Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197634 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Pricilia
"DK Jakarta, sebagai pusat ekonomi utama Indonesia, menghadapi tantangan besar dalam manajemen transportasi, terutama selama jam sibuk, dengan kemacetan lalu lintas sebagai permasalahan yang paling krusial. Urbanisasi yang pesat, meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi, serta persepsi negatif masyarakat terhadap transportasi umum semakin memperburuk kondisi ini. Data dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor mencapai 3,13% per tahun antara 2018 dan 2022, dengan sepeda motor mendominasi sebesar 75% dari total populasi kendaraan. Ironisnya, meskipun terdapat investasi besar dalam infrastruktur transportasi publik seperti MRT, LRT, dan TransJakarta, penggunaan transportasi umum justru menurun dari 30% pada tahun 2019 menjadi 25% pada tahun 2024, sementara penggunaan kendaraan pribadi terus meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi moda transportasi di kalangan penduduk Jakarta berdasarkan faktor demografis seperti usia, pendapatan, dan gender, serta mengevaluasi dampak kebijakan transportasi yang telah diterapkan. Dengan pendekatan metode campuran, penelitian ini mengombinasikan survei kuantitatif terhadap 350 responden dengan analisis kualitatif terhadap kebijakan transportasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan preferensi antar generasi: Generasi Z lebih memilih layanan transportasi berbasis aplikasi karena fleksibilitasnya, Generasi X cenderung menggunakan kendaraan pribadi karena kenyamanan dan kemudahan, sedangkan Generasi Milenial menunjukkan kecenderungan lebih kuat terhadap transportasi umum yang efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, pandemi COVID-19 telah secara signifikan mengubah pola mobilitas, meningkatkan adopsi kerja jarak jauh, dan memperkuat peran layanan transportasi daring.
Penelitian ini merekomendasikan intervensi kebijakan strategis, termasuk peningkatan kualitas dan integrasi sistem transportasi umum, pengaturan kepemilikan kendaraan pribadi melalui pajak progresif, serta pemanfaatan teknologi modern seperti kendaraan otonom untuk meningkatkan efisiensi transportasi. Temuan ini memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti oleh pembuat kebijakan guna mengembangkan sistem transportasi perkotaan yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan responsif terhadap dinamika mobilitas di Jakarta.

DKI Jakarta, Indonesia’s primary economic hub, faces severe challenges in transportation management, particularly during peak hours, with traffic congestion being the most critical issue. Rapid urbanization, increasing private vehicle ownership, and negative public perceptions of public transportation have exacerbated this condition. Data from the Jakarta Metropolitan Police Traffic Directorate (Ditlantas Polda Metro Jaya) reveals an annual growth rate of 3.13% in motorized vehicles between 2018 and 2022, with motorcycles dominating at 75% of the total vehicle population. Paradoxically, despite significant investments in public transportation infrastructure, such as MRT, LRT, and TransJakarta, public transport usage has declined from 30% in 2019 to 25% in 2024, while private vehicle usage continues to rise.
This study aims to analyze transportation mode preferences among Jakarta’s residents based on demographic factors such as age, income, and gender, while also evaluating the impacts of existing transportation policies. Utilizing a mixed-method approach, the research combines quantitative surveys involving 350 respondents with qualitative analysis of transportation policies. The findings highlight distinct generational preferences: Generation Z favors app-based transportation services due to their flexibility, Generation X predominantly relies on private vehicles for their comfort and convenience, while Millennials exhibit a stronger inclination toward efficient and environmentally friendly public transport options. Furthermore, the COVID-19 pandemic has significantly altered mobility patterns, increasing remote work adoption and reinforcing the role of online transportation services.
