Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Assyifa Fauzia
"Pertanian perkotaan berkelanjutan berbasis komunitas adalah praktik pertanian di lingkungan perkotaan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan, biodiversitas, dan kualitas lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, sebagai contoh penerapan konsep tersebut. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi pertanian perkotaan berkelanjutan berbasis komunitas dalam membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pelaku pertanian di Cempaka Putih adalah wanita non-produktif dengan pengalaman bertani yang cukup lama. Inovasi teknologi seperti hidroponik dan vertikultur diterapkan untuk mengatasi keterbatasan lahan, dengan produktivitas tertinggi di RW 03 Cempaka Putih Timur. Keberlanjutan berbasis komunitas di wilayah ini bervariasi, dengan RW 03 Cempaka Putih Timur menunjukkan kemajuan signifikan, sedangkan komunitas lain memerlukan peningkatan aspek ekologi. Strategi agresif untuk pertanian perkotaan berkelanjutan berfokus pada pemanfaatan teknologi dan kolaborasi dengan sektor swasta serta pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan efisiensi lahan di wilayah perkotaan.

Sustainable urban farming community is an agricultural practice in urban environments that involves the active participation of communities to improve food security, biodiversity and environmental quality. This research was conducted in Cempaka Putih, Central Jakarta, as an example of the application of the concept. The purpose of this study was to formulate a strategy for sustainable urban farming to fulfill the food needs of the community, using quantitative and qualitative mixed methods. The results showed that most urban farmers in Cempaka Putih are non-productive women with long farming experience. Technological innovations such as hydroponics and verticulture are applied to overcome limited space, with the highest productivity in RW 03 Cempaka Putih Timur. Community-based sustainability in the region varies, with RW 03 Cempaka Putih Timur showing significant progress, while other communities require improvement in ecological aspects. Aggressive strategies for sustainable urban agriculture focus on technology utilization and collaboration with the private sector and government to improve food security and land efficiency in urban areas."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanza Bachtiar
"ABSTRAK
Studi ini membahas pertanian perkotaan di DKI Jakarta sebagai bentuk pengembangan partisipatif yang bertujuan untuk mewujudkan kota yang berkelanjutan melalui peningkatan kualitas hidup masyarakat dan kualitas lingkungan. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa pertanian perkotaan memiliki potensi untuk memberikan dampak multifungsi yang berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat perkotaan dan kualitas lingkungan. Banyak penelitian sebelumnya belum mengeksplorasi praktik pertanian perkotaan dalam kerangka pengembangan partisipatif. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya menganalisis dua hal, yaitu urban farming sebagai program pengembangan partisipatif dan bagaimana dampak urban farming terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat perkotaan dan kualitas lingkungan secara bersamaan. Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus di RW 03, Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi dalam pertanian perkotaan di RW 03 Cempaka Putih Timur tumbuh secara organik. Dalam prosesnya, para pemimpin lokal dan keberadaan komunitas dalam asosiasi lingkungan memiliki peran penting untuk mendorong partisipasi. Selain itu, ada banyak manfaat dari pertanian perkotaan yang mencakup ekonomi, sosial, dan lingkungan. Diharapkan bahwa penelitian lebih lanjut dapat terus melihat pertanian pertanian perkotaan di tempat lain dan apakah dampak pertanian perkotaan dapat terjadi dalam jangka panjang, terutama yang terkait dengan transmisi nilai-nilai untuk membangun kota yang berkelanjutan.

