Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223844 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Budiarto
"Pelaku rawat keluarga Skizofrenia di wilayah banjir rob harus melaksanakan tugas merawat pasien Skizofrenia, mengelola dampak banjir rob terhadap pasien, dan dampak banjir rob terhadap pelaku rawat keluarga itu sendiri. Pelaku rawat keluarga dituntut beradaptasi terhadap perubahan yang dialaminya sehingga memiliki self-efficacy dan resiliensi yang baik. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi efektifitas model adaptasi psikososial keperawatan jiwa bagi pelaku rawat keluarga terhadap self-efficacy dan resiliensi dalam merawat pasien Skizofrenia. Metode penelitian menggunakan operational research dengan pendekatan Sequential Exploratory Design melalui tiga tahap penelitian. Tahap 1 mengidentifikasi faktor yang berkontribusi dalam pengembangan model adaptasi psikososial keperawatan jiwa dengan desain cross-sectional study. Tahap 2 mengembangkan model adaptasi psikososial keperawatan jiwa. Tahap 3 menguji model adaptasi psikososial keperawatan jiwa dengan desain quasi experiment with control group. Hasil analisis diperoleh variabel yang berkontribusi terhadap adaptasi psikososial diantaranya adalah stimulus residual, efektor, dan coping need. Pengembangan model diperoleh komponen model adaptasi psikososial keperawatan jiwa terdiri atas stimulus fokal, stimulus kontekstual, stimulus residual, efektor, dan coping need. Model adaptasi psikososial keperawatan jiwa bagi pelaku rawat keluarga Skizofrenia efektif meningkatkan self-efficacy dan resiliensi. Peneliti menyarankan model ini dapat diaplikasikan oleh pemerintah, badan nasional penanggulangan bencana, puskesmas, dan penelitian lanjutan dengan memasukan unsur budaya dan situasi bencana lainnya.

Schizophrenic family caregivers in tidal flood areas should carry out the task of caring for schizophrenia patients, managing the impact of tidal floods on patients, and the impact of tidal floods on the family caregivers themselves. Family caregivers are required to be able to adapt of the changes they experience so that they have good self-efficacy and resilience. The purpose was to identify the effectiveness of psychosocial adaptation model in psychiatric nursing for family caregivers on self-efficacy and resilience in caring for schizophrenia patients. The research method used operational research with a Sequential Exploratory Design approach through three stages of research. Stage 1 identified contributing factors in the development of psychosocial adaptation model of psychiatric nursing with a cross-sectional study design. Stage 2 developed a psychosocial adaptation model of psychiatric nursing. Stage 3 tested the psychosocial adaptation model of psychiatric nursing with a quasi-experiment with control group design. The results of the analysis obtained variables that contribute to psychosocial adaptation including residual stimulus, effectors, and coping needs. Model development obtained components of the psychosocial adaptation model of psychiatric nursing consisting of focal stimulus, contextual stimulus, residual stimulus, effector, and coping need. Psychosocial adaptation model in psychiatric nursing for family caregivers effective increased to self-efficacy and resilience schizophrenia family caregivers. Researchers suggest this model can be applied by the government, national disaster management agency, puskesmas, and follow-up research by including cultural elements and other disaster situations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Andini Rosaria C.
"Kohesivitas keluarga merupakan salah satu sub-komponen dari resiliensi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi kohesivitas keluarga terhadap resiliensi keluarga pada mahasiswa dengan latar belakang keluarga miskin. Penelitian dilakukan pada 373 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi 2012. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ) dan Balanced Cohesion dari Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale IV (FACES IV).
Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat kontribusi yang signifikan dari kohesivitas keluarga terhadap resiliensi keluarga. Sebanyak 44,7% variasi skor resiliensi keluarga dapat dijelaskan oleh variasi skor kohesivitas keluarga. Selain itu, ditemukan korelasi yang signifikan antara resiliensi keluarga dengan keutuhan orangtua, kualitas interaksi dengan orangtua, serta antara kohesivitas keluarga dengan keutuhan orangtua, kualitas interaksi dengan orangtua, dan kualitas interaksi dengan saudara kandung.