This study recommends strategic policy interventions, including enhancing the quality and integration of public transportation systems, regulating private vehicle ownership through progressive taxation, and leveraging modern technologies such as autonomous vehicles to improve transportation efficiency. These findings provide actionable insights for policymakers to develop a more sustainable, environmentally friendly, and responsive urban transportation system tailored to Jakarta’s evolving mobility demands.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Septiawan
"Penelitian ini dimaksudkan untuk memperkirakan faktor yang dapat mempengaruhi preferensi perpindahan penumpang dalam melakukan perjalanan menggunakan High Speed Train Jakarta Bandung, serta membentuk perangkat analisis permintaan berbentuk model pemilihan moda. Analisis dilakukan dengan menggunakan model logit multinomial yang dibentuk dengan hasil survey stated preference terhadap penumpang mobil pribadi dan angkutan shuttle/travel yang melalui rute Jakarta Bandung. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 sampel.
Hasil permodelan menggunakan metode Multinomial Logit menunjukkan bahwa pada saat tarif/biaya (selisih tarif = 0) mobil pribadi memiliki probabilitas berpindah ke kereta cepat sebesar 0,38 (38%). Sedangkan untuk angkutan shuttle/travel memiliki probabilitas berpindah ke kereta cepat adalah sebesar 0,23 (23%) serta probabilitas memilih kereta cepat sebesar 0,39 (39%).

This study aims to estimate the factors that can affect the passengers preference in travelling using the High Speed Train Jakarta Bandung, and form of a choice mode selection model. The analysis was carried out using a multinomial logit model which was formed with the results of a stated preference survey of private car passengers and shuttle/travel passengers through the Jakarta Bandung route. The data taken in this study were 100 samples.
The modelling results using the Multinomial Logit method indicate when the tariff/fee (fee defference = 0) of private cars has the probability of moving to high speed train by 0,38 (38%). Whereas for shuttle/travel has probability of moving to high speed train is 0,23 (23%) and theprobability choosing the high speed train is 0,39 (39%).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Efron Franssius Halomoan
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui potensi perpindahan moda bagi pengguna transportasi umum akibat pengoperasian layanan LRT di Jakarta dengan tarif tertentu. Potensi perpindahan dapat dianalisis dengan menggunakan model pemilihan diskrit logit binominal. Model logit binominal digunakan dengan membangun fungsi utilitas dengan pendekatan regresi logistic. Model regresi dari fungsi utilitas dibangun dari data hasil survei Stated Preference (SP) dan Revealed Preference (RP). Pembangunan model regresi logistik diawali dengan uji korelasi spearman dan kemudian dilakukan uji kelayakan model dari nilai chi-square dengan uji Hosmer & Lemmeshow dan uji Omnibus, nilai -2 Log Likelihood (-2LL), Uji Wald, Nagelkerke R Square, dan Overall Percentage. Berbagai model regresi yang dihasilkan akan divalidasi dengan menggunakan metode Root Mean Square Error (RMSE). Pemilihan model regresi dipilih berdasarkan analisi pada hasil uji statistik kelayakan dan validasi model yang terbaik. Selanjutnya model terpilih akan dilakukan uji sensitifitas untuk mengetahui variabel mana yang paling sensitif pada perpindahan moda seseorang. Berdasarkan model regresi yang terpilih maka dapat dilakukan analisis potensi perpindahan moda untuk berpindah ke LRT. Hasil analisis pada penelitian ini dapat menunjukkan potensi perpindahan seseorang berdasarkan parameter yang berpengaruh pada pilihan dan preferensi responden. Penelitian ini juga menghasilkan model regresi terpilih untuk menghitung potensi perpindahan. Dari penelitian ini dapat diketahui tarif LRT yang bersedia dibayarkan oleh calon pengguna LRT sesuai dengan tawaran yang diberikan. Tarif LRT termahal yang mau dibayarkan pengguna Bus Transjakarta (TJ) untuk penghematan waktu 10 menit sebesar Rp 10.000 dan untuk penghematan waktu 20-40 menit sebesar Rp 15.000, sedangkan tarif LRT termahal yang mau dibayarkan pengguna KRL Commuter Line untuk semua penghematan waktu sebesar Rp 15.000. Potensi perpindahan pengguna Bus TJ berdasarkan tarif termahal untuk penghematan waktu 20 menit sebesar 26.61% dan 36.48% pada penghematan waktu 30 menit.

