocks. This study evaluate REDD+ program in Taman Nasional Bukit 12 (TNBD) and rearrange REDD+program scenario based on evaluation result as climate change mitigation effort. Evaluation performed to indicate the cause of REDD+ program application failure in TNBD that have been socialized since 2011. Furthermore scenario rearrengement was done to increase carbon stock value and improve the application of REDD+ program., Agriculture, forestry, and other land use(land use, land-use change and
forestry/LULUCF) contribute significantly to greenhouse gas emissions up to
20% globally. One of the designed schemes as climate change mitigation effort
from agriculture, forestry, and other land use (LULUCF) is Reducing Emissions
from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) program, a scheme to
reduce greenhouse gas emissions from deforestation and forest degradation and
also conservation, sustainable management of forests and enhancement of forest
carbon stocks. This study evaluate REDD+ program in Taman Nasional Bukit 12
(TNBD) and rearrange REDD+program scenario based on evaluation result as
climate change mitigation effort. Evaluation performed to indicate the cause of
REDD+ program application failure in TNBD that have been socialized since
2011. Furthermore scenario rearrengement was done to increase carbon stock
value and improve the application of REDD+ program.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nata
"Polusi merupakan masalah serius yang dialami oleh Indonesia saat ini, terutama beberapa tempat di kota besar yang memiliki aktifitas sehari-hari yang tinggi polusi sudah tidak dapat terhindarkan. Transportasi, sebagai salah satu penopang berjalannya ekonomi, merupakan salah satu penyumbang emisi CO2 terbesar dari segi jumlah.
Atas dasar polusi yang sudah tidak terbendung lagi, solusi untuk menangani permasalahan mendesak untuk dilakukan. Solusi yang diberikan dan didukung oleh pemerintah diantaranya adalah pengembangan dan produksi mobil listrik, meskipun pengembangan mobil listrik belum menemukan titik untuk dapat dilakukannya produksi masal, prototipe yang ada sudah cukup menjamin perkembangan mobil listrik di masa yang akan datang sehingga pemerintah dapat menjamin bahwa produksi masal akan mulai dapat dilakukan pada tahun 2017. Selain pengembangan, pemerintah juga melakukan kerjasama dengan perusahaan luar Indonesia untuk memproduksi mobil listrik di dalam negeri. Produksi sudah dilakukan sejak pertengahan 2013.
Solusi untuk menggunakan mobil listrik sebagai solusi isu lingkungan yang ada sudah tepat, hal ini dapat dibuktikan dengan penghitungan jumlah emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan BBM dan dibandingkan apabila dengan menggunakan kendaraan listrik. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan standar dari Departement of Environment , Food, And Rural Affairs 2010 (DEFRA 2010).

Nowadays polution is a serious problem that occure in Indonesia, especially pleces in some big cities that that has high daily activity, polution something that we cannot avoid. Transportation, as an economical property, is one of the most high contributor in CO2 emissions by its quantity.
In the basis of the case which is explained above, the solution to handle the problem is urgent to be done. The solution provided and supported by the government is including the development and production of electric cars, although the development of electric cars have not come across to a point to be able to do mass production, the existing prototype is sufficient to guarantee the development of electric cars in the future so that the government can ensure that mass production will began to be made in next years.
The solution touseelectric carsas a solution tothe environmentalissuesis precise, this can beproved bycalculatingthe amount ofCO2 emissions produced by the vehicle fuel and compare it with electric vehicles. The calculationis doneusing the standard of theDepartment ofEnvironment, Food, And Rural Affairs 2010 (DEFRA 2010).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Raiqah Nisrina
"Pada penelitian ini, penulis ingin melihat pola hubungan antara variabel pertumbuhan ekonomi dan proxy foreign finance terhadap tingkat emisi karbon di negara OKI. Penulis menggunakan 22 negara OKI sebagai sampel dan menggunakan data dari tahun 1995-2019. Variabel independen yang digunakan adalah PDB per kapita, foreign direct investment, net foreign asset, dan official development assistance. Untuk menunjang hasil analisis dan merepresentasikan sektor penghasil greenhouse gases terbesar penulis juga menggunakan variabel kontrol sebagai berupa proxy tingkat pendidikan tersier, rasio lahan hutan, trade openness, dan penggunaan energi terbarukan di masing-masing negara. Penulis menggunakan metode panel OLS fixed-effect, GMM, dan IV-FE. Pada variabel PDB per kapita, hasil yang ditemukan mengonfirmasi teori EKC dan penelitian sebelumnya dengan pola hubungan terhadap emisi karbon membentuk huruf N. Penulis menemukan bahwa pola hubungan variabel proxy foreign finance tidak signifikan secara statistik dan mayoritas membentuk huruf U sehingga berbeda dengan pola hubungan yang ditunjukkan pada penelitian negara-negara OECD.

