Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144052 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harisnal
"Jentik Demam Berdarah Dengue (DBD) mengacu pada nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor utama penyebab penyakit DBD telah menjadi masalah besar bagi kesehatan di banyak negara tropis. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), melibatkan setiap rumah tangga sebagai pemantau jentik, pada penelitian ini melibatkan anak (sismantik) dan ibu (jumantik rumah) untuk melakukan pemantaun jentik di rumah tangga. Studi ini menggunakan quasi experiment yang menekankan bahwa ada perbedaan Container Indeks (CI) pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol yang dan melihat pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan,sikap dan tindakan responden dalam penurunan CI di dua wilayah endemis DBD di Kota Pariaman,
Pada kelompok intervensi (G1R1J Plus Sismantik), rata-rata pengetahuan responden sebelum yaitu 55,4%, mengalami peningkatan menjadi 91,7%. Hasil uji T dependen didapatkan nilai p < 0,001. Sikap 78,8%, mengalami peningkatan sesudah intervensi menjadi 85,8%. Hasil uji T dependen didapatkan nilai p < 0,001. Tindakan 48,9%, mengalami peningkatan menjadi 83,7%. Hasil uji T dependen didapatkan nilai p < 0,001. Efektifitas intervensi terhadap pengetahuan, yaitu sebesar 13%, terhadap sikap sebesar 13%, terhadap tindakan 48,5%. Variabel berpengaruh terhadap penurunan angka CI adalah variabel intervensi (p = 0,010) dan pendidikan perguruan tinggi (p = 0,024).Studi ini menunjukkan bahwa program G1R1J plus sismantik, secara signifikan menurunkan indeks kepadatan nyamuk (CI). Penggabungan program G1R1J dengan Sismantik dapat menurunkan jumlah vektor nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini menawarkan panduan strategis untuk membangun kebijakan pemantau jentik yang lebih berkelanjutan dan efisien di daerah endemis lainnya.

Dengue hemorrhagic fever (DHF), primarily transmitted by Aedes aegypti mosquitoes, remains a major public health challenge in many tropical regions. The "One House, One Larvae Observer Movement" (Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, G1R1J) empowers households to actively participate in larvae surveillance efforts. This study enhances the program by incorporating the roles of children (Sismantik) and mothers (Jumantik Rumah) to strengthen larvae monitoring practices at the household level.This study employs a quasi-experimental design, focusing on the difference in the reduction of the Container Index (CI) between the intervention group, and the control group. The study also examines the impact of training on respondents' knowledge, attitudes, and practices regarding the reduction of CI in two dengue-endemic areas in Pariaman City.In the intervention group (G1R1J plus child participation), the mean knowledge score increased significantly from 55.4% to 91.7% post-intervention (paired t-test, p<0.001). the mean attitude score improved from 78.8% to 85.8% (paired t-test, p<0.001), and the mean performance score increased from 48.9% to 83.7% (paired t-test, p<0.001). The intervention was effective in increasing knowledge by 13%, attitude by 13%, and performance by 48.5%. Variables influencing the reduction in CI include the intervension variable (p = 0.010) and higher education level (p = 0.024) This study demonstrates that the G1R1J plus Sismantik program can significantly reduce the Container Index (CI). The integration of the G1R1J program with Sismantik has proven effective in decreasing the population of Aedes aegypti mosquito vectors.The findings of this study provide strategic guidance for developing more sustainable and efficient larvae monitoring policies in other endemic areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Syahputra
"Pada akhir tahun 2018 terjadi peningkatan kejadian penyakit DBD yang berada di Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku dari siswa kelas 5 Sekolah Dasar terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) serta Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) di sekolah setelah dilaksanakannya kedua metode intervensi yang berbeda yakni metode presentasi dan video edukasi. Penelitian ini menggunakan metode desain quasi experimental dengan teknik rancangan pre test dan post test design.Hasilnya diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil skor pada pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah diberikan intervensi. Penelitian ini diharapkan dapat menurunkan kejadian penyakit DBD di wilayah Kecamatan Sukmajaya dan meningkatkan pengetahuan siswa sehingga memicu terbentuknya sikap positif dan perilaku yang baik dalam melakukan suatu upaya pencegahan penyakit DBD melalui kegiatan PSN.

