Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ihsan Damhury
"Polyester sangat banyak dipakai di industri tekstil salah satunya yaitu terbuat dari poly(ethylene terephthalate) (PET) yang memiliki kekuatan yang tinggi, ketahanan terhadap kimia, dan sifat pengeringan yang baik jika dibandingkan dengan bahan baku alami seperti katun sehingga polyester nyaman digunakan untuk pemakaian sehari-hari. Salah satu produk tekstil yang sering digunakan sebagai bahan baku dacron sebagai isian bantal maupun boneka yaitu hollow staple fiber dengan menggunakan metode spinning dan drawing. Penelitian ini membahas tentang penggunaan limbah produksi sebagai bahan baku hollow staple fiber dan membahas pengaruh ratio dan suhu penarikan pada proses drawing terhadap sifat mekanis meliputi tensile strength dan elongation serta melihat perubahan kristalinitas dan morfologi yang terjadi setelah dilakukan proses drawing. Variasi ratio penarikan yaitu 3,601x, 3,712x, dan 3,830x sedangkan suhu penarikan yang digunakan yaitu 60°C, 70°C, dan 80°C. Karakterisasi sifat termal dilakukan dengan Differential Scanning Calorimetry, sifat mekanik menggunakan Favimat+, dan penampang melintang menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 400x. Hasil pengujian Differential Scanning Calorimetry menghasilkan nilai kristalinitas pada bahan baku bijih plastik B-grade sebesar 68%, flake sebesar 56%, RCL sebesar 24%, dan untuk sample undrawyarn sebesar 20%. Nilai kristalinitas tertinggi terdapat pada sample yang telah melalui proses drawing dengan ratio penarikan 3,712x menggunakan temperature 70°C yaitu sebesar 84% sedangkan pengujian Favimat+ menunjukan hasil optimum pada ratio penarikan 3,601x nilai tensile strength sebesar 3,4 g/den, elongation sebesar 16,43% dan dengan minimnya kerusakan morfologi penampang melintang sehingga dapat meminimalisir kerusakan dan meminimalisir limbah produksi serta meningkatkan efisiensi.

Polyester is widely used in the textile industry, it is made of poly (ethylene terephthalate) (PET) which has high strength, chemical resistance, and good drying properties when compared to natural raw materials such as cotton so polyester is comfortable to use for everyday use. One of the textile products that is often used as a raw material for dacron as a pillow or doll filling is hollow staple fiber using the spinning and drawing methods. This study discusses the use of production waste as a raw material for hollow staple fiber and discusses the effect of the ratio and temperature of the drawing process on mechanical properties including tensile strength and elongation and sees changes in crystallinity and morphology that occur after the drawing process. The variations in the drawing ratio are 3.601x, 3.712x, and 3.830x while the drawing temperatures used are 60° C, 70° C, and 80° C. Characterization of thermal properties is carried out by Differential Scanning Calorimetry, mechanical properties using Favimat +, and cross-sections using an optical microscope with a magnification of 400x. The results of the Differential Scanning Calorimetry test produced a crystallinity value for b-grade plastic ore raw materials of 68%, flake of 56%, rcl of 24%, and undraw yarn samples of 20%. The highest crystallinity value was found in samples that had gone through the drawing process with a drawing ratio of 3.712x using a temperature of 70°C, which was 84%, while the Favimat+ test showed optimum results at a drawing ratio of 3.601x, a tensile strength value of 3.4 g/den, elongation of 16.43% and with minimal damage to the cross-sectional morphology so that it can minimize damage and minimize production waste and increase efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Nur Amalia
"Dalam penelitian ini, menggunakan serbuk limbah termoset poliester dari industri powder coating sebagai filler untuk memproduksi komposit berbasis matriks polivinil klorida (PVC) dengan tujuan untuk mendaur ulang sumber daya dengan cara yang lebih menguntungkan dan peduli lingkungan. Serbuk limbah termoset poliester yang memiliki gugus fungsi reaktif dicampur dengan PVC dan heat stabilizer divariasikan komposisi filler yang ditambahkan 30, 40, 50 dan 60 phr dan temperatur hot melt mixing pada suhu 170°C, 175°C, 180°C dan 185°C menggunakan alat two roll mill sebagai variabel dengan pengujian yang dilaksanakan adalah pengukuran tegangan permukaan dengan metode sessile drop dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR untuk menguji interaksi antar campuran, Scanning Electron Microscopy SEM untuk melihat kompatibilitas serta keberhasilan dispersi dan distribusinya, dan Thermo Gravimetric Analysis TGA-Differential Thermal Analysis (DTA) untuk analisis termal. Pada penelitian ini diketahui bahwa penambahan filler pada hingga 50 phr dan suhu hot melt mixing pada 175°C dapat meningkatan kompatibilitas secara fisik dan kimiawi serta sifat campuran dengan indikasi peningkatan intensitas ikatan hidrogen serta distribusi dan dispersi campuran dengan pendekatan pengamatan SEM yang diolah menggunakan software ImageJ dengan plugin Near Neighbor Distance NND. Berdasarkan analisis TGA/DTA penambahan serbuk limbah termoset poliester mampu meningkatkan ketahanan termal komposit.

