Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171236 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rafky Alfarrakhan. S
"Pada penelitian ini, telah dikembangkan aplikasi grafis untuk memodelkan propagasi gelombang radio pada frekuensi umum Wi-Fi 2.4 GHz dan 5 GHz. Algoritma yang dikembangkan memodelkan propagasi gelombang radio pada denah ruang dua dimensi melalui pendekatan Ray Tracing (RT) dengan metode Shooting and Bouncing Rays (SBR) dengan pemodelan refleksi dan transmisi yang berbasis kepada prinsip Geometrical Optics (GO) bersama pemodelan difraksi berbasis yang berbasis kepada Geometric Theory of Diffraction (GTD) untuk melakukan prediksi terhadap daya yang diterima dan rugi jalur.
Aplikasi diimplementasikan dalam bentuk program yang ditulis dengan bahasa pemrograman modern Rust dan berbasis pada suatu objek segmen garis dua dimensi yang merepresentasikan jalur sinar antara dua titik serta interaksi-interaksinya terhadap objek penghalang pada ruang, yang direpresentasikan dalam segmen-segmen garis dinding. Program yang diimplementasikan berhasil memprediksi rugi jalur pada denah sederhana dengan tingkat kesalahan 13% baik pada 2.4 GHz maupun 5 GHz. Pada pengujian ruang nyata, program berhasil memberikan tingkat kesalahan 10.3% pada 2.4 GHz dan 9.3% pada 5 GHz, yang senada dengan pendekatan asimtotik yang mengasumsikan frekuensi tinggi. Pada perbandingan dengan pengukuran, aplikasi memberikan kesalahan yang cukup signifikan pada area yang sulit dijangkau sinar, yaitu hingga 40%, pada frekuensi 2.4 GHz. Sementara itu pada frekuensi 5 GHz, aplikasi berhasil memberikan bacaan yang relatif cukup lebih baik, yaitu hingga 10%.

In this study, a graphical software has been developed to model radio frequency propagation, especially in common Wi-Fi frequencies of 2.4 GHz and 5 GHz. The developed algorithm models radio frequency propagation for a 2-dimensional floorplan environment by ray tracing approach with shooting and bouncing rays (SBR) method, reflection and transmission modelling based on Geometrical Optics (GO) principle, and diffraction modelling based on Geometric Theory of Diffraction (UTD) with goal to predict the perceived power and path loss at some points in the modelled room. The application implemented as a computer program written in bleeding edge Rust language and based on a line segment object in 2D space representing ray path between two points and its interactions with obstacles in the space, represented as wall line segments. The implemented program is able to predict the path loss of a simple floorplan with 13% error rate, both in 2.4 GHz and 5 GHz. In real floorplan scenario, the program able to reach satisfying error rates of 10.3% in 2.4 GHz and 9.3% in 5 GHz, showing an agreement with asymptotic approach that prefers higher frequencies. In comparison to measurement, the program shows a signicant error spike up to 40% in areas hard to be reached by rays, in 2.4 GHz, while it gives relatively fair error rate up to 10% in 5 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book systematically presents the operating principles and technical characteristics of the main radio navigating systems (RNSs) that make it possible to adequately evaluate the corresponding scratch indexes and levels of air safety for air vehicles, the chief concern of the International Civil Aviation Organization (ICAO). The book discusses how RNS systems substantially determine navigation accuracy and reliability, and therefore air safety; in addition, it presents practical solutions to problems arising in the operation and development of RNS systems."
Singapore: Springer Nature, 2019
e
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Azhar Abdillah
"ABSTRACT
Beberapa tahun kebelakang ini telah terjadi pertumbuhan yang sangat cepat di bidang komunikasi radio dan teknologi nirkabel. Seiring munculnya layanan baru, divais nirkabel, dan peningkatan jumlah data yang ditransmisikan antara sesama pengguna divais nirkabel, maka optimasi sistem komunikasi nirkabel di suatu area geografis sangat dibutuhkan. Salah satu caranya adalah dengan membuat model propagasi gelombang. Skripsi ini membahas model propagasi gelombang radio pada lingkungan microcellular menggunakan metode ray tracing. Metode ray tracing yang berdasarkan geometrical optics GO dan uniform theory of diffraction UTD , digunakan untuk menghitung rugi-rugi lintasan sepanjang jalur tertentu pada lingkungan line-of-sight LOS maupun non-line-of-sight NLOS . Konfigurasi dan parameter yang digunakan bertujuan untuk mengetahui karakteristik propagasi gelombang berdasarkan material pemantul, tinggi antena, lebar jalan, frekuensi karir dan jenis polarisasi yang digunakan. Berdasarkan hasil simulasi diperoleh bahwa frekuensi karir yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai rugi-rugi lintasan, kemudian ketika tinggi antennapemancar meningkat, makabreakpoint meningkat sehingga tingkat atenuasi daya berkurang. Diperoleh path loss exponent pada skenario urban canyon berkisar pada 1.1 hingga 2.1. Diperoleh pula hasil simulasi dengan metode ray tracing pada skenario yang spesifik memiliki kecocokan dengan urban microcellular UMi path loss model. Pada area Nihonbashi diperoleh nilaipath loss exponent pada kisaran 1.5 hingga 2.3 dan pada lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada kisaran 1.3 hingga 2.1.

