Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59312 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elma Elantia
"Studi ini mengeksplorasi peran modal sosial sebagai strategi untuk meningkatkan ketahanan masyarakat Desa Teletubbies, yang rentan terhadap bencana, khususnya gempa bumi. Penelitian ini menyoroti bagaimana modal sosial memfasilitasi koordinasi selama bencana dan memperkuat pengelolaan pariwisata masyarakat untuk adaptasi ekonomi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner, dan diskusi kelompok terfokus. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa modal sosial yang tinggi memungkinkan mobilisasi sumber daya lokal yang efektif, mendorong pemulihan dan ketahanan. Namun, tantangan seperti masalah kepemilikan tanah dan dukungan pemerintah yang terbatas menghambat kesiapan jangka panjang masyarakat. Rekomendasi untuk meningkatkan ketahanan masyarakat melalui praktik modal sosial yang berkelanjutan diberikan.

This study explores the role of social capital as a strategy to enhance the resilience of Teletubbies Village communities, which are vulnerable to disasters, particularly earthquakes. The study highlights how social capital facilitates coordination during disasters and strengthens community tourism management for economic adaptation. Using a qualitative approach, data were collected through interviews, questionnaires, and focus group discussions. The study findings reveal that high social capital enables effective mobilization of local resources, fostering recovery and resilience. However, challenges such as land tenure issues and limited government support hamper the long-term preparedness of communities. Recommendations for enhancing community resilience through sustainable social capital practices are provided."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chalify Ardiawan
"Tesis ini membahas mengenai modal sosial Ikatan Abang None Jakarta IANTA sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan Ketahanan Budaya. Abang None Jakarta merupakan ajang yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi DKI dimana disana terkumpul sumber daya yang ungul di bidangnya seharusnya dapat menjadi salah satu unsur pemuda dalam mempelopori pelestarian budaya Betawi. Penelitian ini akan menjadikan IANTA sebagai objek penelitian dengan mengunakan terori modal sosial yang di kemukakan oleh Putnam sebagai alat analisis. Dalam teori tersebut modal sosial memiliki tiga unsur yaitu norms, network, dan trust menurut Putnam.Hasil penelitian menunjukan IANTA sebagai organisasi sudah memiliki modal sosial yang relatif baik. Namun masih ada beberapa unsur modal sosial yang masil lemah yaitu pada unsur norm. Dengan modal sosial yang ada, IANTA sudah mempelopori kegiatan-kegiatan guna melestarikan budaya dengan cara yang menarik di kalangan anak muda. IANTA bisa menjadi tools pemerintah untuk membangun ketahanan nasional dengan pendekatan budaya.Hal ini menunjukkan untuk dapat membentuk ketahanan budaya dalam hal meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya dikalangan pemuda sangat dibutuhkan. Dengan tenaga dan kreativitas yang dimiliki pemuda, pelestarian budaya akan berkembang dan melahirkan generasi baru untuk melanjutkan tongkat estafet kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini.

This thesis discusses the social capital of the Association of Abang None Jakarta IANTA as a form of participation in the construction of Cultural Resilience. Abang None Jakarta is an event held by the city administration, where there accumulated resources that excel in the field should be able to be one of the elements of pioneering youth Betawi culture preservation.This study will make IANTA as research objects by using the theory of social capital being addressed by Putnam as an analytical tool. In the theory of social capital has three elements, namely norms, networks, and trust according to Putnam.The results showed IANTA as the organization already has a relatively good social capital. However, there are still some elements of social capital that is weaker still relies on the element norm. With the existing social capital, IANTA has pioneered activities in order to preserve the culture in an interesting way among young people. IANTA could have become the tools of government to build national resilience with a cultural approach.It showed to be able to form a cultural resistance in terms of increasing community participation especially among youth is needed. With the power and creativity of youth, preservation of culture will develop and make a new generation to continue preserve of the cultural wealth of this nation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Andriyani Kusumandari
"Krisis ekonomi, politik, dan keamanan di dunia telah menyebabkan peningkatan migrasi penduduk ke berbagai negara untuk menghindari konflik dan kekerasan. Sebagai upaya dalam penanganan dan pemberdayaan pengungsi dan pencari suaka, studi sebelumnya menjelaskan bahwa intervensi dari pemerintah dan lembaga LSM dilakukan dalam bentuk perlindungan legal formal seperti proteksi hukum, ekonomi, dan psikologi namun minim penjelasan mengenai dinamika proses interaksi dan adaptasi pengungsi dan pencari suaka di negara baru.
Penelitian ini berargumen bahwa intervensi dari internal komunitas melalui learning center menjadi hal yang diperlukan dalam pemberdayaan sebagai ruang untuk membangun jaringan, mengekspresikan keberagaman, serta kebebasan untuk melakukan aktivitas yang bernilai bagi pengungsi dan pencari suaka. Hal tersebut diperlukan untuk meningkatkan kapabilitas pengungsi dan pencari suaka agar dapat beradaptasi dan membangun kembali kehidupan di negara baru.
Penelitian ini merupakan studi mengenai pengembangan komunitas HELP Health, Education, and Learning Program bagi para pengungsi dan pencari suaka yang berlokasi di Jakarta. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam pada pengurus komunitas, anggota komunitas, dan pemerintah setempat.

