Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riki Jayaprawira Suwarna
"Penelitian ini melihat hubungan produktivitas dan konsentrasi pada industri semen di Indonesia pada periode 1980 sampai dengan 2014. Produktivitas diukur dengan total factor productivity dan Konsentrasi diukur dengan menggunakan Herfindahl-Hirschman Index, untuk mendapatkan pengukuran yang lebih menyeluruh. Dari hasil penelitian, terdapat hubungan positif antara produktivitas dan konsentrasi pada industri semen di Indonesia pada periode 1980 sampai dengan 2014, dimana konsentrasi yang tinggi meningkatkan produktivitas.

This study looks at the relationship between productivity and concentration in the cement industry in Indonesia in the period 1980 to 2014. Productivity is measured by total factor productivity, to obtain better productivity improvement. Concentrations were measured using the Herfindahl-Hirschman Index to obtain a more comprehensive measurement of market structure strength. The research found a positive relationship between productivity and concentration in the cement industry in Indonesia from 1980 to 2014, therefore high concentrations correlate with better productivity."
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asterina Zarnia
"Permenperind No.12 Tahun 2012 mengungkapkan bahwa industri semen di Indonesia diharapkan mampu menurunkan emisi spesifiknya sebesar 2% pada tahun 2015 dan 3% pada tahun 2020. Dalam mendukung tercapainya target ini, pemerintah dapat membuat berbagai kebijakan terkait. Salah satu kebijakan yang dapat dipilih oleh pemerintah adalah Pajak Karbon. Penelitian in bertujuan mengetahui dampak dari penerapan pajak karbon pada industri semen. Analisa kebijakan dimodelkan secara dinamis dengan menggunakan perangkat Powersim melalui beberapa skenario kebijakan. Melalui model dinamis yang dibuat, ditemukan bahwa pajak karbon optimal pada industri semen di Indonesia adalah sebesar Rp 810.000 per kelebihan CO2 dari ambang batas. Pajak karbon ini layak diterapkan karena memiliki dampak fiskal yang kecil dan mampu membuat industri semen menurunkan emisi nya sesuai target yang ditetapkan.

Ministry of industry decree No.12/2012 stated that Indonesia cement industry can reduce its emission by 2% voluntarily in 2015, and 3% obligatory in 2020. In order to support reaching that targets, government can make a lot of policies. One of the policy that can be chosen by government is carbon tax. The objective of this research is determine the impacts of carbon tax design implementation on Indonesia cement industry. Policy analysis is modelled dynamically using Powersim software through some policy scenarios. By the dynamic model, found that the optimal carbon tax on cement industry is Rp 810.000 per excess CO2 from the threshold. This carbon tax is feasible to implement because it has small fiscal impacts and capable to reduce Indonesia cement industry’s emissions corresponding to the target assigned.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Kuswardana
"Studi ini menganalisis dampak knowledge spillover terhadap produktivitas industri manufaktur di Indonesia selama 2010-2014. Terdapat dua jalur limpahan pengetahuan yang dianalisis. Pertama melalui jalur antar industri yaitu keterkaitan antar industri dalam hubungan secara vertikal (pemasok-pengguna) melalui jaringan rantai pasok yang dibagi ke dalam dua saluran: 1) Kedekatan ekonomi (input-output), melalui transaksi barang antara pada: a) Hulu, yaitu antara industri (sebagai pengguna) yang bertransaksi dengan industri hulunya (sebagai pemasok); dan b) Hilir, yaitu antara industri (sebagai pemasok) yang bertransaksi dengan industri hilirnya (sebagai pengguna); dan 2) Kedekatan teknologi, melalui keterkaitan antar industri (high-tech – low-tech) dan keterkaitan intra industri (high-high dan low-low). Kedua melalui jalur antar wilayah yaitu keterkaitan melalui aglomerasi industri dari wilayah-wilayah yang berdekatan secara geografis (memiliki kedekatan spasial) dan memiliki kedekatan teknologi. Dengan menggunakan Intersectoral Durbin Model (IDM) dan model industrifirm, pendekatan pertama dianalisis dengan meregresikan total faktor produktivitas (TFP) dengan faktor internal dan faktor eksternal industri dalam keterkaitan ke belakang dan keterkaitan ke depan. Sedangkan pendekatan kedua dianalisis dengan menggunakan Spatial Durbin Model (SDM) dan Moran-I, di mana total faktor produktivitas (TFP) diregresikan dengan karakteristik faktor internal wilayah itu sendiri (yang merupakan akumulasi faktor input industri, aglomerasi industri dan infrastruktur wilayah itu sendiri) dan faktor eksternal dari wilayah terdekat yang merupakan bobot tertimbang dari inverse jarak geografis antar wilayah (Kabupaten dan Kota). Hasil studi ini menyimpulkan bahwa difusi pengetahuan berdampak positif terhadap produktivitas melalui downstream spillover effect dari keterkaitan antar industri (high-tech – low-tech) dan upstream spillover effect dari keterkaitan intra industri (high-high dan low-low), berdasarkan jalur antar sektor, dan melalui aglomerasi industri pada wilayah yang saling berdekatan secara geografis dan memiliki profil kemiripan teknologi, khususnya di sektor high-tech, berdasarkan jalur antar wilayah. Temuan penting lain adalah bahwa investasi pada modal manusia dan modal fisik merupakan prasyarat untuk dapat menyerap pengetahuan dan memperkecil gap teknologi dari perusahaan/industri yang lebih lebih maju.