Family cohesion is a sub-component of family resilience. This research aims to know family cohesion’s contribution on family resilience in college students who lives in poverty. Total participants is 373 college students who receive Bidikmisi 2012 scholarship. There are two scales that used in this research, Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ) and Balanced Cohesion from Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale IV (FACES IV).
This research concludes that there is significant contribution of family cohesion on family resilience, where 44.7% of family resilience’s variation score can be explained by family cohesion’s variation score. Moreover, there is significant correlation between family resilience and marital condition, quality of interaction with parents, also between family cohesion and marital condition, quality of interaction with parents, quality interaction with siblings.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadetha Ezra Reynara
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi kohesivitas keluarga terhadap resiliensi keluarga pada keluarga dengan lansia selama pandemi Covid-19. Sebanyak 123 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Alat ukur Walsh Family Resilience Scale (WFRQ) digunakan untuk mengukur resiliensi keluarga, sementara alat ukur Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale IV (FACES IV) digunakan untuk mengukur kohesivitas keluarga. Dari hasil analisis regresi linear sederhana, didapatkan hasil R2=0,65, p<0,01, yang artinya sebanyak 65% variasi skor resiliensi keluarga dapat dijelaskan oleh variasi skor kohesivitas keluarga. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa kohesivitas keluarga memiliki peran yang penting dalam proses terbentuknya resiliensi keluarga. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat menjadi landasan bagi para pengembang intervensi keluarga untuk lebih memperhatikan faktor kohesivitas antaranggota keluarga dalam meningkatkan resiliensi keluarga tersebut.

This study aims to see the contribution of family cohesion to family resilience with elderly during the Covid-19 pandemic. 123 people participated in this study. Walsh Family Resilience Scale (WFRQ) was used to measure family resilience, while Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale IV (FACES IV) was used to measure family cohesion. According to simple linear regression analysis, the results obtained R2=0,65, p <0.01, means that 65% of the variation in family resilience scores can be explained by variations in family cohesion. Thus, this study shows that family cohesion has an important role in the process of forming family resilience. Therefore, the results of this study can be basis for family interventions developer to pay more attention to the cohesion factor among family members in increasing the resilience of the family."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komang Bara Wedaloka
"Penelitian ini membahas peran resiliensi keluarga dan identitas etnis terhadap internalizing problems pada remaja dan dewasa awal di Provinsi Bali. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Penelitian ini menggunakan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) untuk mengukur internalizing problems, Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) untuk mengukur resiliensi keluarga, dan Revised Multigroup Ethnic Identity Measure (R-MEIM) untuk mengukur identitas etnis. Ketiga alat ukur tersebut diberikan kepada partisipan dalam bentuk kuesioner daring. Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja dan dewasa awal yang berdomisili di Provinsi Bali. Jumlah keseluruhan partisipan adalah 305 partisipan dengan detil 181 remaja dan 124 dewasa awal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal internalizing problems antara remaja dan dewasa awal di Provinsi Bali. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa resiliensi keluarga dan identitas etnis secara bersama-sama memprediksi internalizing problems, baik pada masyarakat di Provinsi Bali secara keseluruhan, kelompok usia remaja, maupun kelompok usia dewasa awal.

