Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183090 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gultom, Party Sandy Justin
"Latar Belakang : World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa karies gigi termasuk penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak di seluruh dunia. Salah satu cara yang efektif untuk mengontrol plak serta meningkatkan kebersihan gigi dan mulut adalah dengan menyikat gigi dengan baik dan benar sehingga dapat mencegah karies. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan perilaku menyikat gigi yang baik kepada anak-anak sejak dini.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara perilaku menyikat gigi dan karies gigi pada pasien anak di Klinik Profesi Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Metode Penelitian: Penelitian analitik menganalisis rekam medis pasien anak di Klinik Profesi Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dalam periode Januari 2021 hingga Maret 2024. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman menggunakan perangkat lunak statistik.
Hasil: Subjek penelitian ini sejumlah 541 pasien anak. Berdasarkan uji korelasi Spearman, terlihat terdapat hubungan lemah negatif yang tidak bermakna (p > 0,05) antara perilaku menyikat gigi dengan karies gigi.
Kesimpulan: Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan lemah negatif yang tidak bermakna pada hubungan antara perilaku menyikat gigi dan karies gigi pada pasien anak di Klinik Profesi Kedokteran Gigi Anak RSKGM FKG UI.

Background: The World Health Organization (WHO) states that dental caries is one of the most common diseases in children worldwide. One effective way to control plaque and improve dental and oral hygiene is to brush teeth properly to prevent caries. Therefore, it is important to teach children a good tooth brushing behavior from an early age.
Objectives: To determine the correlation between tooth brushing behavior and dental caries in pediatric patients at the Pediatric Dentistry Professional Clinic, Specialized Dental and Oral Hospital (RSKGM) Faculty of Dentistry, University of Indonesia (FKG UI).
Methods: Analytical research using secondary data from medical records of pediatric patients at the Pediatric Dentistry Professional Clinic, Dental and Oral Special Hospital, Faculty of Dentistry, University of Indonesia from January 2021 until March 2024 . Data analysis was carried out using the Spearman correlation test using statistical software.
Results: The subjects of this study were 541 pediatric patients. Based on the Spearman correlation test, there was a weak negative relationship that was not significant (p> 0.05) between tooth brushing behavior and tooth caries.
Conclusion: This study found that there was a weak negative relationship that was not significant between tooth brushing behavior and dental caries in pediatric patients at the Pediatric Dentistry Professional Clinic RSKGM FKG UI.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Nyoman Devasya Padma Parameswari
"Latar Belakang: Ketidakseimbangan asupan gizi dapat menyebabkan malnutrisi yang dihubungkan dengan dampak buruk terhadap kesehatan gigi mulut karena dapat meningkatkan kejadian karies. Karies merupakan kondisi demineralisasi jaringan keras gigi yang memiliki prevalensi tinggi di Indonesia dan dapat menyebabkan malnutrisi. Malnutrisi dan karies merupakan penyakit multifaktorial yang terkait dengan perilaku makan dan pola diet. Faktor ini penting pada anak usia 6—9 tahun yang memasuki fase gigi bercampur dan mulai terpapar jajanan di awal masa sekolah. Tujuan Penelitian: Menganalisis hubungan antara status gizi dan status karies gigi pada anak usia 6—9 tahun di RSKGM FKG UI. Metode Penelitian: Pengambilan data dilakukan pada 473 rekam medis. Jumlah indeks deft dan DMFT dicatat dari tabel odontogram. Berat badan dan tinggi badan dikonversikan menjadi indeks massa tubuh per umur menggunakan acuan The WHO Reference 2007. Analisis data dilakukan menggunakan IBM SPSS Statistics versi 25. Hasil: Mayoritas subjek penelitian memiliki status gizi normal dengan total rata- rata karies sangat tinggi. Uji Spearman menunjukkan r=-0,018 dengan p=0,702. Kesimpulan: Hubungan antara status gizi dan status karies pada pasien anak usia 6—9 tahun di RSKGM FKG UI bersifat lemah dan tidak bermakna secara statistik.

