Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Nyoman Suarjana
"Penggunaan bahan plastik dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai keperluan sudah sangat umum dan beragam khususnya untuk bahan penyimpanan makanan dan minuman kemasan. Salah satu bahan plastik yang sering digunakan adalah PET (Poly-Ethylene- Terephthalate) yang bahan dasarnya adalah TA (Terephthalic Acid) resin. Bahan baku untuk memproduksi TA adalah pX (Para-Xylene) melalui proses oksidasi dengan Oksigen dan bahan-bahan lain seperti Asam Asetat, Kobal, Mangan, Bromin dan Hidrogen. Selama proses reaksi kimia, tidak semua reaksi akan berlangsung secara sempurna. Hasil reaki yang tidak sempurna berupa para-Toluic Acid (p-Tol) dan 4-Carboxybenzaldehyde (4-CBA) akan menjadi pengotor dalam produk TA sehingga memerlukan proses pemurnian untuk mendapatkan Purified Terephthalic Acid (PTA). Proses pemurnian dilakukan melalui proses reaksi hidrogenasi untuk konversi 4-CBA menjadi p-Tol dan selanjutnya p-Tol dipisahkan dari TA solid melalui beberapa tahap proses separasi yang salah satunya dengan menggunakan unit sistem yang baru yakni Mother Liquor Solid Settler (MLSS). Peralatan utama dari MLSS adalah tangki silinder vertical dengan kubah penutup dan dasar kerucut, dilengkapi dengan lengan-lengan penyapu padatan di bagian dasar tanki yang digerakan dengan sistem motor listrik dan gearbox, sistem perpompaan, sistem perpipaan, sistem kontrol dan instrumentasi. MLSS dibangun diatas struktur beton bertulang dengan system Table-Top dan struktur baja untuk akses dan penempatan peralatan-peralatan penunjang khususnya motor, gearbox, dan sistem penyapu solid. Perhitungan-perhitungan teknis untuk desain dan pembuatan MLSS mengacu pada API Standard 650, 620 dan dibantu dengan software STAAD PRO.

The use of plastic materials in everyday life for various purposes is very common and diverse, especially for food and beverage packaging. One of the plastic materials that is often used is PET (Poly-Ethylene-Terephthalate) whose basic material is TA (Terephthalic Acid) resin. The raw material for producing TA is pX (Para-Xylene) through an oxidation process with Oxygen and other materials such as Acetic Acid, Cobalt, Manganese, Bromine and Hydrogen. During the chemical reaction process, not all reactions will take place perfectly. The results of imperfect reactions in the form of Para-Toluic Acid (p-Tol) and 4-Carboxybenzaldehyde (4-CBA) will become impurities in TA products so that they require a purification process to obtain Purified Terephthalic Acid (PTA). The purification process is carried out through a hydrogenation reaction process for the conversion of 4-CBA to p-Tol then p-Tol is separated from solid TA through several stages of the separation process, one of which is by using a new system unit, namely Mother Liquor Solid Settler (MLSS). The main equipment of MLSS is a vertical cylindrical tank with a dome roof and a conical bottom equipped with a solid sweep arm rack at the bottom of the tank driven by an electric motor and gearbox system, pumping system, piping system, control system and instrumentation. MLSS is built on a reinforced concrete structure with a Table-Top system and steel structure for access and placement of supporting equipment, especially motors, gearboxes, and solid sweep systems. Technical calculations for the design and manufacture of MLSS refer to API Standards 650, 620 and are assisted by STAAD PRO software."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kamila Luthfia Putri
"Peningkatan populasi penduduk dunia mengakibatkan konsumsi sumber energi minyak bumi terus meningkat tiap tahunnya. Namun hal tersebut tidak diikuti dengan peningkatan produksi minyak bumi. Saat ini energi terbarukan mulai menjadi fokus dunia karena dapat menjadi alternatif menggantikan energi fosil. Bioetanol merupakan hasil fermentasi glukosa yang bersumber dari bahan baku lignoselulosa bioetanol generasi kedua. Bioetanol dapat digunakan sebagai bahan bakar yang memiliki nilai oktan tinggi.
