Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198399 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Romilda Arivina da Costa
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh (1) minimnya penelitian yang bersifat empirik dan komprehensif menyangkut bahasa-bahasa daerah di Maluku; (2) bahasa Hatuhaha (BHT) termasuk bahasa daerah di Maluku yang masih digunakan dalam komunikasi sehari-hari oleh masyarakat Hatuhaha Amarima (HA) yang berdiam Pulau Haruku; (3) meskipun BHT masih digunakan secara vernakular, tetapi pergeseran ke bahasa Melayu Ambon (BMA), dan bahasa Indonesia (BI) sedang terjadi secara intensif terkait dengan faktor (a) kolonialisasi; (b) fragmentasi agama; (c) implementasi kebijakan yang kurang berpihak pada pelestarian dan pengembangan bahasa dan budaya daerah setempat; (d) kepentingan sosialisasi dan emasipasi nasional dalam berkompetisi di pasar kerja; (e) perkembangan dunia pendidikan formal; (f) kecenderungan generasi muda untuk menggunakan BMA dan BI dalam komunikasi sehari-hari. Di sisi lain, status BHT ditetapkan sebagai bahasa yang sekarat (moribund) di dalam Ethnologue: Languages of the World, yang berarti bahwa penutur BHT yang tersisa saat ini hanyalah generasi lanjut usia (GL) dan yang di atasnya. Mengacu pada latar belakang tersebut, permasalahan yang dikaji adalah vitalitas BHT yang diindikasikan melalui sikap dan penggunaan bahasa penutur BHT berdasarkan variabel agama, pendidikan, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei, dan ditriangulasikan dengan data observasi, wawancara mendalam, dan penelusuran dokumentasi. Selanjutnya, data-data kuesioner yang berhubungan dengan sikap dan penggunaan BHT dianalisis secara statistik dengan teknik Anova dan Chi kuadrat. Hasilnya memperlihatkan bahwa tingkat kebanggaan penutur terhadap BHT sangat tinggi, yang berarti sikap mereka sangat positif. Berbeda dengan tingkat kekerapan penggunaan BHT berada pada rentangan kuat sampai sangat lemah. Berdasarkan kondisi tersebut, status vitalitas BHT ditetapkan sebagai bahasa yang lemah karena transmisi antargenerasi yang terhambat menurut EGIDS. Status ini setara dengan skala terancam (threatened) yang artinya semua generasi masih menggunakan BHT dalam komunikasi sehari-hari, tetapi berangsur-angsur kehilangan penutur, terutama dari generasi muda (GM). Penetapan status BHT ini sekaligus merupakan koreksi bagi Ethnologue. Hambatan transmisi antargenerasi tersebut berkaitan antara lain dengan sakralisasi BHT, pengkhususan fungsi BHT, pendokumentasian BHT, pengajaran BHT di sekolah, kepentingan pendidikan dan kebutuhan pasar kerja, pelaksanaan dan pelestarian adat, pengamalan agama dan aktivitas religi, dan pengembangan peran dalam struktur HA.