In this paper, the author would like to conduct an analysis on the relationship pattern between economic growth and foreign finance proxies towards carbon emission level in OIC countries. This paper will use 22 OIC countries as samples and the data ranges from 1995-2019. Independent variables used in this paper are GDP per capita, foreign direct investment, net foreign asset, and official development assistance. To support the analysis, the author will also use three control variables that are proxies to education, trade openness, forest land ratio, and renewable energy consumption. The analysis will be conducted by using OLS fixed-effect, GMM, and IV-FE methods. It is found that GDP per capita is significant towards carbon emissions level and the result confirms EKC theory and curve. It also confirms several previous studies. The pattern resulted from the analysis of GDP per capita on carbon emissions level shaped like the letter N. On the other hand, all three foreign finance proxies were found statistically not significant towards carbon emission level. However, the author found that the results were dominated with U-shaped pattern instead of inverse U."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Tri Kurniawati
"Kehadiran peralatan memasak yang semakin canggih dan inovatif seperti kompor induksi telah mengubah cara memasak dengan memberikan tingkat efisiensi yang tinggi. Kompor induksi juga merupakan terobosan dalam mengurangi emisi karbon dan menjadikannya pilihan penting dalam upaya konservasi energi. Penggunaan kompor induksi di masyarakat masih menghadapi beberapa kendala seperti harga yang relatif masih tinggi, konsumsi daya yang signifikan, dan kebutuhan akan wadah memasak khusus. Selain itu, perkembangan teknologi kompor induksi dapat menghasilkan emisi elektromagnetik berupa emisi konduksi (conducted emission). Conducted emission merupakan gangguan elektromagnetik yang ditimbulkan oleh perangkat elektronik melalui penghantar (konduktor) yang dapat dinterpretasikan sebagai arus noise yang merambat pada jalur konduksi dan berpotensi mengganggu peralatan elektronik lainnya melalui sumber tegangan. Dalam jaringan listrik yang sama, conducted emission yang ditimbulkan kompor induksi juga dapat mengganggu sinyal data yang menggunakan Power Line Carrier (PLC) pada frekuensi 30-500 kHz. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dampak karakteristik pola emisi gelombang elektromagnetik yaitu emisi konduksi (conducted emission) yang dihasilkan oleh kompor induksi. Fokus utama adalah pada emisi yang dikonduksi, yang dapat mempengaruhi kinerja perangkat elektronik tersebut. Hasil penelitian terkait karakteristik nilai conducted emission dari kompor induksi ini diharapkan agar perangkat rumah tangga ini semakin aman serta nyaman digunakan oleh masyarakat dan dapat memberikan referensi untuk pengembangan teknologi kompor induksi selanjutnya. Metode pengujian dilakukan pada 4 (empat) merek kompor induksi C, A, M dan P dalam berbagai kondisi operasi dan mode memasak baik secara individual maupun diperasikan secara bersamaan di rentang frekuensi 9 KHz-30 MHz melalui pengujian Electromagnetic Compatibility (EMC). Parameter yang diukur adalah nilai Quasi Peak (QP), sesuai dengan standar CISPR 14.1:2020. Berdasarkan pengukuran di rentang frekuensi 9 kHz-30 MHz kondisi individual diperoleh bahwa sebagian kompor induksi yang dipergunakan dalam penelitian ini berada di atas nilai ambang batas yang dipersyaratkan dalam CISPR 14.1:2020. Berdasarkan pengukuran dengan kondisi kompor induksi dioperasikan secara simultan, tingkat conducted emission mengalami penurunan dan terdapat disturbance pada frekuensi baru di luar frekuensi disturbance pada saat kondisi individual.