ABSTRACT
This study discusses urban agriculture in DKI Jakarta as a form of participatory development aimed at realizing a sustainable city through improving the quality of life of the people and the quality of the environment. Previous studies have shown that urban agriculture has the potential to have multifunctional effects related to improving the quality of life of urban communities and the quality of the environment. Many previous studies have not explored the practice of urban agriculture in a participatory development framework. Therefore, this study seeks to analyze two things, namely urban farming as a participatory development program and how the impact of urban farming on improving the quality of life of urban communities and environmental quality simultaneously. This research was conducted with a case study in RW 03, Kelurahan Cempaka Putih Timur, Central Jakarta, using a qualitative approach. Data collection techniques using in-depth interviews, observation, and secondary data methods. The results showed that participation in urban agriculture in RW 03 Cempaka Putih Timur grew organically. In the process, local leaders and the presence of communities in environmental associations have an important role to encourage participation. In addition, there are many benefits of urban agriculture that include economic, social, and environmental. It is hoped that further research can continue to look at urban agricultural agriculture elsewhere and whether the impact of urban agriculture can occur in the long term, especially those related to the transmission of values ​​to build sustainable cities."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwana Amalia
"Program revitalisasi Kota Tua Jakarta dimulai pada tahun 2014 pada masa pemerintahan Joko Widodo yang kemudian dilanjutkan pada tahun 2017-2022 pada masa pemerintahan Anies Baswedan. Masalah dalam penelitian ini adalah program revitalisasi terpusat di area Taman Fatahilah sehingga mengakibatkan aktivitas sosial terkonsentrasi di area tersebut. Akibatnya area di sekitar Taman Fatahilah ditinggalkan dan dianggap terbatasnya peluang bisnis. Area sekitarnya menjadi tempat relokasi PKL yang sebelumnya berdagang di Taman Fatahilah dan tempat pembuangan sampah kering sehingga mengalami degradasi lingkungan. Tujuan penelitian adalah mengusulkan konsep pengembangan kawasan yang dapat diimplementasikan di Kawasan Kota Tua Jakarta. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis ANT, analisis statistik deskriptif,dan analisis spasial. Hasil penelitian adalah adanya ketimpangan pembangunan di area Taman Fatahillah dan Taman Kota Intan (lokasi binaan) menjadi perhatian dalam penelitian ini. Peningkatan akses pejalan kaki serta kegiatan wisata dan perekonomian terpusat di area Taman Fatahillah. Berdasarkan hasil penelitian ini, yang menjadi perhatian dalam mengembangkan kawasan sejarah adalah peningkatan aksesiblitas dengan menyediakan pedestrian yang terintegrasi dengan penggunaan lahan wisata. Kesimpulan penelitian ini adalah Perencanaan pengembangan kawasan sejarah perlu memperhatikan potensi wisata dan ekonomi yang ada di dalam kawasan tersebut. Selain itu, dalam proses merencanakan suatu kawasan sejarah perlu keterlibatan multi-aktor, termasuk masyarakat.

The revitalization program for Jakarta's Old Town began in 2014 during the administration of Joko Widodo and continued from 2017 to 2022 under the administration of Anies Baswedan. The issue addressed in this study is that the revitalization efforts have been concentrated in the Taman Fatahilah area, leading to a centralization of social activities there. Consequently, the surrounding areas have been neglected, perceived as having limited business opportunities. These areas have become relocation sites for street vendors previously operating in Taman Fatahilah and have been used as dry waste disposal sites, resulting in environmental degradation. The purpose of this study is to propose a development concept that can be implemented in the Old Town Jakarta area. The methods used in this study include Actor-Network Theory (ANT) analysis, descriptive statistical analysis, and spatial analysis. The findings highlight the disparity in development between the Taman Fatahilah area and Taman Kota Intan (a designated development site). There is a concentration of pedestrian access, tourism activities, and economic activities in the Taman Fatahilah area. Based on the results of this study, a key consideration in developing historical areas is improving accessibility by providing integrated pedestrian pathways with land use for tourism purposes. The conclusion of this research is that the planning and development of historical areas need to take into account the existing tourism and economic potential within the area. Additionally, the planning process for historical areas requires the involvement of multiple stakeholders, including the community."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Magni Sundara
"Masalah utama yang dihadapi DKI Jakarta adalah perubahan fungsi lahan didorong oleh pertumbuhan ekonomi dengan ditandai oleh pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor. Sesuai data tahun 2015 DKI Jakarta memiliki luas hutan kota dengan luas 646 ha, dan pada tahun 2030 DKI Jakarta mempunyai target luasan hutan kota dengan luas 1,587 ha, artinya dibutuhkan luas lahan tambahan sebesar 941 ha. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulisan disertasi ini mempunyai tujuan untuk menentukan indeks luas hutan kota, melakukan analisa spasial sebagai dasar pemetaan lahan potensial, membangun model untuk melakukan optimalisasi dalam pengembangan hutan kota. Metode yang digunakan menggunakan indek relatif metode Marshal, analisis spasial perkotaan mengunakan alat bantu GIS, permodelan dibangun mengunakan model sistem dinamis. Hasilnya diperoleh besaran indek luasan hutan kota, diperoleh data luas lahan potensial hutan kota, tersebar di seluruh wilayah sesuai dengan zonasi kawasan yang diamati. Dari model yang di bangun menghasilkan model pengembangan hutan kota skala mikro.

