Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53319 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: UI Publishing, 2024
584.92 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siam Subagyo
"Telah dilakukan penelitian kandungan senyawa kimia dan aktivitas mutagenik tar yang terdapat dalam asap arus utama dari rokok putih dan rokok kretek. Dari 69 merk rokok yang diuji menggunakan metode dari "ISO" 3308, 11 merk dari jenis rokok putih produksi dalam negeri (PO), 14 merk rokok putih lisensi (PL), 1 0 rokok putih produksi luar negeri (P), 15 merk rokok kretek buatan tangan (RKT} dan 19 merk rokok kretek buatan mesin (RKM}. Kandungan rata-rata tertinggi dari tar terdapat pada RKT (45, 48 mg/batang), terendah pada P ('17, 16 mg/batang); sedangkan untuk nikotin tertinggi pada RKT (2,42 mg/batang), terendah pada P (1,21 mg/batang); karbon monoksida tertinggi pada RKT (23,63 mg/batang), terendah pada P (15,84 mg/batang); karyofilin tertinggi pada RKT (1,08 mg/batang), terendah pada RKM (0,94 mg/batang); eugenol tertinggi pada RKT (11 ,62 mg/batang) terendah pad a RKM (8,25 mg/batang) dan eugenol asetat tertinggi pada RKM (0,32 mg/batang), terendah pada RKT (0,21 mg/batang). Hasil pengujian· mutagenitas tar dari 3 jenis rokok yaitu 3 rokok putih (RP); 3 rokok mental (RM) dan 3 rokok kretek buatan mesin (RK), dengan metode "Ames", menggunakan bakteri uji Salmonella typhimurium strain TA 98, jumlah revertan per lempeng tertinggi dihasilkan oleh RP3 (307) dan yang terendah dihasilkan oleh RK1 (125) dan RM2 (125) serta aktivitas mutagenik tar RP lebih besar,dari RM atau RK. Pada pengujian aktivitas mutagenik lebih lanjut yaitu dengan penambahan campuran karyofilin, eugonal dan eugonal asetat pada masing-masing tar RP, terjadi penurunan jumlah revertan per lempeng dibandingkan jumlah revertan yang dihasilkan oleh masing-masing tar RP sendiri. Demikian juga pada masing-masing kadar tar yang menghasilkan jumlah revertan tertinggi yaitu 160 JJ9 (RP1 ), 320 IJQ (RP2), 320 JJ9 (RP3), ditambah karyofilin (3,39 JJQ), atau eugenol (9,23 J.Jg), atau eugenol asetat (2,67 JJQ), terjadi penurunan jumlah revertan per lempeng dibandingkan dengan jumlah revertan yang dihasilkan oleh tar baik tanpa maupun dengan penambahan campuran karyofilin, eugenol dan eugenol asetat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T40306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasruddin
"ABSTRAK

