Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pandia, Yosef Timoty Maranatha
"Batugamping merupakan salah satu sumber daya alam yang keterdapatannya melimpah di indonesia. Di negara ini penggunaan batugamping lebih difokuskan terhadap industri semen. Peningkatan produksi ini sejalan dengan proses eksplorasi batugamping terutama di Indonesia khususnya pada proses eksplorasi di Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal , Jawa Tengah . Keamanan dan keefisienan dalam kegiatan eksplorasi batugamping harus sangat diperhatikan dikarenakan masalah kestabilan permukaan lereng tempat pengambilan bahan produksi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis tipe runtuhan atau gerakan tanah serta merekomendasikan desain lereng yang stabil. Dalam menganalisis tipe runtuhan lereng peneliti mengggunakan metode scanline yaitu dengan mengambil data struktur kekar yaitu arah kemenerusan (strike), kemiringan (dip) kekar dan lereng tersebut terhadap kondisi bidang diskontunitas batuan yang nantinya akan diproyeksikan untuk melihat tipe potensi kelongsoran yang terjadi pada daerah pengamatan dan dikombinasikan dengan analisis deterministik yaitu metode keseimbangan batas spencer dengan menggunakan aplikasi Geostudio 2022 untuk merekomendasikan kestabilan lereng secara aktual terhadap potensi tipe longsoran pada lereng tersebut. Pada penelitian ini terdapat beberapa data yang dibutuhkan seperti orientasi dan kondisi bidang diskontinuitas, sifat fisik dan mekanika batuan,gemoteri lereng serta kondisi Muka Air Tanah (MAT) terhadap kondisi lereng yang dianalisis. Analisis kinematik dan analisis deterministik digunakan untuk mendapatkan potensi dan jenis kegagalan lereng serta nilai faktor keamanan.

Limestone is natural resource that is abundant in Indonesia. In this Country, coal use is more focused on the cement industry. This increase in production is in line with the limestone exploration process, especially in Indonesia, especially in the Margasari sub district, Tegal Regency, Central Java. Safety and efficiency in exploration activities  limestone must be given great attention, which is related to the stability of the slope surfaces where the production material is taken. This research was carried out with the aim of analyzing the type of collapse or ground movement and recommending a stable slope design. In analyzing the type of slope failure, the researcher used the scanline method, namely by taking data on the joint structure, namely the directionof continuity (strike), slope (dip) of the joint and the slope on the condition of the rock discontinuity area which will later be projected to see the type of potential landslide tha occurs in the observation area and combined with deterministic analysis, namely the spencer limit balance methods using the Geostudio 2022  application to recommend actual slope stability against potential types of landslides on the slope. In this research, there is some data needed such as the orientation and condition of discontinuity areas, physical and mechanical properties of rocks, slope geometery and the condition of Ground Water Level (GWL) for the slope conditions being analyzed. Kinematic analysis and deterministic analysis are used to obtain the potential an type of slope failure as well as the value of the safety factor.   "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Nur Fitriana
"Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor merupakan salah satu desa yang rawan longsor. Upaya pencegahan longsor telah dilakukan dengan memasang tiang pancang namun tidak efisien dalam mencegah terjadinya longsor. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi kondisi geomorfologi, geologi teknik, karakteristik massa batuan dan tanah, kondisi kestabilan lereng, potensi longsor, penyebab longsor dan rencana penguatan lereng yang tepat. Metode yang digunakan meliputi pemetaan geomorfologi dan geologi teknik, scanline, uji sifat fisik dan mekanika tanah, analisis kinematik, Rock Mass Rating (RMR), Slope Mass Rating (SMR) dan analisis kesetimbangan batas menggunakan metode Morgenstern – Price. Hasil pemetaan geomorfologi menunjukkan daerah penelitian terdiri dari Satuan Dataran Rendah Pedalaman Vulkanik Agak Landai dan Satuan Perbukitan Rendah Vulkanik Curam. Geologi teknik terdiri dari Satuan Pasir dan Satuan Andesit. Karakteristik massa batuan menunjukkan nilai RMR 79 (Kelas II) hingga 87 (Kelas I). Perhitungan SMR menunjukkan rentang nilai 41 (leren stabil sebagian) – 79,25 (lereng stabil). Analisis kesetimbangan batas menunjukkan bahwa lereng 5 dalam kondisi kritis dengan nilai FK 1,131. Ketidakstabilan lereng disebabkan oleh kehadiran bidang diskontinuitas pada massa batuan dan geometri lereng. Lereng lainnya seperti Lereng 3 dengan FK 3,117, Lereng 4 dengan FK 1,751 dan Lereng 6 dengan FK 2,063 tergolong lereng yang stabil. Berdasarkan nilai SMR, saran penguatan lereng batuan yang dapat dilakukan berupa pembuatan paritan pada kaki lereng dan pemasangan jala kawat, jangkar kabel baja, beton semprot atau pembuatan paritan pada kaki lereng dan beton gigi, titik baut batuan. Sedangkan penguatan lereng tanah dapat dilakukan dengan mengubahan geometri lereng dan mengendalikan air permukaan.