The main problem faced by DKI Jakarta is the change in the function of land driven by economic growth characterized by the rapid growth in population and the number of motorized vehicles. According to 2015 data DKI Jakarta has an area of urban forest with an area of 646 ha, and in 2030 DKI Jakarta has a target of urban forest area with an area of 1,587 ha, meaning that an additional land area of 941 ha is needed. Based on these problems, the writing of this dissertation aims to determine the urban forest area index, conduct spatial analysis as a basis for mapping potential land, build a model to optimize the development of urban forests. The method used uses the relative index Marshal method, urban spatial analysis using GIS tools, modeling is built using a dynamic system model. The results obtained by the index size of urban forest area, obtained data on potential land area of urban forests, scattered throughout the area in accordance with the zoning area observed. From the built model produces a model of micro-scale urban forest development."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madrim Djody Gondokusumo
"ABSTRAK
Penelitian ini memilih topik kemiskinan dan lingkungan permukiman buruk di dalam kota, karena keprihatinan terhadap keberadaan masyarakat miskin yang signifkan dan kerusakan lingkungan yang parah di Jakarta. Melalui penelitian dengan perspektif ilmu lingkungan ini, penulis menawarkan konsep pemikiran baru untuk perencanaan tata ruang kota , yang dapat memberi arah jelas kepada pembangunan berkelanjutan di perkotaan. Pembangunan berkelanjutan yang dimaksud adalah proses mencapai masyarakat sejahtera dalam lingkungan hidup berkelanjutan. Masyarakat sejahtera berarti seluruh anggota masyarakat dapat berproses meningkatkan kualitas hidup mereka, baik secara material maupun non-material atau spiritual, dan tidak ada kesenjangan yang terlalu mencolok. Lingkungan hidup berkelanjutan berarti fungsi-fungsi lingkungan yang saling berinteraksi membentuk sistem kehidupan di Planet Bumi ini selalu terjaga.
Beberapa studi (antara lain Brundtland, G.H., 1987:235 dan World Bank 2000:25) mengungkapkan bahwa penduduk kota di seluruh dunia telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1950an, dan sejalan dengan itu terjadi pula peningkatan jumlah penduduk miskin, terutama di negara-negara sedang berkembang atau miskin. Permasalahan pokok kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang, termasuk Jakarta, antara lain adalah kemiskinan dan kesenjangan, kriminalitas dan pengangguran, kelangkaan air bersih dan sanitasi, banjir dan genangan, pencemaran air dan udara, sampah, lingkungan pemukiman kumuh yang luas, serta kemacetan lalu lintas. Hal tersebut menunjukkan bahwa di kota0kota itu tidak berlangsung proses pembangunan berkelanjutan.
Kota adalah suatu ekosistem yang terbentuk oleh proses-proses sosial. Permasalahan kota yang saling berinteraksi, hanya dapat difahami dengan paradigma holistik. Paradigma holistik melihat alam sebagai suatu entilas, suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi. Bagian-bagian atau komponen-komponen itu tidak dapat dipelajari secara terpisah-pisah, melainkan harus difahami bahwa setiap komponen adalah bagian dari suatu keseluruhan.
