Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64387 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Izzatul Islam
"Penelitian ini mengkaji pengaruh penambahan katalis ferosen terhadap pembentukan grafen oksida tereduksi yang disintesis dari biomassa tandan kosong kelapa sawit. Biomassa diproses melalui karbonisasi, pencucian asam dengan asam fluoride (HF), pirolisis dengan variasi persentase katalis ferosen 8%, 12%, dan 16%, serta ultrasonikasi. Karakterisasi material dilakukan dengan Raman Spectroscopy, FTIR, XRD, SEM-EDS, dan UV-Vis. Hasil Raman menunjukkan penurunan rasio intensitas pita D terhadap pita G, mengindikasikan pengurangan cacat struktur dalam domain karbon sp2. FTIR mengidentifikasi adanya gugus fungsional oksigen yang menunjukkan keberhasilan reduksi. XRD menunjukkan pola difraksi khas pada 2θ ≈ 26° dan 44°, mengindikasikan kristalinitas yang lebih baik. SEM-EDS memperlihatkan morfologi lembaran bertumpuk dengan kerutan, serta rasio atom karbon dan oksigen. UV-Vis digunakan untuk menghitung band gap grafen oksida tereduksi melalui Tauc Plot. Penambahan katalis ferosen mempercepat pirolisis dan meningkatkan kualitas grafen oksida tereduksi dengan menurunkan cacat struktur, meningkatkan kristalinitas, serta mengurangi gugus fungsional oksigen.

This study investigates the effect of adding ferrous catalyst on the formation of reduced graphene oxide synthesized from empty fruit bunch biomass of oil palm. The biomass is processed through carbonization, acid washing using hydrofluoric acid (HF), pyrolysis with varying ferrous catalyst percentages of 8%, 12%, and 16%, and ultrasonication. Material characterization is performed using Raman Spectroscopy, FTIR, XRD, SEM-EDS, and UV-Vis. Raman results show a decrease in the intensity ratio of the D band to the G band, indicating a reduction in structural defects within the sp2 carbon domain. FTIR identifies the presence of oxygen-containing functional groups, indicating successful reduction. XRD reveals characteristic diffraction patterns at 2θ ≈ 26° and 44°, indicating improved crystallinity. SEM-EDS shows stacked sheet morphology with wrinkles, as well as the carbon to oxygen atomic ratio. UV-Vis is used to determine the band gap of the reduced graphene oxide through Tauc Plot analysis. The addition of ferrous catalyst not only accelerates the pyrolysis process but also enhances the quality of reduced graphene oxide by reducing structural defects, improving crystallinity, and reducing oxygen-containing functional groups."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahman
"Biomassa merupakan salah satu sumber energi alternatif yang berpotensi untuk dimaksimalkan di Indonesia. Sumber biomassa yang berpotensi salah satunya adalah kelapa sawit yang ketersediaannya melimpah dan limbah tandan kosongnya dapat diolah menjadi bio-oil. Namun produk bio-oil ini biasanya belum memiliki kualitas yang baik umumnya karena kandungan oksigenat yang tinggi sehingga belum bisa diaplikasikan secara luas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar senyawa oksigenat dalam bio-oil. Penelitian ini memakai temperatur operasi 550oC dengan lima perlakuan berbeda, yaitu tanpa melibatkan katalis, lalu menggunakan katalis ZSM-5 dengan dua ukuran kristal berbeda dan NiZSM-5 dengan dua ukuran kristal yang berbeda. Sintesis katalis ZSM-5 dilakukan dua kali dengan jumlah kadar air yang berbeda untuk mengontrol ukuran kristal yang didapatkan. Sintesis katalis ZSM-5 telah berhasil membentuk kristal alumina silika dengan ukuran partikel 3-5 μm pada sintesis pertama dan 150-250 nm pada sintesis kedua. Sementara impregnasi logam nikel kedalam katalis ZSM-5 dilakukan dengan metode wet impregnation menghasilkan loading logam nikel sebesar 9.88% paa sintesis pertama dan 10.96% pada sintesis kedua.
