Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162049 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Almira Hanindya Hidayatulloh
"Penelitian ini menganalisis penggambaran kehidupan di desa dan kota dalam manga Skip and Loafer karya Misaki Takamatsu dengan menggunakan metode analisis naratif dan visual. Fokus utama penelitian adalah dua tokoh, Mitsumi dan Nao, yang masing-masing merepresentasikan perspektif individu desa dan kota berdasarkan latar belakang mereka. Analisis menunjukkan bahwa pengalaman dan identitas individu memengaruhi persepsi terhadap desa dan kota. Mitsumi menghadapi kesulitan beradaptasi di kota yang serba cepat, sementara Nao menemukan kebebasan berekspresi di kota besar yang lebih inklusif. Studi ini mengungkapkan bahwa desa dan kota tidak hanya berbeda secara geografis, tetapi juga memengaruhi dimensi sosial, emosional, dan identitas individu. Hasil penelitian menekankan pentingnya konteks individu dalam memahami dinamika kehidupan di desa dan kota.

This study analyzes the depiction of rural and urban life in the manga Skip and Loafer by Misaki Takamatsu using narrative and visual analysis methods. The main focus of this research is on two characters, Mitsumi and Nao, who represent individual perspectives of rural and urban areas based on their backgrounds. The analysis reveals that individual experiences and identities influence perceptions of rural and urban life. Mitsumi faces challenges adapting to the fast-paced city life, while Nao finds freedom of expression in the more inclusive urban environment. This study highlights that rural and urban areas differ not only geographically but also in their social, emotional, and identity dimensions. The findings emphasize the importance of individual context in understanding the dynamics of rural and urban life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Nabeela Anindhita Ariny Roboth
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kompleksitas identitas gender melalui lensa karakter Yuu Arima dalam manga Boy Meets Maria. Peneliti menerapkan teori performativitas gender yang dikemukakan oleh Judith Butler untuk memahami isu identitas gender pada karakter Yuu Arima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas gender pada karakter Yuu Arima bersifat cair, tergantung konteks, tidak tetap. Yuu Arima dapat dibaca sebagai gambaran dari keberagaman dan kompleksitas identitas gender. Perjalanan Arima dalam menemukan identitasnya tidak hanya untuk memenuhi ekspektasi sosial, tetapi juga merupakan eksplorasi pribadi yang membebaskannya dari konsepsi-konsepsi baku tentang gender.

This research aims to describe the complexity of gender identity through the lens of the character Yuu Arima in the manga Boy Meets Maria. The researcher applies the theory of gender performativity proposed by Judith Butler to understand the issue of gender identity in the character Yuu Arima. The research results indicate that the gender identity of the character Yuu Arima is fluid, dependent on the context, not fixed. Yuu Arima can be read as an illustration of the diversity and complexity of gender identity. Arima's journey in finding his identity is not only to fulfill social expectations, but is also a personal exploration that frees him from standard conceptions of gender."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Novitasari
"ABSTRAK
Manga sebagai bacaan yang dianggap sederhana sebenarnya memiliki genre tertentu yang memerlukan pemikiran lebih mendalam untuk memahaminya, salah satunya yakni Monster karya Urasawa Naoki. Hal menarik dalam manga ini adalah cerita dengan tokoh protagonis berkebangsaan Jepang namun berlatar tempat di Jerman. Untuk memahami secara mendalam, skripsi ini membahas unsur-unsur intrinsik yang meliputi alur, latar, tokoh dan penokohan, serta kesatupaduan unsur-unsur tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manga ini membentuk cerita yang realistis, koheren, dan plausibel, dengan mempertanyakan mengenai hakikat kemanusiaan seperti: Apakah penjahat sebaiknya mati saja? Masalah lain yang turut diangkat yakni pentingnya pendidikan anak yang tepat dan benar.