This study analyzes the impact of knowledge spillover on the productivity of
the manufacturing industry in Indonesia during 2010-2014. There are two paths
analyzed in this dissertation research. The first is through the inter-sector path,
namely the linkage between industries in a vertical relationship (suppliercustomer)
through a supply chain network which is divided into two channels: 1)
Economic distance (input-output), through transaction activities of intermediate
goods on: a) Upstream namely between the industry (as a customer) that transacts
with its upstream industry (as a supplier); and b) Downstream, namely between
industries (as suppliers) transacting with their downstream industries (as
customers); and 2) Technology proximity, through inter-industry linkages in
different sector (high-tech – low-tech) and intra-industry linkages in similar sector
(high-high and low-low). The second is through the inter-region path, namely the
linkages where knowledge spillover flows through industrial agglomerations that
are geographically close and have technological proximity.
By using the Intersectoral Durbin Model (IDM) dan industry-firm model,
intersectoral spillover is analyzed by regressing the total factor productivity (TFP)
with industry internal factors and industry external factors in backward linkage
and forward linkages. Meanwhile, interregional spillover is analyzed using the
Spatial Durbin Model (SDM) and Moran-I methods, where the total factor
productivity (TFP) is regressed with the characteristics of the region's own
internal factors (which are the accumulation of industrial input factors, industrial
agglomeration and the region's infrastructure itself ) and external factors ftrom the
nearest region which are the weighted weight of the inverse geographic distance
between regions (Regency and City).
This study concludes that knowledeg spillover has a positive impact on
productivity through the downstream spillover effect from inter-industry linkages
(high-tech - low-tech) and upstream spillover effect from intra-industry linkages
(high-high and low-low), based on inter-sector path. Meanwhile, knowledge
spillover has a positive impact on productivity through industrial agglomeration in
areas that are geographically close to each other and have a similar technological
profile especially in the high-tech sector, based on inter-region path. Another
important finding is that investment in human capital and physical capital is a
prerequisite for absorbing technological knowledge and reducing technological
gaps from more advanced company/industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Indriasti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kepemilikan sertifikasi terhadap produktivitas industri manufaktur di Indonesia. Produktivitas diukur dengan melihat nilai pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) dan sertifikasi diukur berdasarkan kepemilikan sertifikat SNI industri manufaktur. Penelitian ini menggunakan data panel dari Data Industri Besar dan Sedang periode tahun 2017 hingga 2019. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kepemilikan sertifikasi SNI memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan produktivitas total industri manufaktur di Indonesia.

This study aims to analyze the effect of certification ownership on the productivity of the manufacturing industry in Indonesia. Productivity is measured by Total Factor Productivity (TFP) growth and certification is measured based on ownership of the SNI certificate in the manufacturing industry. This study uses panel data from Data Industri Besar dan Sedang (Large and Medium Industry Data) for the period 2017 to 2019. The estimation results show that ownership of SNI certification has a positive effect on the total productivity growth of the manufacturing industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priatama Arifin
"Skripsi ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan untuk menganalisa dampak kepemilikan terhadap efisiensi teknis industri semen Indonesia. Dengan mengambil sample data tahun 2003-2011, penelitian ini ingin melihat dampak dari kepemilikan terhadap efisiensi teknis industry semen di Indonesia. Untuk mengukur tingkat efisiensi teknis industri, penelitian ini menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA). Sedangkan untuk mengetahui dampak kepemilikan, penelitian ini menggunakan variabel dummy kepemilikan yang kemudian diregresi terhadap nilai efisiensi teknis industri dengan menggunakan metode Generalized Least Square (GLS). Penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi teknis pada industri semen Indonesia.