Cipinang Village, Rumpin District, Bogor Regency is one of the villages that are prone to landslides. Prevention efforts by installing piles are inefficient in preventing landslides. This study aims to obtain information on geomorphology and engineering geological conditions, characteristics of rock and soil masses, slope stability conditions, landslide potential, landslide causes, and appropriate slope strengthening plans applied in the research area. The methods used include geomorphological mapping, engineering geological mapping, scanline, soil physical and mechanical properties tests, kinematic analysis, Rock Mass Rating (RMR), Slope Mass Rating (SMR), and limit equilibrium analysis using the Morgenstern – Price method. The results of geomorphological mapping divide the study area into the Somewhat Gentle Volcanic Inland Lowland Unit and the Steep Volcanic Low Hill Unit. The engineering geological units of the research area divide into Sand Units and Andesite Units. Rock mass identification results show that value of RMR is 79 (Class II) - 83 (Class I). SMR calculations show a range of values of 41 (partially stable slope) – 74 (stable slope). The limit equilibrium analysis showed that Slope 5 in critical condition with an FK value of 1,131. This slope instability is caused by the presence of discontinuity of rock mass and the geometry of the slopes. The other slopes such as Slope 3 with an FK value of 3,117, Slope 4 with an FK value of 1,751, and Slope 6 with an FK value of 2,063 are classified as stable slopes. Based on the SMR value obtained, suggestions for strengthening rock slopes that can be done are the manufacture of trenches at the foot of the slope and wire mesh, the manufacture of steel cable anchors, the manufacture of spray concrete, or the manufacture of trenches on the foot of the slope and the concrete of the teeth, the manufacture of rock bolt points. Meanwhile, soil slope strengthening can be done by changing the geometry of the slope and controlling surface water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ravano Salfarisi Maskar
"Gerakan massa tanah atau batuan terjadi karena ketidakseimbangan gaya pada lereng, di mana gaya pendorong lebih besar daripada gaya penahan akibat pengaruh gravitasi dan gaya eksternal seperti gempa bumi. Penelitian ini dilakukan di lereng batuan Gunung Batu, Kecamatan Lembang, yang berada di zona Sesar Lembang. Tujuan penelitian adalah menganalisis kestabilan lereng dan pengaruh gempa bumi terhadap kestabilan tersebut. Data yang diperlukan mencakup orientasi dan kondisi bidang diskontinuitas, sifat fisik, sifat mekanik, dan peak ground acceleration. Analisis kinematik dan deterministik digunakan untuk mengidentifikasi potensi dan jenis kegagalan lereng serta nilai faktor keamanan (FK). Hasil analisis menunjukkan potensi longsoran jenis planar, baji, dan guling. Nilai RMR adalah 65, sementara SMR adalah 100 untuk longsoran planar, dan 80,9 untuk longsoran baji dan guling. Pada kondisi statis, nilai FK untuk longsoran planar adalah 1,554, longsoran baji 2,506, dan longsoran guling 1,364. Pada kondisi dinamis, nilai FK untuk longsoran planar adalah 1,278, longsoran baji 2,220, dan longsoran guling 1,097. Analisis regresi linear menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara koefisien seismik horizontal dan faktor keamanan pada ketiga jenis longsoran.

