Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190594 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathan Abraham Primana
"
Penggunaan manufaktur Aditif telah dikembangkan dalam teknologi baru dan canggih untuk memproduksi dan mengembangkan produk dari prototipe hingga produk sebenarnya, hal ini telah merevolusi industri manufaktur. Dalam kelayakan tabrakan, energi tumbukan pada awalnya dan sebagian besar diserap oleh crash box. Hal ini dapat diuji secara eksperimental dan simulasi menggunakan software LS-DYNA. Tingkat ketebalan Honeycomb telah diteliti dan dikatakan dapat meningkatkan penyerapan energi secara keseluruhan, meskipun penelitian eksperimental ekstensif belum dilakukan. Berdasarkan hasil, menarik perhatian bahwa temuan kami pada percobaan dan hasil simulasi menunjukkan perbedaan dalam hal variasi Honeycomb mana yang memiliki penyerapan energi tertinggi, simulasi menunjukkan peningkatan penyerapan energi secara bertahap dari Ketebalan seragam, Ketebalan bergradasi, dan ketebalan bergradasi fungsional dengan hasilnya masing-masing 0,43 Joule, 0,68 Joule dan 0,87 Joule. Sedangkan percobaan menunjukkan urutan tertinggi hingga terendah sebagai Ketebalan bergradasi, Ketebalan Seragam, ketebalan bergradasi fungsional dengan hasil masing-masing 0,78 Joule, 0,47 Joule, dan 0,45 Joule.

The use of Additive manufacturing has been developed in new and advanced technologies to manufacture and develop products from a prototype to actual products, this has revolutionized the manufacturing industry. In crashworthiness, the impact energy is initially and mostly absorbed by the crash box. This can be tested experimentally and by simulation using LS-DYNA software. Graded thickness Honeycomb has been researched and said to improve on the overall energy absorption, though extensive experimental research has not been done. Based on results, has caught the interest that our findings of the experiment and simulation results shows difference in terms of which Honeycomb variation has the highest Energy absorption, the simulation shows gradual increase of energy absorption from Uniform thickness, Graded thickness and functionally graded thickness with a result 0.43 Joules, 0.68 Joules and 0.87 Joules respectively. Whereas the experiment shows the order in highest to lowest as Graded thickness, Uniform Thickness, functionally graded thickness with a result 0.78 Joules, 0.47 Joules and 0.45 Joules respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Imam Riadi
"Keamanan pada kendaraan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam perancangan dan pengembangan sebuah kendaraan. Saat terjadi kecelakaan, keamanan pada pengendara sangat dipengaruhi oleh rancangan struktur kendaraan. Kemampuan mengamankan pengendara oleh struktur ini dapat disebut sebagai crashworthiness. Metode pengujian Crashworthiness dilakukan untuk mengevaluasi desain struktur kendaraan yang berdeformasi, berdasarkan parameter energy absorption dan efisiensi gaya tumbukan-nya. Mayoritas kecelakaan lalu lintas melibatkan tabrakan pada arah depan kendaraan, membuat struktur bumper kendaraan menjadi bagian penting, serta didesain spesifik untuk berdeformasi sehingga dapat menyerap energi kinetik tumbukan secara efektif dan mengurangi penyebaran energi yang dapat mempengaruhi pengguna dan struktur lain kendaraan. Variasi geometri struktur dikembangkan dengan menambahkan crush initiator sehingga mempengaruhi karakteristik struktur dalam menyerap energi kinetik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui performa crashworthiness dari desain struktur Tabung berdinding tipis dengan penambahan crush initiator berupa bentuk corrugated pada sisi tabung. Pengujian pembebanan kuasi static dan dinamik menggunakan metode simulasi dengan software Ansys-LS DYNA. Hubungan variasi jumlah crush initiator dan ketebalan tabung diteliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap struktur sehingga didapat desain dengan performa crashworthiness terbaik. Pada metode ini, didapatkan bahwa pilihan variasi spesimen terbaik adalah C2T2 dengan EA 188,81 J, SEA 743,23 J/kg, dan CFE sebesar 76,29%. Lalu disusul dengan C3T1 dengan EA sebesar 84,26 J, SEA sebesar 705,61 J/kg, dan CFE sebesar 67,03%. Hal ini juga dapat menandakan bahwa banyaknya tumpukan memengaruhi performa penyerapan energi. Namun sisi yang kurang baik pada hasil tersebut adalah nilai Pmax yang masih cukup tinggi dan belum terdapat inkonsistensi dalam hasil penambahan variasi struktur

