Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177883 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liya Kurniasari
"Proses penuaan mengakibatkan beberapa perubahan struktur dan fungsional pada pembuluh darah arteri yang mengakibatkan penurunan elastisitas dan kemampuan arteri dalam mengakomodasi perubahan volume darah selama siklus jantung sehingga mengakibatkan adanya peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Hipertensi perlu ditangani untuk mencegah munculnya komplikasi yang akan mengancam kondisi kesehatan lansia lebih buruk lagi. Studi kasus ini menerapkan penanganan hipertensi non farmakologis dengan terapi foot massage. Studi kasus dilakukan kepada 3 lansia dengan risiko ketidakstabilan tekanan darah. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan intervensi selama 12 hari didapatkan tekanan darah sistolik mengalami penurunan 23 mmHg, 18 mmHg, dan 20 mmHg. Tekanan darah diastolik mengalami penurunan 6 mmHg, 7 mmHg, dan 6 mmHg. Penurunan MAP sebesar 12 mmHg, 9 mmHg dan 19 mmHg. Studi kasus ini disarankan di lanjutkan dengan penelitian intervensi agar dapat diketahui efektivitasnya dengan eksperimen.

The aging leads to structural and functional changes in arterial blood vessels, resulting in reduced elasticity and the arteries' ability to accommodate changes in blood volume during the cardiac cycle, which can lead to increased blood pressure or hypertension. Hypertension needs to be managed to prevent the emergence of complications that could further threaten the health condition of the elderly. This case study applied non-pharmacological hypertension management using foot massage therapy. The case study was conducted on three elderly individuals at risk of blood pressure instability. Results after a 12-day intervention showed reductions in systolic blood pressure by 23 mmHg, 18 mmHg, and 20 mmHg. Diastolic blood pressure decreased by 6 mmHg, 7 mmHg, and 6 mmHg. Mean arterial pressure (MAP) decreased by 12 mmHg, 9 mmHg, and 19 mmHg. This case study recommends follow-up with interventional research to determine its effectiveness through experimentation. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Dewina
"Proses bertambahnya usia (menua) akan mempengaruhi berbagai penurunan sistem atau fungsi tubuh. Salah satunya adalah mengalami penurunan sistem kardiovaskular. Penurunan yang terjadi pada sistem kardiovaskular akan menyebabkan berbagai konsekuensi dan dapat diperburuk dengan hipertensi yang diderita lansia. Dampaknya lansia mengalami risiko ketidakstabilan tekanan darah. Sebagai intervensi risiko ketidakstabilan tekanan darah terapi non-famakologis sebagai pelengkap terapi farmakologis seperti aromatherapy foot massage dapat membantu menurunkan tekanan darah. Aromatherapy foot massage dapat membantu memperlancar sirkulasi serta memberikan efek rileksasi sehingga menurunkan tekanan darah. Intervensi ini dilakukan selama 9 kali dengan durasi intervensi selama 10 menit pemijatan kaki kiri dan 10 menit pemijatan kaki kanan. Sebelum dilakukan intervensi dipastikan lansia dalam kondisi rileks dan 30 menit setelah melakukan aktivitas, lalu dilakukan perendaman air hangat 30 menit. Evaluasi dilakukan dengan mengukur tekanan darah dan MAP sebelum dan sesudah intervensi. Dari hasil intervensi didapatkan penurunan tekanan darah ditemukan sebesar 5 sampai 9 mmHg untuk tekanan darah sistolik, sedangkan untuk tekanan darah diastolik terjadi penurunan sebanyak 4 sampai 6 mmHg, serta MAP terjadi penurunan 5 sampai 8 mmHg. Hal ini mebuktikan keefektifan intervensi aromatherapy foot massage. Oleh sebab itu, dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan petugas, perawat, atau mahasiswa di panti yang sedang berpraktik dapat melanjutkan intervensi ini sebagai intervensi risiko ketidakstabilan tekanan darah yang ada di panti.

