Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizqi Akmalia Jailani
"Indonesia merupakan negara yang sering terjadi gempa bumi, sehingga pengembangan material konstruksi tahan gempa menjadi sangat penting. Di sisi lain, limbah pertanian seperti serat daun nanas (PALF) memiliki postensi besar untuk dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat mekanik komposit sandwich epoksi yang diperkuat serat daun nanas (PALF) sebagai skin dan busa poliuretan (PU) yang diperkuat selulosa nanofibril (CNF) serat kenaf sebagai core. Komposit skin (EP/PALF) difabrikasi dengan metode VARI (Vacuum Assested Resin Infusion). Sedangkan EP/PALF dan PU serta PU/1wt CNF, PU/3wt CNF, dan PU/5wt CNF digabungkan dengan metode cold press. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan CNF pada core busa PU meningkatkan kekuatan tekan hingga mencapai (4,88 ± 0,62) MPa dan modulus tekan sebesar (14,01 ± 1,95) MPa pada EP/PALF-PU/5wt CNF. EP/PALF-PU memiliki nilai tarik dan lentur tertinggi yaitu masing-masing sebesar (0,15 ± 0,09) MPa dan (7,79 ± 0,34) MPa. Penambahan CNF menurunkan kinerja tarik dan lentur EP/PALF-PU akibat aglomerasi dan void yang tidak merata. Dengan demikian, formulasi CNF pada busa PU terbukti efektif dalam meningkatkan sifat tekan.

Indonesia is a country frequently affected by earthquakes, making the development of earthquake-resistant construction materials highly essential. On the other hand, agricultural waste such as pineapple leaf fiber (PALF) holds significant potential for utilization. This study aimed to determine mechanical properties of an epoxy sandwich composite reinforced with pineapple leaf fiber (PALF) as the skin and polyurethane (PU) foam reinforced with cellulose nanofibrils (CNF) from kenaf fiber as the core. The skin composites (EP/PALF) were fabricated using the Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI) method, while the EP/PALF skin and PU foam core – including PU/1wt CNF, PU/3wt CNF, and PU/5wt CNF- were constructed using the cold press method. The results showed that the addition of CNF to the PU foam core increased the compressive strength to (4,88 ± 0,62) MPa at EP/PALF-PU/5wt CNF. Moreover, the highest tensile and flexural strengths were observed at EP/PALF-PU, with the values of (0,15 ± 0,09) MPa and (7,79 ± 0,35) MPa, respectively, while the addition of CNF in PU reduced the tensile and flexural performance due to agglomeration and uneven void distribution. Thus, the CNF formulation in PU foam has proven effective in enhancing compressive properties. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Amirulhakim
"Busa Poliuretan (Busa PU) adalah salah satu material busa polimer yang banyak digunakan di berbagai bidang, contohnya adalah bidang struktural karena bahannya yang ringan dan kaku. Biasanya, dalam aplikasi struktural material ini digunakan sebagai inti dalam komposit sandwich. Tujuan pebelitian ini adalah menganalisa penambahan selulosa nanofibril (CNF) dari serat daun nanas terhadap sifat mekanik komposit CNF/PU . Selulosa nanofibril yang diambil dari limbah serat daun nanas (PALF) diisolasi dengan perlakuan awal berupa alkalisasi dan dengan perlakuan mekanik menggunakan ultrafine grinder. Penambahan CNF ke dalam busa PU menggunakan metoda tuang polimerisasi in-situ. Isolasi CNF dikarakterisasi dengan menggunakan XRD untuk melihat persentase kristalinitas, menggunakan FTIR untuk melihat pengurangan lignin dan hemiselulosa akibat perlakuan awal, dan TEM untuk mengukur ukuran diameter CNF. Karakterisasi komposit CNF/PU dilakukan dengan menguji tekan dan uji lengkung untuk melihat pengaruh CNF pada komposit CNF/busa PU terhadap sifat mekaniknya, dan morfologi komposit CNF/PU diamati dari citra SEM. Hasilnya, persentase kristalinitas CNF meningkat dari 74,97 % menjadi 75,28%. Pengurangan lignin dan hemiselulosa berhasil dilakukan. Ukuran diameter serat adalah 45-75 nm. Penambahan CNF yang optimum adalah penambahan 3 wt%, berhasil meningkatkan kuat tekan dari 237,02 kPa menjadi 283,70 dan kuat lengkung dari 572,23 kPa menjadi 744,10 kPa.