This study, the waste polyester thermoset polyester powder from powder coating industry was reused to produce poly(vinyl chloride) composites with the aim to recycle resources in a more profitable and environmental concern way. The waste polyester thermoset powder with functional groups on the surface was reactive to polar resins such as PVC, then mixed with additional heat stabilizer powder. The FT-IR spectrum and critical surface tension using sessile drop method were used to test the compatibility, Scanning Electron Microscopy (SEM) were used to test the compatibility, dispersive and distributive mixing, Thermo Gravimetric Analysis (TGA)-Differential Thermal Analysis (DTA) were used to analyze thermal properties. The samples were tested to study the effect of adding content of filler from 30 phr, 40 phr, 50 phr, 60 phr and also hot melt mixing parameter at temperature 170°C, 175°C, 180°C, and 185°C using two roll mill. From the study, the optimum adding content waste polyester thermoset polyester powder was up to 50 phr and temperature of hot melt mixing at 175°C can increase the compatibility physically, mechanically and also mixing characteristics (dispersive and distributive mixing) with the indication of increasing hydrogen bond. The TGA and DTA test showed that the presence of waste polyester thermoset polyester powder improved the thermal properties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianny Tirta
"Seiring dengan semaldn meningkatnya pemlintaan akan material dengan karakteristik unik yang tidak dimiliki logam, material komposit mulai diminati karena kekuatan terhadap berat yang tinggi. Salah satu jenis komposit tersebut adalah komposit poliester berpenguat serat E-glass. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai matenal tersebut dalam lingkungan keija yang aneka ragam Salah satu jenis lingkungan yang dapat ditemui oleh serat gelas/poliester adalah lingkungan dimana terdapat kombinasi antara kelembaban dan temperatur tinggi (higrotermal) yang dapat menyebabkan degradasi pada matriks serta ikatan antara serat-matriks. Penelirian ini bertujuan unluk melihat pengaruh perlakuan higrotermal terhadap kekuatan lentur komposit serat gelas/poliesten Sampel untuk penelitian dibuat dari matriks poliester yang diperkuat dengan dua jenis serat, yaitu CSM (Chopped Strand Mat) dan WR (Woven Roving). Susunan lapisan adalah 3 CSM/ IWR/3 CSM/1 WR/2 CSM dan dibuat dengan metode laminasi basah. Sebelum diberi perlakuan sampel ditimbang terlebih dahulu. Perlakuan yang diberikan adalah perendaman dalam media air ledeng pada temperatur 26°C, 60° C dan 90°C selama 504 jam, Setelah perendaman, dilakukan penimbangan sampel. Kemudian dilakukan pengujian lentur sesuai dengan standar ASTM D790-81. Pada sampel, baik yang diuji lentur maupun tidak dilakukan pengamatan makro. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berat sampel meningkat dengan semakin tingginya temperatur perendaman.Peningkatan berat sampel dan ternperatur perendaman diikuti dengan penurunan nilai kekuatan dan modulus lentur. Turunnya kedua nilai ini terjadi karena perendaman menyebabkan difusi air ke dalam matriks sehingga merusak matriks serta ikatan serat-matriks. Sedangkan pengarnatan foto makro memperlihatkan bahwa mode perpatahan yang dominan adalah mode perpatahan interlaminar terutama pada serat WR Bentuk perpatahan lain yang teramati adalah retak matriks, perpatahan Serat serta fiber pull-out."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuha Dhia Fajri
"Penggunaan serat alam dapat menjadi alternatif penguat pada material komposit. Serat bambu merupakan salah satu serat alam yang dapat dijadikan penguat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan tarik dan lengkung dari komposit Polyester/ Serat Bambu Haur Hejo yang memenuhi syarat SNI 01-4449-2006 untuk papan serat. Proses alkalisasi menggunakan larutan NaOH dilakukan pada bambu Haur Hejo. Fabrikasi komposit dilakukan dengan metode laminasi basah dengan variasi fraksi berat bambu Haur Hejo sbesar 10 wt%, 20 wt%, dan 30 wt%. Uji tarik, uji lengkung, dan densitas dilakukan pada papan komposit, serta dilakukan pengamatan pada permukaan papan komposit sebelum dan sesudah pengujian.