In the end of year 2018, there was an increase DHF disease in Depok City This research aims to measure and determine the differences in knowledge, attitude and practice of 5th grade students of Elementary School towards Dengue Hemorragic Fever (DHF) and Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) for increasing larvae free rates (ABJ) in schools with two different intervention methods. This study uses a quasi experimental method design with pre test and post test design techniques. The results of the study revealed that there was an increase in the score on students’ knowledge, attitudes and practice after being given intervention in both the presentation and video education methods. This study is expected to reduce the incidence of DHF in Sukmajaya district area and increase student knowledge so as to trigger the formation of positive attitudes and good behavior in carrying out an effort to prevent DHF disease through PSN activities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henrico Citrawijaya
"ABSTRAK
Pengendalian vektor menjadi salah satu kunci menurunkan transmisi penyakit DBD. Sejauh ini, pengendalian vektor dilakukan dengan insektisida kimia sintetis. Insektisida tersebut telah menimbulkan resistensi sehingga diperlukan insektisida yang alami dari tanaman untuk mengatasi masalah resistensi tersebut. Lantana camara adalah salah satu tanaman hias yang mengandung terpenoid, flavonoid, dan alkaloid yang berpotensi sebagai larvasida. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas larvasida dari ekstrak bunga L. camara Tanaman Tembelek dengan pelarut etil asetat terhadap larva Aedes aegypti Instar III dan IV. Rancangan penelitian ini adalah eksperimen. Terdapat kelompok kontrol dan perlakuan. Pada kelompok kontrol, larva hanya diberikan air kran sedangkan pada kelompok perlakuan larva diberikan ekstrak bunga L. camara dengan konsentrasi 60 ppm, 75 ppm, 105 ppm, 150 ppm dan 300 ppm. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pada jam ke-24, jumlah mortalitas larva berbanding lurus dengan konsentrasi ekstrak r=0,84, p.

ABSTRACT
Vector control becomes a key strategy to reduce DHF transmission. So far, vector control has been carried out by using chemical synthetic insecticide. It causes mosquitoes become resistant so the natural insecticides made from plant are needed to solve the resistance problem. Lantana camara is a plant which contains active metabolites against larvae such as terpenoid, flavonoid, and alkaloid. The aim of this study is to investigate larvicidal effectiveness of L. camara flower with ethyl acetat solvent against Aedes aegypti larvae instar III and IV. This study is conducted by using experimental design. The Ae. aegypti larvae are divided into control and intervention groups. In the control group, tap water is used while in the intervention group, extract with various concentrations 60 ppm, 75 ppm, 105 ppm, 150 ppm, and 300 ppm is employed. The result shows that the percentage of larval mortality is directly proportional to concentration of the extract r 0,84, p"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadela Andini
"Latar Belakang: Dalam beberapa dekade terakhir, insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan secara drastis di semua negara. Hal ini disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus betina yang tidak hanya menyebarkan virus dengue, tetapi juga virus Zika, chikungunya, dan demam kuning. Berkaitan dengan itu, penyakit DBD pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1968 di Kota Surabaya, Jawa Timur dengan tingkat kematian sebesar 41,3%. Selanjutnya, pada 2022, Jakarta Selatan menyumbang kasus DBD sebanyak 1.846 kasus dengan 31 kasus di antaranya berada di Kelurahan Menteng Atas. Tujuan: menganalisis gambaran input, proses kegiatan, dan gambaran output dari kader jumantik dalam pencegahan DBD. Metode: Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Desember 2023 di Kelurahan Menteng Atas. Perolehan data dilakukan secara langsung di lapangan dan dijelaskan menggunakan metode pendekatan kualitatif untuk memahami fungsi kader jumantik pada pencegahan demam berdarah dengue dan mendiskripsikan hasil temuannya dalam sebuah narasi. Hasil: Dengan demikian, diketahui bahwa input dari variabel sumber daya manusia adalah kader dan koordinator jumantik di Kelurahan Menteng Atas sudah sesuai dengan pedoman, yakni 132 kader dan 10 koordinator sesuai perwakilan RT setempat, kader jumantik berasal dari masyarakat dengan mayoritas ibu rumah tangga. Selain itu, dana operasional yang diperoleh oleh kader sebesar Rp500.000 disertai dengan sarana dan prasarana yang sudah mencukupi seperti seragam, alat tulis, dan lain-lain. Pengorganisasian atau pembentukan struktur organisasi kader jumantik dilakukan dan diusulkan oleh RT/RW setempat disertai surat keputusan dari kelurahan. Akibatnya, pemberantasan nyamuk selama bulan Januari-Juli 2023 mencapai hasil yang maksimal, yaitu dengan rata-rata bebas jentik sebesar 99 persen.

