Ditemukan 86877 dokumen yang sesuai dengan query
Laurentio Daniel Caesar Perdana Putra
"Laporan ini bertujuan untuk memetakan obat di gudang obat Puskesmas Ciracas sebagai bagian dari kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyimpanan obat di gudang, terutama setelah dilakukan penggabungan beberapa gudang. Pemetaan obat meliputi penyusunan obat secara alfabetis, pemisahan obat berdasarkan tanggal kedaluwarsa, pemberian jarak terhadap obat yang memiliki risiko kesalahan pengambilan (LASA), pemberian kode pada setiap obat, serta pembuatan daftar obat dan denah gudang. Hasil dari kegiatan ini adalah terciptanya sistem penyimpanan yang terstruktur dan mudah diakses, yang diharapkan dapat memudahkan petugas dalam mengambil dan mendistribusikan obat. Laporan ini juga merekomendasikan untuk mempertahankan metode penyimpanan yang digunakan, serta memberikan saran untuk meningkatkan petunjuk pengambilan obat.
This report aims to map medications in the pharmacy warehouse of Ciracas Health Center as part of the Pharmacist Professional Practice (PKPA) activities. This activity was conducted to improve the efficiency and effectiveness of medication storage in the warehouse, especially after the consolidation of several warehouses. The medication mapping process includes arranging medications alphabetically, separating medications based on expiration dates, providing space for high-risk medications (LASA), assigning codes to each medication, and creating a medication list and warehouse layout. The result of this activity is the establishment of a well-organized and easily accessible storage system, which is expected to assist staff in retrieving and distributing medications efficiently. The report also recommends maintaining the current storage method and suggests adding more detailed instructions to further facilitate medication retrieval. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Athalia Aghani
"Penyimpanan merupakan salah satu bentuk pengelolaan sediaan farmasi di Puskesmas. Penyimpanan obat pada gudang obat program di Puskesmas Kecamatan Ciracas dinilai belum memenuhi prinsip 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin) dikarenakan banyaknya kotak-kotak obat yang berada di luar lemari penyimpanan, banyaknya barang-barang yang bukan kepentingan obat program berada di gudang yang mengakibatkan ruangan gudang terlihat tidak rapi atau tidak teratur. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan observasi terhadap gudang obat program yang terdapat di unit farmasi dan melakukan implementasi perbaikan tata letak ulang terhadap lemari-lemari dan meja yang ada. Kondisi gudang obat program yang sekaligus menjadi ruang konseling setelah dilakukan tata letak ulang memenuhi prinsip 5R yang dapat meningkatkan kenyamanan pasien saat konseling maupun bagi tenaga kesehatan yang melakukan pengambilan obat di gudang tersebut. Apoteker bertanggung jawab untuk memastikan prinsip 5R agar selalu diterapkan terutama dalam penyimpanan obat di gudang sehingga diharapkan selalu tercipta kondisi bersih dan nyaman sehingga mutu obat di dalamnya juga tetap terjaga.
Storage is a form of management of pharmaceutical preparations at the Puskesmas. Drug storage at the program drug warehouse at the Ciracas District Health Center was assessed as not fulfilling the 5R principles (concise, neat, clean, caring, diligent) due to the large number of medicine boxes outside the storage cupboard, many items that are not of program drug interest are in warehouse which causes the warehouse space to look untidy or disorganized. The method used is to observe the program drug warehouse in the pharmacy unit and re-implement the layout of the existing cabinets and tables. The condition of the program drug warehouse which also serves as a counseling room after the re-layout meets the 5R principles which can increase patient comfort during counseling as well as for health workers who pick up drugs in the warehouse. Pharmacists are responsible for ensuring that the 5R principles are always applied, especially in storing drugs in warehouses so that it is hoped that conditions will always be clean and comfortable so that the quality of the medicines inside is also maintained."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Andini Nadya Putri
"Pengelolaan obat di puskesmas sangat penting dalam menjamin ketersedian dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif, efesien dan rasional. Kekosongan stok obat dapat mengindikasikan buruknya manajemen persediaan dan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Untuk mencegah terjadinya kekosongan stok obat, maka perlu dilakukan evaluasi dan penentuan stok optimum persediaan obat di Puskesmas Kecamatan Ciracas. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif observasional, dengan menggunakan data dari Lempar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Analisis data dilakukan menggunakan Microsoft Excel untuk menghitung stok optimum. Hasil evaluasi dan penentuan stok optimum obat melibatkan stok kerja, stok selama waktu tunggu dan stok pengaman. Perhitungan evaluasi stok optimum untuk tahun 2022 dan penentuan stok optimum tahun 2023 berbeda karena terjadi perpanjangan waktu tunggu pemesanan obat hingga empat minggu karena kelangkaan obat di distributor. Namun, kekurangan stok obat dapat diatasi melalui peminjaman obat dari puskesmas lain. Penetapan stok optimum dapat membantu dalam upaya perbaikan kondisi manajemen logistik obat dan pengendalian stock out obat di Puskesmas Kecamatan Ciracas.