Sebagai salah satu negara dengan sumber biomassa terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri bioetanol. Biomassa tersebut yaitu Tandan Kosong Sawit TKS yang merupakan hasil dari perkebunan kelapa sawit. Asam levulinat merupakan salah satu senyawa yang dapat dijadikan platform chemical pada produksi energi alternatif, yaitu biodiesel. Asam levulinat merupakan hasil hidrolisis dari selulosa yang memiliki kisaran harga jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan etanol.
Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi tekno ekonomi perancangan pabrik asam levulinat-bioetanol terintegrasi berbasis Tandan Kosong Sawit TKS. Optimasi kapasitas produksi dilakukan untuk menentukan kapasitas pabrik yang tepat agar pabrik asam levulinat dan pabrik bioetanol secara keseluruhan layak untuk dikembangkan.
Berdasarkan hasil simulasi dengan software SuperPro Design 9.5 dan analisis nilai ekonomi dari rancangan pabrik, didapatkan Net Present Value NPV , Internal Rate Return IRR dan pay back period secara berurut sebesar 53.939.000 USD, 29,77 , dan 4,52 tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa pabrik asam levulinat-bioetanol terintegrasi berbasis TKS telah memenuhi parameter keekonomian suatu pabrik.

The increasing of world's population resulting in the consumption of petroleum energy sources continues to increase each year. But it is not followed by an increase in oil production. Currently, renewable energy started to become a focus of the world as it can be an alternative to fossil energy. Bioethanol is the result of glucose fermentation derived from lignocellulosic raw material second generation bioethanol. Bioethanol can be used as a fuel that has a high octane number.
Indonesia as one of the countries with the largest biomass resources in the world has a huge opportunity to develop bioethanol industry. This biomass is Oil Palm Empty Fruit Bunch OPEFB which is the largest solid waste generated by oil palm plantation. Levulinic acid is one of the compounds that can be used as a chemical platform on biodiesel production. Levulinic acid is a result of cellulose hydrolysis which has a higher selling price than bioethanol.
In this research, tecno economic evaluation of integrated levulinic acid bioethanol plant based on OPEFB was conducted. Optimization of production capacity is done to determine the right plant capacity so that the levulinic acid plant and bioethanol plant as a whole are feasible to be developed.
Based on simulation results with SuperPro Design 9.5 and analysis of the economic value, Net Present Value NPV Value, Internal Return Rate IRR and payback period value is 53.939.000 USD, 29,77 , and 4,52 years respectively. In conclusion, integrated levulinic acid bioethanol plant based on OPEFB has fulfilled the economic parameters of a chemical plant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yaasiin Salam
"Logam emas dan platina merupakan logam berharga dengan nilai jual yang sangat tinggi. Cadangan sekaligus produsen platina terbesar terletak pada Afrika Selatan sedangkan produsen terbesar emas dikuasai oleh China. Dengan banyaknya permintaan di dunia maka sangat perlu bagi indonesia untuk bisa mengolah cadadangan mineral yang dimilikinya. Kandungan platina di indonesia tergolong kadar rendah dan deposit sedikit sehingga dibutuhkan metode proses yang efektif dan ekonomis. Salah satu metode yang efektif dan murah adalah dengan pelindian pada bijih menggunakan larutan asam klorida HCl untuk membentuk ion kompleks dengan platina dan emas, serta ditambahkan H2O2 sebagai agen pengoksidasi. Proses pelindian memiliki rasio solid-liquid yang berbeda untuk mengetahui kondisi pelindihan paling optimum. Proses pelindihan menggunakan metode Taguchi guna mereduksi jumlah percobaan agar percobaan menjadi lebih ekonomis dan efesien. Sehingga dihasilkanlah nilai perolehan kembali paling optimum dari emas dan platina secara berurut sebesar 75 dan 65 . Kondisi rasio umpan yang optimum diperoleh pada kondisi 0.1 g/L untuk platina dan 0.15 g/L untuk emas.