This thesis is the first study to analyze the effect of ownership on the technical efficiency of the Indonesian cement industry by using data set on plant level from 2003 to 2011. Stochastic Frontier Analysis model is used to estimate the technical efficiency level of the industry. Furthermore, the ownership variable is regressed with the technical efficiency through Generalized Least Square Method. The study conclude that that foreign ownership has a positive and significant effect on technical efficiency score of the Indonesian cement industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S58704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngadenan
"Krisis ekonomi tahun 1997 membawa perubahan yang mendasar dalam tata niaga semen dalam negeri. Pemerintah melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan surat nomor 48/MPP/1/1998 tanggal 21 Januari 1998 mencabut peraturan tetang tata niaga semen di dalam negeri. Pemerintah juga mengesahkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tanggal 5 Maret 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Konsekuensi dari diambilnya kebijakan tersebut adalah pernerintah menyerahkan tata niaga perdagangan semen dalam negeri kepada proses mekanisme pasar. Pemerintah tidak lagi menetapkan harga semen dengan mekanisme HPS (Harga Patokan Setempat) yang selama ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis: (1) terjadinya perubahan struktur dalam industri semen dalam negeri, dan (2) terjadinya Perubahan conduct dalam industri semen dalam negeri akibat berakhirnya tata niaga tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder periode 1995-2004. Analisis dilakukan secara diskriptis dengan menggunakan pendekatan Structure, Conduct and Performent Analysis untuk mengetahui adanya perubahan struktur dan conduct perusahaan dalam industri semen di Indonesia. Pengujian perubahan struktur dengan menguji perubahan jumlah perusahaan, konsentrasi rasio, indek herfindalh dan indeks lerner dalam industri semen. Dalam pasar yang kompetitif akan ditunjukkan dengan jumlah pelakunya akan semakin banyak, rasio konsentrasi, indeks herfindalh dan indeks lerner yang semakin mengecil.
Sedangkan pengujian perubahan perilaku (conduct) dengan rnenguji terjadinya prektek limit price dan leadership price dalam industri semen. Pasar yang kompetitif akan ditunjukan dengan terjadinya praktek limit price atau leadership price yang bersaing dalam industri semen, sebaliknya pelaku pasar yang monopolis akan ditunjukan dengan praktek leadership yang kolusif.
Berakhirnya kebijakan tata niaga semen tidak mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pasar dalam industri semen tetapi berakhirnya kebijakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku (conduct) perusahaan dalam industri semen. Perilaku perusahaan berubah dari perilaku oligopoli kolusif menjadi perilaku oligopoli yang bersaing. Perubahan tersebut di dukung dengan perubahan indeks lerner dan rasio keuntungan yang menunjukan penurunan dari tahun ke tahun selama periode penelitian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Barin Elyasa
"Tren produksi semen secara global maupun dalam negeri mengalami kenaikan setiap tahunnya. Faktanya industri semen berperan menyumbang emisi karbon global sebesar 5% Selain pencemaran udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek sosial ekonomi (tingkat kesehatan, penerapan keselamatan kerja dan upah karyawan), menganalisis dampak lingkungan (global warming potential dan abiotic depletion) dan menyusun konsep pengelolaan lingkungan industri semen. Tingkat kesehatan, penerapan keselamatan kerja dan upah karyawan dianalisis dengan metode statistik deskriptif, sedangkan global warming potential dan abiotic depletion dianalisis menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Hasil penelitian menunjukkan Upah pekerja yang diberikan tergolong cukup sesuai dengan beban kerja yang diberikan; tingkat kesehatan pekerja tergolong sehat; penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tergolong baik dan Dampak lingkungan berupa Global Warming Potential (GWP) dan penurunan abiotik (Fossil Fuel) sebesar 965,55 kg CO2 eq/Ton semen dan 2.467,10 MJ setiap ton semen. Kesimpulannya adalah perlu adanya upaya melakukan kegiatan efisiensi energi dengan menutup false air yang pada unit kiln dan menggunakan bahan bakar alternatif.