Vehicle safety is an important aspect that must be considered in the design and development of a vehicle. When an accident occurs, the safety of the driver is greatly influenced by the design of the vehicle structure. The ability to secure the rider by this structure can be referred to as crashworthiness. The Crashworthiness test method was carried out to evaluate the design of the deformed vehicle structure, based on the energy absorption parameters and the efficiency of the impact force. The majority of traffic accidents involve collisions at the front of the vehicle, making the vehicle bumper structure an important part, and specifically designed to deform so that it can absorb the kinetic energy of the collision effectively and reduce the spread of energy that can affect the user and other structures of the vehicle. Variations in the geometry of the structure are developed by adding a crush initiator so that it affects the characteristics of the structure in absorbing kinetic energy. The purpose of this study is to determine the crashworthiness performance of the thin-walled tube structure design with the addition of a crush initiator in the form of a corrugated form on the side of the tube. Testing of quasi-static and dynamic loading using simulation method with Ansys-LS DYNA software. The relationship between variations in the number of crush initiators and tube thickness was investigated to determine the effect on the structure so that the design with the best crashworthiness performance was obtained. In this method, it was found that the best choice of specimen variation was C2T2 with EA 188.81 J, SEA 743.23 J/kg, and CFE at 76.29%. Then followed by C3T1 with EA of 84.26 J, SEA of 705.61 J/kg, and CFE of 67.03%. It can also indicate that the number of stacks affects the energy absorption performance. However, the bad side of these results is the Pmax value which is still quite high and there is no inconsistency in the results of adding structural variations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T. Brenda Chandrawati M.
"Proses penyerapan CO2 dalam absorber dapat dibuat model matematikanya berdasar pada hukum kesetimbangan massa dan kesetimbangan energi. Hasil pemodelan menunjukkan persamaan dinamika proses ini merupakan sistem orde dua.
Proses penyerapan CO2 pada absorber merupakan proses multivariabel dengan dua masukan dan dua keluaran. Sehingga untuk mengurangi interaksi antara dua masukan dan dua keluaran diperlukan dekopler. Proses multivariabel dengan .dekopler ini memerlukan dua pengendali. Pengendali pertama digunakan untuk mengatur flow vapor dan pengendali kedua untuk mengatur fow lean bendfieid. Struktur pengendali yang digunakan adalah pengendali PID dengan parameter yang ditala secara heuristik. Hasil simulasi pengendalian menunjukkan respon proses mempunyai overshoot dan steady state error yang kecil serta dekopling berhasil dengan baik.

The mathematical model of CO2 absorption process based on the principle law of mass balance and energy balance, which yields a second order equation.
CO2 absorption process in absorber is a multivariable process, containing two input and two output. To decrease the interaction effect of the two input and two output system, it needs decoupling. Multivariable process using decoupler requires two controller, The first controller is used to control vapor flow and the second controller is to control lean bend field flow. PID controllers are used to control the process and its parameters acre tuned using heuristic method. The result of simulation showed that the process response is had overshoot and steady state error is small and the decoupler has been successful to eliminate interactions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Permana
"M-Package adalah persyaratan mendasar untuk pengujian konsumsi energi sesuai dengan standar SNI ISO 15502: 2008. Tata letak penyusunan M-Package menjadi penting karena mempengaruhi aliran udara dan perpindahan panas pada konsumsi energi kulkas. Peletakan M-Package yang berbeda memungkinkan menyebabkan durasi pengujian dan konsumsi energi berbeda dari kulkas dengan spesifikasi dan merek yang sama. Untuk membuktikan hipotesis ini, penelitian ini menggunakan metode numerik dan pemodelan menggunakan perangkat lunak ANSYS/CFD. Data yang digunakan dalam simulasi ini adalah dari uji konsumsi energi kulkas rumah tangga. Hasil yang diperoleh dapat mendukung atau menjadi referensi untuk pengaturan M-Package ketika menguji konsumsi energi sesuai dengan standar SNI ISO 15502: 2008 dengan tujuan untuk mempersingkat waktu dan energi ketika pengujian.