Komposit Polyester/Serat Bambu Haur Hejo 20 wt% memiliki nilai modulus tarik tertinggi yaitu (377,9 ± 38,7) MPa, nilai ini 66,05% lebih tinggi dari nilai modulus tarik Polyester. Nilai modulus lengkung tertinggi terdapat pada komposit Polyester/Serat Bambu Haur Hejo 30 wt% sebesar (3128,9 ± 341,5) MPa. Semua Komposit yang dihasilkan termasuk dalam kategori Papan Serat Kerapatan Tinggi mengacu pada standar SNI 01-4449-2006 dengan densitas komposit > 0,84 g/cm3. Hasil pengamatan morfologi komposit memperlihatkan adanya void, yang mungkin menyebabkan penurunan modulus dan kuat tarik untuk komposit dengan fraksi berat lebih dari 10 wt%.

The use of natural fibers can be an alternative reinforcement in composite materials. Bamboo fiber is one of the natural fibers that can be used as reinforcement. This study aims to determine the tensile and flexural strength of Haur Hejo bamboo fiber/polyester that meets the requirements of SNI 01-4449-2006 for fiberboard. The alkalization process using NaOH solution was carried out on Haur Hejo bamboo. Composite fabrication was carried out by wet lamination method with a variation of Haur Hejo bamboo weight fraction of 10 wt%, 20 wt%, and 30 wt%. Tensile test, bending test, and density were carried out on composite, and observations were made on the composite surface before and after testing.
Haur Hejo Bamboo Fiber / Polyester Composite 20 wt% has the highest modulus of tensile value (377.9 ± 38.7) MPa, this value is 66.05% higher than Polyester tensile modulus. The highest flexural modulus is found in Haur Hejo Bamboo Fiber/Polyester Composite 30% wt% composite at (3128.9 ± 341.5) MPa. All Composites produced are included in the category of High Density Fiber Board referring to SNI 01-4449-2006 standard with composite density> 0.84 g/cm3. Composite morphology observations show voids, which might cause a decrease in modulus and tensile strength for composites with a weight fraction of more than 10 wt%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Septianty Magdalena
"Air lindi sampah merupakan salah satu konsekuensi dari adanya aktivitas landfilling di TPA yang mengandung senyawa organik dan anorganik serta beberapa bakteri patogen yang tinggi. Karakteristik air lindi dengan nilai COD tinggi dan rasio BOD/COD yang rendah menunjukkan air lindi bersifat non-biodegradable sehingga pengolahan air lindi secara biologis kurang sesuai. Proses Fenton merupakan salah satu metode oksidasi yang menghasilkan radikal hidroksil (•OH) untuk mendegradasi polutan organik dan meningkatkan nilai biodegradabilitas pada air lindi. Pada penelitian ini akan dikaji potensi kombinasi proses Fenton heterogen menggunakan katalis daur ulang dengan proses biologis untuk mengolah air lindi dari TPST Bantar Gebang. Proses Fenton akan memanfaatkan penggunaaan limbah padat yaitu abu terbang dan lumpur aluminium. Ada tiga tahapan utama pada penelitian ini yaitu screening katalis dari dua sumber limbah berbeda, eksperimen parametrik proses Fenton serta kombinasi hybrid proses Fenton dengan pengolahan biologis. Hasil penelitian menunjukkan abu terbang dapat dijadikan sebagai katalis proses Fenton hetrogen untuk mengolah air lindi. Hasil optimum dengan penyisihan COD 42,95% dan penyisihan DOC 42,99% dengan rasio biodegradabilitas DOC/TC 0,99 (fully biodegradable) didapatkan dengan kondisi operasional proses Fenton dengan konsentrasi katalis 2 g/L; rasio H2O2 1x; dan pH 3. Hasil proses Fenton sebagai pre-treatment pengolahan biologis menunjukkan air lindi yang diolah dengan proses Fenton dapat menaikkan biodegradabilitas pada air lindi. Pengolahan hybrid proses Fenton dengan pengolah biologis lumpur aktif menunjukkan penyisihan COD 65,23% lebih tinggi dan konsentrasi akhir DOC 538 mg/L lebih rendah daripada air lindi tanpa pengolahan pendahuluan dengan penyisihan COD 47% dan konsentrasi DOC pada akhir proses 887 mg/L.