Platinum and Gold metal are precious metal which is also categorized as a precious metal. This condition provide economical reason to extract platinum from low grade ore found in IndonesiaThe largest reserves and platinum producers are located in South Africa while the largest producer of gold is controlled by China. With so much demand in the world it is very necessary for Indonesia to bias to process its mineral reserves. The platinum content in Indonesia is low grade and the deposit is small enough to require an effective and economical process method. An effective and inexpensive method is to leach the ore using a solution of hydrochloric acid HCl to form complex ions with platinum and gold, and add H2O2 as an oxidizing agent. The leaching process has different solid liquid ratios to determine the most optimum breaking conditions. The leaching process is using the Taguchi method to reduce the number of experiments to make the experiment become more economical and efficient. This resulted in the most optimum recovery of gold and platinum in the order of 75 and 65 , respectively. The optimum feed ratio condition was obtained under 0.1 g L for platinum and 0.15 g L for gold."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Evania Dewi
"Minyak bekatul mengandung asam lemak tak jenuh yang sangat potensial untuk mencegah dan menurunkan risiko hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi meningkatnya konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal. Kondisi ini dapat dicegah dengan mengonsumsi asam lemak tak jenuh, seperti asam linoleat (C18:2). Efek hipokolesterolemik yang dimiliki oleh minyak bekatul dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga mengurangi risiko penyakit arterosklerosis dan jantung koroner. Bekatul adalah substrat paling efektif untuk memproduksi asam lemak jenis tersebut. Fermentasi bekatul menggunakan kapang Aspergillus terreus merupakan salah satu cara untuk menjaga dan memperkaya kandungan asam lemak tak jenuh dalam minyak bekatul. Kapang Aspergillus terreus mampu memproduksi minyak yang mempunyai komposisi asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesies Aspergillus lainnya. Penelitian ini mengkaji pengaruh waktu inkubasi kapang untuk mengetahui kandungan asam lemak tak jenuh dalam minyak bekatul hasil fermentasi. Metode fermentasi yang digunakan adalah fermentasi padat dengan metode ekstraksi Bligh-Dyer termodifikasi. Gas Chromatography/Mass Spectrometry (GC/MS) adalah instrumen yang digunakan untuk mengetahui komposisi dan kandungan dari asam lemak tak jenuh dalam minyak bekatul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu inkubasi untuk pengayaan asam linoleat dalam minyak bekatul dengan menggunakan Aspergillus terreus, yaitu selama 6 hari dengan kandungan asam linoleat semula 37,758% menjadi 39,780%.

Rice bran oil contains unsaturated fatty acids which are very potential to prevent and reduce the risk of hypercholesterolemia. Hypercholesterolemia is a condition of increasing concentration of cholesterol in the blood that exceeds the normal value. This condition can be prevented by consuming unsaturated fatty acids, such as linoleic acid (C18:2). Hypocolesterolemic effects possessed by rice bran oil can reduce blood cholesterol levels thereby reducing the risk of atherosclerosis and coronary heart disease. Rice bran is the most effective substrate for producing that type of fatty acids. Its fermentation using Aspergillus terreus mold is one of the ways to maintain and enrich the unsaturated fatty acid content in rice bran oil. Aspergillus terreus can produce oil that has a higher composition of unsaturated fatty acids compared to another Aspergillus species. This study examines the effect of incubation time of mold inoculum to determine the content of unsaturated fatty acids in fermented bran oil. The fermentation method used is solid fermentation using the modified Bligh-Dyer extraction method. Gas Chromatography/Mass Spectrometry (GC/MS) is an instrument which is used to determine the composition and content of unsaturated fatty acids in rice bran oil. The result showed that the incubation time for the enrichment of linoleic acid in rice bran oil using Aspergillus terreus, which is for 6 days with linoleic acid content of originally 37,758% to 39,780%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Putri Pinasthika