The process of increasing age (aging) will affect various decreases in body systems or functions. One of them is experiencing a decrease in the cardiovascular system. The decrease that occurs in the cardiovascular system will lead to various consequences and can be exacerbated by hypertension suffered by the elderly. As a result, the elderly experience the risk of blood pressure instability. As a risk intervention for blood pressure instability, non-phamaxological therapies as a complement to pharmacological therapies such as aromatherapy, foot massage can help lower blood pressure. Aromatherapy foot massage can help facilitate circulation and provide a relaxing effect so as to lower blood pressure. This intervention was carried out for 9 times with the duration of the intervention for 10 minutes of left leg massage and 10 minutes. From the results of the intervention, a decrease in blood pressure was found by 5 to 9 mmHg for systolic blood pressure, while for diastolic blood pressure there was a decrease of 4 to 6 mmHg, and MAP decreased by 5 to 8 mmHg. This proves the effectiveness of aromatherapy foot massage intervention. Therefore, with this scientific work, it is hoped that officers, nurses, or students in institutions who are practicing can continue this intervention as a critical intervention"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Dewina
"Proses bertambahnya usia (menua) akan mempengaruhi berbagai penurunan sistem atau fungsi tubuh. Salah satunya adalah mengalami penurunan sistem kardiovaskular. Penurunan yang terjadi pada sistem kardiovaskular akan menyebabkan berbagai konsekuensi dan dapat diperburuk dengan hipertensi yang diderita lansia. Dampaknya lansia mengalami risiko ketidakstabilan tekanan darah. Sebagai intervensi risiko ketidakstabilan tekanan darah terapi non-famakologis sebagai pelengkap terapi farmakologis seperti aromatherapy foot massage dapat membantu menurunkan tekanan darah. Aromatherapy foot massage dapat membantu memperlancar sirkulasi serta memberikan efek rileksasi sehingga menurunkan tekanan darah. Intervensi ini dilakukan selama 9 kali dengan durasi intervensi selama 10 menit pemijatan kaki kiri dan 10 menit pemijatan kaki kanan. Sebelum dilakukan intervensi dipastikan lansia dalam kondisi rileks dan 30 menit setelah melakukan aktivitas, lalu dilakukan perendaman air hangat 30 menit. Evaluasi dilakukan dengan mengukur tekanan darah dan MAP sebelum dan sesudah intervensi. Dari hasil intervensi didapatkan penurunan tekanan darah ditemukan sebesar 5 sampai 9 mmHg untuk tekanan darah sistolik, sedangkan untuk tekanan darah diastolik terjadi penurunan sebanyak 4 sampai 6 mmHg, serta MAP terjadi penurunan 5 sampai 8 mmHg. Hal ini mebuktikan keefektifan intervensi aromatherapy foot massage. Oleh sebab itu, dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan petugas, perawat, atau mahasiswa di panti yang sedang berpraktik dapat melanjutkan intervensi ini sebagai intervensi risiko ketidakstabilan tekanan darah yang ada di panti.