Effective drug management in puskesmas (community health centers) is crucial to ensure the availability and accessibility of effective, efficient, and rational drug services. Drug stockouts can indicate poor inventory management and compromise healthcare quality. To prevent drug stockouts, an evaluation and determination of optimal drug stock levels were conducted at Ciracas Subdistrict Community Health Center. A quantitative descriptive observational method was employed, utilizing data from the Drug Usage and Request Form (LPLPO). Data analysis was performed using Microsoft Excel to calculate optimal stock levels. The evaluation and determination of optimal drug stock involved working stock, stock during waiting time, and safety stock. The calculation of optimal stock evaluation for 2022 and the determination of optimal stock for 2023 differed due to an extension of the drug ordering waiting time to four weeks caused by drug shortages at distributors. However, drug stock shortages were mitigated through borrowing drugs from other health centers. Establishing optimal stock levels can aid in improving drug logistics management and controlling drug stockouts at Ciracas District Community Health Center."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dinar Meltiara
"Salah satu aspek terpenting dari pelayanan farmasi adalah mengoptimalkan penggunaan obat, yang termasuk penyimpanan untuk menjamin keamanan dan keefektifan saat pengambilan dan pendistribusian obat. Sistem pergudangan dikatakan baik apabila mampu memanfaatkan untuk penyimpanan barang-barang secara efektif dan efisien, dimana diharapkan dapat meningkatkan produktivitas barang yang ada di Perusahaan. Perawatan dan penataan gudang perlu menerapkan prinsip 5R, yaitu ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin. Melalui prinsip 5S/5R gudang akan menghasilkan jasa layanan dan produk yang berkualitas bagi konsumen. Penerapan prinsip 5R sendiri sudah sering dilakukan dan terbukti efektif untuk memperbaiki produktivitas kerja dan mencegah dispensing error, yaitu kekeliruan dalam pengambilan obat. Dalam rangka menjamin efisiensi pergudangan, Puskesmas Kecamatan Ciracas melakukan evaluasi sistem penyimpanan secara rutin. Pada periode Februari 2023, dilakukan pembaharuan sistem penamaan locater pada rak obat dan pencetakan ulang label-label yang telah usang sesuai dengan persyaratan yang berlaku sehingga dapat mempermudah personil dalam mencari, mengidentifikasi dan mengambil obat, serta memberikan nilai estetika yang lebih baik.
One of the most important aspects of pharmaceutical services is optimizing drug use, which includes storage of products to ensure safety and effectiveness during drugs dispensing. Warehouse system are determined good if it is able to be used to store products effectively and efficiently, which is expected to increase the productivity in the company. Warehouse maintenance and arrangement needs to apply the 5R principles, namely concise, neat, tidy, well cared and diligent. Through the 5S/5R principles, the warehouse will produce quality services and products for consumers. The application of the 5R principle itself has often been carried out and proven to be effective in improving work productivity and preventing dispensing errors, namely mistakes when taking medication. In order to ensure warehousing efficiency, the Ciracas District Health Center regularly evaluates the storage system. During February 2023, the system for locaters sign on drug shelves will be changed as well as and reprinting obsolete labels in accordance with applicable requirements in order to make personnel easier to find, identify and taking medicines (dispensing), as well as provide better aesthetic value."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Aqqilla Rinanda Arenta Putri
"Suhu penyimpanan adalah salah satu faktor terpenting dalam mengendalikan sifat fisikokimia produk yang mudah rusak dalam rantai distribusi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan dan penentuan titik kritis dari suhu penyimpanan obat sehingga mutu obat tetap terjaga selama proses penyimpanan. Kegiatan pemantauan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemetaan suhu untuk mengetahui rentang suhu pada ruangan gudang penyimpanan obat, serta mengetahui keberagaman suhu pada masingmasing titik di ruangan gudang penyimpanan obat. Pemetaan atau mapping suhu gudang penyimpanan merupakan salah satu kegiatan yang dipersyaratkan untuk dilakukan oleh setiap fasilitas distribusi sesuai tercantum dalam Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Pemetaan suhu bertujuan untuk memastikan distribusi suhu penyimpanan produk di Coolroom (15°C -25°C) pada kondisi aktivitas normal memenuhi persyaratan dan mengidentifikasi titik terpanas pada Coolroom (15°C-25°C) yang akan digunakan sebagai acuan titik pemantauan suhu Gudang. Pemetaan suhu merupakan identifikasi penyebaran temperature/suhu dalam suatu area tertentu sehingga bisa diketahui lokasi mana yang mengalami fluktuasi suhu tinggi atau rendah. Pemetaan suhu dapat mengidentifikasi kemungkinan titik dingin (atau titik panas) dan membantu menentukan apakah tindakan perbaikan diperlukan atau tidak. Melalui pemetaan suhu, dapat dilakukan validasi terhadap area tersebut untuk memastikan produk yang sensitif terhadap suhu seperti makanan yang mudah rusak dan barang farmasi disimpan dengan baik dalam suhu idealnya.