"Dua persen dari 48 juta penyandang cacat menderita tuna grahita, dimana penyebab terbesar adalah kekurangan Arachidonic Acid AA , Docosahexaeonic Acid DHA dan Eicosapentanoic Acid EPA yang berperan dalam perkembangan otak. Single Cell Oil, yaitu pemanfaatan mikroorganisme satu sel, dapat menjadi solusi, seperti kapang Aspergillus oryzae, untuk menghasilkan AA, DHA EPA. Kapang A. oryzae dikultivasi pada medium Potato Dextrose Agar PDA, Czapek Dox Agar CDA dan Malt Extract Agar MEA, lalu divariasikan waktu inkubasinya selama 2,4,5,6 dan 7 hari pada medium yang optimal. Lipid kapang diekstrak menggunakan etanol dan n-heksana. Karakterisasi lipid kapang dilakukan dengan metode kromatografi gas GC. Medium yang paling optimal adalah CDA dengan produktivitas lipid 21,516. Waktu inkubasi yang paling optimal pada medium CDA adalah 5 hari dengan produktivitas lipid sebesar 33,59 yang mengandung 58,3 asam lemak tak jenuh. Komposisi asam lemak tak jenuh yang dihasilkan pada hari ke-5 adalah 29,2 oleat; 29,1 linoleat dan 0,046 EPA.

Two percent of the 48 million people with disabilities suffer from mental illness, where the biggest cause is the lack of Arachidonic Acid AA , Docosahexaeonic Acid DHA and Eicosapentanoic Acid EPA that play a role in brain development. Single Cell Oil, which utilizes one cell microorganism, can be a solution, such as Aspergillus oryzae, to produce AA, DHA EPA. A. oryzae was cultivated on Potato Dextrose Agar PDA, Czapek Dox Agar CDA and Malt Extract Agar MEA, then the incubation time are 2,4,5,6 and 7 days in optimal medium. Lipid were extracted using ethanol and n hexane. The characterization of lipid was done by gas chromatography GC method. The most optimal medium is CDA with a lipid yield of 21.516. The most optimal incubation time on CDA medium was 5 days with 33.59 lipid productivity containing 58.3 unsaturated fatty acid. The unsaturated fatty acid composition produced on the 5th day was 29.2 oleate 29.1 linoleate and 0.046 EPA."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Wahyu Wardono
"ABSTRAK
Persaingan industri yang ketat, khususnya industri otomotif membuat
orang-orang yang terlibat berpikir dua kali untuk membuat produk dengan
biaya tinggi. Untuk dapat bersaing dengan industri otomotif yang lain setiap
perusahaan sekarang-sekarang ini sedang giat-giatnya melakukan
pengurangan biaya di segala aspek produksi, salah satu diantaranya
adalah biaya persediaan.
Dalam hal tersebut penulis melihat kurangnya orientasi perusahaan
pada minimalisasi biaya persediaan, khususnya persediaan komponen
pemotong. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk membuat
skripsi tentang Perencanaan Pemakaian dan Pemesanan Komponen
Pemotong di PT. X.
Sebelum dilakukan penulisan, penulis melakukan wawancara
dengan orang dari PT. X yang terkait dengan masalah ini, juga
mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi.
Penulisan skripsi ini dibatasi hanya untuk komponen pemotong di jalur
Crankshaft. Data-data yang diambil diantaranya adalah spesifikasi
komponen pemotong, umur pakai, kapasitas regrind, waktu tenggang
pemesanan, data produksi satu tahun kebelakang, model perhitungan
persediaan yang sedang berlangsung sekarang di PT. X dan lain-Iain.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat usulan ukuran lot-
ekonomis untuk pemesanan serta jumlah persediaan pengaman komponen
pemotong, khususnya komponen pemotong di jalur Crankshaft.