Hasil sintesis bio-oil menunjukkan bahwa katalis mampu mereduksi kandungan senyawa oksigenat dan meningkatkan kandungan senyawa aromatik yang pada proses selanjutnya dapat dikonversi menjadi senyawa alkana atau digunakan sebagai bahan aditif. Secara berurutan, kandungan senyawa oksigenat dan aromatik pada bio-oil tanpa katalis, katalis ZSM-5 sintesis pertama, ZSM-5 sintesis kedua, NiZSM-5 sintesis pertama dan NiZSM-5 sintesis kedua adalah 53,01% dan 44.81%; 38,05% dan 45,02%; 37,57% dan 45,51%; 35,71& dan 48,28%; 35,07% dan 51,23%.

Biomass is one of the alternative energy source that has a great potential to be developed. Biomass can come from many sources and one of the most potential to be utiliized is from empty fruit bunch of palm that can be synthesized to make bio-oil. There were several obstacles that inhibit the use of bio-oil, namely low heating value, high levels of acidity, corrosive, and unstable products. Those problem were due to the high content of oxygenate compounds in the bio-oil.
Purpose of the research is to obtain bio-oil product with less oxygenate compounds. This study uses fast pyrolysis method at 550oC, with five different treatments: production of bio-oil without catalyst, using ZSM-5 with two different crystal size, and using NiZSM-5 with two different crystal size. Synthesis of ZSM-5 has been carried out two times with different water ratio to reduce the crystal size.It has form alumina silica crystal with particle size around 3-5 μm at the first synthesis and 150-250 nm at the second. The impregnation of nickel metal to ZSM-5 has been carried out resulting nickel loading 9.88% at the first synthesis and 10.96% at the second.
The result of bio-oil shows that catalyst can reduce oxygenate compunds as well as increasing aromatic compound that later can be converted into alkane chain hydrocarbon-like petroleum diesel or used as additive compound. Respectively, oxygenates and aromatic content in bio-oil produced without catalyst, with ZSM-5 from first synthesis, with ZSM-5 from second synthesis, with NiZSM-5 from first synthesis dan with NiZSM-5 from second synthesis are 53.01% and 44.81%; 38.05% and 45.02%; 37.57% and 45.51%; 35.71% and 48.28%; and 35.07% and 51.23%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Muthia
"Penelitian berupa peningkatan kualitas bio-oil dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit merupakan sebuah kontribusi untuk merealisasikan pemanfaatan biooil sebagai bahan bakar alternatif. Hingga saat ini, terdapat beberapa kendala yang menghalangi penggunaan bio-oil di tengah masyarakat, yaitu rendahnya nilai heating value, tingginya tingkat keasaman, korosif, dan tidak stabilnya produk. Permasalahan tersebut bersumber dari tingginya kandungan senyawa oksigenat di dalam bio-oil.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bio-oil dengan kadar oksigenat yang lebih rendah. Dalam penelitian ini, digunakan metode fast pyrolysis pada temperatur 550o C, dengan empat perlakuan, yaitu produksi bio-oil tanpa katalis, dengan katalis RCC komersial, dengan katalis zeolit alam lampung teraktivasi, dan dengan katalis nanokristal ZSM-5 yang disintesis di laboratorium.
Dari hasil sintesis katalis tidak terbentuk kristal SiO2, Al2O3, dan kristal mineral zeolit tertentu sehingga diperoleh beberapa evaluasi dari sintesis yang dijalankan. Produk bio-oil memiliki properti fisik dan kimia yang berbeda satu sama lain. Katalis zeolit terbukti mampu mereduksi senyawa oksigenat. Selain itu, katalis tersebut meningkatkan sejumlah kadar fenol yang mampu menaikkan nilai heating value.