ABSTRACT
In the past few years there has been a very rapid growth in the field of radio communications and wireless technology. As new services emerge, wireless devices, and an increase in the amount of data transmitted between wireless device users, the optimization of wireless communications systems in a geographical area is needed. One way is to make wave propagation model. This thesis discusses radio wave propagation model in microcellular environment using ray tracing method. The ray tracing method based on geometrical optics GO and uniform theory of diffraction UTD , is used to calculate track losses along certain paths in line of sight LOS and non line of sight NLOS environments. The configuration and parameters used to find out the wave propagation characteristics based on reflector material, antenna height, road width, career frequency and type of polarization used. Based on the simulation result, it is found that the career frequency used has a significant influence on the path loss value, then when the transmitter height increases, the break point increases so that the power attenuation level decreases. It is obtained that the path loss exponent in the urban canyon scenario ranges from 1.1 to 2.1. The simulation results obtained by ray tracing method in a specific scenario have a compability with urban microcellular UMi path loss model. In the Nihonbashi area the path loss exponent value is obtained in the range 1.5 to 2.3 and in the environment of the Faculty of Engineering University of Indonesia in the range of 1.3 to 2.1."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arman Djohan Diponegoro
"ABSTRAK
Dalam penelitian tahun ke 3 ini akan dilakukan penelitian untuk diperoleh suatu model komputasi perambatan gelombang radio siaran televisi di INdonesia untuk daerah perkotaan yang masih terdapat daerah-daerah blank-spot akibat adanya halangan dan pantulan dari gedung-gedung sekitarnya. Model komputasi tersebut dibuat dalam bentuk perangkat lunak dengan menggunakan Teknik Geographical Information System yang digunakan untuk memproses digitizing peta perkotaan 3 dimensi yang selanjutnya digunakan untuk melakukan proses komputasi untuk memperoleh peta kuat medan dengan menggunakan teknik UTD Double Wedge. Hasil komputasi ditampilkan pada layar monitor dalam bentuk peta yang dinyatakan dalam pola-pola warna atau tingkat keabu-abuan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Arman Djohan Diponegoro
"ABSTRAK
Pada penelitian ini dibuat suatu perangkat lunak untuk menentukan daerah blank spot suatu penerimaan siaran TV pada suatu daerah tertentu di daerah pegunungan dengan menggunakan peta topografi digital. Dengan memperhitungkan masalah redaman akibat adanya halangan dan pantulan dari permukaan di sekitarnya. Perangkat lunak ini dijalankan di komputer PC dimana sebelumnya hanya mampu dijalankan di workstation. Dengan menerapkan :earl UTD modifikasi dan teknik perhitungan pantulan yang disederhanakan, perangkat lunak tersebut dapat diproses melalui komputer PC Pentium yang saat ini sudah banyak dijual dipasaran dengan harga relatif murah (Rp. 4 juta) dengan waktu 30 menit dari hasil pengukuran di lapangan, diperoleh perbedaan sebesar 10 dB dengan deviasi sekitar 0.7 db."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putri P.
"Komunikasi bergerak adalah teknologi telekomunikasi yang banyak memberikan kemudahan kepada penggunanya dalam berkomunikasi. Perencanaan dalam penempatan Base Transceiver Station (BTS) harus direncanakan sebaik mungkin untuk memperkecil kemungkinan terdapatnya daerah lubang (blank-spot) pada daerah dimana BTS akan ditempatkan.
Pendeteksian daerah lubang menggunakan komputer dapat mempermudah proses perencanaan penempatan BTS di daerah pegunungan. Di dalam penelitian ini, dirancang perangkat lunak untuk mendeteksi daerah lubang sesuai dengan spesifikasi BTS. Selain itu simulasi letak ponsel terhadap BTS juga dapat diperhitungkan agar diketahui apakah ponsel tersebut dapat mengirimkan sinyalnya kepada BTS.
