Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44153 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aufa Auly Nona Bunga Evelyn Bias Iswara
"Komik Mahabarata (2000) karya R.A Kosasih merupakan karya berpengaruh terhadap lokalitas budaya Indonesia yang memiliki fungsionalitas penting sebagai kajian interteks di berbagai media kesusastraan. Karakter Gatotkaca dari komik telah diadaptasi menjadi beberapa produk budaya, salah satunya adalah film. Artikel ini menganalisis reinterpretasi ulang transformasi karakter Gatotkaca yang mewakili idealisme Jawa menjadi pahlawan super modern yang sebagai simbolisasi kritik terhadap keadikuasaan Kurawa dalam konteks global dalam Film Satria Dewa Gatotkaca (2022). Melalui tema pola dasar perjalanan, kontekstualisasi, visualisasi, dan serangkaian nilai yang terkait bersama Gatotkaca, artikel ini berusaha menunjukkan transformasi keadisatriaannya menggunakan metode skema Monomyth Joseph Campbell untuk menjelaskan kontekstualisasi ulang terhadap konstruksi perjalanan keadisatriaan Gatotkaca dari komik ke film. Transformasi ini menghasilkan interpretasi kritis dalam ruang kontemporer yang merepresentasikan semangat zaman seniman dan masyarakat Indonesia melalui penciptaan tokoh mitologi Jawa sebagai alat kritik terhadap hegemoni kekuasaan di Indonesia.

The comic Mahabarata (2000) by R.A Kosasih is an influential work on local Indonesian culture which has important functionality as an intertext study in various literary media. The Gatotkaca character from comics has been adapted into several cultural products, one of which is a film. This article analyzes the reinterpretation of the transformation of the Gatotkaca character who represents Javanese idealism into a modern superhero who symbolizes criticism of Kurawa superpower in a global context in Satria Dewa Gatotkaca (2022) Film. Through the theme of the archetypal journey, contextualization, visualization, and a series of values related to Gatotkaca, this article attempts to show the transformation of his knighthood using Joseph Campbell's Monomyth schema method to explain the re-contextualization of the construction of Gatotkaca's journey of heroism from comics to film. This transformation produces critical interpretations in the contemporary space that represent the spirit of the era of Indonesian artists and society who used Javanese mythological figures as a means of criticizing tools the hegemony of power in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aufa Auly Nona Bunga Evelyn Bias Iswara
"Komik Mahabarata (2000) karya R.A Kosasih merupakan karya berpengaruh terhadap lokalitas budaya Indonesia yang memiliki fungsionalitas penting sebagai kajian interteks di berbagai media kesusastraan. Karakter Gatotkaca dari komik telah diadaptasi menjadi beberapa produk budaya, salah satunya adalah film. Artikel ini menganalisis reinterpretasi ulang transformasi karakter Gatotkaca yang mewakili idealisme Jawa menjadi pahlawan super modern yang sebagai simbolisasi kritik terhadap keadikuasaan Kurawa dalam konteks global dalam Film Satria Dewa Gatotkaca (2022). Melalui tema pola dasar perjalanan, kontekstualisasi, visualisasi, dan serangkaian nilai yang terkait bersama Gatotkaca, artikel ini berusaha menunjukkan transformasi keadisatriaannya menggunakan metode skema Monomyth Joseph Campbell untuk menjelaskan kontekstualisasi ulang terhadap konstruksi perjalanan keadisatriaan Gatotkaca dari komik ke film. Transformasi ini menghasilkan interpretasi kritis dalam ruang kontemporer yang merepresentasikan semangat zaman seniman dan masyarakat Indonesia melalui penciptaan tokoh mitologi Jawa sebagai alat kritik terhadap hegemoni kekuasaan di Indonesia.