Secara berurutan, kandungan senyawa oksigenat dan fenol pada bio-oil tanpa katalis, dengan RCC komersial, dengan ZAL teraktivasi, dan dengan katalis sintesis adalah 42,48% dan 10,74%; 31,79% dan 29,1%; 33,26% dan 26,49%; serta 36,09% dan 22,94%. RCC komersial merupakan katalis yang memberikan produk bio-oil terbaik dengan penurunan senyawa oksigenat. Hal ini disebabkan karena kekuatan kristal yang lebih baik dibandingkan katalis zeolit alam teraktivasi dan katalis yang disintesis di laboratorium.

Research in increasing quality of bio-oil with empty fruit bunch of palm as raw materials was a contribution to realize the utilization of bio-oil as an alternative fuel. There were several obstacles that inhibit the use of bio-oil, namely low heating value, high levels of acidity, corrosive, and unstable products. Those problem were due to the high content of oxygenate compounds in the bio-oil.
Purpose of the research is to get bio-oil product with less oxygenate compounds. This study uses methods of fast pyrolysis at 550o C, with four treatments: production of bio-oil without catalyst, with commercial RCC, with activated lampung zeolite catalyst, and with nanocrystal ZSM-5 catalyst synthesized in the laboratory.
Synthesis catalyst did not form crystal SiO2, Al2O3 and specific zeolite mineral, so it brings some evaluations. Bio-oil products have different physical and chemical properties. Zeolite catalyst can reduce oxygenate compounds. Besides, it is able to increase phenol quantity that makes effect for increasing of heating value.
Sequentially, oxygenates and phenol content in bio-oil produced without catalyst, with commercial RCC, with activated lampung zeolite catalyst, and with nanocrystal ZSM-5 catalyst synthesized are 42.48% and 10.74%; 31.79% and 29.1%; 33.26% and 26.49%; 36.09% and 22.94%. Commercial RCC gives best quality bio-oil with less oxygenates. It is caused by better crystalline strength compared with activated lampung zeolit catalyst and synthesized catalyst at laboratory.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Effendy Sutanto
"Kebutuhan furfural di dalam negeri terus meningkat jumlahnya. Furfural banyak digunakan sebagai pelarut dalam industri minyak bumi, pembuatan pelumas, nilon, furfuril alkohol, tetrahidrofuran, industri farmasi herbisida, dan aplikasi pada pewangi. Sampai saat ini kebutuhan furfural di dalam negeri diperoleh melalui impor terutama dari China yang merupakan produsen furfural terbesar di dunia yaitu sekitar 72% produksi furfural dunia. Hal inilah yang mendasari pertimbangan didirikannya pabrik furfural di Indonesia. Dalam perancangan pabrik furfural ini, digunakan bahan baku berupa tandan kosong kelapa sawit karena kandungan hemiselulosa yang cukup tinggi yaitu ± 30%, dan juga ketersediaannya yang melimpah di Indonesia yang mencapai 36,85 juta ton pada tahun 2014. Dengan batasan masalah payback period dibawah 5 tahun, dan nilai IRR di atas nilai MARR yaitu 14%, dilakukan simulasi menggunakan software Superpro Designer Academic License. Hasil simulasi menunjukkan kelayakan pabrik dicapai pada kapasitas produksi furfural 790,31 ton/tahun, dengan nilai ROI 21,64% dan NPV US$ 3.978.000.