Economic, politic, and security cricis around the world have caused the increasing number of immigrant to seek protection in order to avoid the conflict and voilence. The previous studies explained the importance of government and non government organization rsquo s intervention in providing legal, economic, and psychological protections. However, there is less explanation about dynamics process of interaction and the refugee adaptation in the new country.
The thesis emphasized the importance of refugee community intervention through learning center. The community is a place to build social networks, express the diversity, and provide freedom of expression to do meaningful activity for refugee and asylum seekers in transit. This is important to increase their capability and re building life in the new country.
This study focus on the development of HELP Community Health, Education, and Learning Program for refugee located in Jakarta. Using the qualitative research method, datas are collected through focuss group discussion and in dept interview with the board of the community, member of community, local people, and local government.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Susatyo
"Penelitian ini mengidentifikasi pendayagunaan Modal Sosial dan Fisik Komunitas Etnis Kaum Depok berperan mempertahankan komunitas menghadapi transformasi sosial. Penelitian terdahulu terhadap Kaum Depok dan komunitas sejenis menemukan identitas diri kelompok, peran nilai-agama-kepercayaan, arsitektur, penggunaan bahasa khas/lokal, dan sifat inklusivitas kelompok berperan besar terhadap keberadaan komunitas etnis. Peneliti setuju bahwa aspek yang telah disebutkan berdampak terhadap eksistensi komunitas, namun peneliti berpendapat terdapat peran modal komunitas lainnya khususnya modal sosial dan fisik sebagai upaya strategi komunitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk etnografi kritis dalam mengklasifikasikan potensi berdasarkan kerangka Modal Komunitas (Community Capital Framework). Penelitian menemukan peran kombinasi modal fisik dan sosial berfungsi sebagai penyokong utama bentuk-bentuk modal komunitas lainnya, khususnya modal politik dan modal finansial, dalam mempertahankan eksistensi komunitas di Kota Depok.

This study identifies the utilization of Social and Built Capital by the Kaum Depok Community in maintaining community existence amidst social transformation. Previous research on the Kaum Depok and similar ethnic communities found that group self-identity, the role of valuesreligion-beliefs, architecture, the use of distinctive/local language, and the inclusivity nature of the group significantly contribute to the community's existence. I agree that these aspects impact this ethnic community's existence, however the community capital, particularly social and built capital, plays a crucial role in the effort to preserve the community. This study employs a qualitative approach with a critical ethnography method to classify and analyze community's potentials based on the Community Capital Framework. This research found that Built and Social capital functions as a main support for other forms of community capital, especially political and financial capital, in maintaining the existence of the community in Depok City."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdiyanti
"Peran Modal Sosial Terhadap Perubahan Aktivitas Mata Pencaharian Sebagai Strategi Penghidupan (Livelihood) Pasca Timah (Studi Terhadap Masyarakat Desa Delas, Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