M-Package is a fundamental requirement for energy consumption test according to SNI ISO 15502: 2008 standard. The arrangement of M-Package is important because it affects airflow and heat transfer impact on the energy consumption of a refrigerator. Different arrangements cause disparate the duration of test and energy consumption results of refrigerators with the same specifications and brand. To prove this hypothesis, this study used the numerical method and modeling using ANSYS / CFD software. The data used in this simulation is from a household refrigerator energy consumption test. The results obtained can support or be a reference for the arrangement of M-Packages when testing energy consumption according to SNI ISO 15502: 2008 standard which purposes are to short the time and save energy when the test is conducted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Indra Maha Trisna
"ABSTRAK
Proyek pengembangan lapangan LNG di tanah air kedepan akan didominasi oleh pembeli utama dari dalam negeri, sehingga tambahan kapal-kapal tanker LNG baru yang efisien dibutuhkan untuk rute domestik di masa mendatang. Secara teoritis sistem propulsi DFSM atau steam memiliki efisiensi termal yang rendah, namun lebih andal dibandingkan dengan sistem propulsi DFDE. Disisi lain sistem propulsi DFDE memiliki kekurangan pada teknologinya yaitu dengan adanya slip metana yang berpotensi sebagai penyebab pemanasan global dengan global warming potential GWP 20-25 kali lebih besar dari pada CO2 dalam periode 100 tahun atau 20 kali pada interval 20 tahun Kirk, 2008 , sehingga secara aktual mengurangi raihan efisiensi energi sistem propulsi tersebut.Dalam tesis ini, dua sistem propulsi kapal tanker LNG yaitu Dual Fuel Steam Mechanical DFSM dan Dual Fuel Diesel Electric DFDE yang saat ini paling banyak digunakan oleh operator di dalam negeri akan dibandingkan secara teknis dan ekonomis. Secara teknis, garis pedoman IMO tentang Energy Efficency Design Index EEDI dan Energy Efficiency Operational Index EEOI akan digunakan sebagai alat pembanding, sedangkan dari sisi ekonomis akan dilakukan analisa biaya daur hidup LCC berbasis biaya CAPEX dan OPEX kapal.Berdasarkan evaluasi teknis menggunakan garis pedoman EEDI dan EEOI tanker LNG dengan mempertimbangkan adanya slip metana pada sistem propulsi DFDE, didapatkan hasil bahwa nilai pencapaian EEDI dan EEOI pada sistem propulsi DFSM lebih rendah efisien dibandingkan dengan nilai pencapaian sistem propulsi DFDE dan evaluasi keekonomian berdasarkan biaya daur hidup LCC tanker LNG selama 20 tahun dengan mempertimbangkan risiko-risiko rugi dan penalti pengangkutan LNG yang mungkin terjadi akibat adanya kegagalan sistem propulsi dan sistem BOG, menunjukkan hasil sistem propulsi DFSM lebih efisien dibandingkan dengan sistem DFDE.