The trend of cement production globally and domestically has increased every year. The fact is that the cement industry plays a role in contributing to global carbon emissions by 5% besides air pollution. The purpose of this study was to analyze socio-economic aspects (level of health, application of work safety and employee wages), analyze environmental impacts (global warming potential and abiotic depletion) and develop environmental management concepts for the cement industry. The level of health, implementation of work safety and employee wages were analyzed using descriptive statistical methods, while global warming potential and abiotic depletion were analyzed using the Life Cycle Assessment (LCA) method. The results of the study show that the wages given to workers are classified as sufficient in accordance with the workload given; the level of workers' health is classified as healthy; the implementation of Occupational Health and Safety (K3) is classified as good and the environmental impacts are in the form of Global Warming Potential (GWP) and reduction of abiotic (Fossil Fuel) of 965.55 kg CO2 eq/tonne of cement and 2,467.10 MJ per tonne of cement. The conclusion is that efforts are needed to carry out energy efficiency activities by closing the false water in the kiln unit and using alternative fuels."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aminzar Rifky Z
"ABSTRAK
Refleksi tinggìnya pertumbuhan ekonomi salah satunya terlihat dari meningkatnya
aktivitas investasi pada pembangunan sektor rill. Meningkatnya pembangunan pada sektor rill
memerlukan industri pendukung agar kelancaran pembangunan dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan. Industri semen sebagai industri komoditi strategis merupakan industri pendukung
yang sangat vital dalam menunjang realisasi investasi pada sektor rit terutama pada sektor
konstruksi.
Permintaan semen di masyarakat terus meningkat dan tahun ke tahun dengan peningkatan
yang sangat signifikan besar tiap tahunnya. Tingginya permintaan ini seringkali menimbulkan
permasalahan tidak tercukupinYa pasokan semen di masyarakat. Kondisi ini membuat
pemerintah harus melakukan intervensi dikarenakan semen merupakan komoditi yang erat
kaitannya dengan inflasi.
Mengingat begitu pentingnya komoditas strategis ini sebagai motor kelancaran
pembangunan nasional perlu adanya studi mengenai karakter industri ini terhadap kondisi
industri secara keseluruhan. Adapun tujuannya untuk mçngetahui berapa besar resiko pada
industri ini terhadap sikius bisnis di Indonesia, pengadaan bahan mentah, peraturan pemerintah
serta terhadap posisi dalam perekonomian di Indonesia yang dapat mempengaruhi kinerja
keuangan para pemainnya. Pada akhirnya dapat disimpulkan resiko kredit pada industri semen
di Indonesia sesuai dengan judut dan karya akhir ini yaitu Analisa Kredil Pada Industri Padat
Modal Khususnya pada Industri Semen.
Adapun sampel perusahaan yang diambil dalam penelitian ini íalah 3 perusahaan semen
yang sudah go public yaitu PT, Indocement Tunggal Prakarsa, PT. Semen Cíbinong, dan PT.
Semen Gresik dengan data-data pada periode tahun 1992-1996. Pemilihan ketiga perusahaan ini
sebagai studi kasus dalam mewakili pemain-pefliain lainnya di industri ini atas dasar kapasitas
terpasang produksi nasional dimana 87,1 % dikuasai oleh ketiga penisahaan tersebut, yaitu PT.
Semen Gresik 38,73%, PT. Indocement Tunggal Prakarsa 37,85% dan PT. Semen Cibinong
10,5%. Dan hash penelitian ketiga perusahaan dapat ditarik benang merah yang
menggambarkafl secara global kondisi industri semen di Indonesia.
Pada penelitian ini digunakan 2 pendekatan analisa dalam mencapal tujuan dan penulisan
ini yaitu:
1. Analisa industri berdasarkan lima kekuatan bersaing dan Michael E. Porter yaitu
peninjauan perusahaan terhadap ancaman pembeli, pemasok, persaingan antar pemain
produk substitusi dan pendatang baru.
2. Analisa keuangan dengan meninjau raslo keuangan dan anis kas perusahaan. Rasio
keuangan dilihat dan rasio likuiditas, profitabilitas, manajemen aset dan manajemen hutang
perusahaafl sedangkan anis kas di analisa terhadap anus kas hasil kegiatan usaba, anis kas
yang digunakan investasi dan arus kas hash pembiayaan perusahaan.