.....Landfill leachate is one of the consequences of landfilling activities in landfills which contain high levels of organic and inorganic compounds and several pathogenic bacteria. The characteristics of leachate with a high COD value and a low BOD/COD ratio indicate that leachate is non-biodegradable so that biological treatment of leachate is not suitable. The Fenton process is an oxidation method that produces hydroxyl radicals (•OH) to degrade organic pollutants and increase the biodegradability of leachate. In this study, the potential for a combination of heterogeneous Fenton processes using recycled catalysts and biological processes to treat leachate from Bantar Gebang TPST will be studied. The Fenton process will utilize the use of solid waste, namely fly ash and aluminum sludge. There are three main stages in this research, namely screening catalysts from two different waste sources, parametric experiments with the Fenton process and a hybrid combination of the Fenton process with biological treatment. The results showed that fly ash can be used as a catalyst for the heterogeneous Fenton process to treat leachate. Optimum results with 42.95% COD removal and 42.99% DOC removal with a DOC/TC biodegradability ratio of 0.99 (fully biodegradable) were obtained with Fenton process operating conditions with a catalyst concentration of 2 g/L; ratio H2O2 1x; and pH 3. The results of the Fenton process as a pre- treatment for biological treatment show that leachate treated with the Fenton process can increase the biodegradability of leachate. Fenton process hybrid treatment with activated sludge biological processor showed 65.23% higher COD removal and 538 mg/L lower final DOC concentration than leachate without pre-treatment with 47% COD removal and 887 mg/L final DOC concentration at the end of the process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amar Bramantiyo
"Tingginya penggunaan material polimer dengan matriks komposit (PMC) dalam berbagai aplikasi akhir ? akhir ini menimbulkan permasalahan baru terkait dengan ketebatasan sumber daya dalam memenuhi kebutuhan yang terus berkembang dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Salah satu jalan keluarnya adalah mencoba mencari material PMC alternatif yang lebih ramah lingkungan serta memiliki kekuatan yang baik yaitu material komposit dengan matriks polimer berpenguat serat alam.
Salah satu matriks untuk material PMC yang sering digunakan dan mudah dalam proses fabrikasinya adalah resin poliester tidak jenuh, matriks ini kemudian ditambahkan serat rami yang merupakan salah satu serat alam dengan kapasitas produksi dunia mencapai 100,000 ton pertahun.
Pada penelitian ini ingin diketahui pengaruh fraksi volum serat rami terhadap kekuatan impak, kekuatan tekuk dan kekuatan tekan material komposit. Fraksi volum rami yang digunakan antara 15% - 35% dengan interval 5%. Proses fabrikasi dilakukan dengan menggunakan metode hand lay up, yang dikombinasikan dengan penambahan tekanan selama proses curing. Hal ini dikarenakan metode hand lay up merupakan metode paling sederhana dalam proses pembuatan komposit walaupun memiliki beberapa catatan tekait kualitas material komposit yang dihasilkan berupa ketidak-merataan matriks dan ketidaklurusan serat.