Introduction: In the last few decades, there has been a drastic increase in the case of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) across all countries. This surge can be attributed to the female Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes, which not only transmit the dengue virus but also Zika, chikungunya, and yellow fever viruses. The first case of DHF was identified in Indonesia in 1968 in the city of Surabaya, East Java, with a mortality rate of 41.3%. Subsequently, in 2022, South Jakarta contributed 1,846 cases of DHF, with 31 cases reported in the Menteng Atas sub-district. Objective: The aim of this study is to analyze the input, process activities, and output overview of mosquito vector control (jumantik) cadres in the prevention of DHF. Methods: This research was conducted from July to December 2023 in the Menteng Atas sub-district. Data collection was carried out directly in the field and explained using a qualitative approach to comprehend the functions of jumantik cadres in preventing Dengue Hemorrhagic Fever and to describe the findings in a narrative form. Result: Consequently, it was determined that the input from the human resources variable, namely the cadres and jumantik coordinators in the Menteng Atas sub-district, is in accordance with guidelines, consisting of 132 cadres and 10 coordinators as per local RT representation. The jumantik cadres are drawn from the community, with the majority being housewives. Furthermore, operational funds of Rp500,000, along with sufficient facilities and infrastructure such as uniforms, stationery, and others, are provided to the cadres. The organization or formation of the jumantik cadre organizational structure is carried out and proposed by the local RT/RW, accompanied by a decree from the sub-district. As a result, mosquito eradication during January-July 2023 achieved optimal outcomes, with an average larval index of 99 percent."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoyo
"ABSTRAK
Kasus DBD secara global maupun nasional terus mengalami peningkatan walaupun terjadi penuruan yang cukup signifikan pada tahun 2017. Penurunan jumlah kasus tersebut tentu tidak terlepas dari adanya berbagai upaya yang telah dilakukan, tetapi kita juga tidak dapat mengesampingkan adanya fakta bahwa siklus trend kasus DBD masih terjadi dalam periode waktu tertentu. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa proporsi penggunaan insektisida secara umum dalam mencegah gigitan nyamuk sebesar 12,2 , sedangkan diperkotaan proporsinya lebih tinggi 17,9 dibandingkan dengan pedesaan 6,4 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian penyakit DBD. Penelitian ini adalah studi analitik dengan rancangan kasus kontrol yang dilakukan terhadap 320 sampel yang terdiri atas 80 kasus dan 240 kontrol. Sampel kasus dipilih dengan metode consecutive sampling yang diambil dari laporan kasus DBD dan sampel kontrol dipilih secara acak sederhana yang diambil dari tetangga kasus dalam radius 100 meter. Analisis multivariat dilakukan dengan regresi logistik berganda yang bertujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian penyakit DBD setelah mengendalikan faktor umur, gender, pendidikan, pekerjaan, kepadatan hunian, kasa nyamuk, PSN, breeding place, dan resting place. penelitian ini dilakukan di Kota Kendari pada bulan Mei ndash; Juni 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis insektisida berhubungan dengan kejadian penyakit DBD dengan nilai OR 0,081 95 CI: 0,03-0,19 dan nilai P 0,000 untuk anti nyamuk bakar, OR 0,36 95 CI: 0,16-0,75 dan nilai P 0,007 untuk anti nyamuk