The domestic necessity of furfural increases day by day. Furfural is mostly used for solvent in petroleum industry, the manufacture of lubricants, nylon, furfuryl alcohol, tetrahydrofuran, herbicide pharmacy industry, and application on fragrance. So far, the domestic necessity of furfural is acquired by import, especially from China, which is the largest furfural manufacturer that is to say approximately 72% furfural production of the world. This fact underlies a consideration establishing furfural plant in Indonesia. In this scheme of furfural plant, it uses raw material that is called oil palm empty fruit bunches. Oil palm empty fruit bunches is chosen because of containing high level of hemicellulose, which is about 30%, and its abundant availability in Indonesia, which reaches 36,85 million ton in 2014 as well. Simulation is conducted by using Superpro Designer Academic License Software with scope of research payback period under 5 years and IRR value above MARR (14%). This simulation has shown that the eligibility of plant reaches with 790,31 tons/year furfural capacity production, and ROI value 21,64% and NPV US$ 3.978.000.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuaddilabib Muhammad
"Pencemaran lingkungan merupakan salah satu masalah yang di Indonesia, salah satunya ialah pencemaran lingkungan air oleh zat warna dari industri tekstil dan pakaian. Zat warna merupakan salah satu polutan organik yang keberadaannya sangat berbahaya bagi lingkungan dan ekosistem air karena dapat menyebabkan keracunan, perubahan mutagenik pada makhluk hidup bahkan kematian. Metode adsorpsi dinilai paling efektif untuk mengurangi pencemaran air dan memiliki berbagai macam adsorben dengan penggunaan dan bahan yang mudah serta memiliki nilai efesiensi tinggi. Pada penelitian ini disintesis karbon aktif berasal dari bahan alam, yaitu limbah tandan kosong kelapa sawit yang dimodifikasi ukuran porinya menggunakan silika gel bekas sebagai template dan menggunakan gugus sulfonat di permukaannya. Pada penelitian ini sintesis karbon aktif dengan metode hard template dan untuk pori diisi oleh ekstrak silika dari kaolin. Hasil sintesis diaplikasikan sebagai adsorben dengan methylene blue dan rhodamine B dalam air. Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, BET, dan SEM-EDX untuk mengetahui ikatan kimia, morfologi, dan luas permukaan. Aplikasi adsorpsi zat warna methylene blue dan rhodamine B mencapai kapasitas adsorpsi maksimum pada pH 9 dan waktu kontak 60 menit pada adsorpsi karbon aktif dan karbon aktif tersulfonasi pada methylene blue dan pada pH 5 dan waktu kontak 60 menit pada adsorpsi karbon aktif dan karbon aktif tersulfonasi.

Environmental pollution is one of the problems in Indonesia, one of which is the pollution of the water environment by dyes from the textile and clothing industry. Dyes are one of the organic pollutants whose existence is very dangerous for the environment and aquatic ecosystems because they can cause poisoning, mutagenic changes in living things and even death. The adsorption method is considered the most effective for reducing water pollution and has various kinds of adsorbents with easy use and materials and has a high efficiency value. In this study, activated carbon was synthesized from natural materials, namely empty palm fruit bunches waste which modified its pore size using used silica gel as a template and using sulfonate groups on its surface. In this study, the synthesis of activated carbon was carried out using the hard template method and the pores were filled with silica extract from kaolin. The result of the synthesis was applied as an adsorbent with methylene blue and rhodamine B in water. Synthesis results were characterized using FTIR, XRD, BET, and SEM-EDX to determine chemical bonding, morphology, and surface area. The adsorption application of methylene blue and rhodamine B dyes achieved maximum adsorption capacity at pH 9 and a contact time of 60 minutes for the adsorption of activated carbon and sulfonated activated carbon on methylene blue and at pH 5 and a contact time of 60 minutes for the adsorption of activated carbon and sulfonated activated carbon.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nabilah Kyesha Manan
"Kelapa Sawit merupakan pangan yang memiliki peranan penting di kehidupan Masyarakat Indonesia. Yakni sebagai minyak goreng untuk makanan, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Namun dengan banyaknya minyak yang dihasilkan, limbah kelapa sawit juga kian menumpuk. Salah satu bentuk limbah yang dihasilkan adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Pada penelitian ini, tandan kosong kelapa sawit yang dijadikan biochar melalui karbonisasi pada suhu 450oC diaktivasi menggunakan HCL 0,5 M selama 24 jam. Setelah netral, Karbon Aktif (AC) lalu dikopresipitasi dengan Fe3O4 untuk menjadi karbon aktif magnetit yang akan dimanfaatkan untuk adsorbsi limbah zat warna congo red. Pendekatan dengan metode Response Surface Methodology (RSM) dipilih dalam penelitian ini untuk mengoptimalkan kondisi eksperimental dalam proses adsorpsi yang menggunakan 4 variabel. Yakni waktu kontak, dosis adsorben, nilai pH, serta konsentrasi zat warna. Kondisi optimum yang diraih ada pada pH 2 selama 69 menit di konsentrasi 300 ppm dengan dosis adsorben sebanyak 57,65 mg dengan efisiensi adsorbsi sebesar 99,98%. Sedangkan Kapasitas Adsorbsi terbesar yakni 79,95 mg/g diraih pada pH 2 selama 60 menit dikonsentrasi 200 ppm dengan dosis adsorben sebanyak 25 mg. Hasil ini menunjukkan bahwa adsorben memiliki potensi efisiensi adsorbsi yang lebih tinggi dibandingkan karbon aktif TKKS lainnya yang dilaporkan dalam literatur. Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang penggunaan karbon aktif yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit untuk menghilangkan pewarna dari limbah cair.