Penambahan konsentrasi serat rami terhadap material komposit rami ?poliester secara umum memberikan pengaruh berupa peningkatan ketahanan impak dan kekuatan tekuk. Sedangkan untuk kekuatan tekan walaupun dari grafik hasil pengujian terlihat adanya peningkatan, namun kekuatan tekan material komposit rami ? poliester masih sangat rendah jika dibandingkan dengan material lain bahkan dibawah kekuatan material poliester murni. Hal ini dikarenakan rendahnya kualitas material komposit hasil fabrikasi dengan metode hand lay up.
Nilai optimum konsentrasi serat pada penelitian ini terdapat pada konsentrasi serat rami 35 % Vf. Yaitu dengan kekuatan impak rata ? rata sebesar 82.38 KJ/m2, kekuatan tekuk rata ? rata sebesar 125 MPa dan kekuatan tekan rata?rata sebesar 80.22 MPa.

The highly use of polymer matrix composite (PMC) in various application this days has caused another issues like environment and limited natural resources. One of the way out is to find alternative PMC materials which have good properties and also environment friendly like natural fiber reinforced composite (NFRC)
Polyester is one of PMC matrix which has widely use in composite with various fiber and jute as fiber is natural fiber which production scale in the whole country extend one hundred million tons in one year.
The purpose of this research is to know effect of jute fiber concentration on mechanical properties of jute polyester composite such as impact resistance, flexural strength and compressive strength. For fabrication, hand lay up process combining compressive load during curing time is used. This is because the hand lay up is the most simply method in accordance to making PMC. Although this method has some notes related to quality product such as fiber misalignment and matrix distributed.
The addition of jute concentration in jute ? polyester composite has increased the value of impact resistance and flexural strength. While for compressive test decreased because of fabrication product by hand lay up method has low quality surface performance, compressive strength of jute polyester composite is very low compare to another materials even pure unsaturated polyester resin has higher compressive strength than jute ? polyester composite.
The optimum volume fraction in this research is held by 35 % Vf of jute fiber concentration with impact resistance 82.38 KJ/m2, Flexural strength rate 125 MPa and compressive strength of material 80.22 MPa."
2008
S41674
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Defiana Darmastuti
"Timbulan sampah di Tempat Rekreasi terus meningkat akibat pertambahan jumlah pengunjung wisata yang semakin meningkat setiap tahunnya. Ancol merupakan tempat rekreasi yang telah memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu TPST sebagai upaya mengurangi timbulan sampah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi daur ulang serta alur perjalanan material sampah daur ulang di TPST Ancol. Untuk pemerolehan data dapat dilakukan dengan pemilahan sampah sesuai SNI 19-3964-1994, wawancara serta survey lapangan. Dari pelaksaan penelitian diperoleh recovery rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 89,94 , dan untuk nilai recycling rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 20,17 walaupun nilai recycling rate dari penjualan material daur ulang mencapai 5,89. Keuntungan ekonomi yang diperoleh setiap harinya adalah Rp 131.900,- namun tidak termasuk keuntungan kompos. Perjalanan material daur ulang sampah, dimulai dari TPST Ancol, lapak besar, dan indsutri daur ulang. Residu sampah yang diperoleh di TPST Ancol, terdiri dari popok bayi, pembalut, tekstil, sterefoam, plastik kemasan, tisu, debu, kayu, serta ayakan kompos. Sedangkan upaya peningkatan daur ulang adalah dari segi kinerja TPST Ancol, pelaku daur ulang dan kualitas sampah yang dijual. Melalui nilai recycling rate eksisting menunjukkan TPST Ancol belum optimum mencapai nilai recycling rate yang seharusnya bisa diperoleh, sehingga pencapaiaan nilai ekonomi belum maksimum.