Polyurethane foam is a polymer foam material that is widely used in various fields, for example in the structural application because of its light and stiff material. Typically, in structural applications this material is used as the core in sandwich composites. The objective of the current research was to analyze the CNF obtained from pineapple leaf addition to the mechanical properties of CNF/PU composites. Cellulose nanofiber from pineapple leaf fiber waste (PALF) was isolated by pretreatment in the form of alkalization and by mechanical treatment using an ultrafine grinder. The addition of CNF to the PU foam was used the in-situ polymerization pouring method. Isolated CNF was characterized using XRD to study the percentage of crystallinity, using FTIR to study the reduction in lignin and hemicellulose due to pretreatment, and TEM to measure the diameter of the CNF. Characterization of CNF/PU composites was carried out by compressive test and bending test to analyze the effect of CNF on the CNF/PU foam composites on their mechanical properties, and the morphology of CNF/PU composites was observed from SEM images. As a result, the crystallinity percentage of CNF increased from 74.97% to 75.28%. Lignin and hemicellulose was successfully reduced. The fiber diameter was 45-75 nm. The optimum composition of CNF was 3 wt%, succeeded in increasing the compressive strength from 237.02 kPa to 283.70 and the bending strength from 572.23 kPa to 744.10 kPa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roland Tamalonggehe
"Penggunaan komposit sandwich dalam berbagai aspek kehidupan semakin meningkat belakangan ini. Komposit sandwich banyak digunakan karena mempunyai rasio modulus terhadap berat yang tinggi, rasio kekuatan terhadap berat yang tinggi, ketahanan aus, hingga ketahanan terhadap korosi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh teknik fabrikasi yang digunakan terhadap sifat mekanik komposit sandwich. Komposit sandwich dibuat dari serat gelas anyam dan resin poliester tak-jenuh sebagai kulit dan busa poliuretan kaku sebagai inti menggunakan dua teknik fabrikasi yakni adhesive-cold press dan Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI). Pada komposit sandwich kemudian dilakukan uji tarik, uji tekan, uji lentur, dan uji densitas. Untuk komposit sandwich yang difabrikasi dengan teknik adhesive-cold press, didapatkan nilai kuat tarik, kuat tekan, kuat lentur dan densitas berturut-turut sebesar (1,55 ± 0,01) MPa, (1,30 ± 0,01) MPa, (11,04 ± 0,45) MPa, dan (0,29 ± 0,01) g/cm3. Sementara itu, untuk komposit sandwich yang difabrikasi dengan teknik VARI, didapatkan nilai kuat tarik, kuat tekan, kuat lentur dan densitas berturut-turut sebesar (2,25 ± 0,42) MPa, (1,41 ± 0,01) MPa, (13,84 ± 0,42) MPa, dan (0,33 ± 0,01) g/cm3. Hasil ini menunjukkan bahwa sifat mekanik dari komposit sandwich yang difabrikasi dengan teknik VARI lebih tinggi dari pada yang difabrikasi dengan teknik adhesive-cold press. Tidak ada perbedaan mode kegagalan yang terjadi pada kedua tipe komposit sandwich. Untuk uji tarik dan tekan, mode kegagalan yang terjadi adalah kerusakan inti busa, sedangkan untuk uji lentur adalah kerusakan kulit bagian atas. Hal ini menunjukkan bahwa ikatan inti dan kulit dengan kedua teknik sangat baik.