The presence of increasingly sophisticated and innovative cooking equipment, such as induction cookers, has transformed the way we cook by providing a high level of efficiency. Induction cookers also represent a breakthrough in reducing carbon emissions, making them a crucial choice in energy conservation efforts. However, the use of induction cookers in society still faces several challenges, such as relatively high prices, significant power consumption, and the need for special cooking vessels. Furthermore, the development of induction stove technology can result in electromagnetic emissions known as conducted emissions. Conducted emissions are electromagnetic disturbances caused by electronic devices through conductors, interpreted as noise currents propagating on conductive paths and potentially disrupting other electronic equipment through voltage sources. In the same electrical network, the conducted emissions generated by induction cooker can also interfere with data signals using Power Line Carrier (PLC) at frequencies of 30-500 kHz. The aim of this research is to identify the impact of the characteristics of electromagnetic wave emission patterns, specifically conducted emissions, generated by induction cookers. The main focus is on the conducted emissions that can affect the performance of electronic devices. The research results related to the characteristics of the conducted emission values from these induction cookers are expected to contribute to the safety and comfort of household devices, providing reference points for the further development of induction stove technology. Testing was conducted on four (4) brands of induction cooker, labeled as C, A, M, and P, under various operating conditions and cooking modes, both individually and simultaneously, across the frequency range of 9 KHz-30 MHz through Electromagnetic Compatibility (EMC) testing. The measured parameter was the Quasi Peak (QP) value, following the CISPR 14.1:2020 standard. Based on measurements in the frequency range of 9 kHz-30 MHz under individual conditions, it was found that some induction cookers used in this study exceeded the required threshold values in CISPR 14.1:2020. However, when measuring induction cooker operated simultaneously, the level of conducted emissions decreased, and there were disturbances at new frequencies outside the disturbance frequencies observed under individual conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Khairani
"Target penurunan emisi gas rumah kaca mendorong pemerintah Indonesia menetapkan aksi jangka menengah yang disebut Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Untuk sektor transportasi yang menghasilkan emisi terbesar kedua, penggunaan mobil listrik digalakkan. Pemerintah menerapkan beberapa kebijakan untuk mendorong masyarakat agar segera beralih dari mobil bahan bakar ke mobil listrik yaitu insentif pajak dan pembebasan dari aturan jalan raya ganjil genap. Pencapaian target penjualan mobil listrik masih sangat rendah hingga bulan Juli 2022 yaitu sekitar 5% mendorong penulis mempelajari dampak dari kebijakan yang telah diterapkan dengan menggunakan metode dinamika sistem. Penelitian ini tidak hanya mengkaji dampak terhadap penjualan tetapi juga mengkaji pengaruh penggunaan mobil listrik terhadap emisi GRK di Indonesia yang didominasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) lebih kurang 40%. Pengaruh dari tiap kebijakan terhadap jumlah penjualan mobil listrik dan emisi gas rumah kaca dikaji. Berdasarkan simulasi diperoleh bahwa kebijakan tersebut memiliki pengaruh terhadap penjualan mobil listrik dan penjualan mobil listrik memiliki pengaruh terhadap emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Selanjutnya, skenario alternatif kebijakan dirancang dengan mengacu pada kebijakan di berbagai negara dengan melakukan perluasan kebijakan saat ini berupa insentif fiskal, pengecualian aturan jalan raya, dan jumlah SPKLU. Hasil simulasi menunjukkan penerapan tiga alternatif kebijakan secara bersamaan akan meningkatkan total penjualan sebesar 34% dan penerapan alternatif kebijakan insentif fiskal dan jumlah SPKLU secara bersamaan akan meningkatkan total penjualan sebesar 30%. Emisi GRK juga akan mengalami penurunan sebesar 392.400.000 kilogram.