Sebelumnya penulis membuat peramalan produksi untuk satu tahun
kedepan terhadap data produksi satu tahun kebelakang. Setelah didapat
hasil ramalan produksi, data ini dipakai untuk menentukan jumlah
pemakaian dan pemesanan berdasarkan hasil ramalan tersebut
Setelah dilakukan perhitungan, hasil yang didapat dibandingkan
dengan metode pemesanan dan penentuan jumlah persediaan yang sudah
sedang berjalan di PT. X. Dalam hal ini penulis membuat Studi
perbandingan biaya diantara kedua metode tersebut. Hasil yang didapat
setelah dilakukan perbandingan biaya adalah ternyata dengan
menggunakan jumlah pemesanan dengan ukuran lot-ekonomis,
perusahaan dapat menghemat biaya sekitar 37 juta rupiah dalam setiap
tahunnya.
Disamping itu dalam skripsi ini juga dilampirkan tabel perencanaan
pemesanan dan pemakaian komponen pemotong untuk satu tahun ke
depan. Di dalam tabel ini kita dapat melihat kapan dan berapa komponen
pemotong harus dipesan.

"
1996
S36678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fauzi
"Penggunaan distilasi reaktif pada produksi biodiesel melalui proses esterifikasi asam oleat dengan alkohol mampu mengatasi kendala reaksi keseimbangan terbatas yang terjadi pada unit yang terpisah antara reaktor dan kolom distilasi. Proses ini memerlukan struktur pengendalian (control strukture, CS) yang tepat agar tujuan optimalisasi produksi tersebut dapat tercapai. Struktur tersebut menggunakan pengendali proportional-integral (PI) dengan metode penyetelan auto tuning. Disain sistem pengendalian proses pada distilasi reaktif ini meliputi empat pengendali laju alir (laju alir asam oleat, metanol, distilat dan bottom), dua pengendali level (level condenser dan reboiler), satu pengendali tekanan (tekanan top-stage) dan satu pengendali suhu (suhu talam-12). Sebagai ukuran kinerjanya adalah integral kesalahan yang dipangkatkan (integral of square error, ISE). Hasilnya, CS-1 (pengendali suhu talam-12 menggunakan laju alir reboiler sebagai manipulated variable, MV) menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan CS-2 (laju alir masuk methanol sebagai MV). Pada uji perubahan titik-set, CS-1 memiliki rata-rata ISE CS-1 lebih kecil (2069.4) dibanding CS-2 yang mempunyai ISE sebesar 2742.9. Sedangkan pada uji gangguan laju alir umpan, CS-1 kembali mempunyai rata-rata ISE yang jauh lebih kecil (0.36) dibanding CS-2 sebesar 33.44. Pada anilisis keekonomian pun CS-1 berhasil mengungguli CS-2, CS-1 mempunyai rasio manfaat dan biaya 1.6 (>1) sedangkan CS-2 mempunyai rasio manfaat dan biaya 0.5 (<1). Hal ini terjadi karena pada CS-1 kemurnian produk dapat dijaga di atas spesifikasi fuel grade

The use of reactive distillation in the production of biodiesel by esterification of oleic acid with alcohol is able to overcome obstacles equilibrium limited reaction which occurs in a separate unit between the reactor and distillation column. This process requires the control structures (Control Structure, CS) is appropriate for the purpose of production optimization can be achieved. The structure using the controller proportional-integral (PI) with auto tuning adjustment method. The design of process control systems in reactive distillation includes four controllers flow rate (the flow rate of oleic acid, methanol, distillate and bottom), two control levels (level condenser and reboiler), the control pressure (pressure top-stage) and a suhue controller (suhue stage-12). As a measure of its performance is raised to a fault integral (integral of square error, ISE). As a result, CS-1 (a suhue controller tray-12 using a flow rate of reboiler as the manipulated variable, MV) showed better performance than the CS-2 (the inlet flow rate of methanol as MV). In the test set-point change, CS-1 has an average ISE CS-1 is smaller (2069.4) compared to CS-2, which has amounted to 2742.9 ISE. While the test feed flow rate disorders, CS-1 had an average return ISE much smaller (0.36) compared to CS-2 at 33.44. In the economic analysis, no CS-1 outperformed CS-2, CS-1 has a benefit-cost ratios of 1.6 (> 1) while CS-2 has a benefit-cost ratios of 0.5 (<1). This occurs because the CS-1 product purity can be maintained above the specification of fuel grade."