This study aimed to determine the potential for modal shift for users of public transportation due to the operation of LRT services in Jakarta with a certain price. Potential displacement can be analyzed using the discrete binominal logit model selection. The binominal logit model is used by constructing utility functions with a logistic regression approach. Regression models of utility functions are built from data of Stated Preference (SP) and Revealed Preference (RP) survey method. The development of logistic regression models begins with the Spearman correlation test and then the feasibility test of the model from the chi-square value with the Hosmer & Lemmeshow test and the Omnibus test, the Log Likelihood (-2LL) value, Wald Test, Nagelkerke R Square, and Overall Percentage. The various regression models produced will be validated using the Root Mean Square Error (RMSE) method. The selection of the regression model was chosen based on analysis on the results of the best feasibility and validation statistical test results. Furthermore, the selected model will be tested sensitivity to find out which variable is the most sensitive to someone's modal shift. Based on the selected regression model, it can be analyzed the potential for modal shift to move to LRT. The results of the analysis in this study can show the potential for someone displacement based on parameters that affect the choices and preferences of respondents. This study also produced a selected regression model to calculate potential displacement. From this study, it can be seen that LRT rates are willing to be paid by potential LRT users according to the offer given. The most expensive LRT price that Transjakarta Bus (TJ) users want to pay for a 10-minute time savings of Rp 10,000 and for a 20-40 minute time savings of Rp 15,000, while the most expensive LRT price that KRL Commuter Line users want to pay for all time savings of Rp 15,000 . Potential movement of TJ Bus users is based on the most expensive price for a 20-minute time savings of 26.61% and 36.48% for a 30-minute time savings.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Muh Tommy Nganroputra
"DKI Jakarta memiliki bonus demografi angkatan kerja yang tercermin dari peningkatan angka pencari kerja perkotaan. Pencari kerja memiliki kecenderungan tertentu pada sektor pekerjaan yang bersifat formal maupun informal. Namun, belum banyak penelitian yang membahas preferensi tersebut berdasarkan faktor demografi dan aksesibilitas. Faktor demografis dapat memberikan gambaran karakteristik pencari kerja dan preferensinya sedangkan faktor aksesibilitas memiliki kaitan erat dengan kemudahan dalam mencapai lokasi pekerjaan yang juga dapat menentukan preferensi pencari kerja. Pengetahuan tentang pengaruh faktor-faktor tersebut dapat memberikan masukan dalam perencanaan kebijakan berbasis wilayah serta pengembangan perkotaan yang mengakomodasi kebutuhan layanan akses pada pusat-pusat ekonomi kota. Dalam penelitian ini diterapkan autokorelasi spasial pada data pencari Kerja di Jakarta dengan menggunakan variabel bebas jumlah penduduk, usia produktif, luas wilayah dan lokasi pelatihan (sebagai representasi aspek pendidikan) sebagai faktor demografis. Sementara itu, untuk mengetahui faktor aksesibilitas pencari kerja digunakan variabel jarak tempuh, waktu perjalanan, dan biaya perjalanan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan spasial untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing wilayah (kecamatan) di DKI Jakarta Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan responden untuk memilih sektor pekerjaan formal dibandingkan informal. Secara kewilayahan juga ditemukan bahwa kecamatan dengan jumlah pencari kerja tertinggi berada di kecamatan Tanjung Priok (Jakarta Utara), Kalideres (Jakarta Barat), dan Duren Sawit di Jakarta Timur. Hasil analisis spasial juga menemukan variabel jumlah penduduk, penduduk usia produktif dan jumlah lokasi pelatihan berpengaruh terhadap preferensi pencari kerja. Sementara itu, variabel aksesibilitas juga signifikan dan berpengaruh terhadap preferensi pencari kerja (jarak tempuh, waktu tempuh, dan biaya perjalanan) untuk memilih pekerjaan di sektor formal.