Penelitian ini mendeskripsikan tentang peran modal sosial terhadap perubahan aktivitas mata pencaharian sebagai strategi penghidupan pasca timah. Teori yang digunakan dalam mengkaji fenomena sosial ini dengan menggunakan konsep modal sosial dari Michael Woolcock sehingga analisa kajian semakin tajam dan komprehensif untuk menjawab rumusan masalah yang dituangkan dalam tulisan ini. Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan studi kasus serta menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai peran modal sosial terhadap perubahan aktivitas mata pencaharian sebagai strategi penghidupan pasca timah. Masyarakat mengalami perubahan aktivitas mata pencaharian dari sector tambang ke agraris (bertani dan berkebun). Beragam asset penghidupan dimiliki oleh masyarakat Desa Delas. Pemanfaatan modal sosial terhadap asset penghidupan yang dimiliki dimanfaatkan secara kolektif. Hubungan sosial yang terbangun antar warga Desa Delas menjadi semakin erat sehingga menumbuhkan rasa saling percaya, sistem norma sosial yang dilestarikan, hubungan timbale balik, tingkat partisipasi, proaktif, serta hubungan kerjasama semakin berkembang dengan adanya nasib dan tujuan yang sama. Berkembangnya kreatifitas warga menyebabkan kemunculan diversifikasi penghidupan seperti usaha tambak ikan.

Implikasi perubahan aktivitas mata pencaharian yang terjadi pastinya sangat berpengaruh terhadap sistem penghidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Delas. Kini, sector pertanian dan perkebunan menjadi berkembang kembali karena strategi mensiasati hidup yang dilakukan masyarakat telah berhasil dilakukan melalui dorongan kekuatan modal sosial yang dibangun. Memanfaatkan asset penghidupan yang dimiliki, untuk melangsungkan penghidupan berkelanjutan. Peran modal sosial pada masyarakat Desa Delas menjadi analisa terhadap kondisi yang terjadi di Desa Delas. Menguatnya elemen modal sosial seperti bonding, bridging dan linking dalam kehidupan masyarakat membuat pola pikir masyarakat menjadi terbuka dan berkembang. Modal sosial menjadi factor pendukung terhadap perubahan aktivitas mata pencaharian dalam mensiasati strategi penghidupan pasca timah.

Keyword : Perubahan aktivitas mata pencaharian, modal sosial dan penghidupan (livelihood).


This study describes the role of social capital on changes in livelihood activities as livelihood strategy after mine process of Tin. The theory use in social phenomena preparation by using the concept of social capital from Michael Woolcock study analyzes the increasingly sharp and comprehensive to answer the problem formulation as outlined in this paper. The type and the research approach is qualitative research that uses a case study approach and using data collection methods such as observation, interview and documentation. Data analysis technique using is descriptive qualitative.

Based on survey on the role of social capital to changes in livelihood activities as livelihood strategy after mine working of Tin. Society undergoing significant changes related to the shift in livelihood activities of the mining sector to agriculture (farming and gardening). Utilization of social capital on livelihood assets owned collectively utilized. Social relations between residents of Delas Village woke to become stronger so that foster mutual trust, social norms are preserved system, reciprocity, participation rates, and proactive as well as the growing cooperation relationship with their fate and the same objectives to be achieved. Develoving the creativity of citizens led to the emergence of livelihood diversification such as fish farming.

Implications of changes in livelihood activities that occur certainly affects the livelihood systems socioeconomic Delas village. Now, the agricultural and plantation sectors into growing back because the strategy that made people anticipate living has been successfully carried out through a power boost social capital built. Utilizing livelihood assets owned, as well as developing back so that people are able to develop sustainable livelihoods. The role of the social capital of the communities in Delas be an analysis of what leads to a description of the changes in livelihood activities as a livelihood system of the community in Delas.  The strengthening of social capital elements such as bonding, bridging and linking in society make the public mindset to be open and growth.Social capital is the contributing factor to changes in livelihood activities in after mine working of Tin anticipate livelihood strategies.

Keyword: livelihood activity change, social capital and livelihood (livelihood)"

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nurbaeti
"Keraton Kasepuhan memiliki multi fungsi, yaitu sebagai kediaman Sultan, cagar budaya yang dilindungi negara, dan destinasi wisata heritage. Pengembangan Keraton Kasepuhan sebagai wisata heritage dipengaruhi oleh modal sosial yang dimiliki keraton. Penelitian ini bertujuan untuk melihat modal sosial sebagai kekuatan yang dimiliki oleh Badan Pengelola Keraton Kasepuhan BPKK dalam pengembangan keraton sebagai wisata heritage. Modal sosial memenuhi kebutuhan Keraton Kasepuhan sebagai tourism asset. Melalui pendekatan kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk modal sosial yang dimiliki Keraton Kasepuhan mencakup jaringan, norma, dan kepercayaan baik dalam lingkup internal maupun eksternal yang memfasilitasi timbulnya koordinasi dan kerja sama dalam perolehan manfaat bersama. Hal penting yang tidak dapat dipisahkan dari bentuk modal sosial ialah dua aktor yang menjalankan modal sosial tersebut yakni Sultan Sepuh dan Abdi Dalem. Kepemimpinan Sultan Sepuh menjadi penentu dalam menciptakan hubungan jaringan sosial, kepercayaan, serta norma sedangkan kesetiaan abdi dalem dalam mengabdi mampu menjalankan perannya dalam pengembangan Keraton Kasepuhan sebagai wisata heritage.