Movement of soil or rock masses occurs due to an imbalance of forces on the slope, where the driving force exceeds the resisting force due to gravity and external forces such as earthquakes. This research was conducted on the rock slopes of Gunung Batu, Lembang District, located in the Lembang Fault zone. The study aims to analyze slope stability and the influence of earthquakes on this stability. Required data includes the orientation and condition of discontinuities, physical and mechanical properties, and peak ground acceleration. Kinematic and deterministic analyses are used to identify the potential and type of slope failure and the value of the safety factor (SF). Results indicate the potential for planar, wedge, and toppling landslides. The RMR value is 65, while the SMR is 100 for planar failure and 80.9 for wedge and toppling failure. Under static conditions, the SF values are 1.554 for planar, 2.506 for wedge, and 1.364 for toppling failures. Under dynamic conditions, the SF values are 1.278 for planar, 2.220 for wedge, and 1.097 for toppling failures. Linear regression analysis shows a very strong relationship between the horizontal seismic coefficient and safety factors for the three types of failure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Thariq Triezaputera
"Permintaan batubara yang meningkat membuat negara produsen batubara dituntut untuk memproduksi lebih banyak. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam produksi batubara ialah keselamatan dan efisiensi, namun dalam kegiatannya sering ditemukan masalah atau kendala. Masalah yang sering dihadapi yaitu masalah kestabilan lereng. Lereng dengan keadaan tidak stabil dapat berpotensi longsor. Longsor pada lereng dapat mengakibatkan tidak tercapainya target produksi yang direncanakan, serta membahayakan keselamatan pekerja. Musim penghujan berpengaruh pada kestabilan lereng, karena curah hujan tinggi dapat memicu terjadi longsor. Kondisi daerah penelitian sebelumnya telah mengalami longsor, kemudian dilakukan perlakuan geoteknik berupa pemadatan pada lereng. Setelah pemadatan, belum dilakukan suatu kajian kestabilan lereng di area tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kestabilan lereng, hubungan ketinggian muka air tanah (MAT), dan saran rekomendasi desain lereng stabil di daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan tahap pengumpulan data meliputi pengambilan sampel tanah, pengukuran geometri,  karakterisasi geoteknik, dan pengumpulan data sekunder. Data tersebut kemudian digunakan sebagai parameter dalam analisis kestabilan lereng menggunakan bantuan software Geostudio 2021. Metode yang digunakan yaitu analisis kesetimbangan batas dengan metode Morgenstern-Price, Bishop, dan Janbu. Hasil analisa kestabilan lereng menggunakan metode Morgenstern-Price dan Bishop menunjukkan kondisi stabil pada lereng A, B, dan C (FK>1,3). Hasil perhitungan menggunakan metode Janbu menunjukan kondisi stabil hanya pada lereng A, sedangkan lereng B dan C dalam keadaan kritis (1,3

The increasing demand for coal has forced coal-producing countries to produce more. One of the things that need to be considered in coal production is safety and efficiency, but in its activities problems or obstacles are often found. The problem that is often encountered is the problem of slope stability. Slopes with unstable conditions have the potential for landslides. Landslides on slopes can result in not achieving planned production targets, as well as endangering worker safety. The rainy season affects the stability of the slopes, because high rainfall can trigger landslides. The condition of the study area had previously experienced landslides, then geotechnical treatment was carried out in the form of compaction on the slopes. After compaction, a slope stability study has not been carried out in the area. This study aims to analyze the stability of the slopes, the relationship between the groundwater level, and recommendations for stable slope designs in the study area. This research was conducted with data collection stages including soil sampling, geometry measurements, geotechnical characterization, and secondary data collection. The data is then used as a parameter in the analysis of slope stability using the Geostudio 2021 software. The method used is boundary equilibrium analysis using the Morgenstern – Price, Bishop, and Janbu method. The results of the analysis of slope stability using the Morgenstern-Price and Bishop methods show stable conditions on slopes A, B and C (FoS> 1.3). The results of calculations using the Janbu method show stable conditions only on slope A, while slopes B and C are in critical condition (1.3"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar-Butar, Raymondito Sadatigor
"Tanah longsor merupakan bencana yang sangat berpotensi di Kabupaten Cianjur karena selama periode 2012 – 2022 terdapat 194 catatan kejadian tanah longsor yang terjadi di wilayah tersebut. Pada 21 November 2022, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang mengalami bencana tanah longsor setelah gempa bumi dengan kekuatan 5,6 SR. Penelitian dilakukan di lokasi kejadian tanah longsor, tepatnya di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. Penelitian dilakukan dengan tujuan menganalisis kondisi kestabilan lereng dan menganalisis pengaruh gempa bumi terhadap kestabilan lereng di lokasi penelitian. Penelitian ini membutuhkan data berupa berat volume tanah, ukuran butir tanah, batas plastis tanah, batas cair tanah, sudut geser dalam tanah, kohesi tanah, muka air tanah, dan nilai peak ground acceleration. Metode kesetimbangan batas Morgenstern-Price, Bishop, dan Janbu digunakan guna mendapatkan variasi nilai faktor keamanan dalam kestabilan lereng. Analisis regresi linier dimanfaatkan untuk menentukan kuat atau tidaknya hubungan gempa bumi terhadap nilai faktor keamanan pada lereng. Nilai faktor keamanan statis pada Lereng Cijedil menggunakan metode Morgenstern-Price, Bishop, dan Janbu secara berturut – turut, yaitu 1.297 (stabil), 1.304 (stabil), dan 1.280 (stabil), sedangkan pada Lereng Shinta, yaitu 1.428 (stabil), 1.43 (stabil), dan 1.324 (stabil). Nilai faktor keamanan dinamis pada Lereng Cijedil dengan ketiga metode yang sama, yaitu 0.589 (tidak stabil), 0.596 (tidak stabil), dan 0.570 (tidak stabil), sedangkan pada Lereng Shinta, yaitu 0.599 (tidak stabil), 0.602 (tidak stabil), dan 0.584 (tidak stabil). Pengaruh gempa bumi terhadap kestabilan lereng diketahui melalui simulasi kenaikkan gempa bumi dalam bentuk koefisien seismik horizontal sebesar 0.05 sebanyak 20 kali. Berdasarkan analisis regresi linier sederhana, analisis koefisien korelasi, dan analisis koefisien determinasi di kedua lereng penelitian, nilai koefisien seismik horizontal memiliki hubungan dan pengaruh yang kuat terhadap nilai faktor keamanan pada kedua lereng daerah penelitian.