Dari hasil analisa 5 kekuatan bersaing (Michael E. Porter) pada ketiga perusahaan
tersebut maka industri semen mempunyal empat kekuatan yaitu kekuatan terhadap ancaman
pembeli, ancaman produk substitusi, ancaman persaingan antar pemain dan ancaman terhadap
pendatang baru serta satu kelemahan yaitu kelemahan terhadap ancaman pemasok. Dimana
kekuatan tersebut sangat melindungi para produsen dalam bermain di industri ini. Kondisi ini
terlihat dengan adanya hambatan-hambatan masuk yang besar bagi pemain baru, adanya asosiasi
(ASI) yang anggotanya para pemain itu sendiri yang mengatur alokasi pasar, kuota produksi
dan harga jual, belum adanya produk pengganti yang mempunyai manfaat dan kemampuan yang
sama.
Dengan lingkungan usaha yang ada sekarang ¡ni meinbuat para pemain mengenyam
keuntungan yang besar. Kondisi ¡ni dapat terlihat dan keuangan perusahaan para pemain
tersebut yaitu tingginya tingkat likuiditas dan profit yang dinikmati para pemain walaupun
pengelolaan aset-aset perusahaan masih belum efisien dimana investasinya menggunakan dana
hutang yang besar.
Dapat disimpulkan bahwa keuntungan-keuntungan yang dinikmati para pemain dalam
industri ¡ni dikarenakan struktur pasar pada industri semen yang oligopoli dan mengarah pada
monopoli regional serta adanya praktek kartel sehingga para pemain dalam industni ini
mempunyai resiko default yang kecil apabila lingkungan usahanya tidak berubah. Tetapi apabila
kondisi lingkungan usahanya berubah yaltu dengan terbukanya pasar dan tidak adanya praktek
kartel maka persaingan akan meningkat dan akan sulit bagi para pemain untuk mengatur harga
jual semennya sehingga akan berdampak kesulitan dalam mengembalikan hutang-hutang yang
besar. Kondisi ¡ni akan mengakibatkan resiko default pada industni semen alcan meningkat."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Andi Fahmi
"Hubungan antara struktur pasar dan kinerja masih menjadi bahan perbincangan antar ekonom hingga kini. Banyak teori-teori baru bermunculan dengan menggunakan pendekatan dan metodologi yang berbeda, namun dengan satu tujuan untuk mengetahui pola dan arah hubungan struktur pasar dan kinerja yang dihasilkan. Di samping itu, pola hubungan struktur dan kinerja sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana pasar tersebut berada. Hal itu menyebabkan topik hubungan struktur pasar dan kinerja tetap menarik untuk diteliti. Penelitian mencakup penelusuran pustaka sebagai upaya untuk memahami tentang dasar pemikiran hubungan struktur pasar dan kinerja, kedudukannya dalam analisa ekonomi industri, aliran-aliran ekonomi industri yang memiliki persepsi berbeda tentang pola hubungan struktur dan kinerja, serta bukti-bukti empiris yang diajukan ekonom-ekonom organisasi industri dan aliran-aliran yang ada. Studi empiris yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang pola hubungan struktur pasar dan kinerja di dalam industri pengolahan Indonesia. Kerangka analisa yang digunakan merupakan perpaduan antara kerangka SCP tradisional dan semangat Ekonomi Industri Baru, dengan memasukkan peralatan teori permainan, dalam hal ini teori permainan berulang (supergames). Dengan menggunakan metodologi panel, yaitu metode penyatuan data antar-waktu dan antar-individu, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara struktur pasar dan kinerja industri pengolahan Indonesia. Hasil estimasi menunjukkan bahwa semakin terkonsentrasi pasar, maka semakin tinggi kekuatan pasar yang diperoleh. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa semakin terdiferensiasi suatu produk, maka semakin tinggi hambatan masuk yang dapat dikenakan perusahaan yang ada di pasar untuk mencegah masuknya perusahaan baru, sehingga semakin tinggi kekuatan pasar yang diperoleh. Kesimpulan lain yang di dapat berhubungan dengan tacit collusion. Semakin terkonsentrasi pasar semakin mudah untuk melakukan kolusi. Selain itu, semakin homogen produk yang dihasilkan, semakin mudah untuk mencapai dan mempertahankan kolusi. Namun kolusi akan lebih susah dipertahankan bila terjadi fluktuasi permintaan, karena kolusi cenderung untuk pecah pada saat permintaan turun."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>