The use of sandwich composites in various aspects of life has increased lately. Sandwich composites are widely used because of their high modulus-to-weight ratio, high strength-to-weight ratio, wear resistance, and corrosion resistance. This study aimed to compare the effect of the fabrication techniques used on the mechanical properties of sandwich composites. The sandwich composites were fabricated from woven glass fiber reinforced unsaturated polyester resin as skin and rigid polyurethane foam as core using two fabrication techniques, namely adhesive-cold press and Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI). The sandwich composites were then tested for tensile, compressive, flexural, and density tests. For the adhesive-cold pressed sandwich composites, the values of tensile strength, compressive strength, flexural strength, and density were (1.55 ± 0.01) MPa, (1.30 ± 0.01) MPa, (11.04 ± 0.45) MPa, and (0.29 ± 0.01) g/cm3, respectively. Meanwhile, for the VARI fabricated sandwich composites, the values of tensile strength, compressive strength, flexural strength, and density were (2.25 ± 0.42) MPa, (1.41 ± 0.01) MPa, (13,84 ± 0.42) MPa, and (0.33 ± 0.01) g/cm3, respectively. These results indicated that the mechanical properties of sandwich composites fabricated with the VARI technique were higher than those fabricated with the adhesive-cold press technique. For the tensile and compressive tests, the failure mode was foam core failure, while for the flexural test was upper skin failure. These results indicated that the bonding of the core and skin with both techniques is excellent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricko Setiawan
"Green composite merupakan salah satu jenis komposit dengan unsur penyusunnya merupakan bahan alam. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan keragaman sumber daya alam yang menghasilkan berbagai jenis serat alam salah satunya serat daun nanas dari perkebunan Subang Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model konduktivitas termal komposit sandwich dengan core poliuretan/nanoselulosa berbasis serat daun nanas Subang Jawa Barat dan skin epoksi berpenguat variasi serat alam. Pemodelan konduktivitas termal komposit sandwich dibuat menggunakan komputasi Microsoft Excel sederhana. Pemodelan dilakukan berdasarkan persamaan Rule of Mixture dari core dan skin berpenguat variasi serat alam berupa pineapple leaves (PALF), serat tandan kosong kelapa sawit (STKKS), coconut husk (CH), papyrus (PPR), dan corn cob (CC) dengan susunan seri skin-core-skin. Berdasarkan kajian literatur konduktivitas termal penguat dipilih menurut komposisi berat atau volume yang menghasilkan sifat mekanik terbaik yakni 1 wt% core filler dan 40 wt% skin fiber. Hasil terbaik konduktivitas termal komposit sandwich sebesar 17,53 x 10-2 pada model komposit sandwich dengan skin epoksi berpenguat serat papyrus (PPR) dan core poliuretan berpenguat nanoselulosa (CNF) berbasis serat daun nanas Subang, Jawa Barat. Konduktivitas termal komposit sandwich meningkat 84,89 % dari poliuretan murni dan menurun 11,86 % dari epoksi murni.

Green composite is one type of composites in which one of the elements is natural resource. Indonesia is a tropical country that rich in diversity of natural resources which produces various types of natural fibres, one of which is pineapple leaf fibre from Subang, West Java. This study aimed to obtain the thermal conductivity of sandwich composites model with polyurethane/nanocellulose based on Subang pineapple leaf fiber in West Java as core and epoxy reinforced with natural fiber variations as skins. The thermal conductivity of sandwich composite model was calculated using a simple computation of Microsoft Excel. Modelling was done by reviewing the equation of the Rule of Mixture of core and skins with the variety of natural fibers in the form of pineapple leaves (PALF), oil palm empty fruit bunches (OPEFB), coconut husk (CH), papyrus (PPR), and corn cob (CC) with a series layer of skin-core-skin. Based on the literature study, the thermal conductivity of the reinforcement was chosen according to the composition of the weight or volume that produces the best mechanical properties i.e 1 wt% core filler and 40 wt% skin fiber. The best result of the thermal conductivity of sandwich composites was 17.53 x 10-2 W/mK on the composite sandwich model with epoxy reinforced 40 wt% papyrus (PPR) as skin and polyurethane reinforced Subang pineapple leaf nanocellulose as core. The thermal conductivity of sandwich composites increased by 84.89% compared to pristine polyurethane and decreased by 11.86% compared to pristine epoxy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Nugraha Hafiiz
"Sistem struktur Special Moment Resisting Frame (SMRF) beton bertulang umum diterapkan karena komponennya lebih sederhana dan memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang cukup besar melalui mekanisme pembentukan sendi plastis. Namun, karena beban lateral (beban angin dan beban gempa) ditahan dengan mengandalkan kekuatan dan kekakuan portal utama, dibutuhkan dimensi struktur yang besar sehingga kurang ekonomis. Untuk meningkatkan kekakuan lateral struktur dan memperkecil dimensi portal utama struktur, SMRF kemudian dilengkapi pengaku berupa bresing konsentris. Namun, bresing pada Concentric Braced Frame (CBF) hanya mampu mencapai kondisi plastis pada pembebanan tank dan akan mengalami kegagalan tekuk pada pembebanan tekan. Kegagalan ini menyebabkan buruknya disipasi energi gempa dan menjadi pemicu keruntuhan struktur karena menurunnya kekakuan struktur secara tiba-tiba. Buckling-Restrained Braces (BRB) yang terdiri atas baja inti yang diselimuti casing baja berisi beton mampu mencapai kondisi plastis baik akibat tarik maupun tekan. Hal ini memungkinkan struktur memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang besar. Terpisahnya bresing -tempat terbentuknya sendi plastis- dari struktur utama memberikan fleksibilitas dalam perbaikan akibat gempa sedang/besar. Selain itu, BRB juga dapat ditambahkan pada gedung existing untuk meningkatkan kinerjanya (retrofit) terhadap beban gempa.