Masalah
Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta 2010, pemerintah kota mengakui bahwa masalah kritis yang dihadapinya adalah (a) kemiskinan dan kesenjangan, dan (b) kerusakan lingkungan. Kedua masalah itu harus diatasi, agar tercapai proses pembangunan berkelanjutan, yaitu masyarakat sejahtera dalam lingkungan hidup berkelanjutan.
Pedoman utama pembagungan kota Jakarta sejak 1965 adalah kebijakan rencana (tata ruang) kota, baik berbentuk Master Plan, Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) maupun RTRW yang berlaku sekarang hingga 2010. Akan tetapi kebijakan rencara kota Jakarta itu gagal menciptakan proses pembangunan berkelanjutan, karena (1) berfokus kepada pendekatan fisik dengan tujuan pertumbuhan ekonomi semata, (2) kondisi masyarakat, yang terdiri dari strata sosial berbeda, kemiskinan yang masih signifikan dan kesenjangan yang lebar antar strata masyarakat, luput dari perhatian para penentu kebijakan, yaiu para elit (penguasa, pemodal, para ahli)...."
2005
D1887
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madrim Djody Gondokusumo
"ABSTRAK
Penelitian ini memilih topik kemiskinan dan lingkungan permukiman buruk di dalam kota, karena keprihatinan terhadap keberadaan masyarakat miskin yang signifkan dan kerusakan lingkungan yang parah di Jakarta. Melalui penelitian dengan perspektif ilmu lingkungan ini, penulis menawarkan konsep pemikiran baru untuk perencanaan tata ruang kota , yang dapat memberi arah jelas kepada pembangunan berkelanjutan di perkotaan. Pembangunan berkelanjutan yang dimaksud adalah proses mencapai masyarakat sejahtera dalam lingkungan hidup berkelanjutan. Masyarakat sejahtera berarti seluruh anggota masyarakat dapat berproses meningkatkan kualitas hidup mereka, baik secara material maupun non-material atau spiritual, dan tidak ada kesenjangan yang terlalu mencolok. Lingkungan hidup berkelanjutan berarti fungsi-fungsi lingkungan yang saling berinteraksi membentuk sistem kehidupan di Planet Bumi ini selalu terjaga.
Beberapa studi (antara lain Brundtland, G.H., 1987:235 dan World Bank 2000:25) mengungkapkan bahwa penduduk kota di seluruh dunia telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1950an, dan sejalan dengan itu terjadi pula peningkatan jumlah penduduk miskin, terutama di negara-negara sedang berkembang atau miskin. Permasalahan pokok kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang, termasuk Jakarta, antara lain adalah kemiskinan dan kesenjangan, kriminalitas dan pengangguran, kelangkaan air bersih dan sanitasi, banjir dan genangan, pencemaran air dan udara, sampah, lingkungan pemukiman kumuh yang luas, serta kemacetan lalu lintas. Hal tersebut menunjukkan bahwa di kota0kota itu tidak berlangsung proses pembangunan berkelanjutan.
Kota adalah suatu ekosistem yang terbentuk oleh proses-proses sosial. Permasalahan kota yang saling berinteraksi, hanya dapat difahami dengan paradigma holistik. Paradigma holistik melihat alam sebagai suatu entilas, suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi. Bagian-bagian atau komponen-komponen itu tidak dapat dipelajari secara terpisah-pisah, melainkan harus difahami bahwa setiap komponen adalah bagian dari suatu keseluruhan.
Masalah
Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta 2010, pemerintah kota mengakui bahwa masalah kritis yang dihadapinya adalah (a) kemiskinan dan kesenjangan, dan (b) kerusakan lingkungan. Kedua masalah itu harus diatasi, agar tercapai proses pembangunan berkelanjutan, yaitu masyarakat sejahtera dalam lingkungan hidup berkelanjutan.
Pedoman utama pembagungan kota Jakarta sejak 1965 adalah kebijakan rencana (tata ruang) kota, baik berbentuk Master Plan, Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) maupun RTRW yang berlaku sekarang hingga 2010. Akan tetapi kebijakan rencara kota Jakarta itu gagal menciptakan proses pembangunan berkelanjutan, karena (1) berfokus kepada pendekatan fisik dengan tujuan pertumbuhan ekonomi semata, (2) kondisi masyarakat, yang terdiri dari strata sosial berbeda, kemiskinan yang masih signifikan dan kesenjangan yang lebar antar strata masyarakat, luput dari perhatian para penentu kebijakan, yaiu para elit (penguasa, pemodal, para ahli)...."