DKI Jakarta has a demographic bonus of the labor force which is reflected in the increase in the number of urban job seekers. Job seekers have certain tendencies in the formal and informal job sectors. However, there have not been many studies that discuss these preferences based on demographic and accessibility factors. Demographic factors can provide an overview of the characteristics of job seekers and their preferences, while accessibility factors have a close relationship with the ease of reaching job locations which can also determine the preferences of job seekers. Knowledge of the influence of these factors can provide input in area-based policy planning as well as urban development that accommodates the needs of access services in urban economic centers. In this research, autocorrelation is applied to the data on job search in Jakarta by using independent variables of population, productive age, area, and location of training (as a representation of educational aspects) as demographic factors. Meanwhile, to find out the accessibility of job seekers, variables distance, travel time, and travel costs are used. Data analysis was carried out using a spatial approach to determine the influence of each region (observation) in DKI Jakarta This study used a quantitative approach by collecting data using questionnaires that were disseminated online. The result shows respondents’ tendency to choose formal rather than informal work sectors. Regionally, it was also found that the districts with the highest number of job seekers in Tanjung Priok (North Jakarta), Kalideres (West Jakarta), and Duren Sawit sub-districts in East Jakarta. The results of spatial analysis also found that the variables number of population, population age and, number of occupation exercise affect the preferences of job seekers. Meanwhile, accessibility is also significant and influences the preferences of job seekers (mileage, travel time, and travel costs) to choose jobs in the formal sector."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniar Zweistika
"ABSTRAK
Transit Oriented Area (KBT) merupakan area yang mudah dijangkau
jalan kaki ke lokasi transit dan tujuan utamanya push to orang berjalan kaki, bersepeda, dan menggunakan transportasi umum. Kawasan Sudirman adalah salah satu KBT di Jakarta, tapi sepertinya begitu
kepadatan di sekitar pintu keluar Stasiun Sudirman yang menunjukkan bahwa para pengguna tidak segera melanjutkan perjalanannya. Bisa
dipengaruhi oleh preferensi moda transportasi berikutnya, sehingga tujuan Kajian ini untuk mengetahui pola preferensi moda transportasi lanjutan Pengguna KA Commuter dari Stasiun Sudirman sebagai KBT di lanjutkan perjalanannya. Pengamatan dilakukan dalam penelitian ini untuk menghitung Global Walkabolity Index (GWI) dan mengetahui kualitas moda transportasi canggih yang tersedia terintegrasi dengan KBT Sudirman. Survei wawancara dilakukan untuk mengetahui
profil pengguna, lokasi tujuan akhir, dan opsi transportasi lanjutan bersama dengan Alasannya. Analisis deskriptif spasial digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan pola perjalanan pengguna KBT Sudirman dan preferensinya transportasi lebih lanjut. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa preferensi ditentukan oleh jarak dan profil pengguna, sehingga membentuk pola perjalanan. Pola perjalanan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna dengan kebiasaan berjalan harian yang tinggi lebih suka berjalan. Kemudian, pengguna dengan jarak tujuan akhir yang dekat, yaitu kurang dari 1000 meter dari Stasiun Sudirman lebih suka jalan kaki. Namun, preferensi mode berbeda pada jarak yang lebih jauh. Pemilihan mode jarak jauh
ditentukan berdasarkan aksesibilitas dan kecepatan kendaraan. Pilihan utama Para
ABSTRACT
Transit Oriented Area (KBT) is an area that is easily accessible
