Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zidane Zahro Novaro
"Limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) melimpah di dunia, dan penelitian ini menganalisis karakteristik komposit kayu plastik (WPC) dari campuran serat polietilena daur ulang (rPE) dan TKKS dengan perlakuan alkalisasi dan plasma atmosfer untuk aplikasi material berkelanjutan. Fokus penelitian adalah pengaruh perlakuan terhadap sifat kimia, morfologi permukaan, dan mekanik WPC. Metode yang digunakan mencakup pengujian FTIR, XRD, TGA, SEM, dan analisis uji mekanis. Hasil menunjukkan bahwa TKKS yang diolah dengan alkalisasi memberikan hasil terbaik dalam memperbaiki sifat mekanik dengan menghilangkan lignin dan hemiselulosa, meningkatkan kristalinitas dan stabilitas termal, serta menghasilkan morfologi serat yang lebih halus. Perlakuan plasma atmosfer juga meningkatkan sifat serat TKKS, tetapi kurang optimal dibandingkan alkalisasi. Kedua perlakuan meningkatkan kompatibilitas antara serat TKKS dan rPE, mencegah aglomerasi, dan meningkatkan sifat mekanik serta termal komposit. Formulasi terbaik dengan komposisi TKKS 15% (A15) menunjukkan kekuatan tarik maksimum sekitar 40 N/mm² dan kekuatan lentur maksimum sekitar 25 N/mm². Uji kekerasan Shore D menunjukkan nilai tertinggi 65,2 Shore D dengan waktu pembacaan 1 detik. Analisis morfologi melalui SEM mengungkapkan struktur permukaan yang berpori, mencerminkan proses delignifikasi yang efektif. Temuan ini diharapkan berkontribusi pada pengembangan material komposit yang lebih ramah lingkungan.

Waste from empty oil palm bunches (TKKS) is abundant worldwide, and this study analyzes the characteristics of wood plastic composites (WPC) made from a mixture of recycled polyethylene (rPE) fibers and TKKS, with alkali and atmospheric plasma treatments for sustainable material applications. The focus of the research is to examine the effect of these treatments on the chemical properties, surface morphology, and mechanical properties of WPC. The methods used include FTIR, XRD, TGA, SEM testing, and mechanical testing analysis. The results show that TKKS treated with alkali yields the best results in improving mechanical properties by removing lignin and hemicellulose, increasing crystallinity and thermal stability, and producing a smoother fiber morphology. Atmospheric plasma treatment also enhances the properties of TKKS fibers, but is less optimal compared to alkali treatment. Both treatments improve the compatibility between TKKS fibers and rPE, prevent fiber agglomeration, and enhance the mechanical and thermal properties of the composites. The best formulation with a composition of 15% TKKS (A15) shows a maximum tensile strength of approximately 40 N/mm² and a maximum flexural strength of about 25 N/mm². The Shore D hardness test shows the highest value of 65.2 Shore D at a reading time of 1 second. Morphological analysis through SEM reveals a porous surface structure, reflecting an effective delignification process. These findings are expected to contribute to the development of more environmentally friendly composite materials. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Ranggita Cahyariyani
"Permintaan plastik domestik di Indonesia terus meningkat, sementara limbah organik seperti Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menawarkan potensi sebagai bahan baku Wood Polymer Composite (WPC) berbasis polietilena daur ulang (Recycled Polyethylene, rPE). Penelitian ini mengkaji pengaruh perlakuan alkalisasi dan fermentasi terhadap sifat mekanis, kimia, morfologi, dan termal TKKS sebagai filler dalam WPC. Hasil menunjukkan bahwa alkalisasi efektif menghilangkan lignin dan hemiselulosa, menghasilkan struktur serat lebih kasar yang meningkatkan interaksi dengan matriks rPE, sehingga meningkatkan kekuatan tarik dan lentur. Fermentasi menggunakan bakteri G. sichuananse mempertahankan struktur selulosa yang lebih kristalin, meningkatkan fleksibilitas dan kompatibilitas serat dengan matriks polimer. Uji termal menunjukkan alkalisasi memberikan stabilitas termal tertinggi dengan onset degradasi pada 323,37°C, sedangkan fermentasi menghasilkan flexural strength dan ultimate tensile strength optimal pada kandungan serat 10–15%. Dengan performa mekanis dan termal yang baik, WPC berbasis TKKS dan rPE berpotensi sebagai material furnitur ramah lingkungan, memberikan solusi inovatif bagi pengelolaan limbah plastik dan organik di Indonesia.