Storage temperature is one of the most important factors in controlling the physicochemical properties of perishable products in the distribution chain. Therefore, it is necessary to monitor and determine the critical point of drug storage temperature so that the quality of the drug is maintained during the storage process. Monitoring activities that can be carried out are by carrying out temperature mapping to determine the temperature range in the medicine storage room, as well as knowing the temperature diversity at each point in the medicine storage room. Mapping or temperature mapping of storage warehouses is one of the activities required to be carried out by each distribution facility as stated in the Guidelines for Good Medicine Distribution Methods (CDOB). Temperature mapping aims to ensure that the product storage temperature distribution in the Coolroom (15°C -25°C) under normal activity conditions meets the requirements and identifies the hottest point in the Coolroom (15°C-25°C) which will be used as a reference point for Warehouse temperature monitoring . Temperature mapping is the identification of the temperature distribution in a certain area so that it can be seen which locations experience high or low temperature fluctuations. Temperature mapping can identify possible cold spots (or hot spots) and help determine whether or not remedial action is necessary. Through temperature mapping, validation of these areas can be carried out to ensure that temperature-sensitive products such as perishable food and pharmaceutical goods are stored properly at their ideal temperature."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Mishbahus Surur
"Pemetaan suhu ruang penyimpanan merupakan langkah penting dalam menjaga mutu, khasiat, dan keamanan obat sesuai pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Penelitian ini dilakukan di ruang penyimpanan obat narkotika PT. Kimia Farma Trading & Distribution Cabang Jakarta 1 untuk mengevaluasi kesesuaian suhu penyimpanan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan thermo data-logger RC-5 yang dipasang di area terpilih berdasarkan tingkat fluktuasi suhu. Data suhu dicatat setiap 30 menit selama 3 hari berturut-turut, kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak Elitech Log V7.2.1 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata suhu ruang penyimpanan pada area yang tidak langsung terpapar pendingin udara (thermo data-logger A) adalah 25,1°C, dengan suhu maksimum 25,4°C dan suhu minimum 25,0°C. Fluktuasi suhu sebesar 0,4°C mencerminkan kestabilan lingkungan penyimpanan. Namun, data pada area yang langsung terpapar pendingin udara (thermo data-logger B) tidak tersedia karena kendala teknis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa suhu ruang penyimpanan narkotika di area yang dianalisis masih sesuai dengan standar CDOB. Namun, diperlukan pemetaan tambahan dengan jumlah data logger yang lebih banyak untuk memastikan kesesuaian di seluruh area penyimpanan. Evaluasi rutin perlu dilakukan untuk menjaga kualitas penyimpanan, terutama pada area dengan risiko fluktuasi suhu tinggi.
Temperature mapping of storage rooms is essential for maintaining the quality, efficacy, and safety of medications in accordance with Good Distribution Practices (GDP). This study was conducted in the narcotics storage room of PT. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta Branch 1 to evaluate storage temperature compliance. Data collection was performed using an RC-5 thermo data-logger installed in selected areas based on temperature fluctuation levels. Temperature readings were recorded every 30 minutes over 3 consecutive days and analyzed using Elitech Log V7.2.1 software and Microsoft Excel. The results showed that the average temperature in the storage area not directly exposed to air conditioning (thermo data-logger A) was 25.1°C, with a maximum temperature of 25.4°C and a minimum of 25.0°C. The temperature fluctuation of 0.4°C reflects stability in the storage environment. However, data from the area directly exposed to air conditioning (thermo data-logger B) was unavailable due to technical issues. This study concludes that the storage room temperature for narcotics in the analyzed area complies with GDP standards. However, additional mapping with more data loggers is required to ensure compliance across the entire storage area. Routine evaluations are recommended to maintain storage quality, especially in areas with high-temperature fluctuation risks."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ria Artha Rani
"Tahap penyimpanan merupakan bagian pengelolaan obat yang sangat penting dalam memelihara mutu obat-obatan, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, memudahkan pencarian dan pengawasan, mengurangi terjadinya obat rusak, serta dapat menghindari kekosongan obat sehingga pasien dapat terlayani dengan baik. Mengingat begitu besarnya dampak dari sistem pengelolaan penyimpanan obat dan belum banyak penelitian khusus tentang sistem penyimpanan obat, maka hal ini mendorong penulis untuk melakukan studi penyimpanan obat High Alert di salah satu Instalasi Farmasi Puskesmas yang berada di daerah Jakarta Barat yaitu Puskesmas Kecamatan Cengkareng.