Studi ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas penggunaan BRB pada struktur gedung beton bertulang dengan cara membandingkan kinerja SMRF dan BRBF yang didesain sesuai ketentuan perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung di Jakarta. Struktur yang dianalisis adalah struktur portal geser dua dimensi ekivalen dengan variasi 5,10, dan 20 tingkat. Berdasarkan hasil studi, penggunaan elemen BRB dapat dinilai efektif dalam mereduksi massa struktur, mereduksi periods alami fundamental, serta mereduksi simpangan puncak dan drift antartingkat. BRB juga efektif dalam meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa besar yang melampaui kekuatan gempa rencana. Namun demikian, elemen BRB kurang efektif dalam menyediakan kapasitas disipasi energi gempa yang besar akibat beban gempa rencana. Elemen ini belum dapat berperilaku plastis seperti yang diharapkan sehingga pada kondisi ini disipasi energi gempa justru lebih dominan dihasilkan oleh redaman modal. Elemen BRB baru dapat dinilai efektif dalam mendisipasi energi gempa pada kondisi gempa besar.

Reinforced concrete Special Moment Resisting Frame (SMRF) is commonly used because the components are simpler and it can provide big capacity of seismic energy dissipation trough plastic hinge formation. However, because the lateral loads are supported by relying on primary frame's strength and stiffness, large dimension of structure is required and it makes the structure less economical. In order to increase lateral stiffness and to reduce dimension of the primary frame, SMRF then equipped with concentric braces. But, the conventional concentric brace is only capable to achieve plastic 'condition in tension loading and it will be buckled in compression loading. This failure causes poor seismic energy dissipation and trigger structure collapse caused by sudden stiffness degradation. Buckling-Restrained Brace (BRB) which consists of steel core covered by concrete-filled steel tube is able to achieve plastic condition either in tension or in compression loading. This enables structure to have bigger capacity of seismic energy dissipation. BRB -where plastic hinge is formed- is separated from the primary structural frame, there for it gives more flexibility in repairs due to severe earthquake. Beside that, this element also can be applied in existing structure in order to gain better seismic performances.
This study evaluated the effectiveness of BRB in reinforced concrete building structure by comparing seismic performances of SMRF and BRBF which were seismically designed in Jakarta. The structures analyzed were two dimensional shear frames with 5,10, and 20 stories. Based on the results, BRB application is effective in reducing structure mass, reducing fundamental natural period, and reducing roof displacement and interstory drift. BRB is also effective in increasing structure's endurance concerning earthquake exceed seismic design. Nevertheless, BRB element is less effective in providing a great portion of seismic energy dissipation caused by designed earthquake. This element has not been able yet to have plastic behavior as expected, so in this condition modal damping precisely provides dominant seismic energy dissipation. BRB element is just able to provide greater portion of seismic energy dissipation in severe earthquake.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Nisian
"Gempa bumi (earthquake) adalah fenomena getaran yang dikaitkan dengan hentakan pada kerak bumi. Sebagai ibukota dari negara yang berada diatas daerah interaksi tiga lempeng kerak bumi, Jakarta memiliki potensi yang cukup besar untuk mengalami kerugian akibat gempa, baik materiil maupun jiwa. Risiko gempa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, oleh karena itu diperlukan penyelidikan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi risiko gempa sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan preventif supaya tidak menimbulkan kerugian yang terlalu besar. Pada penelitian ini, risiko gempa dianalisis secara kuantitatif dengan mengkombinasikan informasi tentang mikrozonasi, data kepadatan penduduk serta peruntukan lahan di wilayah Jakarta Utara, Pusat dan Timur. Adapun tool utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah program Microsoft Excel, dengan dibantu penggunaan program Edushake untuk perhitungan percepatan muka tanah serta program AutoCad dalam proses clustering. Diharapkan dengan hasil penelitian analisis pengaruh kepadatan penduduk terhadap risiko gempa bumi di Jakarta Utara, Pusat dan Timur ini pada akhirnya dapat dikembangkan lagi untuk penelitian dengan fokus elemen beresiko yang lain.