Asap cair (pyrolysis  oil) merupakan produk yang dihasilkan dari proses pirolisis dari bahan baku biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar, bahan pengawet dan bahan kimia dasar. Produk cair yang dihasilkan dari proses pirolisis dipengaruhi oleh banyak parameter operasi dan jenis bahan baku. Proses optimum dari bahan baku lokal Indonesia dan sesuai dengan kondisi masyarakat menjadi dasar utama dalam penelitian ini. Parameter operasional  seperti temperatur optimum reaksi, laju pemanasan, temperatur uap pada zona reaksi, penyerapan kalor uap pada liquid collection system (LCS) dan jenis bahan baku menjadi kajian utama pada penelitian ini karena parameter-parameter ini menjadi penentu efisiensi proses dan produk pirolisis. Identifikasi jenis biomassa sesuai dengan karakteristiknya diperlukan pada penerapan proses yang sesuai untuk mendapatkan cairan yang maksimum.  Tujuan  penelitian untuk mendapatkan proses yang optimum dan fenomena transfer kalor pada proses pirolisis dengan menggunakan non-sweep gas fixed-bed reactor dengan bahan baku lokal Indonesia. Karakterisasi biomassa berdasarkan sifat difusivitas termalnya. Variasi temperatur reaksi dilakukan untuk mendapatkan temperatur optimum dan laju pemanasan bahan baku. Variasi temperatur pada zona reaksi untuk mendapatkan temperatur uap yang tepat berdasarkan jenis bahan baku. Beberapa jenis LCS digunakan, termasuk LCS yang menggunakan pipa kalor. Penggunaan LCS yang tepat meningkatkan efisiensi sistem secara keseluruhan.  Prediksi jumlah cairan dilakukan berdasarkan difusivitas termal bahan baku dengan menggunakan metode matrik, komposisi cairan yang dihasilkan diuji menggunakan GC/MS.  Temperatur optimum reaksi biomassa adalah 500 °C dan terjadi proses eksotermik pada bahan baku di dalam reaktor karena terjadinya self-ignition. Temperatur yang lebih tinggi cenderung menghasilkan produk gas sedangkan temperatur  yang lebih rendah menghasilkan lebih banyak zat arang.  Laju pemanasan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produk cair.  Temperatur uap pada zona reaksi mempengaruhi proses pirolisis dengan menggunakan Fixed-bed reactor non-sweeping gas. Temperatur optimum pada zona reaksi antara 150 °C sampai dengan 250 °C tergantung dari jenis bahan baku. Temperatur uap yang terlalu tinggi akan menghasilkan lebih banyak gas dan cairan dengan titik didih yang lebih tinggi, cairan ini mempunyai nilai bakar yang relatif lebih tinggi juga. Difusivitas termal  bahan baku yang lebih tinggi akan mengakibatkan penurunan laju pemanasan. Bahan baku dengan kondisi laju pemanasan yang rendah cenderung menghasilkan produk cair yang lebih tinggi. Bahan baku dengan tingkat gradien TGA rendah akan menghasilkan cairan yang lebih sedikit. Pipa kalor sebagai kondenser pada liquid collection system mampu menurunkan temperatur uap hingga mendekati temperatur ruangan dengan jumlah produk cair maksimum 42,5 wt% dengan bahan baku kayu merbau. Jumlah produk cair pada proses pirolisis dapat diprediksi dengan menggunakan variabel difusivitas termal bahan baku, laju pemanasan dan temperatur uap pada zona reaksi.  


ABSTRACT


Liquid smokes is a product originated from the pyrolysis process using biomass as a raw material. This product can be applied as fuel oil, preservation as the chemical base material. The liquid product from the pyrolysis process influenced by many operation parameters and feedstock materials. The optimum operation parameter and easy to apply as a base consider obtaining the maximum liquid yield.   The operational parameter such as optimum reaction temperature, heating rate, vapor temperature in the reaction zone, heat absorption in the liquid collection system and the variety of raw material as the main concern in this research. Raw material identified by its thermal characterization. This research aims to obtain optimum process and heat transfer phenomena by using a non-sweep gas fixed bed reactor with local Indonesian biomass in pyrolysis. The thermal characterization base on thermal diffusivity of raw material. The variation of the reaction temperature in the reactor and vapor temperature at the reaction zone was conducted to obtain an optimum temperature base on the type of feedstock and liquid collection system.  The use of proper LCS affects the amount of liquid yield.   The liquid yield prediction base on thermal diffusivity of biomass. The composition of liquid was analyzed using GC/MS. The optimum reaction temperature for biomass was 500 °C. The higher temperature tends to produce more gases, and the lower temperature will produce more char. The heating rate does not affect the liquid yield significantly, and vapor temperature at the reaction zone affect the liquid yield in pyrolysis using a non-sweeping gas Fixed-bed reactor. The optimum temperature at reaction zone between 150 °C - 250°C depends on the raw material. The higher vapor temperature at the reaction zone produce more gases and the liquid with the higher boiling point and has higher heating value. The higher thermal diffusivity of raw material decreases the heating rate.  The lower heating rate of raw material tends to increase liquid yield. The lowest TGA gradient tends to produce less liquid. Heat pipe was applied as a liquid collection system and able to condense pyrolysis vapor up to 42.5 wt%. The liquid yield can be predicted using thermal diffusivity of raw material, heating rate, and vapor temperature at the reaction zone.