Keraton Kasepuhan has multiple functions namely as the residence of the Sultan, state protected cultural heritage, and heritage tourism destinations. The development of Keraton Kasepuhan as a heritage tourism is influenced by social capital that owned by the palace itself. This study aims to look at social capital as the strength of the Badan Pengelola Keraton Kasepuhan BPKK in the development of the palace as heritage tourism. Social capital meets the needs of Keraton Kesepuhan as a tourism asset. Through a qualitative approach, the results showed that the forms of social capital that owned by Keraton Kasepuhan include networks, norms, and trust that facilitate the emergence of coordination and cooperation in the acquisition of mutual benefit. One of the essential things which cannot be seperated from the forms of social capital is the two actors who run the social capital, Sultan and Abdi Dalem palace servant . Sultan became a decisive leadership in creating a social network relationships, trust, and norms while the faithfulness of Abdi Dalem in serving was able to fulfill their role in the development Keraton Kasepuhan as heritage tourism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S70036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Retnasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual Karsa Cita. Studi sebelumnya mengenai mekanisme voluntarisme dalam komunitas dikelompokkan berdasarkan nilai altruisme, agama, budaya lokal, dan modal sosial. Peneliti sepakat dengan argumen yang diberikan oleh studi-studi tersebut. Meskipun demikian, belum banyak studi yang membahas mekanisme voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial yang dapat menjaga eksistensi komunitas virtual Karsa Cita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui teknik wawancara mendalam, observasi digital, dan tinjauan dokumen komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak awal bergabung, anggota komunitas virtual telah memiliki jiwa voluntarisme. Pada akhirnya, partisipasi dalam voluntarisme memungkinkan para anggota untuk membangun modal sosial yang kuat, termasuk jaringan, norma resiprositas, dan kepercayaan. Selain itu, bonding, bridging, dan linking social capital secara signifikan mendukung pencapaian tujuan komunitas. Dengan demikian, terdapat keterkaitan timbal balik antara voluntarisme dan modal sosial sehingga mampu menjaga eksistensi komunitas virtual.

The objective of this study is to describe the phenomenon of voluntarism and social capital within the context of the Karsa Cita virtual community. Previous studies on the mechanisms of voluntarism in communities were categorized based on values of altruism, religion, local culture, and social capital. The researcher concur with the arguments presented in these studies. However, there is a paucity of research discussing the mechanisms of voluntarism and social capital in virtual communities. Consequently, the objective of this study is to describe the voluntarism and social capital that maintain the existence of the Karsa Cita virtual community. This research employs qualitative methods, including in-depth interviews, digital observation, and a review of community documents. The findings indicate that since the inception of the virtual community, its members have exhibited a spirit of voluntarism. Ultimately, participation in voluntarism enables members to construct robust social capital, encompassing networks, norms of reciprocity, and trust. Furthermore, the presence of bonding, bridging, and linking social capital is conducive to the realization of community objectives. Consequently, there is mutual reinforcement between voluntarism and social capital, which serves to sustain the continued existence of virtual communities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aji Laksono
"ABSTRAK
Berbagai bentuk perubahan yang terjadi seperti hadirnya perusahaan, munculnya perkebunan kelapa sawit dan sebagainya di daerah transmigran menyebabkan masyarakat transmigran membutuhkan sebuah mekanisme adaptasi untuk bertahan. Artikel ini membahas mengenai mekanisme adaptasi ekonomi komunitas petani perkebunan kelapa sawit berbasis kepemilikan modal sosial. Penelitian sebelumnya melihat mekanisme adaptasi berbasis modal ekonomi, serta modal sosial sebagai mekanisme adaptasi sosial terhadap pembangunan infrastruktur. Peneliti memiliki argumen bahwa modal sosial pada kelompok komunitas dapat menjadi basis penting dari stragegi adaptasi ekonomi para petani sawit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Dalam kegiatan perekonomian masyarakat menjalin jaringan sosial kelompok keluarga baru dan rasa saling percaya menjadi basis dalam berjalannya jaringan sosial. Kepemilikan modal sosial menghasilkan kemampuan adaptasi antara lain; kebersamaan gotong royong , prinsip kekeluargaan saling menjaga , pemanfaatan sumber daya kelompok, serta partisipasi anggota keluarga. Kapasitas adaptasi yang dihasilkan merupakan sebuah upaya untuk mencapai kebertahanan ekonomi.