Solid waste generation amusement park continues to increase due to the increasing number of visitors are increasing every year. Ancol is a recreation place that has owned Material Recovery Facility MRF as an effort to reduce solid waste generation. This research was conducted to find out recycling rate with recycling of recycle waste material at Ancol s MRF. To obtain data can be done by sorting waste according to SNI 19 3964 1994, interview and observation. From the research, the recovery rate based on US EPA literature, 1994 was 89,94 , and for the recycling rate based on US EPA literature, 1994 was 20,17 although the recycling rate of recycled material sales reached 5,89. Economic profit earned per day is Rp 131.900, but excludes compost benefits. Flow of waste recycling materials, starting from Ancol s MRF, large stalls, and recycling industries. The waste residue obtained at the Ancol s MRF, consisting of baby diapers, bandages, textiles, sterefoam, plastic packaging, tissue, dust, wood, and compost sieve. While efforts to increase recycling is from the aspect of performance of Ancol TPST, recycling agents and quality of waste sold. Through the existing recycling rate, the Ancol TPST is not yet optimum to reach the recycling rate that should be obtained, so that the economic value is also not maximized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Keumala Banaget
"Sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus Universitas Indonesia sebagian besar berasal dari gedung perkuliahan dan administrasi, sampah kantin, dan sampah halaman dari setiap fakultas. Karakteristik sampah yang dihasilkan dari gedung kuliah dan administrasi berbeda dengan sampah yang dihasilkan dari kantin dan halaman sehingga dalam proses pengumpulannya sebaiknya sampah-sampah tersebut dipisahkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus Universitas Indonesia dengan studi kasus FISIP, FE, dan FT.
Pemilihan fakultas-fakultas tersebut didasarkan pada jumlah mahasiswa pada fakultas tersebut yang paling banyak diantara fakultas lainnya dan juga ketiga fakultas ini memiliki masalah terkait sampah kantin yang dihasilkan. Dari data timbulan dan komposisi sampah yang didapat kemudian dapat diketahui banyaknya sampah yang dapat didaur ulang dari sampel sampah gedung dan kantin. Dari hasil pengukuran timbulan dan komposisi diketahui bahwa persentase sampah yang didaur ulang sebesar untuk 29% untuk sampah gedung dan 10% untuk sampah kantin FISIP; 38% untuk sampah gedung dan 9% untuk sampah kantin FE; dan 37% untuk sampah gedung dan 10% untuk sampah kantin FT.

Solid waste generation in Universitas Indonesia campus largely derived from the lecture and the administration buildings, canteen, and yard from each faculty. Characteristics of waste generation from the lecture and administration buildings were different from waste generation from the canteen and yard, so in collecting process, solid waste should be separated. This study aims to determine the solid waste generation and composition in University Indonesia campus, with case study Faculty of Social and Political Science (FISIP), Faculty of Economics (FE), and Faculty of Engineering (FT).
The selection of these faculties is based on the number of students which are the most among other faculties and also these faculties have problems related to canteen waste generation. From solid waste generation and composition data, we can find the amount of waste that can be recycled from the building and canteen waste. The results of composition and percentage of recycled waste measurements shows that 29% building waste and 10% canteen waste can be recycled in FISIP; 38% for building waste and 9% for canteen waste can be recycled in FE; and 37% for building waste and 10% for canteen waste can be recycled in FT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raynaldi Abimanyu
"Penelitian ini meneliti tentang intensi daur ulang limbah elektronik dari Generasi Z (17-24 tahun) di JABODETABEK yang memiliki tingkat adopsi produk elektronik yang tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berdesain deskriptif dan single-cross sectional. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori penerimaan inovasi, yaitu Behavioral Reasoning Theory (BRT) dengan variabel value, reasons for, reasons against, attitude dan intention. Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM) digunakan untuk pengolahan data dikarenakan distribusi data yang tidak normal. Hasil Penelitian ini menemukan bahwa value berpengaruh positif terhadap attitude dan reasons for, yang mana keduanya memiliki pengaruh positif pada intention. Variabel reasons against menunjukkan tidak terpengaruh oleh value dan tidak mempengaruhi attitude maupun intention.