 

"
2019
D2709
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Huwaida Raharja
"Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis nanokomposit nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O3 yang diaplikasikan sebagai katalis bifungsional untuk reaksi transesterifikasi waste cooking oil (WCO) menjadi biodiesel. Sintesis katalis menunjukkan keberhasilan yang didukung dengan karakterisasi FTIR, XRD, BET, SEM, TEM dan TGA. Presentase produk  optimum sebesar 84,13% diperoleh menggunakan katalis nanokomposit nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O3 dengan rasio molar CaO terhadap La2O3 5:1, rasio massa nanoselulosa–SO3H terhadap CaO–La2O3 2:1 dengan jumlah katalis yang digunakan 3%, waktu reaksi 120 menit, dan rasio molar iopolym : minyak sebesar 9:1. Kandungan asam lemak biodiesel hasil sintesis dianalisa menggunakan GC-MS, yang dan produk utamanya adalah senyawa iopo oleat dan iopo palmitat. Sifat fisik biodiesel hasil sintesis sesuai dengan standar SNI dan ASTM, dengan massa jenis (40 oC) 0,8706 g/mL, Asam lemak bebas (FFA) 0,381%, dan bilangan asam 0,757 mg KOH/g. Studi kinetika menunjukkan bahwa reaksi transesterifikasi WCO menjadi biodiesel menggunakan katalis nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O<3 mengikuti pseudoorde-pertama, dengan konstanta laju reaksi 0.017 menit–1<

H/CaO–La2O3 nanocomposites were synthesized as bifunctional catalysts for the transesterification reaction of waste cooking oil (WCO) to biodiesel. The catalyst synthesis showed success which was supported by the characterization of FTIR, XRD, BET, SEM, TEM and TGA. The optimum biodiesel yield of 84.13% was obtained using a nanocellulose–SO3H/CaO–La2O3 nanocomposite catalyst with a molar ratio of CaO to La2O3, 5:1, a mass ratio of nanocellulose–SO3H to CaO–La2O3 (2:1) with a catalyst amount of 3% , a reaction time of 120 minutes, and a molar ratio of methanol: oil, 9:1. The fatty acid content of the synthesized biodiesel was analyzed using GC-MS, which showed that the main product are methyl oleate and methyl palmitate compounds. The physical properties of the synthesized biodiesel were in accordance with the SNI and ASTM standards, with a density (40oC) 0.8706 g/mL, free fatty acids (FFA) 0.381%, and acid number of 0.757 mg KOH/g. The kinetics study showed that the transesterification reaction of WCO into biodiesel using a nanocellulose– SO3H/CaO–La2O3 catalyst followed a pseudo-first order, with a reaction rate constant of 0.017 min1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agung Santoso
"Keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan akses merupakan aspek utama dalam pertimbangan desain. Pola pembangunan perkotaan membutuhkan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya pemanfaatan ruang bawah tanah. Dalam desain stasiun kereta bawah tanah, menyediakan akses untuk cahaya alami tidak hanya meningkatkan kesehatan ruang bawah tanah, tetapi juga menyediakan kemungkinan untuk memperpanjang batas waktu evakuasi pada kondisi darurat. Studi ini mempelajari dinamika asap kebakaran dengan menggunakan model skala laboratorium dan model numerik untuk memprediksi pergerakan asap kebakaran stasiun bawah tanah. Uji kebakaran dilakukan pada model stasiun kereta bawah tanah tipikal skala 1:25, sedangkan "eksperimen numerik" dilakukan dengan menggunakan Fire Dynamic Simulator versi 5. Dua skenario kebakaran umum pada studi ini merupakan model stasiun dengan sistem ventilasi paksa dan sistem gabungan yang merupakan gabungan antara sistem ventilasi paksa dan efek ventilasi natural (efek cerobong asap) sebagai manajemen asap hasil kebakaran. Pengaruh lokasi kebakaran pada distribusi penyebaran asap diukur secara simultan pada model stasiun. Studi ini dapat menunjukkan adanya keserupaan hasil antara model numerik dan eksperimental pada daerah tertentu. Sistem ventilasi gabungan terbukti lebih edektif dalam menyediakan kondisi lingkungan yang kondusif pada saat kebakaran terjadi. Selanjutnya, atrium dengan bukaan pada langit - langit dan terhubung dengan lingkungan terbuka dapat memberikan bantuan penyediaan cahaya alami pada stasiun.