Background: An imbalance in nutritional intake can cause malnutrition which is associated with adverse effects on oral health because it can increase the incidence of caries. Caries is a condition of demineralization of hard tooth tissue that has a high prevalence in Indonesia and can cause malnutrition. Malnutrition and caries are multifactorial diseases related to eating behavior and diet patterns. These factors are important for children aged 6–9 years as they enter the mixed dentition phase and are increasingly exposed to snacks at the start of school. Objectives: To analyze the relationship between nutritional status and dental caries status in children aged 6-9 years at RSKGM FKG UI. Methods: Data collection was carried out on 473 medical records. The number of deft and DMFT indices was recorded from the odontogram table. Body weight and height were converted into body mass index per age using The WHO Reference 2007. Data analysis was carried out using IBM SPSS Statistics version 25. Results: The majority of study subjects had normal nutritional status with a very high caries average. Spearman Correlation test showed r=-0.018 with p=0.702. Conclusion: The relationship between nutritional status and dental caries status in children aged 6— 9 years at RSKGM FKG UI is weak and not statistically significant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avianti Sectiotania
"Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi tetap. Gigi sulung lebih rentan terhadap terjadinya karies karena struktur dan morfologinya yang berbeda dari gigi tetap. Bakteri Mutans Streptococci yang paling banyak berada dalam rongga mulut manusia adalah S. mutans dan S. sobrinus. S.mutans merupakan spesies bakteri utama yang mengawali karies gigi manusiadan patogen yang paling umum terdapat pada plak gigi. Ibu sebagai pengasuh utama sering dianggap menjadi sumber infeksi terbesar bagi anak yang memiliki S.mutans dan atau S.sobrinus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubunganS.mutans serotipe c dan S.sobrinus serotipe d antara ibu-anak serta mengetahui hubungan status karies diantaranya. Sampel penelitian diambil dari plak gigi 48 pasangan ibu dan anaknya yang menderita karies dan diperiksa menggunakan PCR (Polimerase Chain Reaction).Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah S.sobrinus serotipe d mendominasi keseluruhan subyek penelitian. Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara status karies anak-ibu dengan distribusi S.mutans serotipe c danS.sobrinus serotipe d. Uji korelasi skor def-t dengan DMF-T menunjukkan adanya hubungan yang bermakna, yang berarti bahwa def-t anak akan meningkat seiring dengan kenaikan DMF-T ibu. Hubungan S.mutans serotipe c antara anak dan ibu ditemukan tidak bermakna dengan hubungan sangat lemah sedangkan hubungan S.sobrinus serotipe d antara anak dan ibu bermakna walau hubungannya lemah. Perilaku dan pengetahuan kesehatan gigi ibu berhubungan dengan pengalaman karies gigi anak melalui transmisi S.mutans dan S.sobrinus secara vertikal.

Dental caries may occur in the primary and permanent teeth. Primary teeth are more susceptible to caries due to the different structure and morphology compared to permanent teeth . The most bacteria of Mutans Streptococci found in the human oral cavity are S. mutans and S. sobrinus .While S. mutans is also the main species of bacteria that initiate dental caries humans and the most common pathogens found in dental plaque. Mother as the primary caregiver is often considered to be the biggest source of infection for children with S. mutans and or S.sobrinus. This study aims to investigate the relationship of serotypes c S. mutans and serotype d S.sobrinusbetween mother - child relationship and to know the status of caries among others . Samples were taken from dental plaque of 48 pairs mothers and their children who suffer from caries and examined using PCR (Polimerase Chain Reaction) . Results indicate that the number of serotype d S. sobrinus dominates whole subject of research . There is no significant relationship between caries status of the child - mother with the distribution of serotype c S. mutans and serotype d S.sobrinus. Correlation test scores def-t with DMF-T showed a significant relationship, which means that def-t will increase along with the increase of DMF-T. S.mutans serotypec relationship between the child and the mother was found to be significantly associated with a very weak relationship whereas S.sobrinus serotypes d relationship between the child and mother meaningful relationship despite weak . Behavioral and dental health knowledge mother dealing with dental caries experience of children through vertical transmission of S. mutans and S.sobrinus ."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Andarini Putri
"