2005
D745
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sandrina Aurelia
"Pekerja perkotaan akan memilih untuk tinggal pada kawasan yang dapat memberikan kesempatan pekerjaan yang lebih besar daripada daerah asalnya. Berdasarkan pengalaman berpindah para pekerja, lokasi dan stabilitas pekerjaan menjadi faktor utama pertimbangan mereka dalam memilih rumah. Pekerja yang tinggal sementara akan menemukan banyak rasa ketidakstabilan dan ketidakamanan saat bertinggal, sehingga mereka akan membentuk sebuah ikatan sementara untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Ikatan ini diuraikan dengan konsep disposable ties yang berperan sebagai substitusi dari rendahnya sense of community belonging yang dimiliki oleh para pekerja. Terbentuknya disposable ties akan memengaruhi makna rumah bagi para pekerja perkotaan. Keterkaitan antara keduanya akan dilihat dalam tinjauan teori dan analisis studi kasus pada sebuah kampung kota di Jakarta yang sering menjadi alternatif tempat tinggal bagi para pekerja. Rumah bagi para pekerja perkotaan adalah tempat singgah sementara, namun dengan terbentuknya disposable ties, rumah dapat dimaknai juga sebagai tempat yang dapat menyediakan kebutuhan dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh para pekerja melalui ikatan komunitas.

Urban workers will preferably choose to live in areas that can provide greater job opportunities than their previous home areas. Based on the experience of mobile workers, location and job stability are the main factors they consider when choosing a house. Workers who live temporarily will find a lot of instability and insecurity while living, thus they will form a temporary bond to be able to meet their needs. This bond is described by the concept of disposable ties, which act as a substitute for the low sense of community belonging possessed by workers. The formation of disposable ties will affect the meaning of home for urban workers. The connection will be seen in a theoretical review and case study analysis of an urban village in Jakarta, which is often chosen as an alternative living place for workers. Home for urban workers is a temporary shelter, but with the existence of disposable ties, home can also be interpreted as a place that can provide their needs through community ties, despite all the limitations that workers have."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Zhafira Dewi
"Urban Farming menjadi salah satu pendekatan ramah lingkungan untuk dapat mempermudah akses masyarakat dalam mendapatkan bahan makanan yang segar dan sehat. Pendekatan ini bersesuaian dengan konsep kelompok dalam menghadirkan green district pada kawasan. Dalam tugas akhir ini, akan dibahas mengenai konsep beserta hasil desain bangunan berupa restoran yang menerapkan konsep Urban Farming dalam pengoperasiannya. Urban Farming digunakan sebagai sumber utama bahan makanan dalam restoran. Aspek interaktif dan edukatif juga dihadirkan melalui sistem restoran dimana pengunjung restoran dapat memanen hasil Urban Farming dan pengadaan workshop. Desain ini bertujuan untuk memperkenalkan sistem pangan yang sustainable bagi masyarakat sekitar Mangga Besar.

Urban Farming is an environmentally friendly approach to give access for community to fresh and healthy food produce. This approach corresponds to the group's concept of presenting a green district in the region. In this final project, we will discuss the concept and the building design in the form of a restaurant that applies the Urban Farming concept in its operation. Urban Farming is used as the main source of food ingredients in the restaurant. Interactive and educative aspects are also presented through a restaurant system where restaurant visitors can harvest Urban Farming produce and participate in workshops. This design aims to introduce a sustainable food system for the community around Mangga Besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Based on studies across five UK cities, the book draws out findings of relevance to sustainable cities worldwide. As well as an invaluable reference to researchers in sustainable planning and urban design, the book will provide a useful text for advanced undergraduate and graduate courses and for policy makers dealing with these issues"
Dordrecht: Springer, 2010
307.76 DIM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>