The comic Mahabarata (2000) by R.A Kosasih is an influential work on local Indonesian culture which has important functionality as an intertext study in various literary media. The Gatotkaca character from comics has been adapted into several cultural products, one of which is a film. This article analyzes the reinterpretation of the transformation of the Gatotkaca character who represents Javanese idealism into a modern superhero who symbolizes criticism of Kurawa superpower in a global context in Satria Dewa Gatotkaca (2022) Film. Through the theme of the archetypal journey, contextualization, visualization, and a series of values related to Gatotkaca, this article attempts to show the transformation of his knighthood using Joseph Campbell's Monomyth schema method to explain the re-contextualization of the construction of Gatotkaca's journey of heroism from comics to film. This transformation produces critical interpretations in the contemporary space that represent the spirit of the era of Indonesian artists and society who used Javanese mythological figures as a means of criticizing tools the hegemony of power in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekky Zakiyah Sani
"Peach Boy Riverside merupakan animasi dari Jepang yang ceritanya diadaptasi dari folklor terkenal Jepang dengan judul Momotaro. Berlandaskan perihal ini, penelitian dibuat dengan tujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk perubahan yang muncul dalam anime Peach Boy Riverside. Penulisan ini menggunakan teori adaptasi dari Linda Hutcheon (2006), sehingga ditemukan beberapa perubahan baru yang ditampakkan ke dalam anime ini. Perubahan tersebut terdiri dari, budaya barat yang banyak dimunculkan untuk menunjukkan bahwa oni tidak hanya ada di Jepang, kata ‘Momotaro’ yang mengalami perubahan istilah menjadi ras pembasmi oni, penyesuaian eksistensi hewan pendamping Momotaro, penciptaan karakteristik oni yang baru, pengaruh yang didapatkan dari kemunculan kekuatan ‘Momotaro’, serta banyaknya kritik diskriminasi yang ditunjukkan sebagai bentuk kritik sosial untuk membuka sudut pandang bahwa diskriminasi tidak hanya terjadi karena perbedaan ras saja, namun terbentuk akibat stereotip yang dibuat oleh masyarakat.

Peach Boy Riverside is a Japanese anime adaptation based on the famous Japanese folklore called Momotaro. Based on this, a research study was conducted with the aim of describing the various forms of changes that appear in the anime Peach Boy Riverside. This research utilizes Linda Hutcheon's adaptation theory (2006), leading to the exploration of several new changes portrayed in this anime. These changes include the significant portrayal of Western culture to illustrate the existence of oni beyond Japan, the transformation of the term ‘Momotaro’ into a race of oni exterminators, adjustments made to the existence of Momotaro's animal companions, the creation of new oni characteristics, The impact gained from the emergence of the power of 'Momotaro', as well as the abundance of criticism against discrimination as a form of social critique, aiming to shed light on the fact that discrimination does not solely occur due to racial differences but is formed due to stereotypes created by society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrun Ramadhan
"Penelitian ini mengkaji reinterpretasi kepahlawanan Gatotkaca melalui alih wahana cerita wayang Hikayat Pandawa ke dalam film “Satria Dewa Gatotkaca”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan transformasi kepahlawanan Gatotkaca serta kaitannya terhadap perkembangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan ancangan kualitatif. Data yang diambil adalah unsur naratif penting cerminan karakter asli Gatotkaca yang ditulis dengan paragraf naratif. Data diolah menggunakan teori alih wahana dan intertekstual dengan membandingkan perubahan karakter tokoh Gatotkaca. Perubahan ini lantas dilihat implikasinya terhadap perkembangan nilai-nilai di tengah masyarakat melalui sosiologi sastra. Penelitian ini menemukan bahwa Gatotkaca Hikayat Pandawa adalah pahlawan yang sempurna dengan status sosial, keilmuan, dan kehebatannya, sedangkan Gatotkaca “Satria Dewa Gatotkaca” adalah pahlawan tidak sempurna karena masalah ekonomi, keluarga, dan peran sosialnya dalam masyarakat. Pahlawan sempurna adalah cerminan masyarakat abad ke-19 yang memiliki kesederhanaan nilai baik-buruk, sedangkan pahlawan tidak sempurna adalah cerminan masyarakat modern yang memiliki kompleksitas nilai baik-buruk. Jadi, dapat disimpulkan bahwa reinterpretasi dan transformasi Gatotkaca secara langsung bersinggungan dengan perkembangan nilai yang dipengaruhi oleh sistem teknologi, sosial, dan kebudayaan yang ada di masyarakat.