Latar Belakang: Stunting adalah kondisi malnutrisi kronis yang memengaruhi jutaan anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik tetapi juga perkembangan kognitif anak. Anak dengan stunting memiliki laju air liur yang rendah sehingga meningkatkan risiko terjadinya karies. Karies merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi pada anak-anak dan dapat memengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Meskipun dampak sistemik stunting telah banyak diteliti, hubungannya dengan kejadian karies gigi masih jarang dibahas, terutama di daerah pedesaan seperti Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Tujuan: Mengetahui hubungan kejadian stunting dengan penyakit karies gigi pada anak usia 0-3 tahun di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan data sekunder mengenai stunting yang diperoleh dari  program JUWITA 1000 HARTA yang dikelola Puskesmas Juwiring. Jumlah subjek sebanyak 264 orang dengan menggunakan teknik sampling total sampling untuk stunting dan consecutive sampling untuk pemeriksaan kariesStunting ditentukan menggunakan Z-score berdasarkan standar WHO, dan dikategorikan menjadi tingkat ringan dan berat. Status karies gigi dinilai menggunakan menggunakan bantuan alat intraoral kamera dan dikategorikan menjadi karies dan bebas karies. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji chi-square untuk menguji hubungan antara stunting dan karies gigi. Hasil: Didapatkan 248 dari total 264 subjek yang menjadi subjek penelitian. Dari 248 subjek, sebesar 31,5% mengalami stunting ringan dan 68,5% mengalami stunting berat. Prevalensi karies gigi secara signifikan lebih tinggi pada anak-anak dengan stunting berat dibandingkan dengan mereka yang mengalami stunting ringan atau tidak stunting (p < 0,05). Kesimpulan: Penelitian ini  menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara stunting dan prevalensi karies gigi. Anak-anak dengan stunting yang lebih parah berisiko lebih tinggi untuk mengalami karies gigi, yang menekankan pentingnya mengatasi tantangan terkait gizi dan kesehatan gigi untuk meningkatkan kesejahteraan anak secara keseluruhan.

Kata Kunci: Stunting, karies gigi, status gizi, kesehatan gigi, anak-anak.


Background: Stunting is a chronic malnutrition condition affecting millions of children worldwide, particularly in developing countries. This condition not only impacts physical growth but also cognitive development in children. Children with stunting tend to have reduced salivary flow rates, increasing their risk of developing dental caries. Dental caries is one of the most common chronic diseases among children, significantly affecting their overall quality of life. Although the systemic effects of stunting have been widely studied, its relationship with dental caries remains underexplored, particularly in rural areas such as Juwiring Subdistrict, Klaten Regency. Objective: To determine the relationship between stunting and dental caries in children aged 0–3 years in Juwiring Subdistrict, Klaten Regency. Method: This research method is cross sectional design using secondary data on stunting obtained from the JUWITA 1000 HARTA program managed by Juwiring Public Health Center. A total of 264 subjects were included, using total sampling for stunting and consecutive sampling for caries examination. Stunting was assessed using Z-score based on WHO standards and categorized into mild and severe levels. Dental caries status was assessed using intraoral cameras and categorized as caries or caries-free. Statistical analysis was performed using the chi-square test to examine the relationship between stunting and dental caries. Results: Out of 264 subjects, 248 were included in the study. Of these, 31.5% were mildly stunted, and 68.5% were severely stunted. The prevalence of dental caries was significantly higher among children with severe stunting compared to those with mild stunting or no stunting ( ð‘ < 0.05 p<0.05). Conclusion:The study shows a significant relationship between stunting and dental caries prevalence. Children with more severe stunting are at a greater risk of developing dental caries, underscoring the importance of addressing both nutritional and oral health challenges to improve overall child well-being.