The background of this study were (1) the limitation empiric and comprehensive research of traditional languages in Maluku; (2) Hatuhaha language (BHT) is included as regional language in Mollucas that has been using by Hatuhaha Amarima (HA) community of Haruku Island; (3) although BHT has till been using vernacularly yet, there is an intensive shift to Melayu Ambonese language (BMA) and Indonesian language (BI) due to some factors: (a) colonialization; (b) religion fragmentation; (c) the implementation of policies that was not support the regional language and culture in heritage in the development; (d) socialization and national emancipation in marketplace; (e) formal education development; (f) the tendency of young generation to use been BMA in their daily life. On the other side BHT has been determined as moribund in the Ethnologue: Languages of the World which means the speaker of BHT now a days are only the old generation (GM). Based on the back ground above, these studi of about the vitality of BHT that indicated by attitude and language use of BHT speakers based on religion, education, age, gender, and occupation. The data had been collected by survey and had been triangulated by observation, deep interview, and document analysis. The data from the questioner had been knowledge by Anova and Chi-Square. The results showed that the level of self esteem of BHT speakers which means the attitude was positive. The level of frequency in using BHT was in range strong to weak. Based on those conditions the BHT vitality was determine as a weak language since the transmission among generations was impeded according to EGIDS. The status equals to the threatened scale. It means all generations are still using BHT in daily life. However the speakers gradually decrease meanly in young generation. These determination is a correction to Ethnologue. The abstraction of among generations transmission was interconnected to the sacralization of BHT, especially function of BHT, BHT documentation, teaching BHT in school, education and marketplace, culture conservation, religion activities, and the role development in HA structure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Erni Farida
"Penelitian ini bertujuan mencari tahu kaitan antara perilaku sosial warga guyub Bugis di Jakarta Utara dan bahasa daerahnya, yang difokuskan. pada usaha untuk mendeskripsikan serta mengeksplanasikan tingkat pemertahanan dan penggeseran bahasa daerah guyub yang bersangkutan. Teori yang dijadikan kerangka acuan dalam tesis ini adalah teori yang dikemukakan oleh Dorian (19B1). Kajian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data-data kebahasaan yang dimanfaatkan dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner.
Di dalam penelitian ini dibicarakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemertahanan dan penggeseran bahasa daerah guyub Bugis. Secara khusus, dalam telaah ini dipaparkan kecenderungan pemakaian bahasa Bugis yang ditinjau dan variabel-variabel seperti situasi dan topik pembicaraan, Dalam uraian tesis ini dijabarkan pula kecenderungan sikap guyub Bugis terhadap bahasa daerahnya maupun bahasa daerah yang lain. Masalah status diglosik guyub ini turut pula dipersoalkan di dalamnya.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa telah terjadi proses pemertahanan dan penggeseran bahasa di kalangan guyub Bugis di Jakarta Utara. Pemertahanan bahasa terjadi di kalangan responden usia dewasa, sementara penggeseran bahasa dialami oleh responden usia muda. Pemertahanan bahasa dan penggeseran bahasa di kalangan guyub Bugis ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tempat lahir, kawin campur, situasi, dan faktor subjektif. Melalui penelitian ini diketahui pula bahwa terdapat dua sikap yang berbeda di antara guyub Bugis terhadap bahasa daerahnya. Kelompok pria merupakan kelompok yang bersikap positif terhadap bahasa Bugis, sedangkan kelompok wanita cenderung bersikap negatif terhadap bahasa daerahnya. Sikap mereka terhadap bahasa daerah lain beragam, sebagian bersikap positif dan sebagian lagi sebaliknya. Dari penelitian ini pula terungkap bahwa guyub Bugis di Jakarta Utara berada dalam situasi diglosik versi Fishman, yakni masyarakat bilingual dengan diglosia.

The aim of this research is to find out the relation between the social behaviour of Bugis people domiciling in North Jakarta and their traditional language, which is focused on the effort to describe and to explain the level of their traditional language maintenance and language shift. The theoretical frame work offered by Dorian (1981) has been employed in this study. The study has been conducted by employing both quantitative and qualitative methods. The data used in this research comes from the questionnaires.
I have discussed the factors that influence the level of the Bugis traditional language maintenance and shift. As of previous, mainly I talked about the preference of most Bugis in using their language, viewed from some variables such as situation and topic of conversation. I also tried to explain the attitudinal tendency of Bugis about their own language and other traditional languages. Moreover, the level of diglossia of Bugis also counts here.
The result of this research has found that Bugis people in North Jakarta are in the process of both maintaining the language as well as shifting it. Those who maintain the language are mostly member of the older generation, and those who tend to shift it are of the younger generation. The factors that influence the language maintenance and language shift are place of birth, cross-cultural marriage, situation, and subjective factors. I also noticed that there are two different language attitudes among Bugis regarding their tradtional language. Male group can be assumed as those who have a positive attitude to the language, but in contrast female group are those who have a negative attitude to their traditional language. About the attitude of other languages, it seems that both groups show various preferences, some are quite positive while others are negative. Another result of this research also shows that the Bugis are in the Fishman's type of diglossic situation, namely bilingual society with diglossia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malden : Blaxkwell , 2004
306.440 89 KEY
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Fitria Dewi
"Land is a society?s potent symbol of wealth, social power, and culture. A long time ago, when extensive jungles and forests still abounded, there were probably no serious conflicts over land ownership. Groups were free to roam about and to open up land to extend their farming area in accordance to their needs. Groups in society marked the land they had cultivated to proclaim their ownership. These marks could be very simple and could simply be a tree, a big stone, or a piece of iron hammered into the soil, or they used the physical condition of the land itself such as rivers, lakes, hills etcetera as borders to distinguish their land from that of others. Minangkabau traditional society never recorded these borders in writing on paper, leaves, or stones or any other means as many peoples in other parts of the world do. Rather, they deemed it sufficient to use natural symbols to demarcate the important agreements they had made between them orally."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pitria Dara Rusmawati
"Skripsi ini memaparkan persepsi warna masyarakat bahasa Sunda melalui nama_nama warna dalam bahasa Sunda. Nama-nama warna yang berhasil dihimpun melalui wawancara kepada responden penelitian menggunakan 216 kartu warna Color Safe Palette diklasifikasikan ke dalam fokus (istilah warna dasar B. Berlin dan P. Kay). Nama-nama warna dalam tiap fokus diklasifikasikan ke dalam tiga dimensi warna versi Munsell untuk melihat pola penamaan warna. Hasil penelitian ini berupa dokumentasi nama-nama warna dalam bahasa Sunda dan pola penamaannya.