Earthquake is a ground shaking phenomenont related to thrust on earth?s crust. As the capital of a country on top of interaction region of three parts of earth?s crust, Jakarta has bigger potency to suffer damage cause by the earthquake, in case of materiil or even mortality. Earthquake risk can caused by many factors, that?s why research about factors related to earthquake risk should be held in order to prevent massive cost. In this research, earthquake risk analyzed quantitatively by combining information about peak ground acceleration, people distribution data, also about land use pattern in North, Central, and East Jakarta. The main tool that being used in this research is Microsoft Excel program, helped with Edushake program to calculate the value of peak ground acceleration and also AutoCad program in clustering process. Hopefully with this analysis about the effect of populace concentration to the earthquake risk in North, Central, and East Jakarta output, finally we can widen this research by focusing on another element at risk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cillius Adrianto
"ABSTRAK
Isolasi seismik adalah merupakan salah satu cara dari banyak cara yang
digunakan untuk mengurangi pengaruh gaya gempa pada bangunan. Prinsip utama dan
bekerjanya isolasi seismik adalah menggeser periode bangunan daerah yang gaya
gempanya dominan ke daerah yang gaya gempanya kecil sehingga mengurangi
kerusakan yang dapat terjadi pada bangunan tersebut.
Sistem isolasi seismik secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu sistem
elastomeric bearings, sliding dan hybrid. Sistem elastomeric bearings terdiri dan
komponen-komponen yang bahannya sebagian besar terbuat dari karet clan sisanya
logam. Sistem mi mengisolasi struktur dari lendutan horizontal yang diakibatkan oleh
pergerakan tanah dengan cara membuat kekakuan yang rendah antara elemen-elemen
struktur atas dan pondasi. Sistem sliding bekerja berdasarkan asumsi bahwa tingkat
friksi yang rendah akan membatasi transfer gaya lintang melalui isolator, semakin
rendah koefisien friksi, semakin kecil gaya lintang yang ditransfer. Sistem mi dapat
dibentuk dari bermacam-macam bahan antara lain stainless steel dan teflon.
Sistem isolasi seismik mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain:
kelebihan:
1. memperkecil besarnya simpangan antar lantai (interstorey drift)
2. mengurangi percepatan maximum yang terjadi pada struktur
3. mencegah perambatan gaya gempa yang terjadi kepada struktur atas bangunan
sehingga dapat mengurangi persyaratan kekuatan elastis yang dibutuhkan oleh
elemen-elemen struktur bangunan
kekurangan:
1. lendutan yang tei:jadi besar
2. kemampuan struktur untuk menahan momen guling terutama akibat angin kecil
Dalam tesis mi dibahäs MrJ canaan baniiiah tahan gempa secara non-linier.
Non-linier dapat dibagi dalam dua bagian yaitu bahan dan geometri. Non-linier
geometri dapat dibagi dua yaitu lendutan besar-regangan kecil dan lendutan besarregangan besar. Metode penyelesaian dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
analitik, pertubasi dan numerik.
Untuk melakukan perencanaan perlu ditentukan modelisasi yang akan
digunakan. Dalam tesis mi dibahas modelisasi bangunan dan isolator secara tiga
dimensi dan non-linier dengan mengasumsikan hanya 3 DOF yang terdapat pada
modelisasi mi.
Studi banding terhadap perencanaan bangünan dengan isolasi seismik dilakukan
berdasarkan referensi dan peraturan-peraturan yang berlaku serta cara-cara perencanaan
bangunan tahan gempa secara konvensional. Analisa respon bangunan dilakukan
dengan menggunakan program 3D-Basis Tabs sehingga perbandingan respon bangunan
konvensional dan isolasi seismik dapat dilakukan.
Hasil dari output program memperlihatkan bahwa lendutan, gaya geser,
percepatan, gaya dalam pada balok, dan gaya dalam pada kolom dapat dikurangi secara
berarti. Pengurangan yang paling besar teijadi pada lendutan yaitu kurang lebih 42%
sampai dengan 45%.
Pemakaian sistem isolasi seismik pada perencanaan bangunan tahan gempa
sesuai dengan trend yang sedang dikembangkan yaitu perencanaan bangunan tahan
gempa yang berdasarkan kinerja bangunan (performance base design).