The storage stage is a very important part of drug management in maintaining the quality of medicines, avoiding irresponsible use, facilitating search and control, reducing the occurrence of damaged drugs, and avoiding drug shortages so that patients can be served properly. Given the magnitude of the impact of the system management of drug storage and not much specific research on drug storage systems, this prompted the author to conduct a High Alert drug storage study at one of the Public Health Center Pharmacy Installations in the West Jakarta area, namely the Cengkareng District Health Center."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dilfa Safnia Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk memetakan suhu pada gudang penyimpanan produk (cool room) di PT. Enseval Putera Megatrading Pulo Lentut dengan mengidentifikasi titik suhu tertinggi (hot spot) dan terendah (cold spot) guna memastikan kestabilan suhu dalam rentang 15–25°C sesuai standar penyimpanan. Metode yang digunakan adalah kualifikasi pemetaan suhu menggunakan Termometer Data Logger 174-T. Proses pemetaan melibatkan pembuatan layout grid titik pengukuran, penempatan termometer data logger, perekaman data selama tujuh hari dengan interval 10 menit, serta analisis data menggunakan aplikasi Testo Comfort Software Basic 5.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gudang cool room tidak memenuhi persyaratan suhu stabil 15–25°C. Suhu tertinggi tercatat sebesar 28,9°C (hot spot) pada titik 46, sedangkan suhu terendah tercatat sebesar 21°C (cold spot) pada titik 3. Dengan demikian, titik 46 dan titik 3 dapat dijadikan acuan dalam pemantauan suhu rutin untuk mengidentifikasi penyimpangan suhu yang berpotensi memengaruhi kualitas produk. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pemantauan dan evaluasi rutin terhadap sistem penyimpanan guna memastikan kepatuhan terhadap standar suhu yang ditetapkan, sehingga kualitas produk tetap terjaga.
This study aims to map the temperature of the product storage warehouse (cool room) at PT. Enseval Putera Megatrading Pulo Lentut by identifying the highest temperature point (hot spot) and the lowest temperature point (cold spot) to ensure temperature stability within the 15–25°C range according to storage standards. The method used is a qualification of temperature mapping utilizing the 174-T Thermometer Data Logger. The mapping process involves creating a grid layout of measurement points, placing data loggers, recording data for seven days at 10-minute intervals, and analyzing the data using the Testo Comfort Software Basic 5.0 application. The results indicate that the cool room does not meet the stable temperature requirement of 15–25°C. The highest temperature was recorded at 28.9°C (hot spot) at point 46, while the lowest temperature was recorded at 21°C (cold spot) at point 3. Therefore, points 46 and 3 can serve as references for routine temperature monitoring to identify deviations that may affect product quality. This study emphasizes the importance of routine monitoring and evaluation of storage systems to ensure compliance with temperature standards and maintain product quality. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ghina Sylvarizky
"PBF merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar seusai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyalur sediaan farmasi, PBF perlu menerapkan pedoman CDOB dalam setiap aspek dan rangkaian distribusi obat. Pada pelaksanaannya, masih terdapat kekurangan pada sistem penyimpanan yang berlaku di gudang eceran PBF PT. Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Bogor, seperti klasifikasi kategori belum jelas, prinsip alfabetis belum diterapkan, penempatan yang belum sesuai, adanya campur baur, pemisahan produk LASA belum diterapkan dan pemanfaatan rak serta fasilitas yang belum optimal. Pemetaan ulang tata letak (layout) penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis untuk menjaga keamanan dan kualitas dari sediaan farmasi serta meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan menghindari kesalahan pengambilan sediaan farmasi. Tugas khusus ini dilakukan untuk menata ulang layout penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis. Penataan ulang layout dilaksanakan dengan mendata ulang seluruh produk obat yang terdapat pada area peyimpanan gudang eceran, menyesuaikan jumlah produk obat dengan rak obat yang tersedia, mengelompokkan dan menata produk obat berdasarkan ketentuan. Rencana pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran, 20 rak yang tersedia dan dimanfaatkan secara optimal. Pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan dan juga secara alfabetis dilakukan untuk meningkatkan penjaminan mutu dan kualitas produk obat, suplemen dan juga kosmetik yang tersedia.
