Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177124 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fikri Zulkarnaen
"Motor controller pada kapal listrik memiliki peran penting dalam mengatur kerja motor, namun sangat rentan terhadap kenaikan suhu akibat beban kerja yang tinggi. Dalam kondisi tertentu, suhu motor controller dapat mencapai titik kritis yang memicu sistem proteksi suhu otomatis, seperti yang terjadi pada Golden Motor HPC 700 yang akan membatasi performa saat suhu menyentuh 71°C. Berangkat dari permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk merancang sistem pendingin berbasis waterblock yang memanfaatkan air danau dalam konfigurasi open-loop sebagai media penyerap panas.
Pengujian dilakukan pada dua kondisi utama, yaitu tanpa beban dan dengan beban penuh, dengan variasi kecepatan kapal dari 1 hingga 4 knot selama 10 menit. Data suhu inlet dan outlet air pendingin diukur untuk menghitung selisih suhu (ΔT) dan laju perpindahan panas (Q). Dari hasil eksperimen, sistem pendingin terbukti mampu menjaga suhu motor controller tetap di bawah batas cut off 71°C dalam semua skenario pengujian. Pada kecepatan tertinggi dan beban penuh, laju perpindahan panas mencapai nilai maksimum ±1115 watt, menandakan sistem bekerja lebih intensif seiring bertambahnya beban termal.
Dari grafik dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem pendingin ini cukup efektif, sederhana, dan cocok diterapkan untuk kapal listrik skala kecil yang beroperasi di danau atau perairan tenang. Meskipun tidak dilengkapi dengan radiator atau sistem tertutup, penggunaan air danau secara langsung dalam sistem open-loop ini tetap mampu menjaga performa termal motor controller selama durasi operasi.

The motor controller in electric boats plays a vital role in managing propulsion but is highly vulnerable to overheating under heavy workloads. In certain conditions, the temperature can rise to a critical level, triggering thermal protection mechanisms—as experienced with the Golden Motor HPC700, which limits performance at 71°C. To address this issue, this study proposes the design and testing of a water block-based cooling system using open-loop lake water to absorb heat from the controller.
Experiments were carried out under two main conditions: no-load and full-load, with speeds ranging from 1 to 4 knots over a 10-minute period. The inlet and outlet temperatures of the cooling fluid were recorded to calculate temperature difference (ΔT) and heat transfer rate (Q). Results showed that the cooling system successfully maintained the controller temperature below the 71°C cutoff across all test scenarios. At full load and maximum speed, heat transfer reached a peak value of approximately 1115 watts, indicating higher cooling demand as thermal load increased.
Based on the data and analysis, it can be concluded that the system is effective, simple to build, and suitable for small-scale electric boats operating in lakes or calm waters. Even without a radiator or closed-loop system, the direct use of lake water in this open-loop setup proved capable of maintaining safe thermal performance throughout the test duration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Latifah Rahmi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai tindakan penegakan hukum yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia guna memberantas Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing yaitu penenggelaman kapal penangkap ikan berbendera asing pelaku IUU Fishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Oleh sebab itu penelitian ini akan menguraikan ketentuanketentuan yang terkait penenggelaman kapal penangkap ikan berbendera asing pelaku IUU Fishing baik berdasarkan ketentuan hukum internasional dan hukum nasional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia telah memiliki peraturan perundang-undangan yang mengacu pada Konvensi Hukum Laut 1982. Salah satu tujuan dilaksanakannya tindakan penenggelaman kapal adalah untuk memberikan efek jera, namun demikian tindakan ini perlu memperhatikan aspek hukum, politis, dan lingkungan. Disarankan penenggelaman kapal merupakan upaya terakhir dalam rangka pencegahan dan penanggulangan IUU Fishing. Aspek penting yang perlu diperkuat adalah dari segi pengawasan.