The process of increasing age (aging) will affect various decreases in body systems or functions. One of them is experiencing a decrease in the cardiovascular system. The decrease that occurs in the cardiovascular system will lead to various consequences and can be exacerbated by hypertension suffered by the elderly. As a result, the elderly experience the risk of blood pressure instability. As a risk intervention for blood pressure instability, non-phamaxological therapies as a complement to pharmacological therapies such as aromatherapy, foot massage can help lower blood pressure. Aromatherapy foot massage can help facilitate circulation and provide a relaxing effect so as to lower blood pressure. This intervention was carried out for 9 times with the duration of the intervention for 10 minutes of left leg massage and 10 minutes. From the results of the intervention, a decrease in blood pressure was found by 5 to 9 mmHg for systolic blood pressure, while for diastolic blood pressure there was a decrease of 4 to 6 mmHg, and MAP decreased by 5 to 8 mmHg. This proves the effectiveness of aromatherapy foot massage intervention. Therefore, with this scientific work, it is hoped that officers, nurses, or students in institutions who are practicing can continue this intervention as a critical intervention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nastasia
"Lansia dapat mengalami penurunan fungsional tubuh, salah satunya perubahan sistem kardiovaskuler. Hipertensi merupakan salah satu penyakit sistem kardiovaskuler yang dialami oleh lansia. Hipertensi yang tidak dikontrol dengan baik akan menyebabkan komplikasi yang dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas bagi lansia. Intervensi foot massage merupakan salah satu intervensi non farmakologis yang dapat digunakan dalam manajemen hipertensi pada lansia. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui efek foot massage dalam tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Penulisan ini menggunakan metode studi kasus pada lansia dengan hipertensi yang tidak terkontrol. Intervensi foot massage dilakukan selama 9 hari dengan waktu 30 menit setiap sesinya dan dievaluasi dengan pengukuran tekanan darah sebelum dan setelah intervensi. Hasil intervensi menunjukkan bahwa intervensi foot massage berefek terhadap tekanan darah yang ditandai dengan adanya penurunan rerata tekanan darah sistolik sebesar 15 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 10 mmHg. Penerapan intervensi foot massage dapat diterapkan secara rutin sebagai salah satu manajemen hipertensi pada lansia di panti sosial tresna werdha.

The elderly have a decreased functional capacity, including changed in the cardiovascular system. Hypertension is one of the common cardiovascular system diseases in the elderly. Uncontrolled high blood pressure can lead to complications that can increase mortality and morbidity for the elderly. Foot massage is one of the non-pharmacological interventions that can be used in the management of hypertension in the elderly. This paper aims to determine the effect of foot massage on blood pressure in patients with hypertension. The method used in this paper is a case study in the elderly with uncontrolled hypertension. The foot massage intervention is given 9 days with 30 minutes each session and evaluated by measuring blood pressure before and after the intervention. The results showed that the foot massage was effect on blood pressure which was marked by an decrease in average systolic blood pressure by 15 mmHg and average diastolic blood pressure by 10 mmHg. The application of foot massage intervention can be applied routinely as one of hypertension management in the elderly at nursing home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Mustika Ratu
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak dialami oleh lanjut usia. Kondisi fisik yang semakin menua membuat adanya perubahan pada sistem kardiovaskular sehingga risiko terjadinya hipertensi pada lansia semakin tinggi. Diperlukan adanya pengontrolan pengobatan maupun ke fasilitas kesehatan serta modifikasi gaya hidup untuk mengontrol tekanan darah bagi penderita hipertensi. Ketidakadekuatan dari manajemen hipertensi dapat menimbulkan masalah keperawatan salah satunya risiko ketidakstabilan tekanan darah. Penulisan ini melaporkan asuhan keperawatan pada lansia di Kelapa Dua Wetan dengan masalah risiko ketidakstabilan tekanan darah melalui penerapan intervensi keperawatan terapi rileksasi. Terapi rileksasi yang diberikan yakni pijat tengkuk (neck massage) yang dilakukan selama 6 sesi dan 10 menit setiap sesinya dengan teknik stroking, petrisage, dan friction. Hasil menunjukkan adanya penurunan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic selama dan setelah 6 sesi pasca pemijatan. Intervensi pijat tengkuk merupakan salah satu intervensi yang tidak memiliki efek samping dan membutuhkan peralatan minimal sehingga dapat dilaksanakan dan diterapkan dalam intervensi keperawatan.