ABSTRACT
Manga, widely known as an easy read book, has certain genre that needs deeper understanding to digest the story, such as Monster by Urasawa Naoki. Point of interest in this manga is the protagonist is a Japanese yet set in another country Germany. To understand deeper, this research covers intrinsic components such as plot, setting, character and characterization also the corelation between the components. The unity of components creates a realistic, coherent and plausible story, in which question humanity: would?ve it been better if a criminal die? The story also stresses on the importance of proper early education for children.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S61516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Nadila
"ABSTRAK
Jurnal ini menjelaskan penggambaran salah satu budaya Jepang yaitu hubungan Senpai-Kouhai dalam manga Hataraku Saibou. Hataraku Saibou bercerita mengenai bagaimana sel antropomorfisme bekerja untuk menghidupi tubuh yang mereka diami. Hubungan senpai-kouhai yang ada di dalam manga tersebut ditampilkan oleh beberapa karakter di dalam manga. Chie Nakane dalam bukunya Japanese Society, dan Davies & Ikeno dalam teori senpai-kouhai menjelaskan bahwa hubungan tersebut dapat terlihat dalam bentuk gramatikal tertentu dalam bahasa Jepang. Teori tokoh dan penokohan milik Nurgiyantoro digunakan untuk mendukung data. Hubungan Senpai dan Kouhai dalam manga Hataraku Saibou terbentuk oleh rentang waktu pekerjaan sel dalam divisinya masing-masing. Dalam hubungannya dengan senpai, bila kouhai ingin mengutarakan opininya, mereka harus menggunakan bahasa sopan kepada senpai. Hubungan tersebut membuat mereka menjadi sosok yang lebih baik dalam
karakter dan pekerjaannya.

ABSTRACT
The journal explains the depiction of one of the Japanese cultures, namely the relationship between Senpai-Kouhai in the Hataraku Saibou manga. Hataraku Saibou tells about how anthropomorphic cells work to support the body they live in. The relationship between senpai-kouhai in the manga is displayed by several characters in the manga. Chie Nakane in her book Japanese Society, and Davies & Ikeno in senpai-kouhai s theory explain that the relationship can be seen in certain grammatical forms in Japanese. The theory of characters and characterizations belonging to Nurgiyantoro is used to support data. The relationship between Senpai and Kouhai in the Hataraku Saibou manga was formed by the time span of cell has worked in their respective divisions. In the relationship with Senpai, if kouhai wants to state their opinion, they must use polite language to Senpai. This relationship make them better
in their character and their work."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fatamohana Putera Hidayatullah
"Penelitian ini membahas bagaimana pasifisme di Jepang direpresentasikan dalam manga Planetes. Penulis menggunakan metode deskriptif analisis, teori pasifisme oleh Ryan Cheyney, dan teori representasi oleh Stuart Hall. Penulis mengidentifikasi dua bentuk pasifisme yang disebut oleh Cheyney, yaitu pasifisme personal dan pasifisme politik yang direpresentasikan melalui potongan adegan dari keseluruhan empat volume manga Planetes. Penulis menemukan satu adegan dalam manga yang berisi nilai pasifisme personal. Penulis menemukan dua adegan dalam manga yang berisi nilai pasifisme politik. Manga Planetes menunjukkan bahwa pasifisme di Jepang semakin memudar dengan merujuk pada perluasan interpretasi pasal sembilan konstitusi Jepang. Tahun 1992 menandakan pertama kalinya Jepang mengirim pasukannya ke luar negeri untuk misi perdamaian, meskipun sebelumnya dilarang oleh konstitusi