ABSTRACT
This thesis reviews the law enforcement undertaken by the Government of the Republic of Indonesia to combat Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU)Fishing, namely the sinking of the foreign fishing vessels the actors of IUU Fishing in regional fisheries management of the Republic of Indonesia. Therefore, this research will outline the relevant provisions of the sinking of foreign fishing vessels both under the provisions of the international law as well as the national law.
The outcome of this research shows that Indonesia has legislation that refers to the Convention on the Law of the Sea 1982.One of the purposes of implementing the sinking action is to provide a deterrent effect, however, these measures need to pay careful attention to legal, political, and environmental aspects. The sinking of the fishing vessel is suggested to be the last option to prevent and overcome IUU Fishing. The important aspect that need to be strengthened is surveillance.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aqshal Danoor Rahman
"Kapal ikan merupakan kapal yang umum digunakan masyrakat pesisir pantai di mana beberapa aktivitas dapat dilakukan di atasnya. Seperti misalnya sebagai alat transportasi saat membawa nelayan menuju ke dan kembali dari daerah penangkapan, sebagai alat pengangkut saat membawa nelayan, alat tangkap dan hasil tangkapan dan sebagai wahana saat kegiatan pengoperasian kapal. Dalam rangka pemanfaatan sumber daya ikan di laut, para nelayan menggunakan berbagai jenis kapal penangkap ikan yang berbeda baik ditinjau dari ukuran maupun dari bahan baku pembuatan kapal. Kapal-kapal tersebut kondisinya juga sangat beragam, dari yang bersifat tradisional sampai dengan yang memanfaatkan teknologi maju yang terus disesuaikan sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi itu sendiri. Demikian pula dengan alat tangkap yang digunakan kapal ikan itu terdiri dari yang sangat sederhana sampai dengan alat tangkap modern. Stabilitas kapal merupakan hal terpenting bagi pelayaran kapal sewaktu digunakan operasi penangkapan ikan pada berbagai kondisi cuaca dalam batas-batas kemampuannya. Stabilitas kapal dapat diartikan sebagai kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula setelah menjadi miring akibat moment temporal, moment temporal dapat disebabkan oleh angin, gelombang, distribusi muatan, berat muatan di dek, di kapal, dan lain-lain. Dalam melakukan kegiatan ekonomi di bidang perikanan, kapal sebagai sarana produksi harus memenuhi berbagai kondisi kelayakan yang diatur oleh perundang-undangan serta kode etik kegiatan perikanan. Dari segi pelayaran kapal harus layak melaut sehingga menjamin keamanan dari para awak kapal dan juga keselamatan kapal dalam pelayaran itu sendiri.

Fishing boats are ships that are commonly used by coastal communities where several activities can be carried out on them. For example, as a means of transportation when carrying fishermen to and from the fishing area, as a means of transport when carrying fishermen, fishing gear and catch and as a vehicle for ship operations. In the context of exploiting fish resources in the sea, fishermen use various types of fishing vessels that are different both in terms of size and raw materials for shipbuilding. The conditions of these ships are also very diverse, from those that are traditional to those that utilize advanced technology which are continuously adjusted in line with the progress and development of the technology itself. Likewise with the fishing gear used by the fishing boat, which ranges from very simple to modern fishing gear. Ship stability is the most important thing for ship sailing when fishing operations are used in various weather conditions within the limits of its capabilities. Ship stability can be interpreted as the ability of the ship to return to its original position after being tilted due to a temporal moment, the temporal moment can be caused by wind, waves, cargo distribution, cargo weight on deck, on the ship, and others. In carrying out economic activities in the field of fisheries, ships as production facilities must meet various eligibility conditions regulated by legislation and the code of ethics for fishing activities. In terms of shipping, the ship must be seaworthy so as to guarantee the safety of the crew and also the safety of the ship during the voyage itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathir Fauzi
"ABSTRAK
Kapal ikan merupakan alat apung yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan. Sistem propulsi merupakan salah satu komponen utama dalam perancangan sebuah kapal. Saat ini sistem propulsi yang mayoritas digunakan pada kapal ikan yaitu, sistem propulsi konvensional BBM . Penelitian ini dilakukan untuk merancang kapal ikan dengan sistem propulsi hybrid dan menganalisis perbandingan penggunaan antara sistem propulsi bahan bakar dengan sistem propulsi hybrid. Setelah dari perancangan awal dan analisis di dapatkan bahwa sistem propulsi elektrik secara efisiensi dan ramah lingkungan lebih baik dari sistem propulsi bahan bakar. Namun dari segi berat maka sistem propulsi bahan bakar lebih baik disbanding sistem propulsi elektrik.