ABSTRACT
Future LNG field development projects in the country will be dominated by major domestic buyers, so additional new efficient LNG tankers are needed for domestic routes in the future. Theoretically DFSM or steam propulsion systems have low thermal efficiency, but are more reliable than DFDE propulsion systems. On the other hand the DFDE propulsion system has its technological deficiencies with the presence of a methane slip that has the potential to cause global warming potential with global warming potential GWP 20 25 times greater than CO2 in 100 years or 20 times at 20 years interval Kirk, 2008 , thereby actually reducing the energy efficiency of the propulsion system.In this thesis, two LNG tank propulsion systems that are Dual Fuel Steam Mechanical DFSM and Dual Fuel Diesel Electric DFDE which is currently the most widely used by operators in the country will be compared technically and economically. Technically, the IMO guidelines on the Energy Efficiency Design Index EEDI and the Energy Efficiency Operational Index EEOI will be used as a benchmark, while from the economic side life cycle cost analysis LCC performed based on CAPEX and OPEX ship costs.Based on a technical evaluation using EEDI and EEOI LNG tanker guidelines considering the presence of methane slip on the DFDE propulsion system, it was found that the EEDI and EEOI attainment values on the DFSM propulsion system were lower efficient than the achievement of the DFDE propulsion system and cost based economic evaluation LCC LNG tanker for 20 years taking into consideration LNG loss and LNG carrier penalties that may occur due to the failure of propulsion system and BOG system, shows the result of DFSM propulsion system is more efficient than DFDE system."
2017
T48123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viki Kurdiansyah
"Banyak pulau di Indonesia yang terisolasi dan jauh dari pulau utama. Salah satunya adalah Pulau Sabu yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sumber energi listrik Pulau Sabu 100% berasal dari pembangkit listrik tenaga diesel dengan beban puncak sebesar 900 kW pada tahun 2015. Rasio elektrifikasi pada 2017 sebesar 26,67%. Potensi energi baru terbarukan belum diimplementasikan di Pulau Sabu khususnya potensi sinar matahari dan angin. Radiasi sinar matahari rata-rata per tahun sebesar 6,466 kW/m2 dengan clearness index 0,654 dan durasi penyinaran 8,72 jam. Potensi energi angin di Pulau Sabu sebesar 2,588 m/s pada ketinggian 15 meter dan 4,868 m/s pada ketinggian 50 meter. Penelitian ini menganalisis potensi energi baru terbarukan untuk implementasi sistem hibrid tanpa baterai dengan konfigurasi yang berbeda. Dari data potensi radiasi sinar matahari, dipilih spesifikasi modul surya yang memiliki daya maksimal 315 W dengan efisiensi 19,3%. Spesifikasi modul surya ini digunakan untuk menghitung panel surya yang dibutuhkan dengan skenario kebutuhan listrik 1 rumah tangga dan pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 100 kW sampai dengan 800 kW. Potensi energi angin digunakan untuk menentukan spesifiasi turbin angin yang akan digunakan dengan cara memilih daya keluaran yang paling besar dari berbagai produk turbin angin. Perangkat lunak HOMER digunakan untuk menganalisis skenario sistem eksisting dan sistem hibrid pada aspek ekonomi dan lingkungan. Biaya energi sistem eksisting sebesar $0,324/kWh, sistem hibrid diesel dan solar PV didapatkan biaya energi terendah sebesar $0,292/kWh dan sistem hibrid diesel dan turbin angin, didapatkan biaya energi terendah sebesar $0,291/kWh pada nilai hub height 73 m.

There are large number of the remote island in Indonesia that isolated and not connected to the utility grid. Sabu Island, a part of Nusa Tenggara Timur is an example of isolated area that far from the mainland. Electricity resource of Sabu Island is 100% from diesel generator. The electrification ratio is 26.67%. Huge potential renewable energy resource not yet implementing on Sabu Island. Annual average radiation is 6.466 kW/m2 with clearness index 0,654 and sun peak hour 8.72. Annual average wind speed is 2.588 m/s (h=15 meter) and 4.868 m/s (h=50 meter). This paper assesses the potential of implementing the hybrid system with different configuration of diesel-PV-WTG without energy storage devices. From annual average radiation, we choose specification of PV module with 315 V for voltage and 19.3% efficiency and used for residential and power utility scenario with 100-600 kW capacity. Wind turbine specification chosen with maximum output power based on wind profile. HOMER simulation software is used to perform feasibility study and to determine the optimized of the hybrid system. Levelized Cost of Energy (LCOE) of existing system is $0.324/kWh, minimum LCOE of diesel and solar PV is $0.292/kWh and minimum LCOE of diesel and wind turbine is #0.291/kWh in hub height 73 m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The use of foreign terms in the field of automotif absorbed into Indonesia can enrich Indonesian lexicons and positively affects the development of Indonesin..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusmaya Haryanti
"ABSTRAK
Zeolit adalah senyawa alumina silikat yang dapat digunakan sebagai penukar kation dan iuga sebagai pengadsorpsi molekul. Cetylethyldimetylamonium Bromida (CEDABr) merupakan garam amonium kuartener yang kationnya dapat dipertukarkan dengan kation yang berada dalam struktur zeolit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati apakah ada perbedaan daya adsorpsi zeolit yang diimpregnasi dengan Cetylethyldimetylamonium Bromida dan zeolit tanpa impregnasi terhadap ion Krom (VI) dalam air.