spray, dan OR 0,16 95 CI: 0,06-0,37 dan nilai P 0,000 untuk anti nyamuk lainnya setelah mengendalikan faktor umur, kepadatan hunian, dan breeding place. Kombinasi insektisida berhubungan dengan kejadian penyakit DBD dengan nilai OR 0,17 95 CI: 0,07-0,34 dan nilai P 0,000 untuk 1 jenis anti nyamuk bakar dan OR 0,21 95 CI: 0,10-0,41 dan nilai P 0,000 untuk >1 jenis anti nyamuk setelah mengendalikan faktor umur, pendidikan, PSN dan breeding place. Waktu penggunaan insektisida berhubungan dengan kejadian penyakit DBD dengan nilai OR 0,19 95 CI: 0,08-0,39 dan nilai P 0,000 untuk malam hari dan OR 0,17 95 CI: 0,08-0,37 dan nilai P 0,000 untuk pagi dan sore hari setelah mengendalikan faktor umur, pendidikan, dan breeding place. Frekuensi penggunaan insektisida tidak berhubungan dengan kejadian penyakit DBD setelah berinteraksi dengan gender dan setelah mengendalikan faktor umur, pendidikan, pekerjaan, kasa nyamuk, dan breeding place. Edukasi dapat difokuskan untuk mengurangi kebiasaan menggantung pakaian bekas pakai dan melaksanakan PSN secara rutin. Sasarannya dapat dipersempit pada kelompok usia sekolah.

ABSTRACT
The case of DHF globally and nationally continues to increase despite the significant decline in 2017. The decline in the number of cases is certainly not independent of the various efforts that have been done, but we also can not rule out the fact that the dengue trend cycle still occurs in the certain period. The results of Basic Health Research in 2013 shows that the proportion of insecticide use in general in preventing mosquito bites was 12.2 , while urban proportion is higher 17.9 than rural 6.4 . This study aims to determine the relationship of household insecticide use with the incidence of DHF disease. This study was an analytic with case control design that conducted on 320 samples consisting of 80 cases and 240 controls. The case samples were selected by the consecutive sampling method taken from the DHF case report and a simple randomized control sample taken from the neighboring case within 100 meters radius. Multivariate analysis was performed by multiple logistic regression which was aimed to analyze the relationship of household insecticide use with the incidence of DHF after controlling for age, gender, education, occupation, housing density, mosquito net, PSN, breeding place and resting place. This study was conducted in Kendari City in May June 2018. The results showed that the type of insecticide was related to the incidence of DHF with OR 0,081 95 CI 0,03 0,19 and P 0,000 for burn mosquito repellent, OR 0,36 95 CI 0,16 0,75 and P value 0,007 for spray mosquito, and OR 0,16 95 CI 0,06 0,37 and value of P 0,000 for others mosquito repellent after controlling for age, housing density, and breeding place. The combination of insecticides was associated with the incidence of DHF with OR 0.17 95 CI 0.07 0.34 and P 0,000 for 1 type of mosquito repellent and OR 0.21 95 CI 0.10 0.41 and P 0,000 for 1 mosquito repellent after controlling for age, education, PSN and breeding place. The time of insecticide use was related to incidence of DHF with OR 0.19 95 CI 0,08 0,39 and P 0,000 for night use and OR 0.17 95 CI 0,08 0, 37 and P 0,000 for day and night use after controlling for age, education, and breeding place. Frequency of insecticide use is not related to the incidence of DHF after interaction with gender and after controlling for age, education, occupation, mosquito nets, and breeding place. Education can be focused on reducing hanging habits and carrying out PSN on a regular basis. The targets can be focused in the school age group."