The demand for domestic plastics in Indonesia continues to increase, while organic waste such as Empty Fruit Bunches (EFB) presents potential as a raw material for Wood Polymer Composite (WPC) based on recycled polyethylene (rPE). This study examines the effects of alkali treatment and fermentation on the mechanical, chemical, morphological, and thermal properties of EFB as a filler in WPC. The results demonstrate that alkali treatment effectively removes lignin and hemicellulose, producing coarser fiber structures that enhance interaction with the rPE matrix, thereby improving tensile and flexural strength. Fermentation using G. sichuananse bacteria preserves a more crystalline cellulose structure, improving the flexibility and compatibility of fibers with the polymer matrix. Thermal analysis shows that alkali treatment provides the highest thermal stability, with a primary degradation onset at 323.37°C, while fermentation achieves optimal flexural strength and ultimate tensile strength at 10–15% fiber content. With excellent mechanical and thermal performance, WPC based on EFB and rPE holds potential as an environmentally friendly furniture material, offering an innovative solution for managing plastic and organic waste in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafly Pratama
"Kelapa sawit yang merupakan salah satu komoditas perkebunan terbesar dari Indonesia menghasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang menjadi penyumbang limbah organik terbanyak. TKKS memiliki kompleksitas struktur yang tinggi yang membuatnya sulit untuk diproses menjadi bahan kimia bernilai tambah. Oleh karena itu, dibutuhkan modifikasi atau perlakuan untuk memanfaatkan TKKS. Salah satu cara untuk memodifikasi TKKS ini adalah dengan melakukan penghilangan lignin atau delignifikasi dengan metode perlakuan plasma atmosfer. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penyemprotan air sebelum perlakuan plasma atmosfer dan variasi waktu plasma atmosfer terhadap morfologi permukaan, kemampubasahan, dan kekasaran permukaan dari TKKS. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan TKKS dengan variabel penyemprotan air dan waktu selama 15, 30, 45, dan 60 detik. TKKS yang sudah melewati perlakuan plasma atmosfer dengan variabel tersebut akan melewati proses purifikasi dengan metode sonikasi di dalam larutan alkali. Karakterisasi dilakukan dengan pengujian Scanning Electron Microscope (SEM), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), sudut kontak, dan kekasaran permukaan. Hasil pengujian menunjukan bahwa penyemprotan air sebelum perlakuan plasma atmosfer akan meningkatkan kekasaran dari 2,333 μm menjadi 2,525 μm, meningkatkan hidrofilitas dari sudut kontak sebesar 73,94° menjadi 33,96°, dan penurunan puncak pada bilangan gelombang 1030 cm-1 , 1240 cm-1 , dan 1510 cm-1 yang menunjukan adanya gugus C-H pada cincin aromatik dalam syringyl, gugus C-O untuk cincin syringyl dan guaiacyl pada lignin, dan adanya gugus C=C pada cincin aromatik dari lignin. Variasi waktu plasma atmosfer akan meningkatkan kekasaran dari 2,333 μm menjadi 5,097 μm, meningkatkan hidrofilitas dari sudut kontak sebesar 73,94o menjadi 24,87o , dan penurunan puncak pada bilangan gelombang 1030 cm-1 , 1240 cm-1 , dan 1510 cm-1 yang menunjukan adanya gugus C-H pada cincin aromatik dalam syringyl, gugus C-O untuk cincin syringyl dan guaiacyl pada lignin, dan adanya gugus C=C pada cincin aromatik dari lignin. Penelitian ini menunjukan bahwa penyemprotan air sebelum perlakuan plasma atmosfer dan variasi waktu perlakuan plasma atmosfer berpengaruh pada morfologi permukaan, kemampubasahan, dan kekasaran permukaan dari TKKS.