Pengamatan adsorpsi dilakukan dengan metode statis (pengguncangan), dengan memvariasikan konsentrasi, pH dan waktu kontak. Dari hasil percobaan yang dilakukan, tennyata penyerapan Krom (VI) pada zeolit yang telah diimpregnasi dengan Cetyletyldimetylamonium Bromida mengalami peningkatan baik untuk zeolit alam maupun untuk zeolit sintetis.
Kondisi terbaik penyerapan Krom (VI) oleh komposit adsorben adalah pada konsentrasi 20 mg/L, pada larutan dengan suasana asam (pH 3), dan waktu pengguncangan selama 60 menit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Nurul Shafira
"Penyediaan akses listrik bagi masyarakat yang tinggal di desa terisolir yang tergolong dalam kategori daerah 3T mengalami hambatan karena tantangan infrastruktur. Padahal, akses energi menjadi salah satu penggerak utama untuk mengembangkan peluang ekonomi dan meningkatkan produktivitas masyarakat. Salah satu desa yang berada di daerah 3T adalah Desa Mahaleta di Kabupaten Maluku Barat Daya. Hanya 9,4% masyarakatnya dapat menikmati fasilitas listrik yang terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh sistem energi terbarukan hybrid terintegrasi (IHRES) berbasis energi surya dan angin yang layak secara ekonomi serta dapat memenuhi kebutuhan listrik sektor residensial, komersial, dan pengembangan sektor produktif berupa penyimpanan dingin dan pengeringan untuk hasil laut. Metode analisis menggunakan pendekatan tekno-ekonomi. Perancangan sistem energi hybrid terbarukan dengan optimisasi menggunakan perangkat lunak HOMER Pro dan perhitungan desain sistem kegiatan produktif menggunakan Microsoft Excel. Analisis keekonomian dilakukan dengan metode cash flow. Didapatkan hasil desain sistem energi berupa 271,62 kW panel surya, 80 kW turbin angin, dan 132 baterai. Skema pendanaan sistem energi hybrid layak jika mendapatkan hibah yang signifikan dan insentif fiskal dengan tarif listrik Rp 1.172/kWh. Skema pendanaan kegiatan produktif seluruhnya layak secara ekonomi dengan tarif penyimpanan dingin Rp 507/kg dan tarif pengeringan Rp 1.182/kg. Integrasi sistem energi dengan sistem kegiatan produktif dapat meningkatkan kelayakan ekonomi sistem.