The target of reducing greenhouse gas emissions has prompted the Indonesian government to establish a medium-term action called the Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). For the transportation sector which produces the second largest emission, the use of electric cars is encouraged. The government implemented several policies to encourage people to immediately switch from fuel cars to electric cars, namely tax incentives and prohibitions from odd-even road rules. Achievement of the sales target for electric cars is still very low until July 2022, which is around 5%, prompting the author to study the policy paths that have been implemented using the system dynamics method. This research not only examines the impact on sales but also examines the effect of the use of electric cars on Green House Gas (GHG) emissions in Indonesia, which is dominated by Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) of approximately 40%. The effect of each policy on the number of electric car sales and GHG emissions is reviewed. Based on the simulation, it was found that the policy had an influence on electric car sales and electric car sales had an influence on GHG emissions. Furthermore, alternative policy scenarios are designed with reference to policies in various countries by expanding current policies in the form of fiscal incentives, exemption from road regulations, and the number of SPKLU. The simulation results of applying the three policy alternatives simultaneously will increase total sales by 34% and the application of alternative fiscal incentive policies and the number of SPKLU simultaneously will increase total sales by 30%. GHG emissions will also decrease by 392.400.000 kilograms."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariesta Ratna Mutiara
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S23233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Anggraeni
"Polusi yang dihasilkan berbagai kegiatan masyarakat di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Jenis polutan yang dihasilkan dapat berupa gas karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOX). Penggunaan teknologi membran merupakan salah upaya untuk mengurangi tingkat keberadaan polutan gas NOX, SO2 dan CO yang berasal dari mesin diesel. Penelitian ini akan mempelajari mengenai proses absorpsi komponen gas NOX, SO2 dan CO pada kontraktor modul membran serat berongga polysulfone sebagai reaktor gelembung menggunakan pelarut NaClO2 dan NaOH. Gas umpan dengan kandungan gas NOX, SO2 dan CO dihasilkan dari mesin diesel, yang kemudian akan dialirkan pada bagian tube kontraktor membran. Sementara itu campuran pelarut NaClO2 dan NaOH akan dialirkan melalui bagian shell kontraktor membran yang ditutup agar menciptakan gelembung gas. Pada penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah laju alir gas umpan dan konsentrasi pelarut NaClO2. Hasil penelitian menunjukkan nilai tertinggi untuk efisiensi penyisihan (%R), fluks perpindahan massa (J), serta NOX, SO2 dan CO loading berturut–turut yakni 99,56%, 99,91% dan 96,83% pada laju alir gas umpan 100 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,5 M;1,88×10-8 mmol⁄(cm2.s),1,57×10-8 mmol⁄(cm2.s) dan 1,59×10-8 mmol⁄(cm2.s) pada laju alir gas umpan 200 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,5 M; serta 0,227 (mmol NOX)⁄(1 mol NaClO2), 0,194 (mmol SO2)⁄(1 mol NaClO2) dan 0,092 (mmol CO)⁄(1 mol NaClO2) pada laju alir gas umpan 200 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,05 M.

Pollution generated by various activities in Indonesia continues to increase every year. The types of pollutants produced can be in the form of carbon dioxide (CO2) gas, carbon monoxide (CO), sulfur dioxide (SO2), and nitrogen oxides (NOX). The use of membrane technology has been developed to reduce the presence of NOX, SO2, and CO pollutant gases in the air from a diesel engine. This research will study the absorption process in a polysulfone hollow fiber membrane module contractor as a bubble reactor using NaClO2 and NaOH solvents. The feed gas containing NOX, SO2, and CO gas is produced from the diesel engine, which will flow to the membrane contactor tube part. Meanwhile, a mixture of NaClO2 and NaOH solvents will be flowed through the closed shell contracting membrane to create gas bubbles. The results showed that the highest values for absorption efficiency (%R), mass transfer flux (J), and NOX, SO2 and CO loading respectively were 99.56%, 99.91% and 96.83% at a feed gas flow rate of 100 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.5 M; 1.88×10-8 mmol⁄(cm2.s), 1.57×10-8 mmol⁄(cm2.s) and 1.59×10-8 mmol⁄(cm2.s) at a feed gas flow rate of 200 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.5 M; also 0.227 (mmol NOX)⁄(1 mol NaClO2), 0.194 (mmol SO2)⁄(1 mol NaClO2) and 0.092 (mmol CO)⁄(1 mol NaClO2) at a feed gas flow rate of 200 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.05 M."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>