Hypertension is one of the most common non-communicable diseases experienced by the elderly. Physical conditions that are getting older make changes in the cardiovascular system so that the risk of hypertension in the elderly is higher. It is necessary to control treatment as well as to health facilities as well as lifestyle modifications to control blood pressure for people with hypertension. Inadequate management of hypertension can cause nursing problems, one of which is the risk of blood pressure instability. This paper reports on nursing care for the elderly in Kelapa Dua Wetan with the problem of risk of blood pressure instability through the application of relaxation therapy nursing interventions. The relaxation therapy provided is neck massage which is carried out for 6 sessions and 10 minutes each session with stroking, petrisage, and friction techniques. The results showed a decrease in both systolic and diastolic blood pressure during and after 6 post-massage sessions. Neck massage intervention is an intervention that has no side effects and requires minimal equipment so that it can be implemented and applied in nursing interventions. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Ayu Setiady
"Lansia akan mengalami penurunan fungsional tubuh, salah satunya pada sistem kardiovaskuler. Salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling umum pada lansia adalah hipertensi. Karya ilmiah ini menganalisis penerapan evidence-based practices berupa intervensi unggulan dalam menurunkan tekanan darah yakni intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam. Intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam menjadi salah satu intervensi non farmakologis. Karya ilmiah yang dibahas ini menerapkan intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam selama 9 hari dengan waktu 40 menit setiap sesinya. Dari hasil intervensi telah menunjukkan bahwa intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah yang ditandai dengan adanya penurunan tekanan darah sistolik sebesar 12,3 mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik sebesar 14,3 mmHg. Berdasarkan hal ini penerapan intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam menjadi pilihan dalam menurunkan tekanan darah pada lansia. Penurunan tekanan darah yang dilakukannya dengan intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam juga dapat semakin efektif dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin dan mengontrol faktor risiko hipertensi. Diharapkan intervensi ini dapat memberikan manfaat kepada perawat di lahan praktik untuk menerapkan secara rutin dalam manajemem hipertensi pada lansia.

The elderly will decrease a functional of the body, one of which is the cardiovascular system. One of the most common cardiovascular diseases in the elderly is hypertension. This research analyzes the application of evidence-based practices which the form of superior interventions in reducing blood pressure, constitute foot massage and deep breath relaxation interventions. Foot massage and deep breath relaxation interventions are one of the non-pharmacological interventions. This research discussed applies foot massage and deep breath relaxation interventions for 9 days with 40 minutes each session. The results of the intervention have shown that the intervention of foot massage and deep breath relaxation are very effective to reduce blood pressure characterized by a decrease in systolic blood pressure by 12.3 mmHg and a decrease in diastolic blood pressure by 14.3 mmHg. Based on this, the application of foot massage and deep breath relaxation interventions are an option to reduce blood pressure in the elderly. The decrease in blood pressure with the intervention of foot massage and deep breath relaxation can also be more effective by doing regular physical activity and controlling risk factors for hypertension. It is hoped that this intervention can provide benefits to nurses in the practice area to apply routinely in managing hypertension in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nauli, Cindi Fakta
"Konstipasi merupakan salah satu masalah umum yang dialami oleh lansia karena manifestasi dari perubahan fisiologis pada tubuh mereka. Konstipasi adalah kondisi saat lansia mengalami buang air besar yang jarang dan sulit dengan tinja yang keras serta sensasi buang air besar yang tidak tuntas atau mengejan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan yang sesuai bagi lansia dengan konstipasi dan mengevaluasi intervensi unggulan yang dapat diberikan. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi adalah masase abdomen dengan minyak aromaterapi lavender, jahe, dan almond yang dilakukan selama lima hari berturut-turut pada lansia yang mengalami konstipasi. Hasil dari intervensi yang dilakukan menunjukkan bahwa masase abdomen dengan minyak aromaterapi lavender, jahe, dan almond efektif dalam menurunkan gejala ketidaknyamanan seperti kembung, kurangnya frekuensi BAB, tekanan pada rektum, nyeri pada rektum, ukuran feses yang kecil tapi keras dan merasa mulas namun kesulitan buang air besar. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa intervensi tersebut menurunkan skor Constipation Assessment Scale (CAS) pada lansia dengan konstipasi.