2016
S64180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endrica Denise Vallerine
"Turunan biomassa lignoselulosa dapat diubah menjadi bahan bakar dan berpotensi menjadi sumber bahan bakar alternatif. Asam levulinat (AL) telah diidentifikasi sebagai salah satu turunan biomassa yang bernilai tinggi karena sifatnya yang reaktif dan dapat dengan mudah dan ekonomis dihasilkan dari limbah lignoselulosa. AL dapat diubah menjadi gamma (γ)- valerolactone (GVL), salah satu bahan kimia yang penting dan prekursor untuk biofuel. Logam bimetalik NiFe diimpregnasi dengan persen loading logam sebesar 5% menggunakan metode impregnasi basah. Perbandingan berat Ni terhadap Fe yang diimpregnasi ditentukan dengan perhitungan kemometrik Box-Behnken Design (BBD) yaitu sebesar 1:4, 2.5:2.5 dan 4:1. Katalis NiFe/H-FDU-12 hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan metode karakterisasi zat padat seperti FTIR, XRD, XRF, SAXS, SEM, dan BET SAA. Katalis kemudian diuji aktivitas katalitiknya dalam reaksi siklisasi hidrogenatif asam levulinat dengan metanol sebagai donor H+. Variasi perbandingan berat Ni:Fe, suhu, dan waktu reaksi dilakukan sesuai dengan desain eksperimen BBD untuk penentuan kondisi optimum. Hasil reaksi uji aktivitas katalitik untuk konversi asam levulinat (AL) menjadi gamma-valerolactone (GVL) dengan yield GVL tertinggi sebesar 87.52% dihasilkan menggunakan katalis Ni1Fe4/H-FDU-12 dengan suhu reaksi 180 C selama 2 jam. Metode Box-Behnken digunakan untuk melihat pengaruh variasi perbandingan berat Ni:Fe, suhu, dan waktu terhadap reaksi konversi AL menjadi GVL. Dengan model koefisien linear, ditentukanlah bahwa suhu memiliki pengaruh terbesar dibandingkan faktor lainnya. Dengan mengoptimalkan faktor dalam rentang masing-masing, konversi AL sekitar 98.83%, yield GVL 77.17% dan selektivitas 81.95% dicapai pada kondisi spesifik: ratio Ni:Fe 1:4, suhu reaksi 180 °C, waktu reaksi 3 jam.