Keywords: Stunting, dental caries, nutritional status, oral health, children.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bayu Farhan Suhada
"Latar Belakang: Asupan makanan merupakan salah satu faktor penyebab karies gigi dengan prevalensi yang sangat tinggi di Indonesia terutama pada anak usia sekolah. Tingkat konsumsi sayur dan buah pada anak di Indonesia masih cukup rendah, padahal jenis makanan ini dikenal dapat merangsang aliran dan meningkatkan kemampuan makan anak. self-cleansing saliva yang penting dalam pencegahan karies. Tujuan: Menganalisis hubungan antara frekuensi konsumsi sayur dan buah dengan kejadian karies pada gigi geraham pertama permanen pada anak usia 8 sampai 9 tahun di Jakarta Pusat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan menggunakan kuesioner frekuensi makanan dan pemeriksaan klinis anak usia 8 sampai 9 tahun di Jakarta Pusat. 109 anak di Jakarta Pusat diperiksa karies dengan klasifikasi ICDAS. Hasil: Penelitian ini menemukan nilai median frekuensi konsumsi sayur per hari pada anak adalah 1,6 (0-8,14) dan 1,4 (0-5). Sebanyak 98,2% anak mengalami karies gigi dan 63,3% anak mengalami karies terbatas pada email. Hubungan antara frekuensi konsumsi sayur dan buah dengan karies ditemukan sangat lemah dan tidak signifikan. Kesimpulan: Tingkat frekuensi konsumsi sayur dan buah pada anak di Jakarta Pusat masih rendah, dan prevalensi karies cukup tinggi. Hubungan yang lemah dan tidak signifikan antara frekuensi konsumsi sayur dan buah dengan karies menunjukkan bahwa ada faktor lain penyebab karies yang harus dikendalikan.

Background: Food intake is one of the factors causing dental caries with a very high prevalence in Indonesia, especially in school-age children. The level of consumption of vegetables and fruit in children in Indonesia is still quite low, even though this type of food is known to stimulate flow and improve children's eating abilities. self-cleansing saliva which is important in caries prevention. Objective: To analyze the relationship between the frequency of consumption of vegetables and fruit with the incidence of caries in the permanent first molars in children aged 8 to 9 years in Central Jakarta. Methods: This study was a cross-sectional study using a food frequency questionnaire and clinical examination of children aged 8 to 9 years in Central Jakarta. 109 children in Central Jakarta were examined for caries with the ICDAS classification. Results: This study found the median frequency of vegetable consumption per day in children was 1.6 (0-8.14) and 1.4 (0-5). A total of 98.2% of children had dental caries and 63.3% of children had caries limited to enamel. The relationship between the frequency of consumption of vegetables and fruits with caries was found to be very weak and insignificant. Conclusion: The frequency of consumption of vegetables and fruit in children in Central Jakarta is still low, and the prevalence of caries is quite high. The weak and insignificant relationship between the frequency of consumption of vegetables and fruits with caries indicates that there are other factors that cause caries that must be controlled."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsalitsa Putri
"

Anak usia 6-12 tahun memiliki kerentanan terhadap karies gigi. Kesehatan gigi anak perlu mendapat perhatian orang tua khususnya dari ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku ibu dalam pencegahan karies gigi anak berdasarkan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 140 ibu siswa. Terpilih enam SDN dengan teknik cluster random sampling. Jumlah sampel dihitung dengan rumus proportional sampling dan sampel diambil secara systematic random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan 53,6 % ibu berperilaku kurang dalam pencegahan karies gigi anak. Persepsi individu yang berhubungan dengan perilaku ibu adalah persepsi kerentanan dan efikasi diri. Efikasi diri adalah faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu, artinya ibu dengan efikasi diri rendah berpeluang 3,4 kali untuk memiliki perilaku kurang dalam pencegahan karies gigi anak dibandingkan ibu dengan efikasi diri yang tinggi setelah dikontrol oleh persepsi kerentanan dan persepsi hambatan (OR:3,475,95%CI:1,653-7,306). Untuk itu, perlu ditingkatkan efikasi diri ibu dengan edukasi dan penyuluhan serta membentuk kelompok dukungan ataupun forum online.