The provision of electricity access for citizens living in isolated villages in 3T regions is experiencing obstacles due to infrastructure challenges. In fact, access to energy is one of the main drivers for developing economic opportunities and increasing community productivity. One of the villages located in the 3T region is Mahaleta Village in Southwest Maluku Regency. Only 9.4% of the people have access to limited electricity. The purpose of this research is to obtain an integrated hybrid renewable energy system (IHRES) based on solar and wind energy that is economically feasible and able to meet the electricity demand of the residential, commercial and productive sectors in the form of cold storage and drying for marine commodities. The analysis uses a techno-economic approach method. The renewable hybrid energy system is designed by optimization using HOMER Pro software, and productive activity system design calculations are done in Microsoft Excel. The cash flow method is used for economic analysis. System energy design results in 271.62 kW solar PV, 80 kW wind turbines, and 132 batteries. Financing schemes for hybrid energy system are feasible when given a significant grant and fiscal incentives with electricity tariff of Rp 1,172/kWh. Schemes for productive activities are all economically feasible with Rp 507/kg cold storage cost and Rp 1,182/kg drying cost. Integrating the energy system with productive activity systems may improve the economic feasibility of the system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Permadi
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbandingan 4 skenario jenis teknologi solar photovoltaic system serta pemilihan skenario solar photovoltaic system berdasarkan nilai optimasi manfaatnya menggunakan metode linier programming pada segmen industri di Indonesia selama 25 tahun operasional. Penelitian dilakukan dengan melakukan studi kasus pada dua fasilitas pabrik perusahaan minuman di Indonesia di 2 lokasi yang berbeda. Studi kasus pertama berada di Kabupaten Bekasi, penelitian dilakukan dengan melakukan analisis energi ekonomi lingkungan serta mengoptimasi nilai manfaat PLTS atap yang sudah beroperasi sejak 2020. Studi kasus kedua berada di Kabupaten Semarang, penelitian dilakukan pada fasilitas pabrik yang belum dibangun PLTS atap, yakni dengan merencanakan pembangunan PLTS atap seluas 80% dari total luas atap yang dapat dipasang panel surya. Hasil penelitian menujukkan bahwa skenario 2 solar photovoltaic system dapat menghasilkan jumlah energi listrik dan CO2 yang dapat dikurangi lebih banyak dibanding skenario lainnya pada kedua studi kasus. Sedangkan skenario 4 solar photovoltaic system merupakan skenario dengan nilai ekonomi yang lebih baik dari skenario lainnya pada kedua studi kasus. Hasil optimasi penggunaan 80% luas atap pada studi kasus Bekasi 1 menunjukkan bahwa skenario 4 mampu memberikan nilai manfaat yang optimum yakni Rp 20,247,839,358 serta mampu meningkatkan jumlah energi listrik dan CO2 yang dapat dikurangi meningkat sebanyak 82%. Terakhir, hasil optimasi skenario 4 mampu meningkatkan jumlah persentase listrik PLTS atap terhadap total konsumsi listrik PLN menjadi 33%. Penggunaan skenario 4 solar photovoltaic sytem sebanyak 80% luas atap yang tersedia dapat mengurangi penggunaan listrik PLN (energi fossil) sebanyak 33% pada studi kasus Bekasi 1 dan 28% pada studi kasus Semarang.

This study aims to compare 4 scenarios of solar photovoltaic system technology and the selection of solar photovoltaic system scenarios based on the optimization value of their benefits using the linear programming method in the industrial segment in Indonesia for 25 years of operation. The research was conducted by conducting a case study on two manufacturing facilities of a beverage company in Indonesia in 2 different locations. The first case study is in Bekasi Regency, the research is carried out by conducting an energy economic environmental analysis and optimizing the value of the benefits of solar rooftop photovoltaic system which has been operating since 2020. The second case study is in Semarang Regency, the research is carried out on factory facilities that have not built solar rooftop photovolatic system, namely by planning construction of solar roofotop photovolatic system covering an area of ​​80% of the total roof area that can be installed solar panels. The results of the study show that scenario 2 solar photovoltaic system can produce more electrical energy and CO2 that can be reduced than the other scenarios in the two case studies. While scenario 4 solar photovoltaic system is a scenario with better economic value than the other scenarios in the two case studies. The results of optimizing the use of 80% of the roof area in the Bekasi 1 case study show that scenario 4 is able to provide an optimum benefit value of Rp. 20,247,839,358 and is able to increase the amount of electrical energy and CO2 that can be reduced by 82%. Finally, the optimization results of scenario 4 are able to increase the percentage of electricity that generated by solar roofotop photovoltaic system to the total electricity consumption of PLN to 33%. The use of scenario 4 solar photovoltaic system as much as 80% of the available roof area can reduce the use of PLN electricity (fossil energy) by 33% in the Bekasi 1 case study and 28% in the Semarang case study"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>