Pendeteksian daerah lubang dilakukan dengan menghitung besarnya kuat medan yang diterima oleh penerima dengan menggunakan metode UTD (Uniform Theory of Diffraction). Hasil perhitungan ditampilkan dalam peta dua dimensi daerah pegunungan dengan kawasan berwarna hitam sebagai indikasi daerah lubang dan warna putih sebagai daerah jangkauan komunikasi. Faktor yang memengaruhi luas daerah lubang adalah: nilai Effective Isotropic Radiated Power-EIRP berbanding terbalik dengan jumlah daerah lubang, sensitivitas antena berbanding lurus dengan jumlah daerah lubang. Sementara ketinggian antena BTS tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap jumlah daerah lubang yang muncul.

Mobile communication is a technology that makes communication easier. Network planning must be performed carefully to reduce the probability of blank spot in an area which Base Transceiver Station (BTS) is placed.
Detection of blank spots in mountainous area using computer simplifies the placement BTS in network planning. In this research, a simulation software is built to detect blank spots. The simulation covers blank spots detection in the BTS coverage and signal detection from mobile phone.
Blank spots was detected by calculating the field intensity received by the mobile phone using Modified UTD (Uniform Theory of Diffraction) method. The output of the simulation is an image consisted of two colours, black and white, which represented the blank spot and receiving areas, respectively. The larger antenna sensitivity, resulted in smaller area of blank spots, while EIRP and. While the height of BTS antenna was not so significant to determine the area of blank spots.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40459
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianto La Elo
"ABSTRAK
Untuk menilai performa dari sistem komunikasi tanpa kabel, salah satu yang sangat diperlukan adalah menghitung kemampuan dalam memperoleh informasi. Performa dari beberapa sistem ditentukan oleh kapasistas kanal dari sistem tersebut. Tentunya, semakin besar kapasitas kanal dari sebuah sistem akan semakin baik sistem tersebut dimana kemampuan untuk memperoleh informasi akan semakin besar. Kebutuhan akan kapasitas kanal yang maksimal tentunya sangat mendasar mengingat akan kebutuhan manusia akan komunikasi yang terus meningkat. Pada tesis dibahas tentang analisis kapasitas kanal menggunakan pengukuran propagasi gelombang pada frekuensi UHF- S Band dengan karakterisasi ketinggian. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besar kapasitas kanal pada beberapa ketinggian yang diukur. Perhitungan kapasitas kanal menggunakan persamaan yang merepresentasikan kapasitas kanal, yaitu teorema kapasitas kanal Shannon Shannon channel capacity theorem .Pengukuran dilakukan pada frekuensi 800 MHz, 1800 MHz, 2400 MHz dan 3300 MHz di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pengukuran dilakukan dengan meletakan antena penerima dengan ketinggian yang tetap yaitu 2 m sedangkan antena penerima diletakan pada ketinggian 1 m, 2 m, 5 m, 10 m, dan 15 m. Pada masing masing frekuensi dilakukan pengukuran dengan tiga kondisi yaitu dengan menghadapkan antena ke atas, ke tengah dan ke bawah.Hasil pengukuran kemudian diolah dan dianalisa untuk melihat pengaruh variasi ketinggian penempatan antena pengirim dan penerima terhadap kapasitas kanal. Dengan melihat keseluruhan hasil perhitungan kapasitas kanal dari hasil pengukuran pada masing masing frekuensi, dapat kita ketahui bahwa kapasitas kanal akan menurun ketika antena pengirim diletakan semakin tinggi dari permukaan tanah. Dengan kata lain, kapasitas kanal terbesar adalah ketika antena pengirim ditempatkan lebih dekat ke tanah.

ABSTRACT
To assess the performance of a wireless system, one needs to quantify its ability to handle information. Typically, the performance of such systems is Characterized in terms of the channel capacity. Obviously, the greater the channel capacity of a system, the better the system where the ability to obtain information will be greater. The need for maximum channel capacity is certainly very fudamental, because the human need for communication is immediately increase. This thesis discusses about Analysis of Channel Capacity Through Wave Propagation Measurement in UHF S Band Frequency WIth High Characterization. This analysis aims to determine the capacity of the canal at some high measurement. Calculation of channel capacity uses an equation representing channel capacity, which is Shannon channel capacity theorem.The measurements are made at frequencies of 800 MHz, 1800 MHz, 2400 MHz and 3300 MHz in the Faculty of Engineering Universitas Indonesia. The measurement is done by placing the receiving antenna with a fixed height of 2 m while the receiving antenna is placed at 1 m, 2 m, 5 m, 10 m, and 15 m. At each frequency is measured with three conditions that is by facing the antenna up, to the middle and down.The results of these measurements will be processed and analyzed to see the effect of high variations in the placement of the transmitter and receiver antenna to channel capacity. By looking at the overall calculation of channel capacity from measurement results on each frequency, we can know that the channel capacity will decrease when the transmitter antenna is placed higher. In other words, the largest channel capacity is when the transmitter antenna is placed closer to the ground."
2017
T47948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>