Safety, health, comfort and accessibility are major important aspects in building design consideration. Trends in urban development requires better understanding on the importance of underground space utilisation. In a subway station design, providing access for natural light not only improve the health of underground space, but also has the possibility to extent the evacuation time during emergency evacuation. This paper models scaled fire tests and numerical modelling to predict smoke movement in subway station's fire. Fire test was carried out in a 1:25 scale of typical subway station, while numerical modelling was performed with the NIST Fire Dynamic Simulator V5. Two main scenarios was selected, i.e. a forced ventilation system and a hybrid system combining the forced ventilation and the natural ventilation effect (the chimney effect). The effect of fire locations on the distribution of smoke spread was measured simultaneously along the station model. This study found a good agreement between the results of numerical study and the scaled experimental works in certain regions. The hybrid ventilation system effectively removed smoke across the station space, hence provided longer time for evacuation time. Furthermore, the open atria installed through the platform level may provide natural light to station levels."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Khafilatul Jannah
"Penelitian potensi serapan karbon dilakukan di lima taman yang berlokasi di Jakarta Pusat. Taman tersebut yaitu Taman Monas, Taman Lapangan Banteng, Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situlembang. Penelitian dilakukan pada bulan Februari ? Maret 2015. Penghitungan karbon dilakukan dengan menghitung biomassa dari data diameter setinggi dada pada tegakan yang didapatkan melalui pengukuran di lapangan, kemudian dikonversi ke dalam bentuk cadangan dan serapan karbon. Penghitungan biomassa menggunakan persamaan alometrik 0,1728 (dbh) 2,2234 (Dharmawan & Siregar, 2009). Estimasi serapan karbon setiap taman didapatkan dari hasil kali serapan karbon dengan luas vegetasi masing-masing taman. Total potensi serapan karbon dari tegakan di kelima taman yaitu 1630,25 ton dari luas vegetasi 24,07 ha.

Research of potential carbon sequestration have been done in five parks in Central Jakarta. Those parks are Taman Monas, Taman Lapangan Banteng, Taman Menteng, Taman Suropati, and Taman Situlembang. Research do at February - March, 2015. The calculation of carbon sequestration is by calculating the biomass from diameter at breast height measurement on the tree stands in the parks. The biomass then convert to carbon stocks and carbon sequestration. The calculation of biomass using allometric equation 0,1728 (dbh) 2.2234 (Dharmawan & Siregar, 2009). Estimates of carbon sequestration each park obtained from the multiplication result of carbon sequestration with area of vegetation in each park. The amount of carbon sequestration potential from the stands in five parks is 1630,25 ton from 24,07 ha vegetation area."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raghda Novitaningrum
"ABSTRAK
Pemanfaatan produk liquid sebagai bahan pengawet dari hasil proses pirolisis memiliki nilai ekonomi yang tinggi bila dibanding sebagai bahan bakar kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik liquid smoked untuk pemanfaatan bahan pengawet. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan bahan baku serbuk kayu campuran berukuran < 0.707 mm dan moisture content 7.77 wt dry . Dari temperatur heater yang digunakan 350 0C, 400 0C, 450 0C, 500 0C, dan 5500C, produk liquid yang dihasilkan maksimal pada temperatur 5000C dengan temperatur cooling water 15.260C yaitu sebesar 32.17 wt . Komposisi pada produk liquid didominasi oleh cyclopropane sebesar 44.49 dan pada produk gas sebesar 78.29 . Properties dari produk liquid memiliki nilai pH 2, konduktivitas termal 0.03 W/m0C, densitas 0.99 gr/cm3 dan viskositas kinematik 1.81 cSt.Kata Kunci: serbuk kayu, pirolisis, liquid smoked, liquid collecting system.