walking distance to transit locations and main destinations push to people walking, cycling, and using public transportation. Sudirman area is one of the KBT in Jakarta, but it seems so the density around the Sudirman Station exit which indicates that the users do not immediately continue their journey. Can influenced by preferences for the next mode of transportation, so the purpose of this study is to find out the pattern of preferences for advanced modes of transportation for commuter train users from Sudirman Station as KBT to continue their journey. Observations were made in this study to calculate the Global Walkabolity Index (GWI) and determine the quality of the available advanced transportation modes integrated with KBT Sudirman. Interview survey was conducted to find out user profile, final destination location, and advanced transportation options along with the Reason. Spatial descriptive analysis was used in this study to explain the travel patterns of Sudirman KBT users and their preferences for further transportation. In this study it was found that preferences are determined by distance and user profiles, thus forming travel patterns. The travel patterns in this study indicate that users with high daily walking habits prefer walking. Then, users who are close to their final destination, which is less than 1000 meters from Sudirman Station, prefer to walk. However, mode preferences differ over a greater distance. Remote mode selection determined based on accessibility and vehicle speed. Para's top picks"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Asih Wulandari
"APTB merupakan angkutan umum massal dari Pemprop DKI Jakarta yang ditujukan kepada komuter agar berpindah dari kendaraan pribadi sehingga kemacetan di DKI Jakarta dapat teratasi. Tingkat pengguna APTB rute Jakarta (Rawamangun) - Bogor (Bubulak) saat ini belum mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga perlu dikaji preferensi pengguna APTB sebagai moda transportasi umum komuter. Variabel bebas yang digunakan terdiri dari: jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, penghasilan perbulan, status perkawinan, biaya, waktu, jarak dan pelayanan. Metode penelitian menggunakan model logit probit dengan variabel terikat adalah tingkat penggunaan APTB. Hasil regresi menunjukkan bahwa status perkawinan, biaya yang dikeluarkan dari tempat asal menuju halte/pemberangkatan awal APTB, waktu yang dihabiskan untuk menunggu APTB dan pelayanan berpengaruh signifikan terhadap preferensi pengguna APTB sebagai moda transportasi umum komuter.

APTB is the mass public transportation of Jakarta Provincial Government to offer commuters in order to switch from private transportation so that traffic congestion in Jakarta can be resolved. Level passengers of APTB route Jakarta (Rawamangun) - Bogor (Bubulak) is currently experiencing a significant increase, so that to needs studied preferences of APTB passenger as a commuters public transportation mode. Independent variables used are: gender, age, education last, monthly income, marital status, cost, time, distance and service. The research method using probit logit model with the dependent variable is the level of use APTB. Regression results show that marital status, the cost of the place of origin to stop/start of APTB departure, time spent for waiting of APTB and service of APTB significant effect on preferences of APTB passenger as a commuters public transportation mode.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman
"Penelitian ini membahas mengenai kepuasan masyarakat terhadap moda transportasi yang terintegrasi Jak Lingko dalam mewujudkan smart mobility di Provinsi DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap moda transportasi yang terintegrasi Jak Lingko dalam mewujudkan smart mobility di Provinsi DKI Jakarta menggunakan pendekatan positivist. Penelitian ini menggunakan teori kepuasan masyarakat yang dikemukakan oleh Gao Lu, Yu Yao, dan Liang Wu (2016) dengan delapan dimensi, yaitu fare, wait and travel time, cleanliness, customer service, accessibility, safety, crowdedness, dan comfortability. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mixed method melalui survei, observasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Pengumpulan data dilakukan kepada 204 responden masyarakat moda transportasi yang terintegrasi Jak Lingko sejak bulan Mei-Juni 2023. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat berada tingkat puas sebesar 80,88%. Seluruh dimensi menyatakan bahwa masyarakat merasa puas terhadap moda transportasi yang terintegrasi Jak Lingko. Meskipun sebagian hasil wawancara mendalam dan observasi juga menunjukkan pendapat yang berbeda dari keseluruhan hasil penelitian, karena setiap kondisi armada transportasi Jak Lingko berbeda tergantung pada situasi dan kondisi di jalanan.