ABSTRACT
Fishing vessel is a floating tool used for fishing, fish transportation, fish processing, fisheries training, and fisheries research exploration. The propulsion system is one of the main components in the design of a ship. Currently the propulsion system that is mostly used in fishing vessels is conventional propulsion system BBM . This research was conducted to design fish vessels with hybrid propulsion system and analyze the comparison of use between conventional propulsion system with hybrid propulsion system. After the initial design and analysis it was found that the electric propulsion system is better in an efficient and environmentally than the conventional propulsion system. But in terms of weight, the conventional propulsion system is better than the electric propulsion system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rawhul Ihsan Setyoko
"Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor kelautan dan perikanan, namun peningkatan jumlah kapal ikan yang dibutuhkan berpotensi meningkatkan emisi gas rumah kaca, yang bertentangan dengan target Indonesia bebas emisi pada 2060. Penelitian ini mengevaluasi dan membandingkan emisi lingkungan dan biaya operasional kapal ikan 5 GT dengan dua sistem propulsi berbeda: konvensional berbahan bakar diesel dan listrik. Metode Life Cycle Assessment (LCA) digunakan untuk menghitung emisi pada seluruh tahapan daur hidup kapal, yaitu manufaktur, operasional, dan scrapping. Hasil menunjukkan bahwa kapal dengan sistem propulsi listrik menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan kapal konvensional, terutama pada tahap operasional, serta memiliki biaya operasional harian yang lebih ekonomis. Dengan pengurangan emisi total hingga 17% dan biaya operasional hingga 87%, sistem propulsi listrik merupakan solusi yang menjanjikan dalam mengurangi dampak lingkungan kapal perikanan sekaligus membantu nelayan Indonesia.

Indonesia possesses significant potential in the maritime and fisheries sector; however, the increasing demand for fishing vessels may lead to a rise in greenhouse gas emissions, which contradicts the nation’s target of achieving net-zero emissions by 2060. This study evaluates and compares the environmental emissions and operational costs of 5 GT fishing vessels using two different propulsion systems: conventional diesel and electric. The Life Cycle Assessment (LCA) method is used to calculate emissions across all stages of the vessel’s life cycle, including manufacturing, operation, and scrapping. The results show that electric propulsion vessels produce lower emissions compared to conventional vessels, particularly during the operational phase, and offer more economical daily operating costs. With total emission reductions of up to 17% and operational cost savings of up to 87%, electric propulsion presents a promising solution to reduce the environmental impact of fishing vessels while also supporting Indonesian fishermen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Malawat
"Kajian ini mengulas analisis hambatan total pada kapal ikan listrik berkapasitas 5 GT dengan dan tanpa panel surya, menggunakan pendekatan eksperimental dan Computational Fluid Dynamics (CFD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh panel surya terhadap performa hidrodinamika kapal. Simulasi numerik dilakukan menggunakan ANSYS Fluent 2024 R1 pada kecepatan 1–5 m/s, dengan parameter eksperimental 0.556–1.389 m/s, menggunakan model turbulensi k-ω SST dan pendekatan Volume of Fluid (VOF). Hasil simulasi menunjukkan bahwa penambahan panel surya meningkatkan hambatan total secara maksimum sebesar 0.677%. Uji eksperimental dilakukan menggunakan data brake horsepower yang diperoleh secara langsung, dengan nilai koefisien variasi terkecil sebesar 4.818% dan terbesar 11.021%, menunjukkan data valid secara statistik. Dengan kecepatan yang sama, nilai effective horsepower dihitung melalui simulasi CFD untuk kemudian digunakan dalam estimasi efisiensi total kapal. Hasil menunjukkan bahwa efisiensi total berada pada kisaran 16.12% hingga 16.85%. Simpulan dari kajian ini menyatakan bahwa penambahan panel surya tidak memberikan dampak signifikan terhadap hambatan kapal, dan kapal tetap efisien serta layak digunakan untuk operasional perikanan berkelanjutan.