This research discusses the role of family resilience and ethnic identity in internalizing problems among adolescents and early adults in the Bali Province. This research is a quantitative study with a correlational design. This study uses Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) to measure internalizing problems, Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) to measure family resilience, and Revised Multigroup Ethnic Identity Measure (R-MEIM) to measure ethnic identity. The three measuring instruments are given to participants in the form of an online questionnaire. Participants in this study were adolescents and early adults who live in the Bali Province. The total number of participants was 305 participants with details of 181 adolescents and 124 early adults. The results showed that there were significant differences in terms of internalizing problems between adolescents and early adults in the Bali Province. In addition, the results of the study also showed that family resilience and ethnic identity together predict internalizing problems, both among people in Bali Province as a whole, in the adolescent age group, and in the early adult age group."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roma Megawanty
"Brimob Polri sebagai satuan pamungkas yang bersifat paramiliter kerap menerjunkan personelnya ke garis pertempuran guna mengatasi masalah terorisme, separatisme dan kontra insurgensi. Situasi tersebut menempatkan personel Brimob dan Bhayangkari berada pada kondisi yang berbahaya dan stressful. Tulisan ini membahas kerentanan keluarga pada Bhayangkari Brimob yang bertugas di daerah konflik. Penelitian ini menggunakan pendekatan Mixed Methods yakni deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survey dan didalami dengan proses wawancara yang dianalisis melalui Interpretative Phenomenological Analysis. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori transisi, teori dukungan sosial dan ketahanan keluarga. Penelitian ini menganalisis kondisi ketahanan keluarga Bhayangkari Brimob Polri dan strategi yang dilakukan oleh para Bhayangkari selama proses transisi, pada saat pra penugasan, selama masa penugasan hingga masa reunifikasi atau pasca penugasan. Jika ketahanan keluarga Bhayangkari Brimob dalam kondisi yang baik maka akan memberikan butterfly effect terhadap ketahanan organisasi Polri serta ketahanan nasional. Hasil penelitian secara kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa di lingkungan Bhayangkari Brimob Kelapa Dua ketahanan keluarganya menunjukkan pada kondisi yang baik. Hal itu ditunjukkan dengan terpenuhinya seluruh indikator ketahanan keluarga sesuai lima dimensi ketahanan keluarga yang dirilis KemenPPA 2016. Adapun strategi penguatan ketahanan keluarga di lingkungan Bhayangkari Brimob Kelapa Dua mencakup adanya dukungan sosial, kemampuan adaptasi yang baik dari keluarga Bhayangkari Brimob serta kepatuhan tinggal di asrama yang homogen di kompleks Mako Brimob Kelapa Dua.

Brimob Polri, as the ultimate paramilitary unit, often deploys its personnel to the battle line to deal with issues of terrorism, separatism and counter-insurgency. This situation put Brimob personnel and their spouses (Bhayangkari) in a dangerous and stressful condition. This paper discusses the vulnerability of families to Bhayangkari Brimob who served in conflict areas. This study uses a Mixed Methods approach, namely descriptive qualitative and descriptive quantitative. The method used is a survey and is explored with the interview process which is analyzed through Interpretative Phenomenological Analysis. The theories and concepts used in this research are transition theory, social support theory and family resilience. This study analyzes the condition of the resilience of the Bhayangkari Brimob Police family and the strategies carried out by the Bhayangkari during the transition process: from pre-deployment or news of deployment, during the deployment, to the reunification or post-deployment period. If the resilience of the Bhayangkari Brimob family is in good condition, it will have a butterfly effect on the resilience of the Polri organization and national security. The results of qualitative and quantitative research show that in the Bhayangkari Brimob Kelapa Dua environment, the resilience of the family is in good condition. This is indicated by the fulfillment of all indicators of family resilience according to the five dimensions of family resilience released by KemenPPA 2016. The strategy for strengthening family resilience in the Bhayangkari Brimob Kelapa Dua environment includes social support, good adaptability from the Bhayangkari Brimob family and adherence to living in homogeneous dormitories. at the Mako Brimob Kelapa Dua."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, Gerald Nicholas
"Penelitian ini meneliti mengenai sumbangan kesadaran metakognitif dan optimism terhadap resiliensi akademik pada mahasiswa baru yang menjalani kuliah dalam jaringan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 327 orang dan populasi sampel merupakan mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Data penelitian dan data demografis partisipan didapatkan dari kuesioner daring melalui google form. Analisis data dilakukan menggunakan aplikasi SPSS versi 24. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Dari hasil analisis regresi sederhana didapatkan hasil β kesadaran metakognitif sebesar 0,389 dan β optimisme sebesar 0,433. Interpretasi yang muncul dari hasil ini adalah kesadaran metakognitif memberikan sumbangan sebesar 15% dan optimisme memberikan sumbangan sebesar 19% terhadap resiliensi akademik. Hal ini terjadi karena optimisme dapat muncul sebagai karakteristik yang muncul dari dalam diri individu dan dapat ditularkan dari lingkungan disaat kesadaran metakognitif hanya dari dalam diri individu saja. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia, optimisme menjadi faktor yang lebih kuat dalam munculnya resiliensi akademik.