This study discusses public satisfaction with Jak Lingko's integrated mode of transportation in realizing smart mobility in DKI Jakarta Province. This study aimed to determine public satisfaction with Jak Lingko's integrated mode of transportation in realizing smart mobility in DKI Jakarta Province using a positivist approach. This study uses the theory of community satisfaction put forward by Gao Lu, Yu Yao, and Liang Wu (2016) with eight dimensions, namely fare, wait and travel time, cleanliness, customer service, accessibility, safety, crowdedness, and comfortability. The data collection technique used is a mixed method through surveys, observations, in-depth interviews, and literature studies. Data was collected on 204 respondents using the Jak Lingko integrated mode of transportation from May to June 2023. The results of this study indicate that community satisfaction is at a satisfaction level of 80.88%, with the best service quality conditions being the MRT and LRT modes of transportation. Quality The worst service is on the Mikrotrans mode of transportation. All dimensions state that the community is satisfied with the Jak Lingko integrated mode of transportation. However, some of the results of in-depth interviews and observations show differences from the study's overall results due to differences in the conditions of each Jak Lingko transportation fleet based on the situation and conditions on the road."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ibnu Hakim
"Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan yaitu menghadirkan Transjakarta sebagai salah satu moda transportasi publik. Dalam perkembangannya, Transjakarta mengusung konsep smart mobility yang ditandai dengan adanya pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai bagian dari upaya dari untuk menyelesaikan masalah kemacetan lalu lintas, dan sekaligus menciptakan kota cerdas atau smart city untuk wilayah DKI Jakarta, khususnya pada sektor transportasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis implementasi smart mobility pada moda transportasi Transjakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mix methods. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi smart mobility pada moda transportasi Transjakarta di Provinsi DKI Jakarta menurut persepsi 425 responden sudah termasuk ke dalam kategori baik dengan jumlah penilaian baik yang diberikan responden sebanyak 362 responden (85,2%). Dalam segi aksesibilitas, Transjakarta telah menyediakan akses bagi para penggunanya secara luas, mudah, aman, nyaman dan juga terjangkau. Transjakarta menyediakan infrastruktur TIK untuk memudahkan penggunanya dalam memperoleh informasi layanan, melakukan sistem pembayaran, dan mengakses internet. Transjakarta telah menerapkan sistem transportasi publik yang berkelanjutan dengan adanya penggunaan bus listrik. Transjakarta berkembang sistem transportasi publik yang inovatif karena terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas layanannya. Transjakarta juga menjadi sistem transportasi yang aman dengan menyediakan petugas, fasilitas, maupun kebijakan terkait dengan keamanan dalam layanan transportasi. Dalam aspek keadilan, Transjakarta memberikan perlakuan adil, tarif yang terjangkau, dan penyediaan fasilitas khusus sehingga para pengguna mendapatkan akses yang sama atau setara pada saat menggunakan layanan Transjakarta.

One of the efforts made by the DKI Jakarta Provincial Government to solve the problem of congestion is to introduce Transjakarta as a mode of public transportation. In its development, Transjakarta carries the concept of smart mobility which is characterized by the integration of information and communication technology (ICT) as part of efforts to solve the problem of traffic congestion, and at the same time create a smart city for the DKI Jakarta area, especially in the transportation sector. The aim of this research is to analyze the implementation of smart mobility in the Transjakarta transportation mode. The research approach used is quantitative with mixed methods data collection techniques. The results of this research indicate that the implementation of smart mobility in the Transjakarta transportation mode in DKI Jakarta Province, according to the perception of 425 respondents, is included in the good category with the number of good ratings given by respondents being 362 respondents (85.2%). In terms of accessibility, Transjakarta has provided access for its users in a broad, easy, safe, comfortable and affordable manner. Transjakarta provides ICT infrastructure to make it easier for users to obtain service information, carry out payment systems and access the internet. Transjakarta has implemented a sustainable public transportation system with the use of electric buses. Transjakarta is developing an innovative public transportation system because it continues to strive to improve and develop the quality of its services. Transjakarta is also a safe transportation system by providing officers, facilities and policies related to security in transportation services. In the aspect of justice, Transjakarta provides fair treatment, affordable rates, and provides special facilities so that users get equal or equal access when using Transjakarta services."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rachman
"Penelitian terhadap pola persebaran rumah dilakukan di Kecamatan Tambun Selatan yang termasuk dalam wilayah dengan keadaan perumahan dan kehidupan sosial yang beragam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi fisik wilayah serta hubungan pola persebaran rumah dengan Pemilihan moda transportasi penduduk, dan dilakukan dengan survey lapangan dan wawancara terhadap responden, analisis keruangan dan statistik digunakan sebagai metode analisis. Proses terbentuknya pola perumahan teratur dan tak teratur. Perilaku komuter yang selalu melakukan perjalanan ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap pengembangan wilayah, baik wilayah tempat tinggalnya maupun wilayah tujuannya. Pergerakan yang dilakukan umumnya berasal dari pinggiran kota menuju pusat kota atau dari satu kota ke kota lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Tipologi Penglaju terhadap Pemilihan Moda Transportasi pada waktu puncak pagi dan sore di Stasiun Tambun. Alur pikir penelitian didasari oleh menemukan pola mobilitas penglaju Kelurahan Mekarsari yang bekerja di Kota Bekasi. Penduduk Kecamatan Tambun Selatan yang sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta, baik yang berada pada Perumahan Teratur maupun Perumahan Tak Teratur melakukan mobilitas jenis harian. Jarak mobilitas yang paling banyak terdapat pada penduduk yang berasal dari ketiga pola persebaran rumah 1 dan 2 kilometer. Perbedaan selanjutnya terdapat pada Pemilihan Moda Transportasi penduduk dari pola Perumahan Teratur yang lebih banyak menggunakan Ojek Online di Pagi Hari dan Sore Hari dibandingkan dengan Perumahan Tak Teratur.