Landslides are a significant potential disaster in Cianjur Regency, as there have been 194 recorded landslide incidents in the area from 2012 to 2022. On November 21, 2022, Cijedil Village in Cugenang Sub-district experienced a landslide following a 5.6 magnitude earthquake. A study was conducted at the landslide site, specifically in Cijedil Village, Cugenang Sub-district, aiming to analyze the stability conditions of the slopes and the impact of earthquakes on slope stability at the research location. This study required data on soil bulk density, soil grain size, soil plastic limit, soil liquid limit, soil internal friction angle, soil cohesion, groundwater level, and peak ground acceleration. The limit equilibrium methods of Morgenstern-Price, Bishop, and Janbu were used to obtain varying safety factor values for slope stability. Linear regression analysis was utilized to determine the strength of the relationship between earthquakes and the safety factor values of the slopes. The static safety factor values for the Cijedil Slope using the Morgenstern-Price, Bishop, and Janbu methods were 1.297 (stable), 1.304 (stable), and 1.280 (stable), respectively, while for the Shinta Slope, they were 1.428 (stable), 1.43 (stable), and 1.324 (stable). The dynamic safety factor values for the Cijedil Slope using the same three methods were 0.589 (unstable), 0.596 (unstable), and 0.570 (unstable), while for the Shinta Slope, they were 0.599 (unstable), 0.602 (unstable), and 0.584 (unstable). The impact of the earthquake on slope stability was determined through a simulation of increased earthquake activity in the form of a horizontal seismic coefficient of 0.05 applied 20 times. Based on simple linear regression analysis, correlation coefficient analysis, and determination coefficient analysis for both research slopes, the horizontal seismic coefficient has a strong relationship and influence on the safety factor values of both research slopes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariq Daffarafian
"Proyek Bendungan Pidekso yang berlokasi pada Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah tersebut sedang dilakukan pembangunan jalan pada tebing lereng yang mengelilingi area genangan air pada bendungan tersebut. Maka dari itu diperlukan kajian geologi teknik dan geomorfologi guna menunjang keberlangsungan pembangunan jalan lingkar tersebut (Jalan Lingkar Kiri Fase I). Kajian geologi teknik yang dilakukan berupa kajian persebaran jenis tanah dan juga batuan pada daerah pembangunan jalan lingkar kiri fase I. Kajian tersebut dapat tercapai dengan dilakukan pemetaan geologi teknik, analisis mekanika tanah pada uji laboratorium, dan analisis kestabilan lereng guna mengetahui nilai faktor keamanan dari desain jalan tersebut. Analisis kestabilan lereng dilakukan menggunakan metode kesetimbangan batas “Morgenstern-Price” dengan tiga jenis kondisi muka air yaitu Muka Air Rendah (MAR), Muka Air Normal (MAN), dan Muka Air Banjir (MAB). Untuk kajian geomorfologi dilakukan dengan menggunakan analisis data Digital Elevation Model (DEM) dan peta geologi permukaan daerah proyek bendungan pidekso oleh PT. Virama Karya. Berdasarkan kajian geomorfologi menggunakan data DEM, peta geologi permukaan, dan pemetaan tersebut menunjukkan bahwa daerah proyek bendungan pidekso memiliki dua satuan geomorfologi yaitu Satuan Perbukitan Rendah Vulkanik Sangat Landai dan Satuan Perbukitan Vulkanik Agak Curam. Berdasarkan kajian geologi teknik dan analisis fisik dan mekanika tanah pada daerah pembangunan jalan lingkar kiri fase I tersebut menunjukkan bahwa terdapat dua jenis satuan geologi teknik. Satuan geologi teknik I tersusun atas tanah Silt Low Plasticity (ML) dan batuan tuf lapuk kelas II, dan satuan geologi teknik II tersusun atas tanah Silty Sand (SM) dan batuan tuf lapuk kelas IV. Analisis kestabilan lereng menunjukkan bahwa nilai FK (Faktor Keamanan) pada desain yang telah diperbaharui menggunakan metode “slope profile description” pada saat pemetaan telah memenuhi standar nilai FK yang telah ditentukan yaitu >1.5 pada tiga jenis kondisi muka air. Maka dari itu dapat diketahui kondisi geologi teknik dan geomorfologi pada daerah pembangunan serta dapat melanjutkan proses pembangunan dengan desain akhir yang sudah diperbaharui.