This undergraduate thesis describes the color perception among the Sundanese language communities through the name of colors in Sundanese. The name of colors were collected by interviewing respondents using 216 cards of Color Safe Palette classified into focus (using basic color terms of B. Berlin and P. Kay). The colors in each focus are classified in three color dimensional Munsell version to see the color naming. Results of this study are a documentation of colors in Sundanese and its pattern of naming."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11031
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arzaqia Luthfi Yani
"Sikap terhadap bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia oleh para pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri menarik untuk diteliti. Berbeda dengan situasi di Indonesia, bahasa Indonesia adalah bahasa minoritas di lingkungan mereka sekarang. Penelitian ini mengkaji sikap terhadap bahasa Indonesia dan hubungannya dengan masa tinggal di luar negeri serta penggunaan bahasa Indonesia berdasarkan situasi dan frekuensinya. Responden penelitian ini adalah 103 pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang berada di Jepang. Metode yang digunakan adalah kuantitatif. Dalam penelitian ini, responden menunjukkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Durasi masa tinggal tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap bahasa, namun ditemukan sedikit penurunan pada aspek konatif sikap bahasa. Saat berada di Jepang, mayoritas responden menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang Indonesia lain. Para responden mempertahankan bahasa Indonesia dengan berbicara, membaca berita, mendengarkan lagu, dan menonton tayangan berbahasa Indonesia secara cukup rutin.

Attitudes towards the Indonesian language and the use of Indonesian language by Indonesian students abroad are fascinating subjects. Unlike their home country, Indonesian is a minority language in their current environment. This study discusses the attitudes toward the Indonesian language, its correlation with the length of stay abroad, and the use of Indonesian based on the situation and frequency. The respondents of this study are 103 Indonesian students who are currently in Japan. The method used is quantitative. In this study, respondents show a positive attitude towards the Indonesian language. The length of stay had no significant effect on language attitudes, but there is a slight decrease in the conative aspect. The majority of respondents use Indonesian to communicate with compatriots in Japan. The respondents maintain the Indonesian language by speaking, reading the news, listening to songs, and watching shows in Indonesian quite regularly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rosyidah Syahbaniyah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai pola dan jenis kalimat serta ragam bahasa Korea pada puisi-puisi karya Han Yongun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola dan jenis kalimat serta ragam bahasa yang digunakan Han Yongun dalam karya-karyanya. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode tinjauan kepustakaan. Puisi-puisi yang dijadikan sebagai bahan penelitian yaitu Gunmal, Nimui Chimmuk, Ibyeoreun Miui Changjo, Al Su Eopsseoyo, Naneun Itkkojeo, Gaji Maseoyo. Gojeokhan Bam, Naui Gil, dan Kkum Kkaegoseo. Hasil penelitian dari analisis ini yaitu terdapat kecenderungan penggunaan pola kalimat tunggal dengan jenis kalimat deklaratif dan ragam bahasa formal.

ABSTRACT
This thesis is to discuss about sentence pattern, type of sentence, and Korean style on poetry by Han Yongun. The purpose of this thesis is to determine the sentence pattern, type of sentence and Korean style that used by Han Yongun on his poems. This study is using literature-review method with quality approach and descriptive analysis design. The poems that used in this study are Gunmal, Nimui Chimmuk, Ibyeoreun Miui Changjo, Al Su Eopsseoyo, Naneun Itkkojeo, Gaji Maseoyo. Gojeokhan Bam, Naui Gil, dan Kkum Kkaegoseo. The result of this analysis are the sentence pattern that commonly used is single sentence pattern with declarative sentence and formal style."
2015
S59591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tajuk tulisan ini berkaitan dengan masalah perlunya pembinaan terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang berkaitan dengan keadaan kebahasaan di Indonesia yang bilingualism dengan diaglosia yang belum stabil, komponen sosiolinguistik sebagai faktor penentu dalam berbahasa yang baik dan benar, globalisasi serta dampaknya terhadap sikap dan kualitas penggunaan Bahasa Indonesia, strategi peningkatan sikap dan kualitas penggunaan Bahasa Indonesia. Seluruh pembahasannya merupakan wilayah kajian sosiolinguistik …. "
IKI 5:28 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional, 2010
899.221 ORA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>