This research discusses how pacifism in Japan is represented in Planetes manga. The author uses descriptive analysis methods, the theory of pacifism by Ryan Cheyney, and the theory of representation by Stuart Hall. The author identifies two forms of pacifism mentioned by Cheyney, namely personal pacifism and political pacifism which are represented through cut scenes from all four volumes of the manga Planetes. The author finds a scene in the manga that contains personal pacifist values. The author found two scenes in the manga that contained political pacifist values. The Planetes manga shows that pacifism in Japan is waning by referring to an expanded interpretation of article nine of the Japanese constitution. 1992 marked the first time Japan had sent troops overseas on a peacekeeping mission, although it had previously been prohibited by the constitution"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salwa Rahmah Arrayya
"Dalam praktiknya manga sering digunakan sebagai wadah untuk menunjukkan fenomena sosial yang beredar di masyarakat Jepang. Salah satu fenomena yang kehadirannya sangat dekat dengan pembaca adalah kondisi rumah tangga tempat mereka tumbuh. Dalam tumbuh kembangnya, orang tua memegang tanggung jawab besar dalam pembentukan kepribadian anak. Namun, tidak jarang juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi gaya asuh dari orang tua ke anak. Salah satu fenomena yang menarik adalah pola pengasuhan narsistik dalam rumah tangga yang mempengaruhi kondisi psikis anak di masa depan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pola-pola gaya asuh narsistik yang dilakukan oleh Seiko Osabe dan dampak dari perbuatan tersebut kepada kemampuan perkembangan mentalitas tokoh Seiichi. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis teks melalui dialog antar tokoh dalam panel manga, lalu dianalisis dengan teori psikoanalisis sosial milik Karen Horney. Dari hasil analisis ditemukan bahwa: 1) tindakan narcissistic parenting yang Seiko Osabe lakukan merupakan dorongan dari kebutuhan neurotiknya, 2) kurangnya andil pasangan (ayah) dalam peran pengasuhan anak mendorong pengasuhan narsistik yang dilakukan oleh Seiko Osabe, 3) Seiichi berhasil memutus generational trauma yang diturunkan ibunya.
In its daily practice, manga is often used as a platform to show social phenomena circulating in Japanese society. One of the phenomena that brings readers closer to the characters is the household conditions in which they grow up. In their personal growth and development, parents hold a great responsibility in shaping the child's personality. However, it is not common for there to be other factors that influence the parenting style from parents to children. One interesting phenomenon is narcissistic parenting patterns in households that affect children's psychological conditions in the future. This research aims to identify the patterns of narcissistic parenting style practiced by Seiko Osabe and the impact of these actions on the ability to develop Seiichi's mentality. The method that will be used in this research is text analysis through dialogue between characters in manga panels, then analyzed with Karen Horney's social psychoanalysis theory. From the analysis, it is found that: 1) Seiko Osabe's narcissistic parenting actions are driven by her neurotic needs, 2) the lack of a partner's (father's) participation in the role of parenting encourages narcissistic parenting by Seiko Osabe, 3) Seiichi managed to break the generational trauma passed down by his mother.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sudwi Karyadi
"Yonkoma manga atau komik empat panel merupakan bentuk manga narasinya disajikan dalam bentuk empat bagian. Yonkoma manga merupakan bentuk yang menjadi pijakan bagi manga modern terus berkembang seiring dengan berkembangnya manga secara umum di Jepang. Perkembangan paling mutakhir terjadi pada tahun 2000-an dengan pengadopsian ?elemen moe‟ dalam pembuatan yonkoma manga, sehingga memunculkan istilah moe yonkoma(萌え4コマ). Moe yonkoma merupakan yonkoma manga yang mengadaptasi "elemen moe‟ dalam pembuatan karakter dan jalan ceritanya. Kepopuleran moe yonkoma disebabkan kuatnya tendesi pembaca untuk mengonsumsi database didalamnya (elemen moe) sementara narasi yonkoma manga tersebut tidak penting lagi. Skripsi ini dibuat untuk membuktikan bahwa sebenarnya bahkan dalam moe yonkoma narasi tersebut masih ada.

Yonkoma manga or four panel comic strip is a type of manga which narrative is divided by four panels. Yonkoma manga known as a stepping stone of modern manga and is still developing today with the advance of manga in Japan. by 2000s most recent advancement was happened by applying moe elements to the yonkoma manga. Which given birth to the term moe yonkoma(萌え4コマ). Moe yonkoma is yonkoma manga that apply moe elements in the character and story making. Critics criticize moe yonkoma popularity solely due to readers tendency to consume database (moe elements) that appears in the yonkoma manga while giving no attention to the narrative. This study prove that even in moe yonkoma the narrative is still exist and still getting attention."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42204
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Alyaditha
"Penelitian ini membahas sebuah karya sastra tahun 1929 yaitu cerpen yang berjudul Suami Istri (夫妇 Fūfù) karya Shen Congwen. Cerpen ini berkisah tentang penangkapan sepasang lelaki dan perempuan yang dikira bertindak asusila, dan baru diketahui belakangan bahwa mereka adalah sepasang suami istri. Dalam menyelesaikan permasalahan penangkapan dan tuduhan, hadir dua pendapat dari penduduk desa dan orang kota yang kebetulan sedang berlibur di desa itu. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan pendapat antara orang desa dan kota, namun tidak membedah rinci seperti apa saja perbedaan itu muncul, dan juga mengarah pada kajian oposisi biner. Karena itu, penelitian ini bertujuan mengisi rumpang penelitian dengan menghadirkan perbedaan pendapat tersebut dengan mengemukakan oposisi biner yang nampak dari cerita dengan menggunakan teori oposisi biner untuk menemukan dikotomi orang kota dan desa tersebut. Siapa yang menjadi penentu penyelesaian kasus penangkapan ini, juga akan diungkap dalam penelitian ini.