The Pidekso Dam project, located in Giriwoyo District, Wonogiri Regency, Central Java Province. Currently there is a road construction on the slopes surrounding the dam area.. Therefore, it is necessary to study engineering geology and geomorphology to support the sustainability of the ring road construction (Left Ring Road Phase I). The study of engineering geology was carried out in the form of a study of the distribution of soil and rock types in the construction area of the left ring road phase I. This study can be achieved by conducting engineering geological mapping, soil mechanics analysis in laboratory tests, and slope stability analysis to determine the value of the safety factor of the slope design. Slope stability analysis was carried out using the "Morgenstern-Price" Limit Equilibrium Method (LEM) with three types of water level conditions, such as Low Water Level (LWL), Normal Water Level (NWL), and Flood Water Level (FWL). For geomorphological studies, data analysis was carried out using Digital Elevation Model (DEM) and geological maps of the pidekso dam project area by PT. Virama Karya. Based on the geomorphological study using DEM data, surface geological maps, and mapping, it shows that the pidexo dam project area has two geomorphological units, namely the Satuan Perbukitan Rendah Vulkanik Sangat Landai and Satuan Perbukitan Vulkanik Agak Curam. Based on the study of engineering geology and physical analysis and soil mechanics in the construction area of the Phase I left ring road, it shows that there are two types of engineering geology units. Satuan Geologi Teknik I is composed of Silt Low Plasticity (ML) soil and class II weathered tuff, and Satuan Geologi Teknik II is composed of Silty Sand (SM) soil and class IV weathered tuff. Slope stability analysis shows that the SF (Safety Factor) value in the updated design using the "slope profile description" method has met the standard SF value that has been determined >1.5 in three types of water level conditions. Therefore, it can be known the engineering geology and geomorphology conditions in the development area and can continue the development and construction process with an updated final design.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Hanna Pramitha
"Salah satu aspek yang perlu diperhatikan ketika melakukan operasi pertambangan adalah kelerengan. Kondisi lereng yang tidak stabil dapat menghambat proses produksi, sehingga diperlukannya infrastruktur yang tepat dan aman untuk mengoptimalkan kegiatan penambangan. Fasilitas Penampungan Residu (FPR) digunakan sebagai sarana infrastruktur untuk menampung limbah hasil proses pencucian material bauksit. Air dari kolam pengendapan perlu dijaga agar tetap ditempat yang disediakan dan dapat dikendalikan, sehingga perlu dibuat tanggul di sekitar kolam. Penelitian ini dilakukan di lokasi kolam pengendapan PT. Cita Mineral Investindo Tbk site Air Upas, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Kondisi lereng yang tidak stabil dapat menghambat proses produksi dan mengakibatkan target produksi tidak tercapai dan membahayakan keselamatan pekerja. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan dengan tujuan analisis lebih lanjut terkait kestabilan tanggul tersebut. Parameter atau data yang digunakan adalah tinggi air kolam, geometri lereng, dan sifat fisik serta mekanik tanah seperti unit weight, kohesi, dan sudut geser dalam. Pengujian sifat fisik dan mekanik pada penelitian ini dilakukan pada tiga titik, yaitu UP-01, UP-02, dan UP-03. Metode kesetimbangan batas digunakan dalam mendapatkan nilai faktor keamanan sehingga dapat direkomendasikan rencana desain dan spesifikasi tertentu pendukung faktor keamanan yang tidak stabil. Garis penampang pada area ini dibagi menjadi 4 penampang, yaitu A-A’, B-B’, C-C’, dan D-D’. Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng, lereng A-A’ memiliki faktor keamanan yang tidak stabil, sedangkan lereng B-B’, C-C’, dan D-D’ memiliki faktor keamanan yang stabil. Rekomendasi geometri lereng stabil diberikan untuk lereng A-A’ hingga faktor keamanannya menjadi stabil. Pada kolam 4 (D-D’), kapasitas air maksimum yang ditampung adalah sebesar 110,593 m3, kolam 6 (C-C’) sebesar 1,129,613 m3, kolam 15C (A-A’) sebesar 239,027 m3, dan kolam 16 (B-B’) sebesar 103,271 m3 berdasarkan peraturan dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018, di mana kapasitas maksimum air kolam 80% dari volume kolam tersebut.