Children aged 6-12 years have vulnerabilities to dental caries. Children's dental health needs to get good attentions of parents, especially from mothers. This study aims to determine the determinants of maternal behavior in preventing dental caries in children based on the theory of the Health Belief Model. This study used a cross-sectional design on 140 students’ mothers. Six elementary schools were selected using the cluster random sampling technique. The number of samples were calculated using the proportional sampling formula and the samples were collected using systematic random sampling. Data was gathered by interviewes using questionnaires which were analyzed by univariate, bivariate and multivariate. The results showed that 53.6% of mothers had poor behaviors in preventing children dental caries. Individual perceptions related to mother's behavior are perceptions of vulnerability and self-efficacy. Self-efficacy is the most dominant factor related to maternal behavior, meaning that mothers with low self-efficacy are 3.4 times more likely to demonstrate deficiencies in preventing dental caries in children than those with high self-efficacy after being controlled by perceived vulnerability and perceived obstacles (OR: 3,475 .95%CI:1.653-7.306). For this reason, it is esenssial to increase mothers’ self-efficacy with education and counseling as well as forming support groups or online forums.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Herawati
"Data epidemiologi surveilan harus memiliki nilai validitas dan reliabilitas tinggi. Indek CAST berpotensi sebagai alat penilaian epidemiologi karies gigi. Perawat gigi termasuk tenaga pelaksana upaya kesehatan gigi dalam program skrining. Tujuan: mendapatkan tingkat kesesuaian antara perawat gigi dan dokter gigi dalam menilai kebutuhan perawatan karies gigi anak umur 6-12 tahun menggunakan indek CAST. Uji diagnostik pendekatan crossectional pada 95 anak 6-12 tahun, pemeriksaan klinik, analisis pearson korelasion, ICC dan ROC. Tingkat kesesuaian antar pengamat baik (ICC 0,59-0,97). Sensitivitas dan spesifisitas cukup baik (sensitivitas 70-100%), dan spesifisitas (51-100%). Perawat gigi dapat menjadi salah satu tenaga epidemiologi suveilans dalam penilaian kebutuhan perawatan karies menggunakan indek CAST.

Epidemiological surveillance data should have high values in validity and reliability. Index CAST were a potential epidemiology tools for dental caries assessment. Dental nurses are the executive personnel for screening programs in dental health care. To get the compatibility between dentists and dental nurses in assessing care needs of dental caries by using CAST index in children 6-12 years old.Diagnostic test with Cross Sectional approach, samples consists of 95 children between 6-12 years old, clinical examination, and all data analyzed by Pearson correlation, ICC and ROC tests respectively. There are good level of concordance between the observers (ICC 0.59 to 0.97) and the sensitivity and specificity values were good enough (sensitivity 70-100%) and specificity (51- 100%). Dental nurse can be one of the surveillance epidemiologists in the assessment of dental caries care needs by using CAST index.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayu Mahardhika Putri
"Latar Belakang: Karies melibatkan banyak faktor dalam proses pembetukan dan perkembangannya. CAMBRA adalah metode penilaian risiko karies yang melibatkan banyak faktor dalam perhitungannya. CAMBRA telah digunakan secar umum dan CAMBRA versi bahasa Indonesia untuk usia 0-5 tahun telah dibuat dan tervalidasi. CAMBRA membutuhkan pemeriksaan klinis dan wawancara dalam penilaian risiko karies yang terkadang menjadi keterbatasan karena membutuhkan kontak langsung. Smartphone dan aplikasi kesehatan di dalamnya merupakan salah satu bentuk perkembangan teknologi yang memungkinkan pejaringan informasi tanpa kontak langsung.
Tujuan: Menganalisis perbedaan hasil penilaian risiko karies pada aplikasi SKOR GIGI dan CAMBRA versi bahasa Indonesia pada anak usia 0-5 tahun tanpa karies.
Metode Penelitian: Penelitian dilakukan di RSKMG FKG UI, taman kanak-kanak, dan PAUD. Subjek penelitian adalah 36 orang tua dengan anak usia 0-5 tahun tanpa karies yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel mengisi aplikasi SKOR GIGI secara mandiri dan 6 hari kemudian dilakukan penilaian risiko karies dengan CAMBRA versi bahasa Indonesi.
Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna hasil penilaian risiko karies dengan aplikasi SKOR GIGI dan CAMBRA versi bahasa Indonesia pada anak usia 0-5 tahun tanpa karies.
Kesimpulan: Aplikasi SKOR GIGI dapat digunakan untuk menilai risiko karies anak usia 0-5 tahun