Constipation is a common problem experienced by the elderly because it is a manifestation of physiological changes in their bodies. Constipation is a condition when elderly people experience infrequent and difficult defecation with hard stools and the sensation of incomplete defecation or straining. The aim of this paper is to identify appropriate nursing care for elderly people with constipation and evaluate superior interventions that can be provided. One of the nursing interventions that can be carried out to treat constipation is abdominal massage with lavender, ginger, and almond aromatherapy oil which is carried out for five consecutive days for elderly people who experience constipation. The results of the intervention carried out showed that abdominal massage with lavender, ginger, and almond aromatherapy oil was effective in reducing symptoms of discomfort such as bloating, lack of frequency of defecation, pressure in the rectum, pain in the rectum, small but hard stools and feeling heartburn but having difficulty defecating. The evaluation results also showed that the intervention reduced Constipation Assessment Scale (CAS) scores in elderly people with constipation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nauli, Cindi Fakta
"Konstipasi merupakan salah satu masalah umum yang dialami oleh lansia karena manifestasi dari perubahan fisiologis pada tubuh mereka. Konstipasi adalah kondisi saat lansia mengalami buang air besar yang jarang dan sulit dengan tinja yang keras serta sensasi buang air besar yang tidak tuntas atau mengejan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan yang sesuai bagi lansia dengan konstipasi dan mengevaluasi intervensi unggulan yang dapat diberikan. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi adalah masase abdomen dengan minyak aromaterapi lavender, jahe, dan almond yang dilakukan selama lima hari berturut-turut pada lansia yang mengalami konstipasi. Hasil dari intervensi yang dilakukan menunjukkan bahwa masase abdomen dengan minyak aromaterapi lavender, jahe, dan almond efektif dalam menurunkan gejala ketidaknyamanan seperti kembung, kurangnya frekuensi BAB, tekanan pada rektum, nyeri pada rektum, ukuran feses yang kecil tapi keras dan merasa mulas namun kesulitan buang air besar. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa intervensi tersebut menurunkan skor Constipation Assessment Scale (CAS) pada lansia dengan konstipasi.

Constipation is a common problem experienced by the elderly because it is a manifestation of physiological changes in their bodies. Constipation is a condition when elderly people experience infrequent and difficult defecation with hard stools and the sensation of incomplete defecation or straining. The aim of this paper is to identify appropriate nursing care for elderly people with constipation and evaluate superior interventions that can be provided. One of the nursing interventions that can be carried out to treat constipation is abdominal massage with lavender, ginger, and almond aromatherapy oil which is carried out for five consecutive days for elderly people who experience constipation. The results of the intervention carried out showed that abdominal massage with lavender, ginger, and almond aromatherapy oil was effective in reducing symptoms of discomfort such as bloating, lack of frequency of defecation, pressure in the rectum, pain in the rectum, small but hard stools and feeling heartburn but having difficulty defecating. The evaluation results also showed that the intervention reduced Constipation Assessment Scale (CAS) scores in elderly people with constipation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Nabilah Johan
"Sistem kardiovaskular pada lansia mengalami perubahan secara fisiologis selama proses penuaan. Namun, gaya hidup lansia yang kurang sehat menjadi faktor pendukung terjadinya peningkatan tekanan darah secara progresif, yang dapat mengarah pada masalah hipertensi. Seorang lansia kelolaan dalam penulisan ini memiliki gaya hidup merokok dan stres, serta tidak patuh pada program pengobatan yang membuat tekanan darahnya mengalami fluktuasi. Sehingga masalah keperawatan utama yang ditegakan adalah risiko ketidakstabilan tekanan darah dan rencana asuhan keperawatan yang dipilih yaitu manajemen hipertensi melalui modifikasi gaya hidup. Intervensi unggulan cucumber infused water dan terapi slow deep breathing yang merupakan bagian dari modifikasi gaya hidup dilakukan pada pasien. Cucumber infused water melalui perendaman 12 potong mentimun dalam 200 ml air selama 12 jam dan terapi slow deep breathing dengan 6 napas per menit selama 15 menit yang dilakukan selama 12 hari memberikan hasil adanya penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik terjadi sebesar 4,17 mmHg dan 0,42 mmHg setelah penerapan intervensi cucumber infused water serta sebesar 4,67 mmHg dan 2,75 mmHg setelah penerapan intervensi slow deep breathing. Oleh karena adanya efek penurunan pada tekanan darah lansia tersebut, membuat intervensi ini dapat dilakukan secara berkala sesuai indikasi.