Oil palm is one of the largest plantation commodities from Indonesia that produces waste in the form of oil palm empty fruit bunches (OPEFB) and is the largest contributor to organic waste. OPEFB has high structural complexity that makes it difficult to be processed into value-added chemicals. Therefore, modification or treatment is needed to utilize OPEFB. One way to modify this OPEFB is by performing lignin removal or delignification with the atmospheric plasma treatment method. This research aims to study the effect of water spraying before atmospheric plasma treatment and variations in atmospheric plasma time on surface morphology, wettability, and surface roughness of OPEFB. This research used OPEFB with variable water spraying and time for 15, 30, 45, and 60 seconds. OPEFB that has passed through atmospheric plasma treatment with these variables will pass through a purification process by sonication method in an alkaline solution. Characterization uses Scanning Electron Microscope (SEM), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), contact angle, and surface roughness. The test results show that spraying water before atmospheric plasma treatment will increase the roughness from 2.333 μm to 2.525 μm, increase the hydrophilicity of the contact angle from 73.94° to 33.96°, and decrease the peaks at wave numbers 1030 cm-1 , 1240 cm-1 , and 1510 cm-1 which indicate the presence of C-H groups on the aromatic ring in syringyl, C-O groups for syringyl and guaiacyl rings in lignin, and the presence of C=C groups on the aromatic ring of lignin. Time variation of atmospheric plasma will increase the roughness from 2.333 μm to 5.097 μm, increase the hydrophilicity from a contact angle of 73.94° to 24.87°, and decrease the peaks at wave numbers 1030 cm1 , 1240 cm-1 , and 1510 cm-1 which indicate the presence of C-H groups on aromatic rings in syringyl, C-O groups for syringyl and guaiacyl rings in lignin, and the presence of C=C groups on aromatic rings of lignin. This study shows that water spraying before atmospheric plasma treatment and variations in atmospheric plasma treatment time affect the surface morphology, wettability, and surface roughness of TKKS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilbert Then Sebastian
"Penggunaan plastik sehari-hari meningkatkan sampah plastik sulit terurai, sementara limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dari industri minyak kelapa sawit juga menjadi masalah lingkungan signifikan. Penelitian ini mengkaji pengaruh iradiasi electron beam terhadap sifat kimia dan fisik recycled polyethylene (rPE) serta kompatibilitasnya dengan TKKS dalam komposit Wood Plastic Composite (WPC). Iradiasi electron beam digunakan untuk memodifikasi rPE agar lebih kompatibel dengan TKKS. RPE diiradiasi dengan dosis 0, 100, 200, dan 300 kGy, kemudian dikarakterisasi menggunakan Melt Flow Index (MFI) dan pengukuran sudut kontak. Hasil menunjukkan dosis iradiasi mempengaruhi viskositas dan sifat permukaan rPE. Pada dosis 100 kGy, terjadi peningkatan hubung silang yang menurunkan MFI, sementara pada 300 kGy, chain scission dominan meningkatkan MFI. Pengukuran sudut kontak menunjukkan peningkatan sifat hidrofilik hingga dosis 200 kGy, namun sedikit meningkat pada 300 kGy. Uji mekanik menggunakan Universal Testing Machine (UTM) menunjukkan WPC dengan iradiasi 100 kGy memiliki tensile strength dan elongation at break lebih tinggi dibandingkan tanpa iradiasi. Analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan peningkatan adhesi antara serat TKKS dan matriks rPE pada sampel dengan iradiasi 100 kGy, menghasilkan struktur yang lebih homogen dan kuat. Penelitian ini menunjukkan iradiasi electron beam pada dosis optimal dapat meningkatkan sifat mekanik dan kompatibilitas WPC, menjadikannya alternatif potensial untuk mengatasi masalah lingkungan.