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Christianto
"Gedung -gedung bertingkat tinggi merupakan salah satu jawaban yang wajar bagi kota Jakarta yang berpenduduk padat, karena dengan adanya bangunan -- bangunan bertingkat ini diharapkan dapat memberikan kepadatan yang setidaknya sama dengan suatu blok yang digantikan. Dalam merangcang bangunan bertingkat tinggi ini ada prinsip utama yang harus diperhatikan yaitu meningkatkan kekuatan struktur terhadap gaya lateral yang umumnya tidak memadai. Salah satu alternatif yang dipakai untuk meningkatkan daya tahan bangunan terhadap gaya lateral adalah portal semikaku.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam mendisain bangunan bertingkat tinggi adalah masalah kestabilan. Bangunan bertingkat harus tetap stabil selama gaya berlangsung. Untuk mencapai kestabilan struktur dan ketahanan struktur terhadap gempa, dapat dipakai portal semikaku dengan beberapa variasi penempatan pegas semikaku pada balok. Dari variasi penempatan pegas semikaku tersebut, ternyata penempatan pegas semikaku ke arah vertikal yang lebih baik untuk kestabilan dan ketahanan gempa."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amri Munawar
"ABSTRACT
Parkir knockdown merupakan  inovasi gedung parkir yang mudah dibangun dan dapat dibongkar pasang. Dengan berkembangnya penggunaan parkir knockodown di Indonesia, perlu dilakukan penelitian mengenai perilaku struktur terhadap gempa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa perilaku struktur parkir knockdown terhadap gempa. Metode penelitian ini menggunakan simulasi model pada software dengan analisa respon spektrum. Adapun variasi pada penelitian ini yaitu : (i) variasi jumlah lantai (ii) variasi perletakan (iii) variasi pelat (iv) variasi fly braced. Hasil penelitian ini menunjukkan model pelat precast dengan elemen link memiliki respons seismik yang relatif sama dengan model pelat cast in situ dengan diafragma rigid.

ABSTRACT

Knockdown parking system is a new innovation of parking lot which is easy to built, as well as, to overhaul. Since the application of this system has widely used in Indonesia, thus conducting a research about the response of the typical structure behaviour to the earthquake is necessary. The aims of this research was analyzing the structural behaviour of knockdown parking system to the earthquake. This research used the numerical model of spectrum response analysis. While the variation of the model were: (i) number of building storey, (ii) support variation, (iii) slab variation, and (iv) fly brace variation. The result showed that the seismic response of precast slab model with the spring coefficient was relatively similar to the cast in-situ slab model with the rigid diaphragm."

2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lily
"ABSTRAK
Pengaruh kontribusi pola getar pada respon maksimum bangunan yang dibebani dengan sebuah komponen horisontal dari gerakan tanah akibat gempa akan ditinjau. Komponen gerakan gempa ini diambil berdasarkan analisis riwayat waktu El Centro 18 Mei 1940, N-W,California. Dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah pola getar minimum yang dapat digunakan sebagai preliminary design pada perencanaan bangunan tinggi dengan kesalahan relatif dari nilai respon di bawah toleransi 5 atau 10 persen.
Bangunan dengan jumlah lantai dan sistem struktur yang berbeda didefinisikan sebagai Bangunan Geser atau Bangunan Lentur, yang digunakan sebagai bangunan ideal untuk menghasilkan perumusan jumlah pola getar yang diinginkan. Sifat-sifat dinamis dari bangunan umumnya akan terletak di antara kedua jenis bangunan ini.
Kontribusi pola getar tinggi pada tiap respon dinamis bangunan akan dievaluasi. Dan pengaruhnya dihubungkan pada pertambahan waktu getar fundamental dan jumlah lantai bangunan. Gerakan gempa dianggap sebagai respon gempa yang bersifat elastis.
Perumusan mengenai jumlah pola getar yang dibutuhkan dengan memberikan toleransi pada kesalahan relatif sebesar 5 % dan 10 % akan didapatkan. Dan hasilnya akan dibandingkan dengan peraturan gempa lainnya, yaitu Peraturan Gempa Indonesia dan Uniform Building Code. Banyak peraturan gempa yang menyarankan jumlah pola getar minimum untuk analisis, tetapi mungkin terjadi kesalahan yang cukup besar dalam beberapa nilai respon, hal ini disebabkan tidak diperhitungkannya pengaruh kontribusi pola getar tinggi terhadap waktu getar fundamental dan pengaruh jumlah lantai bangunan.
Simulasi numerik untuk mendapatkan jumlah pola getar minimum ini dilakukan dengan menggunakan Computer Program for The Static and Dynamic Finite Element Analysis of Structures SAP 90 yang dikembangkan oleh Edward L. Wilson and Asluaf Habibullah.
Daftar Pustaka : 19 (1962-1996)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>