This study examines the e-waste recycling intention of Generation Z (17-24 years old) in JABODETABEK which has a high level of adoption of electronic products. This is a quantitative research with descriptive and single-cross sectional design. This study uses an innovation acceptance theory approach, namely Behavioral Reasoning Theory (BRT) with variables of value, reasons for, reasons against, attitude and intention. Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM) is used for data processing due to abnormal data distribution. The results of this study found that value has a positive effect on attitude and reasons for, both of which have a positive effect on intention. The reasons against variable shows that it is not affected by value and does not affect attitude or intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Fatimah Azzahra
"Prinsip ekonomi sirkular yang memanfaatkan limbah agar dapat digunakan kembali sebagai bahan baku dapat membantu permasalahan manajemen sampah. Salah satu metodenya adalah menggunakan teknologi anaerobic digestion (AD) yang dapat mengolah sampah organik menjadi biogas dan digestat. Penerapan AD merupakan salah satu aspek dari sistem ekonomi sirkular karena berpotensi mengurangi masalah produksi limbah dengan menggunakan fasilitas produksi biogas untuk daur ulang menjadi sebuah produk. Hasil dari AD menggunakan substrat produk kelautan telah ditinjau dari beberapa riset. Namun, tinjauan mendalam khususnya hasil kelautan Indonesia masih diperlukan untuk pengembangan metana lebih lanjut, seperti jenis dan rasio pencampuran substrat untuk mengoptimalkan proses AD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi implementasi limbah ikan menggunakan anaerobic digestion dalam ekonomi sirkular dengan menggunakan metode material flow analysis dan menganalisis nilai ekonomi yang dihasilkan dari pengelolaan limbah ikan berbasis anaerobic digestion. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada kerangka kerja Circular Transition Indicator (CTI), dengan satu indikator yang digunakan yaitu close the loop berupa persentase sirkularitas material (material circularity). Hasil penelitian menunjukkan dengan jumlah sampah organik berupa limbah ikan dan digestat sampah sisa makanan sebanyak 0,3 kg, teknologi AD menghasilkan gas metana sebanyak 0,002 mL/grVS selama 7 hari dan tingkat sirkularitas sebesar 50%. Berdasarkan hasil analisis nilai ekonomi unit AD laboratorium rekayasa dan kualitas air, volume metana dapat dikonversi menjadi pengganti alternatif bahan bakar gas LPG sehingga dapat dihitung nilai ekonomis dari penelitian ini sebesar Rp194.000,00 yang juga merupakan biaya penghematan yang dihasilkan menurut Peraturan Menteri ESDM No. 28 tahun 2021 tentang Tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas. Menurut CTI, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat sirkularitas, limbah ikan dapat dimanfaatkan untuk alternatif pakan ternak dan pupuk organik. Metode pemanfaatan tersebut tidak hanya meningkatkan tingkat sirkularitas, namun juga dapat mencegah dampak buruk terhadap lingkungan yang dapat disebabkan oleh sampah organik.

Circular economy principles that utilize waste so that it can be reused as raw materials can help with waste management problems. One method is to use anaerobic digestion (AD) technology which can process organic waste into biogas and digestate. The application of AD is one aspect of a circular economic system because it has the potential to reduce the problem of waste production by using biogas production facilities for recycling into a product. The results of AD using marine product substrates have been reviewed from several studies. However, an in-depth review of Indonesian marine results is still needed for further methane development, such as the type and mixing ratio of substrates to optimize the AD process. This research aims to analyze the potential for implementing fish waste using anaerobic digestion in a circular economy using the material flow analysis method and analyzing the economic value resulting from anaerobic digestion-based fish waste management. This research was carried out by referring to the Circular Transition Indicator (CTI) framework, with one indicator used, namely close the loop in the form of the percentage of material circularity. The research results show that with the amount of organic waste in the form of fish waste and food waste digestate of 0.3 kg, AD technology produces 0,002 mL/grVS of methane gas for 7 days and a circularity level of 50%. Based on the results of the analysis of the economic value of the engineering laboratory AD unit and water quality, the volume of methane can be converted into an alternative substitute for LPG gas fuel so that the economic value of this research can be calculated as IDR 194,000.00 which is also the cost savings generated according to the Ministerial Regulation ESDM No. 28 of 2021 concerning the Supply and Distribution of Liquefied Petroleum Gas. According to CTI, efforts can be made to increase the level of circularity, fish waste can be used as alternative animal feed and organic fertilizer. This utilization method not only increases the level of circularity but can also prevent negative impacts on the environment that can be caused by organic waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>