The cardiovascular system in elderly undergoes physiological changes during the aging process. However, the unhealthy lifestyle in elderly is a contributing factor to the progressive increase in blood pressure, which can lead to hypertension problems. An elderly managed in this paper has a smoking and stressful lifestyle, and doesn’t comply with a treatment program that makes his blood pressure fluctuate. So that the main nursing problem that is enforced is the risk of blood pressure instability and the chosen nursing care plan is hypertension management through lifestyle modification. The superior intervention of cucumber infused water and slow deep breathing therapy which is part of lifestyle modification is carried out on the patient. Cucumber infused water through soaking 12 pieces of cucumber in 200 ml of water for 12 hours and slow deep breathing therapy with 6 breaths per minute for 15 minutes for 12 days gave the results of lowering blood pressure. The decrease in systolic and diastolic blood pressure occurred by 4.17 mmHg and 0.42 mmHg after the implementation of the cucumber infused water intervention and 4.67 mmHg and 2.75 mmHg after the implementation of the slow deep breathing intervention. Because of the decreasing effect on the elderly's blood pressure, this intervention can be carried out periodically according to indications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ara Tayomi
"Hipertensi masih menjadi tren penyakit yang paling sering diderita oleh lansia. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan menggunakan intervensi non-farmakologi dan intervensi farmakologi. Intervensi yang disarankan untuk penatalaksanaan pertama pada penderita hipertensi ialah intervensi non-farmakologi melalui modifikasi gaya hidup dengan mengatur pola diet. Diet yang disarankan ialah Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Tujuan dari penerapan diet DASH ini ialah untuk menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi dengan masalah keperawatan risiko ketidakstabilan tekanan darah. Intervensi dilakukan selama empat belas hari penerapan diet DASH dengan pencatatan asupan makanan menggunakan food recall 24 jam setiap harinya dan pengukuran tekanan darah setiap kunjungan rumah. Hasil dari intervensi yang telah dilakukan pada Nenek K tidak menunjukan hasil yang diharapkan, tekanan darah pada Nenek K tidak menurun secara signifikan. Akan tetapi, pola makan pada Nenek K sudah teratur dan terkontrol dengan penerapan diet DASH. Hal ini terjadi karena ada berbagai faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah seperti aktivitas fisik, stres, dan kepatuhan minum obat, sehingga alasan dari tujuan intervensi tidak tercapai selain waktu penerapan yang singkat, masih banyak hal yang mempengaruhi tekanan darah pada lansia dan diet makanan hanya salah satu faktor saja.

Hypertension is still one of the most common disease suffered by the elderly. Managing hypertension is done through non-pharmacological and pharmacological intervention. The recommended intervention as first-line intervention for patients with hypertension is non-pharmacological through lifestyle modification by adjusting diet patterns. The recommended diet pattern is Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). The purpose of implementing DASH is to reduce blood pressure in patients with the risk of blood pressure instability. In this study, the intervention was carried out for fourteen days of applying DASH. Food intake was recorded using food recall 24 hours a day and blood pressure was measured at every home visit. The results of the intervention that had been carried out on Mrs. K did not show the expected results. Mrs. K’s blood pressure did not decrease significantly. This happened because of the short implementation time of the DASH diet, which was 14 days. The results of this study could be to be used by nurses as a reference in implementing DASH for the elderly with hypertension to reduce blood pressure. However, Mrs. K's eating pattern was regular and controlled with the application of DASH diet. There were other factors that affected blood pressure such as physical activity, stress, and medication adherence that might have contributed to the failing of the intervention. The short amount of time during which the intervention was done was just one factor of it. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>