This research investigates the contributions of metacognitive awareness and optimism toward academic resilience of first year students which in online learning. The number of participants in this research is 327 and the sample population is new undergraduate students in Universitas Indonesia. The research and demographic data of the participants collected from online questionnaire through google form. The data analysis was performed using SPSS application version 24. The analysis technique which was used is simple linear regression. From the regression, the reesults are β = 0,389 for metacognitive awareness and β = 0,433 for optimism. The interpretation of the results are metacognitive awareness contribute 15% and optimism contribute 19% toward academic resilience. The result happen because of optimism could emerge as an individual characteristic and spread through the environment. In the other hand, metacognitive awareness could only emerge from individual characteristics. The results show that optimism is the stronger predictor on the emergence of academic resilience on first year students in Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Anindita
"[ABSTRAKbr
Penelitian ini dilakukan untuk melihat kontribusi optimisme dan perceived social support terhadap resiliensi pada mahasiswa rantau di Universitas Indonesia. Subjek penelitiannya adalah mahasiswa rantau Universitas Indonesia sebanyak 209 orang dengan mengisi kuesioner optimisme, perceived social support, dan resiliensi. Optimisme diukur dengan menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver, dan Bridges (1994). Perceived social support diukur dengan menggunakan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support yang dikembangkan oleh Gregory D. Zimet (1988). Resiliensi diukur dengan menggunakan alat ukur Resilience Scale (RS) yang
dikembangkan oleh Wagnild dan Young (1993). Hasil penelitian menunjukan bahwa optimisme dan perceived social support berkontribusi secara signifikan terhadap resiliensi (r = 0.252, p = 0.000). Selain itu, optimisme memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan perceived social support terhadap resiliensi (β = 0.376, p = 0.000).

ABSTRACTbr
This research was conducted to investigate the optimism and perceived social support’s contribution in resilience among college students who go out of town to study at Universitas Indonesia. The research subjects are college student who go out of town to study in University of Indonesia as many as 209 people by filling out the questionnaire optimism, perceived social support, and resilience. Optimism was measured by Life Orientation Test-Revised (LOT-R) constructed by Scheier, Carver, dan Bridges (1994). Perceived social support was measured by Multidimensional Scale of Perceived Social Support constructed by Gregory D. Zimet (1988). While resilience was measured by Resilience Scale (RS) constructed by Wagnild and Young (1993). The result showed that optimism and perceived social support has a contribute significantly to the resilience (r = 0.252, p = 0.000). In addition, optimism has a greater contribution than the perceived social support towards resilience (β = 0.376, p = 0.000)., This research was conducted to investigate the optimism and perceived social
support’s contribution in resilience among college students who go out of town to
study at Universitas Indonesia. The research subjects are college student who go out
of town to study in University of Indonesia as many as 209 people by filling out the
questionnaire optimism, perceived social support, and resilience. Optimism was
measured by Life Orientation Test-Revised (LOT-R) constructed by Scheier, Carver,
dan Bridges (1994). Perceived social support was measured by Multidimensional
Scale of Perceived Social Support constructed by Gregory D. Zimet (1988). While
resilience was measured by Resilience Scale (RS) constructed by Wagnild and Young
(1993). The result showed that optimism and perceived social support has a
contribute significantly to the resilience (r = 0.252, p = 0.000). In addition, optimism
has a greater contribution than the perceived social support towards resilience (β = 0.376, p = 0.000).]"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Wandasari
"Penelitian ini dirancang untuk mengetahui hubungan antara resiliensi keluarga dan family sense of coherence pada mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin serta sumbangan komponen family sense of coherence terhadap resiliensi keluarga. Resiliensi keluarga diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Walsh (2012). Family Sense of coherence diukur dengan rnenggunakan instrumen yang dikembangkan Antonovsky dan Sourani (1988). Partisipan penelitian adalah 238 mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin.
Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif dan signifikan antara resiliensi keluarga dan family sense of coherence (r = 0,621, p < 0.01). Komponen comprehensibility pada family sense of coherence memberi sumbangan paling besar terhadap resiliensi keluarga. Di samping itu, dari hasil analisis tambahan diperoleh bahwa resiliensi keluarga dipengaruhi oleh struktur keluarga.

This study was designed to investigate correlation between family resilience and family sense of coherence among college students from poor families and also the contribution of family sense of coherence?s components to family resilience. Family resilience was measured by Walsh?s family resilience instrument (2012) and family sense of coherence was measured by Antonovsky and Sourani's instrument (1988). A sample of 238 college students from poor families
participated in this study.
The results show positive and significant correlation between family resilience and family sense of coherence (r = 0,621, p < 0,01). Comprehensibility is the family sense of coherence?s component contributes the most to family resilience. Furthermore, family resilience was influenced by family structure.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Joko Murwanto
"Tesis ini berupaya menjelaskan bagaimana peran strategis bank sampah berkelanjutan dalam mendukung ketahanan keluarga dengan melihat kondisi sumber sampah terbesar di Indonesia adalah sampah yang bersumber dari rumah tangga sebesar 48 persen (BPS, 2004), sedangkan di DKI Jakarta sumber sampah terbesar berasal dari sampah di permukiman sebesar 52,97 persen (Studi Saprof DKI Jakarta, 2007), sehingga diperlukan pengolahan sampah yang penanganannya dari sumber sampah yaitu sampah rumah tangga di permukiman melalui bank sampah dilihat dari berbagai aspek ketahanan keluarga secara berkelanjutan. Temuan penting penelitian ini adalah menonjolnya pendekatan partisipasi keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan dan keamanaan keluarga untuk menjalankan peran strategis bank sampah.
Deskripsi objek Bank sampah Malaka Sari menunjukkan faktor-faktor penyebab permasalahan yang meliputi berbagai aspek ketahanan keluarga secara berkelanjutan. Permasalahan peran Bank sampah dalam pengelolaan sampah rumah tangga, termasuk kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi pada saat ini terutama kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap aspek ekonomi, sosial budaya yang menyebabkan lemahnya kemampuan pemenuhan kebutuhan keluarga yang umumnya dalam keadaan miskin terumuskannya upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan peran strategis bank sampah dalam mendukung ketahanan keluarga.
Untuk mendukung penelitian ini digunakan metode penelitian dengan pendekatan metodologi kualitatif oleh Mathew B.Miles dan A. Michael Huberman (1992). Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat yang digunakan untuk menentukan prioritas pendekatan yang tepat untuk menciptakan arah kebijakan bank sampah. Orang-orang (informan) terdiri dari pejabat pemerintah, pengelola dan masyarakat pengguna bank sampah.
Hasil yang diperoleh dalam penentuan urutan priotitas pendekatan yang tepat untuk menciptakan arah kebijakan bank sampah adalah pendekatan partisipasi keluarga, kesejahteraan dan keamanan lingkungan. Sedangkan analisis SWOT digunakan untuk menentukan strategi bank sampah sebagai upaya-upaya apa yang seharusnya disusun dalam meningkatkan peran strategis dalam mendukung ketahanan keluarga melalui strategi konsolidasi dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki bank sampah, sehingga bank sampah memungkinkan mendukung terwujudnya ketahanan keluarga yang meliputi aspek Sosial Budaya dengan adanya partisipasi interaksi antar para keluarga mengelola sampah; aspek Ekonomi dengan adanya tambahan pendapatan bagi kesejahteraan keluarga ; aspek keamanan lingkungan dengan terciptanya lingkungan yang aman, hijau dan bersih sehingga terlindunginya kesehatan keluarga.