ABSTRACT
Various form of changes such as the presence of the company, the rise of palm oil plantations cause the transmigrant community needs an adaptation mechanism to survive. This article discusses social capital ownership wich could be adaptive mechanism of the economy community of farmers with Palm oil plantation. Previous research has been widely discussed on the mechanisms of adaptation to community and social capital community. The results of previous research on social capital as an adaptation mechanism in the construction of infrastructure and the development of the plantation system as well as the industry, which emphasize on the economic capital factors. Argument of researcher In this study that social capital group community can become an important base of stragegi adaptation changes and adjustments of Palm farmers economy. With qualitative method, the collection of research data obtained by the observation, in-depth interviews and study documents. In the economic activities of the community to establish a social network of new family groups and mutual trust becomes the basis of social networks. The ownership of social capital produces adaptability among others; togetherness mutual cooperation , the principle of kinship mutual guard , utilization of group resources, and the participation of family members. The resulting adaptation capacity is an effort to achieve economic resilience. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Field, John
Bantul: Kreasi Wacana, 2011
302 FIE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Innocentius Bernarto
"[ABSTRAK
Berangkat dari tergerusnya seni dan budaya Minahasa, kerukunan keluarga kawanua aktif berperan untuk melestarikan seni budaya Minahasa. Namun tidak hanya itu saja, kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek juga berperan dalam pembangunan daerah Minahasa. Bidang yang menjadi perhatian dari kerukunan keluarga kawanua terkait dengan pembangunan daerah selain bidang budaya adalah bidang ekonomi, sosial, politik dan pendidikan. Tesis ini membahas
mengenai peran kerukunan keluarga kawanua sebagai modal sosial berbasis etnis dalam kontribusinya terhadap pembangunan daerah Minahasa. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan studi kasus kerukunan keluarga kawanua di Jabodetabek. Peran peneliti disini adalah pengamat sebagai peserta (observer as participant). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan dan dokumentasi. Wawancara
mendalam dilakukan terhadap informan yang ada di Jakarta dan di Manado. Metode triangulasi dilakukan untuk mengkonfirmasi data yang telah diperoleh yakni dengan melakukan pemeriksaan melalui pengamatan, dokumentasi dan informan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kerukunan keluarga kawanua berperan sebagai revitalisasi, pengembangan SDM, informatif, pengaruh dan fasilitator dengan memperhatikan konteks teknologi informasi dan komunikasi, bisnis dan ekonomi, sosial budaya dan politik. Hubungan kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek dengan perkumpulan kawanua sangat erat. KKK selalu melibatkan anggotanya di dalam setiap kegiatan. Kemudian hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan masyarakat Minahasa erat dan emosional. Hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan pemerintah daerah bersifat informal dan tidak seerat hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan perkumpulan kawanua dan masyarakat Minahasa. Oleh karena itu, hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan pemerintah daerah perlu ditingkatkan.

ABSTRACT
Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa. This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the study revealed that kerukunan keluarga kawanua's role is revitalization, human resource development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of information and communication technology, business and economics, social, cultural and political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus, kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact. Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased.;Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively
contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua
Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan
keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are
economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa.
This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan
keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data
were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on
informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has
been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the
study revealed that kerukunan keluarga kawanua?s role is revitalization, human resource
development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of
information and communication technology, business and economics, social, cultural and
political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is
very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus,
kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact.
Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight
relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan
keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased, Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively
contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua
Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan
keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are
economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa.
This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan
keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data
were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on
informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has
been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the
study revealed that kerukunan keluarga kawanua’s role is revitalization, human resource
development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of
information and communication technology, business and economics, social, cultural and
political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is
very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus,
kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact.
Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight
relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan
keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>