ABSTRAK
Utilization of liquid product as a preservative of pyrolysis process has high economic value when compared as bio feul. This study aims to determine the characteristics of liquid smoke for the use of preservatives. This research is experimental by using mixed sawdust raw material "
2017
S68060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Paulina Magdalena
"Latar Belakang: Paparan asap rokok merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menjadi pencetus terjadinya hipertiroid selain beberapa faktor risiko lainnya. Prevalensi merokok di Indonesia semakin meningkat dari 27 tahun 1995 menjadi 36,3 tahun 2013 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan asap rokok dengan hipertiroid pada penduduk Indonesia umur ≥ 15 tahun.
Metode: Desain studi dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk Indonesia umur ≥ 15 tahun yaitu sebesar722.329 responden. Sampel penelitian adalah penduduk Indonesia umur ≥ 15tahun yang menjadi responden dalam Riskesdas tahun 2013 dan memiliki data lengkap tentang variabel yang diteliti yaitu sebesar 46.823 responden. Analisisdata multivariat menggunakan regresi logistik untuk mengetahui hubungan paparan asap rokok dengan hipertiroid setelah dikontrol variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kandungan iodium dalam garam yang digunakan dalam rumah tangga dan status gizi.
Hasil: Prevalensi hipertiroid pada penelitian ini adalah 0,8 . Prevalensi keterpaparan asap rokok 77,4 . Responden yang terpapar asap rokok dengan status pendidikan tinggi memiliki peluang 1,65 kali untuk mengalami hipertiroid dibandingkan pada responden yang tidak terpapar asap rokok dan bukan statuspendidikan tinggi. Responden yang terpapar asap rokok dengan status pendidikansedang memiliki peluang 1,30 kali untuk mengalami hipertiroid dibandingkanpada responden yang tidak terpapar asap rokok dan bukan status pendidikan tinggi. Responden yang terpapar asap rokok dengan status pendidikan rendah memberikan efek protektif 0,69 kali terhadap hipertiroid dibandingkan padaresponden yang tidak terpapar asap rokok dan bukan pendidikan tinggi.
Kesimpulan: Paparan asap rokok berinteraksi dengan pendidikan dalammenyebabkan hipertiroid.

Background: Cigarette smoking exposure is a modifiable risk factor for hyperthyroidsm. The prevalence of smoking in Indonesia increased from 27 in 1995 to 36,3 in 2013. This research aimed to determine the association between cigarette smoking exposure in Indonesian population above 15 years old.
Method: Study design is cross sectional. Study population is the entire above 15 years old Indonesian people. Sample is the entire above 15 years old Indonesian people who were respondents in Basic Health Research 2013 and had complete data on the variables studied. Data analysis using logistic regression to determine the association between cigarette smoking exposure and hyperthyroidsm after adjusted by age, sex, educational status, job, iodine level in salt and body massa index.
Result: The prevalence of hyperthyroidsm in this research is 0,8 . The prevalence of cigarette smoking exposure is 77,4 . Cigarette smoking exposureand high educational status are 1,65 times getting hyperthyroidsm than non cigarette smoking exposure and don't have high educational status. Cigarette smoking exposure and medium educational status are 1,30 times getting hyperthyroidsm than non cigarette smoking exposure and don't have high educational status. Cigarette smoking exposure and low educational status have protective effect 0,69 times getting hyperthyroidsm than non cigarette smoking exposure and don't have high educational status.
Conclusion: Cigarette Smoking Exposure interact with educational status incausing hyperthyroidsm.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthan Farhan Lutfi Ridha
"Parameter NRTL memiliki  kegunaan yang sangat besar untuk dapat memodelkan hamper seluruh jenis kondisi kelarutan, baik Vapour Liquid Equilibrium (VLE), Liquid Liquid Equilibrium (LLE), dan juga Solid Liquid Equilibrium (SLE). NRTL pun mampu mengakomodasi baik sistem komponen biner maupun multikomponen. Dikarenakan fleksibilitasnya inilah akhirnya di zaman ini persamaan NRTL hampir pasti dapat ditemui di banyak software-software simulasi kimia. Penggunaan senyawa NADES berupa campuran antara ChCl (Kolin Klorida) dengan 1,2-Heksanadiol berpotensi dalam industri minyak sawit untuk memisahkan antara minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit dari asam lemak bebas. Namun dalam melakukan percobaan, fleksibilitas dari para peneliti masih terbatas. Hal tersebut diakibatkan percobaan hanya dapat dilakukan pada laboratorium. Hal ini menjadi masalah karena penelitian di laboratorium tidak memungkinkan untuk dilakukanya pemodelan proses untuk skala industri. Oleh karena keterbatasan ini maka sulit untuk memvalidasi untuk dilakukanya implementasi pada skala industri. Pemodelan parameter NRTL dilakukan dengan metode algoritma PSO. Metode PSO dipilih karena metode optimasi ini dapat memberikan nilai RMSD (Root Mean Square  Deviation) yang lebih kecil ketimbang metode algoritma lain seperti GA (Genetic Algorithm). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan nilai parameter NTRL sistem kelarutan terner antara minyak sawit(1)+DES(2)+asam palmitat(3) dan minyak inti sawit(1)+DES(2)+asam lemak bebas(3). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan melalui komputasi didapatkan nilai RMSD di bawah 1%. Sistem (minyak sawit(1)+DES(2)+asam palmitat(3)) mencatatkan RMSD sebesar 0,48% dan sistem (minyak inti sawit(1)+DES(2)+asam lemak bebas(3)) mencatatkan RMSD sebesar 0,71%. Keberhasilan ini didapatkan karena efesiensi dari iterasi menggunakan metode PSO.