Palm oil is a vital commodity in the lives of the Indonesian population, serving as cooking oil for food, industrial oil, and fuel (biodiesel). However, with the large amount of oil produced, palm oil waste has also accumulated significantly. One form of waste generated is palm oil empty fruit bunches (EFB). In this study, EFB was converted into biochar through carbonization at 450°C and then activated using 0.5 M HCl for 24 hours. After neutralization, the Activated Carbon (AC) was coprecipitated with Fe3O4 to produce magnetized activated carbon, which was utilized for degrading Congo Red dye waste. The Response Surface Methodology (RSM) approach was employed in this study to optimize experimental conditions in the adsorption process, using four variables: contact time, adsorbent dose, pH, and dye concentration. The optimum conditions achieved were at pH 2 for 69 minutes with a dye concentration of 300 ppm and an adsorbent dose of 57.65 mg, resulting in an adsorption efficiency of 99.98%. Meanwhile, the highest adsorption capacity, 79.95 mg/g, was achieved at pH 2 for 60 minutes with a dye concentration of 200 ppm and an adsorbent dose of 25 mg. These results demonstrate that the adsorbent has a higher adsorption efficiency potential compared to other EFB-based activated carbons reported in the literature. This study provides valuable insights into the use of activated carbon derived from oil palm empty fruit bunches for the removal of dyes from wastewater."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ningsi Lick Sangadji
"Fermentasi asam suksinat dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menggunakan bakteri amobil dari rumen sapi saat ini sedand diteliti. TKKS adalah salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk produksi asam suksinat karena memiliki kandungan glukosa, harga rendah, serta tersedia banyak di alam. Asam suksinat dapat diproduksi dengan beberapa metode seperti fermentasi yang dianggap lebih ramah lingkungan karena mengkonsumsi CO2 selama prosesnya sehingga berkontribusi pada pengurangan emisi CO2. Bakteri yang digunakan dalam percobaan ini diisolasi dari rumen sapi dan akan diimobilisasi sebelum masuk ke proses produksi asam suksinat.
Fermentasi dilakukan dengan teknik Semi Simurrentous Saccharification and Fermentation (SSSF). Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan enzim selulase selama 2 - 6 jam sebelum fermentasi terjadi. Yeast extract sebagai sumber nitrogen dan MgCO3 sebagai zat pengatur pH divariasikan kemudian akan hasil fermentasi berupa konsentrasi asam suksinat, yield, dan produktivitas akan dibandingkan. Fermentasi dilakukan selama 48 jam dalam water bath shaker dan suhunya dijaga pada suhu 37oC. Produk fermentasi akan dianalisis menggunakan HPLC untuk mengetahui kandungan asam suksinat.