2018
T51340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Silwanus Kaku
"Kota Kupang adalah salah satu daerah endemis di Provinsi NTT. Insiden rate DBD di Kota Kupang selalu menjadi yang tertinggi diantara kabupaten/kota lainnya di NTT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku PSN dengan kejadian DBD. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol, dimana kasus adalah penduduk Kota Kupang berusia >15 tahun yang menderita DBD pada bulan Januari-April 2019 dan tercatat dalam register puskesmas dan dinas kesehatan, sedangkan kontrol adalah penduduk Kota Kupang berusia >15 tahun yang tidak menderita DBD pada periode yang sama dan tinggal dalam radius 100 meter dari rumah kasus. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku PSN dengan kejadian DBD. Orang dengan pengetahuan kurang berisiko 3,03 kali untuk terkena DBD dibandingkan orang dengan pengetahuan baik (95% CI 1,934-9,821). Orang yang tidak melakukan PSN berisiko 7,65 kali dibandingkan dengan orang yang melakukan PSN (95% CI 3,436-17,033). Pemerintah perlu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara rutin oleh petugas kesehatan dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut menyampaikan pesan kesehatan. Melakukan kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Kupang City is one of the endemic areas in NTT Province. The rate of dengue incidence in Kota Kupang has always been the highest among other districts/cities in the Province. This study aims to determine the correlation between knowledge and behavior of mosquitoes nest eradication (PSN) with the incidence of DHF. This study used casecontrol design, where the case was residents of Kupang City aged >15 years-old, suffering from dengue in January-April 2019 and recorded in the register of public health centers and district health office, while controls were residents of Kupang City aged >15 yearsold, did not suffer from dengue in the same period and lived within a 100 meter radius of the case home. The results of this study state that there is a significant correlation between knowledge and behavior of mosquitoes nest eradication (PSN) with the incidence of DHF. People with less knowledge have a risk of 3,03 times for having DHF than people with good knowledge (95% CI 1,934-9,821). People who did not do PSN risk 7.65 times compared to people who did PSN (95% CI 3.436-17.033). The government needs to increase peoples knowledge and awareness through outreach activities carried out routinely by health workers and involving religious and community leaders to participate in conveying health messages. Also carrying out social service activities to cleanses the environment by involving community participation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kavana Iman Ramadhan
"Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi permasalahan serius di seluruh daerah di dunia. DBD disebabkan oleh virus dengue yang di bawa oleh nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama dan aedes albopictus sebagai vektor sekunder dan ditularkan melalui gigitan nyamuk tersebut. Berdasarkan data BPS Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2019 Provinsi Kalimantan Timur mencatat terdapat 6723 kasus DBD dan Kota Balikpapan menjadi penyumbang terbesar dengan 1838 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor iklim (suhu udara, kelembaban, dan jumlah hari hujan), sosio-demografi (kepadatan penduduk), dan upaya pengendalian vektor (Angka Bebas Jentik) dengan insidens DBD di Kota Balikpapan Tahun 2017-2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan data sekunder yang bersumber dari Laporan DBD Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dan Balikpapan dalam Angka oleh BPS Kota Balikpapan. Rata-rata IR DBD selama 5 tahun di Kota Balikpapan adalah 122 per 100.000 penduduk, paling tinggi di Kecamatan Balikpapan Tengah dan paling banyak dialami oleh kelompok umur <15 tahun. Variabel ABJ berhubungan signifikan secara statistik dengan insidens DBD (nilai p = 0,031) dan setiap kenaikan 1% ABJ akan menurunkan angka insidens DBD sebesar 7,795 per 100.000 penduduk (nilai b = -7,795). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan evaluasi untuk mengendalikan penyebaran DBD di Kota Balikpapan dengan aktif melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk terutama di lingkungan sekolah.