The use of plastic in daily life has led to an increase in non-degradable plastic waste, while empty fruit bunch (EFB) waste from the palm oil industry also poses a significant environmental problem. This study examines the effects of electron beam irradiation on the chemical and physical properties of recycled polyethylene (rPE) and its compatibility with EFB in the formation of Wood Plastic Composite (WPC). Electron beam irradiation is used to modify rPE to improve compatibility between hydrophobic rPE and hydrophilic EFB. In this study, rPE was irradiated at doses of 0, 100, 200, and 300 kGy, followed by characterization using Melt Flow Index (MFI) and contact angle measurements. Results showed that irradiation doses affect the viscosity and surface properties of rPE. At a dose of 100 kGy, increased hubung silang reduced MFI, while at 300 kGy, chain scission was dominant, significantly increasing MFI. Contact angle measurements indicated increased hydrophilicity up to a dose of 200 kGy, with a slight increase at 300 kGy. Mechanical testing using a Universal Testing Machine (UTM) showed that WPC irradiated at 100 kGy had higher tensile strength and elongation at break compared to non-irradiated samples. Scanning Electron Microscopy (SEM) analysis revealed improved adhesion between EFB fibers and the rPE matrix in samples irradiated at 100 kGy, resulting in a more homogeneous and robust structure. This study demonstrates that optimal electron beam irradiation doses can enhance the mechanical properties and compatibility of WPC, making it a potential alternative for addressing environmental issues."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Priatmoko
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T39996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hardiyanti Nizmah
"Komposit yang terbuat dari linear low density polyethylene diperkuat serat nanas dan organoclay Pacitan telah berhasil difabrikasi. Clay Pacitan dimodiikasi menggunakan cetyltriinethylammonium bromide dan asam sulfat menghasilkan peningkatan basal spacing sebesar 0,65 nm. Material komposit difabrikasi menggunakan metode compression molding. Modulus lentur dan tarik tertinggi, 3,7 GPa dan 1,42 GPa, didapatkan pada komposit dengan kandungan organoclay 7 Wt%. Penambahan organoclay 1 wt% meningkatkan kekuatan lentur sebesar 15,9 %. Sedangkan, nilai kekuatan tarik tertinggi diperoleh untuk bahan tanpa kandungan clay dan cenderung menurun saat terdapat organoclay. Kemudian, hasil pengujian heat deflection temperature menunjukkan suhu defleksi panas teltinggi didapatkan untuk komposit dengan penambahan organoclay 1wt%.

Composite materials made from linear low density polyethylene reinforced pineapple fiber and organoclay Pacitan were successfully fabricated. Clay Pacitan Was modiied by cetyltrimethylammonium bromide and sulfuric acid creating an increase in the basal spacing Width of 0.65 nm. The composite materials Were faricated using a compression molding technique. The highest values of flexural and tensile moduli Were 3.7 GPa and 1.42 GPa, respectively obtained in the composites with the organoclay content of 7 wt% content. The addition of l Wt% organoclay increased the flexural strength of 15.9 %. Meanwhile, the highest tensile strength values obtained in the pristine polymer materials and tended to decrease When organoclay content increased. In addition, the heat deflection temperature test result showed that the highest value was obtained for the composite with the addition of 1 wt% organoclay."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29469
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Pamuji
"High Density Polyethylene (HDPE) dapat digunakan sebagai geogrid pada konstruksi sipil yaitu untuk dinding penahan tanah dan penahan tebing jembatan supaya tidak longsor. Mengingat penggunaannya ini maka sifat yang diperlukan untuk geogrid adalah kuat tarik yang tinggi dalam waktu yang diperlukan dan regangan yang masih dapat diterima. Sifat-sifat fisis HDPE yaitu melt flow index, densitas, berat molekul dan distribusinya, serta derajat kristalinitas sangat berpengaruh pads sifat kuat tarik produk geogrid. Kuat tarik material HDPE ini dapat ditingkatkan melalui proses penarikan (orientasi) yang dikenal sebagai 'cold drawing'. Proses ini dilakukan pada waktu pembuatan geogrid. Variasi proses penarikan meliputi temperatur yang terkontrol dan laju penarikan sedangkan rasio penarikan (draw ratio) dianggap konstan sesuai dimensi geogrid komersial yang dipilih.