One crucial aspect to consider in mining operations is slope stability. Unstable slope conditions can impede the production process, necessitating the implementation of appropriate and secure infrastructure to optimize mining activities. Sedimentation ponds are employed as infrastructure facilities to contain waste from the bauxite washing process. The water in the sediment pond must be contained in the designated area and controlled, requiring the construction of embankments around the pond. This research was conducted at sedimentation ponds site of PT. Cita Mineral Investindo Tbk in Air Upas, Ketapang Regency, West Kalimantan. Unstable slope conditions can impede the production process, leading to unmet production targets and posing a danger to workers’ safety. Thus, this research aims to conduct further analysis regarding the stability of the embankment. Parameters or data used include groundwater levels, slope geometry, and the physical and mechanical properties of the soil, such as unit weight, cohesion, and internal friction angle. The limit equilibrium method is employed to obtain the safety factor values, allowing for the recommendation of a redesign plans and specifications to support unstable safety factors. The cross sectional area are divided into 4 sections, namely A-A’, B-B’, C-C’, and D-D’. Based on the results of the slope stability analysis, slope A-A’ has an unstable safety factor, while slopes B-B’, C-C’, and D-D’ have a stable safety factor. Recommendations for stable slope geometry are given for slope A-A’ by trial and error until the safety factor becomes stable. In D-D’, the maximum water capacity stored is 110,593 m3, 1,129,613 m3 for C-C’, 239,027 m3 for A-A’, and 103,271 m3 for B-B’ based on regulations from the Decree of the Minister of Energy and Mineral Resource, Number 1827 K/30/MEM/2018, where the maximum capacity of RSF water is 80% of the RSF volume."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Haryadi
"Curug Batu Templek merupakan salah satu situs warisan geologi yang berpotensi dalam menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung karena akses yang mudah dijangkau oleh kendaraan dan keberadaan air terjun yang indah. Lokasi Curug Batu Templek berada di Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Curug Templek merupakan salah satu calon geosite yang masuk ke dalam daftar proyek Geopark Sunda. Daerah Cimenyan, Kabupaten Bandung adalah daerah yang rawan terjadinya bencana longsor. Penyebab utama bencana longsor pada Daerah Cimenyan disebabkan oleh morfologi Kota Bandung yang dilewati oleh beberapa struktur geologi, curah hujan yang tinggi, dan kemiringan lereng yang sangat curam. Kestabilan lereng merupakan aspek penting dalam menjamin keamanan dan kenyamanan calon pengunjung Curug Templek, oleh sebab itu dilakukan analisis kestabilan lereng. Analisis kestabilan lereng pada curug ini dilakukan untuk mengetahui nilai faktor keamanan dari lereng dengan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR), Geological Strength Index (GSI) dan metode kesetimbangan batas serta Slope Mass Rating (SMR) untuk menentukan nilai faktor keamanan. Selain untuk mengetahui nilai faktor keamanan, penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis serta probabilitas terjadinya longsor dengan menggunakan metode analisis petrologi, petrografi, dan kinematik. Hasil penelitian kualitas massa batuan didapatkan bahwa, kualitas massa batuan penyusun Curug Batu Templek sangat bagus. Hasil analisis longsor menggunakan metode analisis petrologi, petrografi, dan kinematik didapatkan bahwa probabilitas terjadinya longsor yang berjenis non circular dengan litologi berupa andesit dan tipe longsorannya adalah toppling dengan kemungkinan terjadinya adalah 30%. Hasil dari analisis kestabilan lereng menggunakan metode deterministik kesetimbangan batas didapatkan nilai faktor keamanan di atas angka 1 yang menunjukkan bahwa lereng tersebut stabil dan data Slope Mass Rating (SMR) termasuk kelas I yaitu sangat stabil dan kemungkinan slope failure-nya sangat kecil.