Dengue hemorrhagic fever is an environmental-based disease which is still a serious problem in all regions of the world. DHF is caused by the dengue virus which is carried by Aedes aegypti as the main vector and Aedes albopictus as the secondary vector and is spread through the bite of these mosquitoes. Based on BPS, in 2019 the Province of East Kalimantan recorded 6723 cases of DHF and Balikpapan City was the largest contributor with 1838 cases. This study aims to determine the relationship between climatic factors (air temperature, humidity, and number of rainy days), socio-demographics (population density), and vector control efforts (larva free index) with DHF incidence in Balikpapan City in 2017-2021. This study uses an ecological study design with secondary data sourced from the DHF report of Balikpapan City Health Offices and “Balikpapan dalam Angka” by Central Bureau of Statistics of Balikpapan City. The average DHF IR for 5 years in Balikpapan City is 122 per 100,000 population, the highest in Balikpapan Tengah District and most commonly experienced by the age group <15 years. The larva free index (LFI) variable has a statistically significant relationship with the incidence of DHF (p value = 0.031) and every 1% increase in ABJ will reduce the incidence of DHF by 7,795 per 100,000 population (b value = -7,795). This research is expected to be the basis for evaluation to control the spread of DHF in the City of Balikpapan by actively carrying out the Eradication of Mosquito Nests, especially in the school environment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah
"Kecamatan Pesanggrahan merupakan kecamatan kedua dengan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Jakarta Selatan yaitu mencapai 143 kasus tahun 2021. Peningkatan penularan dapat disebabkan oleh kurangnya penerapan perilaku pencegahan DBD pada individu. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD masyarakat di Kecamatan Pesanggrahan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian berjumlah 116 orang dengan kriteria usia 20–65 tahun dan berdomisili di Kecamatan Pesanggrahan. Kuesioner penelitian menggunakan Google Form dan disebar secara daring melalui media sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku pencegahan DBD yang cukup baik dengan rata-rata skor perilaku sebesar 64,31 dari 100. Berdasarkan hasil uji statistik, jenis kelamin menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap perilaku pencegahan DBD (p value= 0,002). Usia memiliki korelasi hubungan yang sedang (r1= 0,482) dan signifikan (p value= 0,001) terhadap perilaku pencegahan DBD. Pengetahuan (r2= 0,998), persepsi kerentanan (r3= 0,999), persepsi keparahan (r4= 0,998), persepsi manfaat (r5= 0,994), persepsi hambatan (r6= 0,998), dan isyarat untuk bertindak (r7= 0,987) memiliki korelasi hubungan yang sangat kuat dan signifikan (p value= 0,001) terhadap perilaku pencegahan DBD. Pemberian edukasi dan promosi kesehatan melalui berbagai metode yang sesuai sangat diperlukan untuk meningkatkan perilaku pencegahan DBD.

Pesanggrahan District is the second sub-district with the highest number of Dengue Hemorrhagic Fever cases in South Jakarta, reached 143 cases in 2021. The increase of transmission can be caused by the lack of implementation of dengue prevention behavior in individuals. This study aims to determine the factors that are related to dengue prevention behavior in the community of Pesanggrahan District. This study used a cross-sectional design with a quantitative approach. Respondents amounted to 116 people with the criterias aged 20–65 years old and domiciled in Pesanggrahan District. The questionnaire used Google Form and distributed online through social media. This study shows that respondents have good dengue prevention behavior with average behavioral score is 64,31 out of 100. Based on the result of statistical test, gender shows a significant relationship to the dengue prevention behavior (p value= 0,002). Age has a moderate correlation (r1= 0,482) and significant on dengue prevention behavior (p value= 0,001). Knowledge (r2= 0,998), perceived susceptibility (r3= 0,999), perceived severity (r4= 0,998), perceived benefit (r5= 0,994), perceived barrier (r6= 0,998), and cues to action (r7= 0,987) have very strong and significant relationship (p value= 0,001) to dengue prevention behavior. Providing education and health promotion through various appropriate methods are very necessary to improve dengue prevention behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryanti Oktafiani
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran kinerja UPT Puskesmas Kecamatan Cinere Depok pada Program Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue P2DBD. Angka Bebas Jentik ABJ Kecamatan Cinere pada tahun 2016 sebesar 97,91 adalah yang tertinggi dibandingkan dengan kecamatan laindi Kota Depok dan telah melampaui target yang ditetapkan yaitu < 95. Jumlah kasus DBD di Kecamatan Cinere pada tahun 2016 sebesar 2016 sebesar 59 kasus adalah yang terendah dibandingkan dengan kecamatan lain di Kota Depok.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap para informan yang terlibat dalam P2DBD serta telaah dokumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kinerja UPT Puskesmas Kecamatan Cinere menggunakan metode Malcolm Baldrige, sehingga hal-hal yang sudah baik dapat menjadi pembelajaran dan diadopsi oleh puskesmas lain.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan; perencanaan program; fokus pelanggan; manajemen pengukuran,analisis, dan pengetahuan; fokus sumber daya manusia, manajemen proses dan hasil secara keseluruhan sudah baik. Setiap kriteria telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pada petunjuk teknis pelaksanaan dan di integrasikan satu sama lain.