Kondisi fermentasi optimal untuk produksi asam suksinat didapatkan saat: waktu hidrolisis - 6 jam, sumber pH awal - 20 g/L, konsentrasi agen pengatur pH awal - 20 g/L. Pada kondisi yang dioptimalkan ini, produksi maksimum asam suksinat ditemukan menjadi 1,43 g/L dengan hasil asam suksinat dengan konsentrasi glukosa awal dan 0,0297 g/L. produktivitas.

The fermentation of succinic acid from oil palm empty fruit bunches (EFB) using immobilized bacteria from cow rumen were investigated. EFB is one of raw material that can be used for succinic acid production due to its cellulose content, low prices, and availability. Succinic acid can be produced effectively by several methods, one of them is fermentation which considered more environmentally friendly due to CO2 consumed during the process, thereby potentially contributing to reduction of CO2 emission. Bacteria used in this experiment were isolated from cow rumen which must be immobilized before getting into succinic acid production process.
Fermentation is done by Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF) technique. Saccharification was carried out using cellulase enzyme for 2 – 6 hours before fermentation occurs. Yeast extract as nitrogen sources and MgCO3 as pH regulating agent were varied and compared in terms of product concentration, yield, and productivity. Fermentation was carried out for 48 hours in shaker water bath and the temperature maintained at 37oC. Fermentation product was then examined using HPLC to find out the succinic acid content.
The optimum fermentation conditions for succinic acid production were found to be: saccharification time – 2 hours, initial nitrogen sources concentration – 20 g/L, initial pH regulating agent concentration – 20 g/L. At these optimized condition, the maximum production of succinic acid was found to be 1.47 g/L with 19.64 g/g yield of succinic acid to initial glucose concentration and 0.03 g/L.h productivity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinah
"Plastik yang banyak digunakan saat ini bersifat nonbiodegradable, sehingga limbah plastik menjadi sulit dihancurkan dan menjadi polutan. Upaya untuk mengatasi masalah limbah plastik adalah dengan membuat material plastik yang mudah diuraikan oleh alam. Polyhydroxybutyrate (PHB) adalah salah satu jenis plastik biodegradable yang ramah lingkungan. PHB dapat dihasilkan oleh bakteri pada saat fermentasi.
Pada penelitian ini proses fermentasi menggunakan bakteri Bacillus cereus strain suaeda B-001. Sumber karbon yang digunakan dalam fermentasi adalah glukosa murni dan hidrolisat tandan kosong kelapa sawit (TKKS). TKKS diubah menjadi gula reduksi melalui proses hidrolisis asam. Selanjutnya pembentukkan PHB dengan fermentasi menggunakan hidrolisat TKKS sebagai sumber karbon. Kemudian ekstraksi PHB dari dalam sel biomass untuk mendapatkan PHB murni.
Hasil penelitian pada sumber karbon glukosa murni 15 g/L mendapatkan berat sel kering (CDW) sebesar 2,62 g/L dan kadar PHB sebesar 43,1 %CDW. Sedangkan pada sumber karbon hidrolisat TKKS 14,3 g/L menghasilkan berat sel kering sebesar 2,5 g/L dan kadar PHB 40 %CDW. Hasil analisa FTIR dan H NMR terhadap produk PHB menunjukkan gugus fungsi dan struktur yang mirip dengan PHB standart. Hasil analisis dengan DSC didapatkan PHB mempunyai titik leleh pada 171,52 oC, temperatur transisi pada -17,37 oC dan ΔH sebesar 105,16 J/g.

The effort to overcome the problem of plastic waste is to make plastic material that is easily broken down by nature. Polyhydroxybutyrate (PHB) is one type of biodegradable plastic that is environmentally friendly. PHB can be produced by bacteria during fermentation.
In this study the fermentation process uses Bacillus cereus strain suaeda B-001. The carbon sources used in fermentation are pure glucose and oil palm empty fruit bunches (OPEFB) hydrolyzates. OPEFB is converted into reducing sugars through an acid hydrolysis process. Furthermore, the formation of PHB by fermentation using OPEFB hydrolyzate as a carbon source. Then extraction of PHB from biomass cells to obtain pure PHB.