This research studies the reinterpretation of Gatotkaca heroism through the ecranisation of the Hikayat Pandawa wayang story into the film “Satria Dewa Gatotkaca”. The aim of this research is to explain Gatotkaca’s heroism and its relation to the development of society. This research uses a qualitative approach. The data taken are important narrative elements that reflects Gatotkaca’s real character written in narrative paragraphs. The data is processed using the ecranisation and intertextuality theory by comparing the changes in the real character of Gatotkaca from Hikayat Pandawa and “Satria Dewa Gatotkaca”. These changes are then seen as its implications for the development of values in society through the sociology of literature. This research found that the Gatotkaca from Hikayat Pandawa is a perfect hero with high social status, knowledge, and greatness. On the other hand, Gatotkaca from “Satria Dewa Gatotkaca” is an imperfect hero because of his economy, family, and social role problem. The perfect hero is a reflection of 19th century Malay society which has a simple of values structure, while the imperfect hero is reflection of modern Indonesian society which has a complex values structure. Finally, it can be concluded that the reinterpretation and transformation of Gatotkaca is directly related to the development of existing values in society which affected by technology, social issues, and cultural issues that lived in the society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ashanti Widyana
"Penelitian ini membahas mengenai penggambaran sosok kepahlawanan Kim Il Sung muda sebagai pendiri Korea Utara melalui cerpen berjudul Gaeseon yang ditulis oleh Han Sul Ya dan dipublikasikan pada tahun 1948. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan penggambaran sosok Kim Il Sung muda sebagai ?pahlawan? baru untuk masyarakat Korea sejak ia kembali ke Pyeongyang setelah dua puluh tahun berlalu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan struktural untuk menganalisis unsur intrinsik cerpen Gaeseon dan teori fenomena pengkultusan individu untuk menjelaskan istilah-istilah kepahlawanan yang digunakan Han Sul Ya untuk menggambarkan kepahlawanan Kim Il Sung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cerpen Gaeseon merupakan cerpen propaganda untuk membangun citra Kim Il Sung di mata masyarakat Korea yang pada saat itu belum begitu mengenal sosoknya. Cerpen ini menggambarkan sosok Kim Il Sung sebagai pahlawan sekaligus pemimpin baru dengan begitu positif baik dari segi fisik, sifat, maupun pemikirannya tentang pembangunan negara.

This research analyzes the depiction of young Kim Il Sung?s heroic image as the founder of North Korea in a short-novel entitled Gaeseon written by North Korean writer, Han Sul Ya, in 1948. The purpose of this research is to describe the depiction of young Kim Il Sung?s image as a ?new hero? for Korean citizens since his homecoming to Pyeongyang after twenty years had passed. The method used in this thesis is qualitative-method with structural approach to analyze the intrinsic structures of Gaeseon and the theory of cult of personality?s phenomenon to describe the terms used by Han Sul Ya to depict the heroic image of Kim Il Sung. The result of the research is Gaeseon is used as a media of propaganda to build the heroic image of Kim Il Sung in front of Korean citizens which didn?t really know him very well around 1945?1950. This short-novel also describes Kim Il Sung as a ?hero? and a ?new leader? in a positive way from all aspects such as physical appeareance, characters, behavior, and his ideas about country development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aning Kharina Asyantika
"ABSTRAK
Komik merupakan salah satu karya sastra yang berisi cerita disertai gambar, dan digemari oleh pembaca segala usia sehingga dapat dibedakan kategori pembaca anak, remaja dan dewasa. Artikel jurnal ini merupakan laporan penelitian tentang metafora dalam komik Prancis. Komik berjudul La Cath ? drale invisible Katedral tak kasat mata 2003 , yang diciptakan oleh Fran ? ois Boucq, terdapat dalam seri Face de lune le dompteur de vague Muka bulan pawang ombak 1997 . Penelitian ini menggunakan teori segitiga semantik metafora yang terdiri atas hubungan gagasan, simbol, dan acuan Ogden dan Richards dalam Abdul Manaf tahun 2008, hlm 5 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa enam ungkapan metaforis merupakan kiasan, sehingga penulis menyimpulkan bahwa majas metafora yang dipilih oleh komikus memberi warna khas pada komiknya yang bertemakan pemberontakan.