Curug Batu Templek is one of the geological heritage sites with potential to attract both local and international tourists due to its accessible location by vehicles and the presence of a beautiful waterfall. Curug Batu Templek is located in Cikadut Village, Cimenyan District, Bandung Regency, West Java Province. Curug Templek is one of the candidate geosites listed in the Geopark Sunda project. The Cimenyan area, in the Bandung Regency, is prone to landslides. The main causes of landslides in the Cimenyan area are attributed to the morphology of the Bandung City, which is traversed by several geological structures, high rainfall, and very steep slope inclinations. Slope stability is a crucial aspect in ensuring the safety and comfort of potential visitors to Curug Templek; therefore, slope stability analysis is conducted. The slope stability analysis for this waterfall is performed to determine the safety factor of the slope using the Rock Mass Rating (RMR) method, Geological Strength Index (GSI), and limit equilibrium methods, as well as the Slope Mass Rating (SMR) to determine the safety factor value. In addition to determining the safety factor value, this research aims to identify the type and probability of landslides using petrological, petrographic, and kinematic analysis methods. The research reveals that the quality of the rock mass forming Curug Batu Templek is very good. The landslide analysis using petrological, petrographic, and kinematic methods indicates a 30% probability of a non-circular landslide occurring with andesite lithology, and the landslide type is identified as toppling. The deterministic limit equilibrium analysis of slope stability yields safety factor values above 1, indicating that the slope is stable. The Slope Mass Rating (SMR) data classifies it as class I, meaning it is very stable, and the likelihood of slope failure is very low."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gidion Immanuel
"Kecamatan Pomalaa, Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu wilayah dengan dengan potensi cadangan mineral nikel yang banyak. Oleh karena itu, aktivitas pertambangan sangat sering dilakukan di daerah ini. Kegiatan pertambangan nikel sangat erat hubungannya dengan keselamatan kerja, terutama pada kegiatan produksi. Kegiatan produksi ini berkaitan juga dengan proses penggalian dan pengangkutan bahan galian. Salah satu area yang harus diperhatikan dalam kegiatan pertambangan adalah lereng area timbunan. Disposal area atau area timbunan adalah lokasi di daerah pertambangan yang dijadikan sebagai tempat penimbunan material-material overburden. Lereng disposal area yang tidak stabil akan berpengaruh terhadap kegiatan produksi. Karna itu diperlukan lokasi dan desain yang sesuai dalam membangun area timbunan. Penentuan lokasi area timbunan dan desain yang stabil dilakukan dengan menggunakan metode uji sifat fisik dan mekanika tanah, uji daya dukung tanah, dan analisis kesetimbangan batas menggunakan metode Janbu yang disederhanakan. Uji sifat fisik dan mekanika tanah pada penelitian ini dilakukan pada 1 titik dengan 4 buah sampel yang menyebar dari permukaan hingga kedalaman 3,20 meter. Nilai daya dukung tanah yang diperbolehkan dari peremukaan sampai pada kedalaman 2,99 meter memiliki nilai <81,812 ton/m2, sedangkan pada kedalaman 3,00­­–3,20 meter yang memiliki nilai daya dukung tanah yang diperbolehkan sebesar 435,81 ton/m2. penggalian tanah terlebih dahulu sedalam 3 meter disarankan sebelum dilakukan penimbunan, untuk mendapatkan area disposal yang aman sesuai dengan analisis uji daya dukung tanah. Hasil desain yang sesuai dengan area penelitian dibagi menjadi 2 section yaitu section A, dan section B dengan pembagian sudut section adalah 35°, 40°, dan 45°. Berdasarkan hasil analisis kesetimbangan batas dari masing-masing section dengan sudut yang sudah ditentukan, maka didapat bahwa pada section A dengan sudut kemiringan 45°; section B dengan sudut kemiringan 40°; dan 45° memiliki nilai FK < 1,3, desain lereng ini termasuk ke dalam lereng yang tidak aman dan berpotensi longsor. Sedangkan pada section A dengan sudut kemiringan 35°;40°; dan section B dengan sudut kemiringan 35° memiliki nilai FK > 1,3, Desain lereng ini termasuk ke dalam lereng yang aman dan memiliki kemungkinan longsor yang rendah. Berdasarkan analisis kesetimbangan batas, desain lereng yang aman digunakan memiliki kemiringan sudut 35°