The results of experiment using 15 g/L of pure glucose as a carbon source obtained dry cell weight (CDW) of 2.62 g/L and accumulated PHB of 43.1% CDW. Whereas if using OPEFB hydrolyzate 14.3 g / L as a carbon source produced CDW of 2.5 g/L and accumulated PHB of 40% CDW. The results of FTIR and H NMR analysis of PHB products show functional groups and structures similar to standard PHB. Analysis with DSC found the melting point of PHB at 171.52 oC, the transition temperature of PHB at -17.37 oC and PHB had ΔH 105.16 J/g.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2616
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sweeta Lovelyta
"Penelitian ini mengkaji produksi kalsium glukonat (CaG) (garam organik penting dalam industri farmasi) dari biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Asam glukonat (GA) (prekursor CaG) diproduksi menggunakan Gluconobacter oxydans melalui konfigurasi pengumpanan berulang. Kandungan holoselulosa sebesar 82,91% menunjukkan potensi TKKS sebagai substrat pada konversi glukosa. Konfigurasi pengumpanan berulang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan stabilitas hasil fermentasi. Penggunaan Ca(OH)2 dan CaCO3 sebagai agen penetral GA diteliti untuk menentukan konversi CaG yang lebih efisien. Analisis dilakukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi untuk mengevaluasi produksi GA dan CaG. Variasi volume retensi 4-16 mL, siklus 1-3, penggunaan medium sintetik, dan medium hidrolisat TKKS dievaluasi pada penelitian ini. Konsentrasi tertinggi asam glukonat sintetik dicapai sebesar 40,72 ± 0,23 g/L (24 jam, siklus ke-2, volume retensi 16 mL). Produktivitas tertinggi medium sintetik dicapai sebesar 4,83 ± 0,70 g/L/jam (1 jam, siklus ke-3, volume retensi 16 mL). Pada medium hidrolisat, konsentrasi tertinggi asam glukonat adalah sebesar 0,67 ± 0,02 g/L (20 jam, siklus ke-2, volume retensi 4 mL). Produktivitas tertinggi medium hidrolisat sebesar 0,06 ± 0,03 g/L/jam (1 jam, siklus ke-2, volume retensi 4 mL). Penambahan senyawa Ca(OH)2 menghasilkan konsentrasi CaG tertinggi pada medium hidrolisat dan sintetik sebesar 0,24 ± 0,01 g/L dan 22,40 ± 0,03 g/L.

This research examines the production of calcium gluconate (CaG) (a crucial organic salt in the pharmaceutical industry) from Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB) biomass. Gluconic acid (GA) (a precursor of CaG) is produced using Gluconobacter oxydans through a repeated batch configuration. A holocellulose content of 82.91% indicates the potential of OPEFB as a substrate in the conversion of glucose. The use of Ca(OH)2 and CaCO3 as neutralising agents for GA is investigated. Analysis is conducted using high-performance liquid chromatography. Variations in retention volume (4-16 mL), cycle (1-3), the use of synthetic, and OPEFB medium are evaluated. The highest concentration of synthetic GA achieved is 40.72 ± 0.23 g/L (24 hours, 2nd cycle, 16 mL retention volume). The highest productivity is 4.83 ± 0.70 g/L/hour (1 hour, 3rd cycle, 16 mL retention volume). In the hydrolysate medium, the highest concentration of GA is 0.67 ± 0.02 g/L (20 hours, 2nd cycle, 4 mL retention volume). The highest productivity is 0.06 ± 0.03 g/L/hour (1 hour, 2nd cycle, 4 mL retention volume). The addition of Ca(OH)2 results in the highest CaG concentration in both hydrolysate and synthetic medium, at 0.24 ± 0.01 g/L and 22.40 ± 0.03 g/L respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>