Lignocellulosic biomass derivatives can be converted into fuel and have the potential to become alternative fuel sources. Levulinic acid (LA) has been identified as one of the high value biomass derivatives due to its reactive nature and can be easily and economically produced from lignocellulosic waste. LA can be converted into gamma (γ)-valerolactone (GVL), an important chemical and a precursor for biofuel. The bimetallic NiFe metal was impregnated with a metal loading percentage of 5% using wet impregnation method. The weight ratio of Ni to Fe impregnation was determined using Box-Behnken Design (BBD) chemometric calculations, resulting in ratios of 1:4, 2.5:2.5, and 4:1. The synthesized NiFe/HFDU- 12 catalysts were characterized using solid-state characterization methods such as FTIR, XRD, XRF, SAXS, SEM, and BET SAA. The catalyst was then tested for its catalytic activity in the hydrogenative cyclization reaction of levulinic acid with methanol as the H+ donor. Variations in the Ni:Fe weight ratio, temperature, and reaction time were conducted according to the BBD experimental design to determine the optimum condition. The results of the catalytic activity test showed that the highest yield of gamma-valerolactone (GVL), reaching 87.52%, was obtained using the Ni1Fe4/H-FDU-12 catalyst at a reaction temperature of 180 °C for 2 hours. The Box-Behnken method was used to assess the influence of variations in the Ni:Fe weight ratio, temperature, and reaction time on the conversion of LA to GVL. Through the linear coefficient model, it was determined that temperature had the greatest influence compared to other factors. By optimizing the factors within their respective ranges, a conversion of approximately 98.83% for LA, a GVL yield of 77.17%, and a selectivity of 81.95% were achieved under specific conditions: Ni:Fe ratio of 1:4, reaction temperature of 180°C, and reaction time of 3 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denia Apriliani Rahman
"Peningkatan kesadaran akan penggunaan energi berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia semakin terlihat, salah satunya dengan penggunaan biodiesel. Namun, terdapat beberapa kekurangan yang dimiliki biodiesel, seperti harganya cenderung lebih mahal dibandingkan solar konvensional serta secara performa terdapat kekurangan lain pada biodiesel, yaitu biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air dibandingkan dengan diesel konvensional, hal ini bisa menyebabkan korosi, filter rusak, dan pitting di piston. Asam levulinat merupakan salah satu platform chemical yang dapat zat aditif pada produksi biodiesel. Kebutuhan global asam levulinat yang diprediksi akan mencapai 3.439 ton/tahun pada tahun 2018 dan road map biodiesel di Indonesia mencapai 20% dari konsumsi diesel pada tahun 2016-2025 mendasari pertimbangan dalam didirikannya pabrik asam levulinat di Indonesia.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengkajian kelayakan ekonomi dari pra-perancangan pabrik produksi asam levulinat dan produk samping berbasis TKKS di Indonesia melalui perhitungan keekonomian. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dipilih karena, TKKS merupakan limbah padat terbesar yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit (PKS) dengan jumlah hingga tahun 2015 mecapai 36,5 juta ton. Dalam penelitian ini, digunakan perangkat lunak SuperPro Designer 9.0 sebagai program simulator proses dalam perancangan pabrik.
Berdasarkan hasil analisis nilai ekonomi dari rancangan pabrik, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar US$ 548.850.764, Internal Rate Return (IRR) sebesar 24,75%, serta payback period (PBP) dalam kurun waktu 6 tahun dengan Mininum Attractive Rate Return (MARR) 6,1 %. Kapasitas produksi optimal asam levulinat 12.425 ton/tahun dan produk samping, furfural 15.105 ton/tahun serta asam formiat 6.074 ton/tahun.

The awareness of sustainable energy use in Indonesia is visibly increasing, as more biodiesel is on demand. However, there are still some disadvantages of using biodiesel. The prices is more expensive than conventional diesel; biodiesel is 20 times more susceptible to water contamination compared that can cause corrosion, filter damage, and pitting in the pistons. Levulinic acid is a platform chemical that may be invoked as biodiesel additive in biodiesel production. Global demand of levulinic acid is expected to reach 3,439 tons/year in 2018 and the road map of biodiesel in Indonesia reaches 20% of diesel consumption in the year 2016-2025. These figures become the considerations for establishing levulinic acid plant in Indonesia.
In this study, conducted assessment of the economic viability of integrated levulinic acid production plant design based on Oil Palm Empty Fruit Bunches (OPEFB) in Indonesia. OPEFB was selected as raw material because it is the largest solid waste generated by oil palm plantations (PKS) with the number in 2015 was 36.5 million tons. In this plant design, software SuperPro Designer 9.0 is used as process simulator.
The economical analysis shows the Net Present Value (NPV) is US $ 548,850,764, Internal Rate of Return (IRR) ois 24.75%, and payback period (PBP) is within a period of 6 years with Mininum Attractive Rate return (MARR) 6.1%. Optimal production capacities of levulinic acid, furfural and formic acid are 12,425, 15,105 and 6,074 tonnes/year, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>