This research discusses a literary work in 1929, namely a short story entitled Husband and Wife (夫妇Fūfù) by Shen Congwen. This short story revolves around the arrest of a man and a woman who were suspected do something immorally, afterwards, it turns out that they are husband and wife. In resolving the issue of capturing and punishing, there were two opinions from the villagers and the town man who was having a vacation in the village. Several previous studies have shown that there are differences of opinion between urban and rural people, but do not dissect in detail how these differences arise, and in this case also lead to a study of binary opposition. Therefore, by proposing a binary opposition that appears from the story, this research aims to fill the gap by presenting these differences of opinion using binary opposition theory to find the dichotomy of urban and rural people. The key person who will solve of this case, will also be revealed in this research.
Keywords: Husband and Wife (夫妇Fūfù) short story, the dichotomy of urban and rural people, city, village, binary opposition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmania Dhianty Mevidya
"ABSTRAK
Di zaman yang serba mudah ini, mencari informasi tentang sejarah bukan lagi menjadi hal yang sulit. Dalam rangka
menunjang dan mempermudah pembelajaran sejarah, saat ini sudah banyak komik atau manga dalam istilah bahasa
Jepang yang bertemakan sejarah. Manga Nihon no Rekishi merupakan salah satu contohnya. Manga ini menceritakan
kehidupan shougun pertama di zaman Edo, Tokugawa Ieyasu. Namun, sebagai pembelajar sejarah Jepang kita tidak
bisa hanya mengacu kepada satu referensi saja. Akan tetapi kita juga harus mengacu kepada buku teks untuk
membandingkan isi yang terkandung didalamnya. Salah satu buku teks yang juga membahas kehidupan Tokugawa
Ieyasu adalah The Edo Inheritance. Meskipun keduanya menceritakan Tokugawa Ieyasu, namun tentunya terdapat
beberapa bagian yang disajikan secara berbeda. Dengan membandingan isi dari manga dan buku teks ini, diharapkan
agar pemebelajar sejarah Jepang dapat mengetahui perbedaan-perbedaan tersebut.

ABSTRACT
In this easy-paced era, seeking information about history is no longer a difficult thing. In order to support and
facilitate the teaching of history, there have been a lot of comics or manga using Japanese term themed history. The
manga titled Nihon no Rekishi is one of the example. This manga tells the life of the first shougun in the Edo period,
Tokugawa Ieyasu. However, as a learner of Japanese history we can not just refer to one reference only. We also
have to refer to textbooks to compare the contents contained therein. One of the textbook that also discusses the life
of Tokugawa Ieyasu is The Edo Inheritance. Although both tell Tokugawa Ieyasu, but there are some parts that are
presented differently. By comparing the contents of manga and textbooks, it is expected that the learner of Japanese
history can tell the differences between them."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Rosi Utami
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana transgender direpresentasikan di dalam manga berjudul Yuureitou karya Nogizaka Tarou. Representasi transgender dalam manga ini diwakilkan pengarang melalui tokoh bernama Sawamura Tetsuo. Dia merupakan seorang transgender female-to-male. Data-data di dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Temuan utama dalam penelitian ini adalah transgender direpresentasikan sebagai seseorang yang memiliki refleksi wujud idealnya masing-masing, memiliki keinginan untuk menjalin hubungan romantis, dan berusaha untuk menghilangkan sisi gender yang mereka anggap bukan bagian dari diri mereka. Selain itu, Nogizaka Tarou selaku pencipta manga Yuureitou juga berusaha untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat luas mengenai kaum transgender dengan harapan diskriminasi terhadap kaum transgender akan berkurang dan dapat meluruskan beberapa stereotip transgender yang melenceng.

ABSTRACT
This research aims to explain how the concept of transgender is represented in Nogizaka Tarou's Yuureitou manga. The representation of the aforementioned concept in this manga is shown by the author through a character named Sawamura Tetsuo, a female-to-male transgender. The data in this research were analyzed using Roland Barthes's semiotic theory. The main finding in this research is that the transgenders are represented as someone who have their respective ideal reflections, each of whom have the desire to establish a romantic relationship, and are trying to eliminate the gender norms that they consider are not part of themselves. In addition, Nogizaka Tarou as the creator of the Yuureitou manga also supports the education about transgender people to the society, with the hope that opposing movement towards transgender people will come into ease and further realign the misconceptions of the transgender stereotypes.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>