This thesis seeks to explain how the strategic role of the bank sampah to support sustainable family resilience by looking at the condition of Indonesia's largest source of waste is the waste that comes from households by 48 percent (BPS, 2004), whereas in Jakarta's largest source of waste derived from waste in settlement of 52.97 percent (Jakarta Saprof Studies, 2007), so that the processing required to handle waste from the waste sources in residential household waste through the bank sampah views of various aspects of family resilience in a sustainable manner. An important finding of this study is the prominence of family participation approach in improving the welfare and security of the family to run the strategic role of the bank sampah.
Object description Bank Sampah Malaka Sari shows the factors that cause problems covering various aspects of family resilience in a sustainable manner. Problem of the role of Bank Sampah in the management of household waste, including strengths, weaknesses, opportunities and threats facing at the moment, especially the lack of government attention to the economic, social and cultural causes weak ability of meeting the needs of families who are generally in a poor state determined the effort -attempts to do in improving the strategic role of Bank Sampah in support of family resilience.
To support this research used methods of qualitative research methodology approach by Mathew B.Miles and A. Michael Huberman (1992). With qualitative data we can follow and understand the flow of events in chronological order, assess cause and effect within the minds of local people and gained a lot of and useful explanations are used to determine the priority of the right approach to creating policy bank sampah. People (informants) consisting of government officials, managers and user community bank sampah.
The results obtained in the determination of the order priotitas right approach to creating policy bank sampah is a participatory approach to family, welfare and safety of the environment. While the SWOT analysis is used to determine the strategy bank sampah as what efforts should be arranged in increasing strategic role in supporting family resilience through a consolidation strategy to capitalize on the opportunities that exist to minimize the weaknesses of the bank sampah, so that bank sampah lets support the realization of family resilience which include socio-cultural aspects of interactions with the participation of the family to manage waste; Economic aspects with the additional income for the family welfare; environmental safety aspects of the creation of an environment that is safe, green and clean so that protection of family health."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Rahmawati
"Pembelajaran jarak jauh meningkatkan stres ibu rumah tangga. Upaya ibu rumah tangga mengatasi masalah pembelajaran jarak jauh dipengaruhi keyakinan dan ketangguhan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara efikasi diri, resiliensi, dan strategi koping dengan tingkat stres ibu rumah tangga saat mendampingi anak belajar di rumah. Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif-korelasi, pendekatan retrospektif, dan teknik potong lintang melibatkan 110 ibu rumah tangga yang memiliki anak Sekolah Dasar Kelas 1-3, didapatkan melalui teknik quota sampling. Hasil analisis bivariat dengan uji kai kuadrat menunjukkan ada hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres (p=0,008), ada hubungan resiliensi dengan tingkat stres (p=0,037), dan ada hubungan strategi koping dengan tingkat stres (p=0,005). Penelitian ini membantu pengembangan instansi kesehatan dan pendidikan; pendidikan dan penelitian keperawatan terkait efikasi diri, resiliensi, strategi koping, dan tingkat stres. Pelatihan dan peningkatan pengetahuan ibu tentang cara pendampingan anak serta penguatan sistem pendukung bagi ibu direkomendasikan.

Distance learning increases the stress of housewives. The efforts of housewives to overcome distance learning problems are influenced by self-efficacy and resilience. This study was aiming to identify the relationship between self-efficacy, resilience, and coping strategies with the stress level of housewives when accompanying children to study at home. Quantitative research with descriptive-correlation design, retrospective approach, and cross-sectional technique involving 110 housewives who has elementary school children in 1st-3rd grade, obtained through quota sampling technique. The results of the bivariate analysis with the chi square test showed that there was a relationship between self-efficacy and stress levels ("
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>