This study discusses about an overview of the performance UPT Puskesmas Kecamatan Cinere Depok on Dengue Hemorrhagic Disease Control Program P2DBD. Larva Free Rate Angka Bebas Jentik ABJ Cinere in 2016 of 97.91 is the highest compared to other sub districts in Depok City and has exceeded the set target of < 95. The number of cases of dengue fever in Cinere in 2016 by 2016 of 59 cases is the lowest compared to other sub districts in Depok City.
This research is a qualitative research with in depth interview method to the informants involved in P2DBD and document review. The purpose of this research is to know the performance of UPT Puskesmas Kecamatan Cinere using Malcolm Baldrige method, so that things that have good can become learning and adopted by other.
The results showed that leadership program planning customer focus measurement, analysis, and knowledge management workforce focus, operations focus and overall results are good. Each criterion has been implemented in accordance with the provisions of the implementation technical guidelines and integrated with each other.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmono Widagdo
"Berbagai intervensi dilakukan untuk menekan kasus DBD seperti fogging, serta himbauan 3M plus, tetapi ABJ (angka bebas jentik) di Semarang masih di bawah target. Intervensi yang paling baik adalah melalui PSN (pemberantasan sarang nyamuk) 3M plus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik responden, pengetahuan, dan sikap dengan PSN 3M Plus pada berbagai sarang nyamuk, mengetahui hubungan PSN 3M Plus dengan kepadatan jentik, mengetahui kepadatan jentik dan memperoleh bentuk prediksi kepadatan jentik melalui PSN 3M plus. Penelitian dilakukan di Kelurahan Srondol Wetan, melalui observasional, kuantitatif, explanatory research dengan metode survei secara cross-sectional. Populasi penelitian adalah rumah responden dengan responden pelaku PSN 3M Plus. Jumlah sampel 188, dipilih dengan cara stratified random sampling. Uji statistik menggunakan Kendalls Tau dan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa ada hubungan antara karakteristik sosial yakni pendidikan, pekerjaan, jumlah penghuni rumah dan pendapatan rata-rata dengan PSN 3M Plus sedangkan umur, pengetahuan dan sikap, tidak terdapat hubungan. Terdapat pula hubungan antara PSN 3M Plus di bak mandi, ember dan gentong plastik dengan kepadatan jentik. Disarankan kepada pihak DKK Semarang dan Puskesmas Srondol khususnya supaya mampu menerapkan strategi penyuluhan PSN 3M Plus di bak mandi, ember dan gentong plastik. Bagi peneliti lain yang berminat pada hubungan PSN 3 M Plus dengan kepadatan jentik disarankan menggunakan metode purposive sampling dan r.

Interventions have been done to reduce DHF incidence, such as fogging and suggestion to do 3 M plus, but ABJ (larva?s number) of Semarang is still under the target. The best intervention is by doing 3M plus. The aims of this research are to know the relation between social characteristics, knowledge, and attitude with the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites, the relation between the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites with larva density, the larva density and also the prediction model of larva density from the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites. The research has been done at Kelurahan Srondol Wetan, with observational, quantitative, and explanatory research by using cross-sectional survey method. The population were the houses with the respondent-the person who did the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites. Sample number were 188 with stratified random sampling. The statistic test was the Kendalls Tau and multiple regresion.
The result showed that there are relation between social characteristics such as education, family number, job, and salary, with the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites but there is no relation with age, knowledge and attitude. There are also relations between the habitual elimination 3 M Plus of mosquito sites at bath tub, water tub and also bucket with the larva density. Based on those results, Health Department of Semarang especially Community Health Center in Srondol Wetan expected to do health education about 3 M Plus at bath tub, bucket and water tub. Suggestion also addressed to the next researcher to use purposive sampling and water storage classification for the same research."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>