ABSTRACT
AbstractComic is one of product literary that contains stories accompanied by pictures, and is loved by readers of all ages so that they can be categorized as readers of children, adolescents and adults can be distinguished. This journal article is a research report on metaphors in French comic. Comic titled La Cath ? drale invisible cathedral invisible 2003 , created by Fran ? ois Boucq, contained in the series Face de lune le dompteur de vague the moon face of the wave handler 1997 . This research uses the semantic metaphor triangle theory which consist of the relationship of ideas, symbols and references Ogden and Richards in Abdul Manaf , 2008, pg 5 . The result of the research show that six metaphorical expressions are figurative, so that the authors conclude that the metaphor of the selected comics artists gave a distinctive color to the comic with the theme of rebellion."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Widyaisha
"Wacana dapat ditemukan dalam komik karena gambar dan teks yang diwakili. Untuk memahami sebuah wacana diperlukan alat kohesi-koherensi dan konteks. Konteks inilah yang berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat. Dalam tulisan ini, dijelaskan mengenai elemen komik, alat kohesi-koherensi dan konteks yang ada dalam komik Mice. Hasil yang didapat melalui analisis ini adalah hubungan antara gambar dengan komponen kohesi-koherensi dan konteks sangat berkaitan untuk dapat dimengerti oleh para pembaca. Elemen komik yang banyak ditemukan dalam komik Mice adalah panel, sudut pandang, tema, ilustrasi, splash, dan balon kata. Kohesi-koherensi yang banyak ditemukan adalah referensi, repetisi, konjungsi, dan elipsis. Walaupun elemen-elemen yang membentuk komik tidak lengkap, hal ini tetap dapat mendukung pembaca dalam memahami wacana komik.

Discourse can be found in the comic as represented of pictures and text . To understand the discourse, we should have knowledge of cohesion, coherence, and context. This component related to knowledge of the society. In this journal, described the unity of elements comic, cohesion, coherence, and context of in the Mice comic. Through this study, we got that the correspondence between the pictures in the comic and the components of cohesion- coherence and context have greatly effect to be understood by the readers. Elements of comic that found in the comic are panel, point of view, theme, illustration, splash, and ballon of thought. Cohesion and coherence that found in the comic are reference, repetition, conjunction, and ellipsis. Although the elements that built up the comic, cohesion-coherence, and the context are not complete, it still can support the readers to understand of the comic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Naurah Jinan
"Komik adalah karya sastra yang identik dengan cerita bergambar yang sederhana dan lucu, namun dapat menjadi media informasi yang efektif dan menghibur dalam merepresentasikan suatu fenomena sosial. Tema humor merupakan salah satu tema yang banyak digunakan dalam kesusastraan Islam, khususnya sastra Arab. Tema ini biasa digunakan untuk mengkritik penyair lain, pemerintah, penjajah, bahkan Rasulullah. Seperti cerita Hudz Anta Ad-Darahim dalam Komik Nawadhir Juha li al-Athfal yaitu komik berbahasa Arab yang menjadi korpus dalam penelitian ini. Komik yang ditulis oleh Syawqi Hasan pada tahun 2008 di Kairo ini memuat kumpulan kisah-kisah Juha yang terkenal lucu dan cerdik. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan teori strukturalisme Robert Stanton yang mengemukakan tiga unsur struktur sastra, yaitu tema, fakta cerita, dan sarana sastra. Cerita ini berisi perjuangan tokoh Juha dalam mencari keadilan atas perbuatan seorang pria tidak dikenal yang menamparnya, namun juru tulis sebagai hakim justru melepaskannya dari hukuman. Unsur humor dalam cerita Hudz Anta Ad-Darahim berisi kritik sosial terhadap masalah ketidakadilan yang tercermin melalui karakter, alur cerita, dan gaya bahasa dalam aksi serta dialog Juha sebagai tokoh utama yang mengandung satire.