The NRTL parameter has enormous utility to be able to model almost all types of solubility conditions, both Vapor Liquid Equilibrium (VLE), Liquid Liquid Equilibrium (LLE), and also Solid Liquid Equilibrium (SLE). NRTL is also capable of accommodating both binary and multicomponent component sistems. Due to this flexibility, in this day and age, NRTL equations can almost certainly be found in many chemical simulation software. The use of the NADES compound in the form of a mixture of ChCl (choline chloride) and 1,2-hexanediol has the potential in the palm oil industry to separate between palm oil and palm kernel oil from free fatty acids. However, in conducting experiments, the flexibility of researchers is still limited. This is because the experiment can only be carried out in the laboratory. This is a problem because research in the laboratory does not allow for process modeling on an industrial scale. Because of these limitations, it is difficult to validate for implementation on an industrial scale. NRTL parameter modeling is carried out using the PSO algorithm method. The PSO method was chosen because this optimization method can provide a smaller RMSD (Root Mean Square Deviation) value than other algorithm methods such as GA (Genetic Algorithm). The purpose of this study was to determine the NRTL parameter values of the ternary solubility sistem between palm oil(1)+DES(2)+palmitic acid(3) and palm kernel oil(1)+DES(2)+free fatty acids(3).With NADES in the form of a mixture of choline chloride and 1,2-Hexandiol. From the results of research that has been carried out through computing, the RMSD value is below 1%. Sistem (palm oil(1)+DES(2)+palmitic acid(3)) recorded RMSD of 0.48% and sistem (palm kernel oil(1)+DES(2)+free fatty acid(3)) recorded RMSD by 0.71%. This success was obtained due to the efficiency of iteration using the PSO method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Besarnya jumlah perokok aktif yang ada di Indonesia diikuti juga oleh besarnya jumlah
perokok pasif. Penelitian telah membuktikan bahwa asap rokok dari perokok aktif dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya bagi perokok pasif. Pengetahuan perokok pasif tentang bahaya asap rokok bagi perokok pasif akan mempengaruhi perilaku mereka terhadap hal tersebut. Untuk menggambarkan pengetahuan perokok pasif tentang bahaya asap rokok bagi perokok pasif dilakukan penelitian dengan metode survei cross-sectional pada 60 sampel yang dipilih secara random cluster sampling di RW 05 Kelurahan Bidara Cina pada tanggal 22 dan 23 Desember 2003. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Dari hasil
penelitian ini didapatkan sebanyak 13,3% responden mempunyai pengetahuan sangat baik, 63,3% responden mempunyai pengetahuan baik, 23,3% resppnden mempunyai pengetahuan buruk, dan tidak ada responden yang mempunyai pengetahuan sangat buruk. Selain itu, tidak didapatkan perbedaan pengetahuan yang berarti diantara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5140
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>