Penelitian ini, menunjukkan bahwa dengan bertambahnya suhu penarikan maka kuat tarik semakin meningkat, namun sebaliknya dengan bertambahnya laju penarikan justru kuat tarik menjadi turun. Kondisi optimum yang menghasilkan strength antara 61 - 67 kN/m dan regangan (strain) antara 9,49 - 10,28% dicapai pada suhu 110°C dan laju penarikan 160mm/menit. Bila suhu dan laju penarikan ditingkatkan maka spesimen akan putus. Kuat tarik produk yang diuji ini masih lebih rendah dibandingkan terhadap geogrid komersial, dimana kuat tarik geogrid komersial antara 76 - 78 kN/m pada uji strain rate yang sama yakni 5Omm/menit."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Safari
"Pada penelitian ini, sintesis TiO2 mesopori dilakukan dengan metode nidrotermal dan metode dip-coating. Fotokatalis TiO2 mesopori dapat ciisintesis dengan mereaksikan titanium tetraisopropoksida (TTIP), dietanolamin (DEA), etanol, dan polietilen glikol (PEG) sebagai temp/ate. Produk yang didapat dikalsinasi pada sunu 450°C selama 4 jam untuk mengnilangkan PEG temp/ate. Fotokatalis TiO2 mesopori nasil sintesis dikarakterisasi ciengan alat XRD, SEIVI, FTIR, BET, dan UV-Vis.
Hasil karakterisasi XRD dan BET menunjukkan struktur TiO2 anatase dan mempunyai Iuas permukaan sebesar 55,33 m2/g. Aktivitas fotokata|isTiO2 mesopori ini digunakan untuk mendegradasi gas forma|c|enic|a_ Degradasi fotokatalitik ini dilakukan dalam fotoreaktor yang ciilengkapi ciengan Iampu UV dan kolom berisi TiO2 mesopori nasil sintesis.
Hasil degradasi senyavva formaldenida secara fotokatalisis dalam vvaktu 26 menit mengnasilkan % degradasi sebesar 5,3204% Iebin tinggi ciaripacia kondisi degradasi formalcienida tanpa TiO2 (fotolisis). Hasil ini memperlinatkan banvva TiO2 mesopori nasil sintesis dapat mendegradasi gas formaldenida secara fotokatalisis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erny S.A. Soekotjo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40277
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Johannes P.
"Pada extrusion coating, polietilen dipergunakan sebagai perekat, dengan cara degradasi termal yang dilanjutkan oksidasi oleh oksigen. Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh jenis rantai polietilen (antara LDPE, Low Density Polyethylene dan LLDPE, Linear Low Density Polyethylene) terhadap degradasi termal, pengaruh lama waktu tinggal polietilen di dalam extruder terhadap degradasi rantainya, dan pengaruh dari input gas nitrogen ke hopper extruder. Pengaruh dari ketiga kondisi tersebut di atas dipelajari dengan alat Infra Red, Differensial Scanning Calorimetry, dan uji tarik. Semakin lama LDPE berada di dalam extruder maka konsentrasi gugus alkohol dan karbonil juga semakin meningkat. Berbeda dengan LLDPE yang terlihat hanya peningkatan konsentrasi gugus alkohol. Ini terjadi karena LDPE memiliki lebih banyak percabangan dibandingkan LLDPE. Pengaruh dari input gas nitrogen ke hopper extruder tidak memperlihatkan perubahan konsentrasi gugus alkohol dan karbonil. Dengan Differensial Scanning Calorimetry dapat diketahui bahwa degradasi termal memberikan kesempatan bagian amorfus dari polietilen untuk tersusun lebih teratur (kristalinitas bertambah). Dari uji tarik dapat dipelajari perubahan sifat mekanik yang terjadi. Baik pada LDPE maupun LLDPE dapat dilihat penurunan persen perpanjangan, stress at break, dan stress at yield, dengan nilai masing-masing yang lebih tinggi untuk LLDPE.

In extrusion coating, polyethylene was used as adhesive, by thermal degradation and followed by oxygen oxidation. In this research, we studied the effect of polyethylene chain (between LDPE, Low Density Polyethylene and LLDPE, Linear Low Density Polyethylene) to thermal degradation, the effect of polyethylene resident time in the extruder, and the effect of input nitrogen gas to hopper extruder. The effects of that conditions were studied with Infra Red Spectroscopy (IR), Differential Scanning Calorimetry (DSC), and tensile strength. As long as LDPE in the extruder, then the alcohol and carbonyl groups also increased. But it was different with LLDPE, it can only increased the carbonyl groups, since LDPE has many chain branching. Input nitrogen gas did not make different to alcohol and carbonyl groups concentration. From DSC known that thermal degradation give chance to amorphus region of polyethylene to be ordered. From tensile test we studied that thermal degradation decreased the mechanical properties of polyethylene."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21431
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>