Background: Many factors are involved in caries formation and development. CAMBRA is a caries risk assessment method that involves many factors in its calculation. CAMBRA is widely used and Indonesian version of CAMBRA for ages 0-5 has been made and validated. CAMBRA requires clinical examination and interviews in assessing caries rich which sometimes can be a limitation because it requires direct contact. Smartphones and health applications are developed nowadays to allow information gathering without direct contact.
Objective: To analyze the differences in results of caries risk assessment by CAMBRA Indonesian version and SKOR GIGI application in 0-5 years children without caries.
Methods: The study was conducted at RSKMG FKG UI, kindergarten, and PAUD. Subjects were 36 parents with children aged 0-5 in accordance with the inclusion criteria. The sample filled out SKOR GIGI application independently and 6 days later a caries risk assessment was carried out using CAMBRA Indonesia version.
Results: There was no significant difference in the results of the caries risk assessment by SKOR GIGI application and CAMBRA Indonesian version in 0-5 years children without caries.
Conclusion: SKOR GIGI application can be used to assess the caries risk of children aged 0-5 years.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizfitikka Putri Pitoyo
"Latar Belakang : Karies gigi adalah penyakit multifaktorial yang dimana terjadinya karies tergantung dari berbagai faktor. CAMBRA adalah sebuah petunjuk komprehensif bagi para dokter gigi dalam melakukan penilaian suatu risiko karies pada individu. 1 Perkembangan teknologi komunikasi saat ini semakin penting dalam kehidupan sosial masyarakat, seperti semakin meluasnya penggunaan internet dan  smartphone.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penilaian pada aplikasi SKOR GIGI dan CAMBRA versi Bahasa Indonesia pada anak usia 0-5 tahun dengan karies.
Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan total 36 sampel  yang memenuhi kriteria inklusi. Peneliti melakukan uji validitas reliabilitas terlebih dahulu pada 18 pernyataan yang akan digunakan pada aplikasi SKOR GIG dengan menggunakan Google Form. 36 sampel diperiksa menggunakan SKOR GIGI dan 6 hari kemudian dilakukan penilaian dengan CAMBRA versi Bahasa Indonesia. Hasil dari 2 penilaian tersebut kemudian dibandingkan untuk didapatkan hasil penelitian.
Hasil : 18 butir pernyataan pada aplikasi SKOR GIGI dinyatakan valid dan reliabel. Hasil uji McNemar menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara penilaian risiko karies dengan menggunakan aplikasi SKOR GIGI dan CAMBRA versi Bahasa Indonesia yang menandakan bahwa aplikasi SKOR GIGI mampu melakukan penilaian risiko karies yang sama seperti CAMBRA versi Bahasa Indonesia.
Kesimpulan : Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada hasil penilaian risiko karies dengan menggunakan aplikasi SKOR GIGI dan dengan menggunakan CAMBRA versi Bahasa Indonesia pada anak usia 0-5 tahun dengan karies.

Background : Dental caries is a multifactorial disease in which the occurrence of caries depends on various factors. CAMBRA is a comprehensive guide for dentists in assessing an individual's caries risk. CAMBRA can carry out a systematic caries risk assessment and generate a caries risk level. The development of communication technology is currently increasingly important in people's social lives, such as the increasingly widespread use of the internet and  smartphones.
Objective: This study aims to determine whether there are differences in the results of caries risk assessment of  smartphone applications SKOR GIGI and CAMBRA Indonesian Version in the group of children aged 0-5 years with caries.
Methods : This research was conducted with a total of 36 samples that met the inclusion criteria. Researchers carried out examination in 36 samples using the SKOR GIGI and 6 days later an assessment using the Indonesian version of CAMBRA. The results of the 2 assessments were then compared to obtain research results.
Results : 18 statement items in the SKOR GIGI application are declared valid and reliable. The results of the McNemar test showed that there was no significant difference between the caries risk assessment using the Indonesian version of CAMBRA and  smartphone application SKOR GIGI, indicating that SKOR GIGI application was able to perform the same caries risk assessment as the Indonesian version of CAMBRA.  
Conclusion : There was no significant difference in the results of the caries risk assessment using the SKOR GIGI application and using the Indonesian version of CAMBRA in children aged 0-5 years with caries.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>