Pomalaa Sub-district, Southeast Sulawesi province is one of the areas with a high potential for nickel mineral reserves, Therefore, mining activities are very often carried out in this area. Nickel mining activities are closely related to work safety, especially in production activities. This production activity is also related to the process of extracting and transporting minerals. One area that must be considered in mining activities is the slope of the embankment area. A disposal or stockpiling area is a location in a mining area used as a place for stockpiling overburdened materials. Unstable slopes of the disposal area will affect production activities. Because of that, an appropriate location and design are needed in building a stockpile area. The determination of the location of the embankment area and its stable design is carried out by using the physical and mechanical properties of the soil, the soil bearing capacity test, and the boundary equilibrium analysis using the simplified Janbu method. Soil physical and mechanical properties tests in this study were carried out at 1 point with 4 samples that spread from the surface to a depth of 3.20 meters. The allowable soil carrying capacity from the surface to a depth of 2.99 meters has a value of <81.812 tons/m2, while at a depth of 3.00¬–3.20 meters, the allowable soil carrying capacity is 435.81 tons/ m2. Excavation of the soil as deep as 3 meters is recommended before backfilling, to obtain a safe disposal area according to the soil carrying capacity test analysis. The results of the design according to the research area are divided into 2 sections, namely section A and section B with the division angles of the sections being 35°, 40°, and 45°. Based on the results of the boundary equilibrium analysis of each section with a predetermined angle, it is found that section A with an inclination angle of 45°; section B with a tilt angle of 40°; and 45° has an FK value < 1.3, this slope design is classified as an unsafe slope and has the potential for landslides. Whereas in section A with a slope angle of 35°;40°; and section B with a slope angle of 35° has an FK value of > 1.3. This slope design is considered a safe slope and has a low probability of landslides. Based on the boundary equilibrium analysis, a safe slope design has a slope angle of 35°."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Murpadinata
"Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam daerah rawan gempa bumi. Pada tanggal 25 Januari 2014 pernah terjadi gempa dengan magnitudo 6,5 di Cilacap. Peristiwa gempa bumi yang terjadi didominasi oleh gempa yang bersumber dari Megathrust selatan Jawa yang dekat dengan Cilacap. Wilayah penelitian, yang berada di Selatan Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap (Desa Ujungmanik, Kubangkangkung, dan Sidaurip), sebagian tersusun atas endapan lempung yang rentan dengan amplifikasi. Adanya kehadiran sesar membuat daerah semakin rawan terhadap gempa bumi. Dengan jumlah penduduk yang cukup banyak dan keterdapatan sarana prasarananya, maka diperlukan analisis tipologi dan kestabilan kawasan rawan gempa bumi sebagai langkah mitigasi. Analisis ini menggunakan empat parameter utama yaitu data litologi batuan, data sesar, data kemiringan lereng, dan data PGA permukaan. Seluruh parameter tersebut dilakukan skoring sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Gempa Bumi. Hasil skoring tiap parameter digabung untuk menghasilkan sebuah peta tipologi dan sebaran kestabilan wilayah kawasan rawan gempa bumi. Hasil penelitian didapat bahwa wilayah penelitian memiliki kestabilan yang stabil, kurang stabil, dan tidak stabil dengan range skor 33-55 dan dibagi menjadi 5 tipe tipologi kawasan rawan bencana gempa bumi yaitu Tipe A, Tipe B, Tipe C, Tipe D, dan Tipe E.

Cilacap Regency is included in an earthquake-prone area. On January 25, 2014, an earthquake with a magnitude of 6.5 occurred in Cilacap. The earthquake events that occurred were dominated by earthquakes originating from Megathrust South Java which is close to Cilacap. The research area in the South of Kawunganten District, Cilacap Regency (Ujungmanik, Kubangkangkung and Sidaurip Villages) is partly composed of clay deposits that are susceptible to amplification. The presence of faults makes the area more vulnerable to earthquakes. With a large population and the availability of infrastructure, typology and stability analysis of earthquake-prone areas is needed as a mitigation measure. This analysis uses four main parameters, rock lithology data, fault data, slope data and surface PGA data. All these parameters are scored in accordance with Minister of Public Works Regulation Number 21 of 2007 concerning Spatial Planning Guidelines in Earthquake Prone Areas. The scoring results for each parameter are combined to produce a typology map and distribution of regional stability in earthquake-prone areas. The research results showed that the research area had stable, less stable and unstable stability range score 33-55 and divided into 5 typological types of earthquake-prone areas, namely Type A, Type B, Type C, Type D, and Type E."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>