Research on the pattern of distribution of houses was carried out in Tambun Selatan Subdistrict, which is included in the region with various housing conditions and social life. The study aims to determine the effect of the physical condition of the area and the relationship of patterns of distribution of houses with the selection of modes of population transportation, and carried out by field surveys and interviews with respondents, spatial analysis and statistics used as an analysis method. The process of forming regular and irregular housing patterns. Commuter behavior that always makes this trip indirectly affects the development of the region, both the area of residence and the destination area. Movements carried out generally originate from the suburbs to the city center or from one city to another.
The purpose of this research is to find out how the influence of commuter typology on the selection of modes of transportation during the peak morning and evening at Tambun Station. The thinking of the study is based on finding the pattern of commuters' mobility in Mekarsari Village who works in Bekasi City. The residents of Tambun Selatan Subdistrict, most of whom work as private employees, both in Regular Housing and Irregular Housing, conduct daily mobility. The most mobility distance is found in the population originating from the three patterns of distribution of houses 1 and 2 kilometers. The next difference is in the selection of the mode of transportation of the population from the Irregular Housing pattern which uses Ojek Online in the Morning and Afternoon Days more than the Irregular Housing.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Wisnu Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi keuangan, tingkat persepsi risiko, dan preferensi pilihan investasi pada generasi milenial di lima Kotamadya Jakarta. Variabel literasi keuangan pada penelitian ini menggunakan alat ukur pada financial knowledge, financial behavior, dan financial attitude. Persepsi risiko menggunakan alat ukur pada risk propensity dan risk aversion. Preferensi pilihan investasi dalam hal ini dilihat melalui pilihan prioritas generasi milenial dari instrumen investasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu saham, reksadana, obligasi, emas, deposito, valuta asing, properti, dan peer to peer lending. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan total responden 148 orang dan diolah menggunakan metode analisis statistik deskriptif dengan alat bantu SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan generasi milenial di lima Kotamadya Jakarta memiliki tingkat literasi keuangan dan persepsi risiko yang tinggi, serta memiliki preferensi pilihan investasi pada investasi saham.

This study aims to determine the level of financial literacy, level of risk perception, and investment preferences among the millennial generation in five cities of Jakarta. The financial literacy variable in this study uses measurement tools for financial knowledge, financial behavior, and financial attitude. Risk Perception uses a measuring tool for risk propensity and risk aversion. The investment preferences, in this case, is seen through the priority choices of the millennial generation of investment instrumens used in this study, stocks, mutual funds, bonds, gold, deposits, foreign exchange, property, and peer to peer lending. This research uses quantitative research methods with a total of 148 respondents and is processed using descriptive statistical analysis methods with SPSS tools. The results of this study indicate that the millennial generation in the five municipalities of Jakarta has a high level of financial literacy and high level of risk perception, and has a preference for investment options in stock investment."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>