PBF merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar seusai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyalur sediaan farmasi, PBF perlu menerapkan pedoman CDOB dalam setiap aspek dan rangkaian distribusi obat. Pada pelaksanaannya, masih terdapat kekurangan pada sistem penyimpanan yang berlaku di gudang eceran PBF PT. Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Bogor, seperti klasifikasi kategori belum jelas, prinsip alfabetis belum diterapkan, penempatan yang belum sesuai, adanya campur baur, pemisahan produk LASA belum diterapkan dan pemanfaatan rak serta fasilitas yang belum optimal. Pemetaan ulang tata letak (layout) penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis untuk menjaga keamanan dan kualitas dari sediaan farmasi serta meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan menghindari kesalahan pengambilan sediaan farmasi. Tugas khusus ini dilakukan untuk menata ulang layout penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis. Penataan ulang layout dilaksanakan dengan mendata ulang seluruh produk obat yang terdapat pada area peyimpanan gudang eceran, menyesuaikan jumlah produk obat dengan rak obat yang tersedia, mengelompokkan dan menata produk obat berdasarkan ketentuan. Rencana pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran, 20 rak yang tersedia dan dimanfaatkan secara optimal. Pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan dan juga secara alfabetis dilakukan untuk meningkatkan penjaminan mutu dan kualitas produk obat, suplemen dan juga kosmetik yang tersedia."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fenia
"Produk farmasi perlu disimpan sesuai suhu penyimpanan yang dianjurkan untuk menjaga kualitas dan mempertahankan kestabilan obat selama masa simpan hingga digunakan konsumen. Pemetaan suhu dalam CDOB tahun 2020 dilakukan secara berkala untuk menjamin penyimpanan produk sesuai ketentuan penyimpanannya. PT Era Caring Indonesia memiliki 5 data logger di ambient room dan cool room yang tidak sesuai dengan pedoman WHO (2015) karena tidak mewakili hasil pemetaan suhu. Pemetaan suhu ulang dilakukan untuk menentukan titik suhu tertinggi dan terendah di ambient room dan cool room sesuai standar WHO. Metode penelitian dilakukan perencanaan tata letak data logger di ambient room dan cool room, memasang data logger (Elitech®) terkalibrasi sesuai perencanaan selama 7 hari setiap jam dan cool room selama 3 hari setiap jam, mengunduh data suhu pada software, dan menganalisa hasil pemetaan suhu. Berdasarkan hasil pemetaan diperoleh suhu tertinggi 26,0°C pada DL-17 dan suhu terendah 24,9°C pada DL-20 pada ambient room (25-30°C). Cool room (15-25°C) memiliki suhu tertinggi 23,3°C pada DL-9 dan suhu terendah 20,3°C pada DL-18. Pemetaan suhu memenuhi persyaratan suhu pada setiap ruangannnya, Namun saat pemetaan suhu berlangsung, daya baterai data logger rendah sehingga jumlah data logger tidak memadai dan tidak mewakili hasil pemetaan suhu gudang sesuai ketentuan WHO (2015).
Pharmaceutical products need to be stored according to the recommended storage temperature to maintain quality and drug stability during the shelf life until consumer use. Temperature mapping in CDOB 2020 is carried out periodically to ensure product storage complies with storage requirements. PT Era Caring Indonesia has 5 data loggers in the ambient room and cool room which do not comply with WHO guidelines (2015) because it do not represent the results of temperature mapping. Re-temperature mapping was carried out to determine the highest and lowest temperature points in the ambient room and cool room according to WHO standards. The research method was planning the layout of the data logger, installing a calibrated data logger (Elitech®) according to the plan for 7 days every hour and in the cool room for 3 days every hour, downloading the temperature data into the software, and analyzing the temperature mapping results. Based on the results, the highest temperature was 26.0°C on DL-17 and the lowest temperature was 24.9°C on DL-20 in the ambient room (25-30°C). The cool room (15-25°C) has the highest temperature of 23.3°C on DL-9 and the lowest temperature of 20.3°C on DL-18. Temperature mapping meets the temperature requirements in each room. However, when temperature mapping is taking place, the data logger battery power is low so that the number of data loggers is inadequate and does not represent the results of warehouse temperature mapping according to WHO regulations (2015)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library