Comics are literary works that are synonymous with simple and funny picture stories, but can be an effective and entertaining medium of information in representing a social phenomenon. The theme of humor is one of the most widely used themes in Islamic literature, especially Arabic literature. This theme is commonly used to criticize other poets, governments, invaders, and even the Prophet. Like the story of Hudz Anta Ad-Darahim in the Nawadhir Juha li al-Athfal comic, an Arabic comic that became the corpus of this research. This comic, written by Syawqi Hasan in 2008 in Cairo, contains a collection of Juha's stories which are famous for being funny and clever. The method used is descriptive analysis method and Robert Stanton's theory of structuralism which suggests three elements of literary structure, namely themes, story facts, and literary means. This story contains the struggle of Juha's character in seeking justice for the actions of an unknown man who slapped him, but the writer as a judge actually released him from punishment. The element of humor in Hudz Anta Ad-Darahim's story contains social criticism of the issue of injustice which is reflected through the characters, storyline, and style of language in the actions and dialogues of Juha as the main character that contains satire."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agiska Tanesya
"Penelitian ini membahas tingkat kesepadanan penerjemahan interjeksi dan perubahan bentuk dari bahasa Prancis ke bahasa Indonesia dalam komik Spirou et Fantasio seri pertama Quatre Aventures de Spirou et Fantasio dan terjemahannya. Fokus penelitian ini terletak pada semua jenis interjeksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Peneliti memilih data atau kata yang mengandung interjeksi dalam komik baik bahasa Prancis maupun bahasa Indonesia dan dianalisis padanannya dengan mengacu pada teori kesepadanan Williams 2013 , teori analisis komponen makna Leech 1981 dan teori pergeseran Catford 1965 . Hasil penelitian menunjukkan 328 interjeksi dengan jumlah kesepadanan total lebih banyak daripada kesepadanan tidak total, sehingga dapat dikatakan bahwa penerjemah tetap mempertahankan kesepadanan dari BP ke BI. Interjeksi dalam bentuk onomatope atau seruan biasa mendominasi bentuk interjeksi lainnya. Makna interjeksi lebih didukung oleh bantuan gambar daripada kalimat yang mengikuti. Pergeseran yang muncul hanya perubahan bentuk kelas kata baik dari nomina ke adjektiva maupun ke verba tanpa mengubah pesan bahasa sumber tetapi sesuai dengan mengikuti kaidah dalam bahasa Indonesia.

This study discusses the equivalence of the level of interjection translation and the form shift from French into Indonesian in Spirou et Fantasio comic: Quatre Aventures de Spirou et Fantasio and its translation. The focus of this research lies in all types of interjections. The research method used is qualitative method with literature study technique. We chose data or words containing interjections in both French and Indonesian comics and analyzed their equivalent based on Williams equivalence theory 2013 , Leech 39;s 1981 component analysis theory and Catford 1965 for the forms shift. The results showed 328 interjections with the total number of equivalents more than the partial correspondence, so the translator maintains the correspondence between French and Indonesian. Interjection in the form of onomatopoe dominates other forms. The meaning of interjections is supported by the images rather than following sentences. We only found word class shift: from either noun to adjectives or verbs without altering the source language message but in accordance with the rules in Indonesian.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Devandy Ario Putro
"Jurnal akademik ini berjudul “Representasi Heroisme Walter Süskind dalam Film Süskind”. Obyek penelitian yang dikaji berupa film Süskind dari Belanda yang menjadikan Holokaus pada Perang Dunia II sebagai latar cerita utama. Tujuan penelitian ini adalah memperlihatkan bagaimana film Süskind merepresentasikan heroisme yang diangkat dari sejarah hidup dan upaya Walter Süskind dalam menyelamatkan ratusan anak-anak Yahudi dari program pembersihan etnis Yahudi oleh NAZI di Belanda melalui metode pengkajian analisis deskriptif dan memperlakukan film sebagai teks. Teori-teori yang digunakan di antaranya teori Representasi oleh Hall (2003) dan definisi Heroisme oleh Franco, Blau, dan Zimbardo (2011). Pencitraan heroisme muncul hampir di seluruh sekuens film dengan berbagai stimulus tindakan heroisme pada tokoh utama. Representasi nilai-nilai heroisme dari yang kecil hingga besar, tersirat maupun tersurat ditampilkan secara utuh dalam film lewat penokohan yang ada.

This academic journal titled "Representation of Heroism of Walter Süskind on Süskind The Film". The object that being examined is a Dutch movie named Suskind with the Holocaust in World War II as the background of the main story. The purpose of this research is to show how the film represents heroism from the biography and the efforts of Walter Suskind in saving hundreds of Jewish children from the of Jewish ethnic cleansing programme by the Nazis in the Netherlands through a descriptive analysis method and treat the film as a text. The theories being used are the Representation theory by Hall (2003) and the definition of Heroism by Franco, Blau, and Zimbardo (2011). The imaging of heroism emerge in almost all film sequences with various stimulii of heroism to the main character. Representation of the heroism values from small to large are implicitly and explicitly shown completely in the film through the existing characterizations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>