This paper reviews the total drag analysis of a 5 GT electric fishing boat with and without solar panels, using experimental and Computational Fluid Dynamics (CFD) approaches. This study aims to determine the effect of solar panels on the hydrodynamic performance of the ship. Numerical simulations were conducted using ANSYS Fluent 2024 R1 at speeds of 1-5 m/s, with experimental parameters of 0.556-1.389 m/s, using the k-ω SST turbulence model and the Volume of Fluid (VOF) approach. The simulation results show that the addition of solar panels increases the total drag by a maximum of 0.677%. Experimental tests were conducted using directly obtained brake horsepower data, with the smallest coefficient of variation of 4.818% and the largest of 11.021%, indicating statistically valid data. At the same speed, the effective horsepower value was calculated through CFD simulation and then used to estimate the total efficiency of the ship. The results show that the total efficiency is in the range of 16.12% to 16.85%. The conclusion of this study is that the addition of solar panels does not have a significant impact on vessel drag, and the vessel remains efficient and suitable for sustainable fisheries operations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrah Taufik
"Penelitian ini berfokus pada analisis stabilitas Kapal Ikan 5 GT, sebuah kapal berkapasitas 5 GT dengan penggerak motor listrik dan dilengkapi dengan panel surya untuk pengisian daya baterainya. Untuk menjamin keselamatan operasional, analisis stabilitas kapal dilakukan menggunakan parameter dari International Maritime Organization (IMO) sebagai standar keselamatan. Metode yang digunakan meliputi uji eksperimental inclining test dan simulasi menggunakan perangkat lunak Maxsurf Stability. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur jarak pemindahan beban uji dan kemiringan kapal yang diakibatkan oleh pemindahan posisi beban. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai GMt dari uji eksperimen adalah 0,385 m, sementara hasil simulasi menunjukkan nilai 0,395 m pada kondisi inclining test. Uji stabilitas berdasarkan kriteria IMO menunjukkan bahwa Kapal Ikan 5 GT belum memenuhi kriteria stabilitas untuk parameter luas area pada sudut kemiringan 30°, 40°, 30° - 40°, dan nilai GZ pada sudut 30°, dalam kondisi kapal kosong. Oleh karena itu, diperlukan penambahan beban pemberat pada kapal agar memenuhi kriteria stabilitas yang ditetapkan.

This research focuses on the stability analysis of a 5 GT fishing vessel, a boat with a 5 GT capacity powered by an electric motor and equipped with solar panels for battery charging. To ensure operational safety, the vessel's stability analysis was conducted using parameters from the International Maritime Organization (IMO) as safety standards. The methods employed include an experimental inclining test and simulations using Maxsurf Stability software. Data collection was carried out by measuring the displacement distance of the test weight and the tilt of the vessel caused by the repositioning of the weight. The calculation results indicate that the GMt value from the experimental test is 0.385 m, while the simulation results show a value of 0.395 m under the inclining test conditions. Stability tests based on IMO criteria reveal that the 5 GT fishing vessel does not meet stability criteria for the area under the curve at heel angles of 30°, 40°, 30° - 40°, and the GZ value at a 30° angle, in an empty vessel condition. Therefore, additional ballast weight is required for the vessel to meet the specified stability criteria."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Lidya Mitha Andhiny
"Kekayaan komoditas laut Indonesia dilihat oleh banyak pihak yang tidak bertanggung jawab sebagai kesempatan untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya lewat aktivitas illegal, unreported, and unregulated fishing (IUU Fishing). Sebagai sebuah praktik menyalahi hukum, IUU Fishing menyebabkan berbagai dampak buruk bagi suatu negara, mulai dari ekonomi, sosial, keamanan, hingga lingkungan. Sebagai badan yang secara khusus menangani keamanan maritim Indonesia, Bakamla bersama beberapa agen pemerintah lainnya melakukan Operasi Nusantara. Sebagai sebuah operasi gabungan, Operasi Nusantara menekankan pada sistem deteksi dini dan peringatan, atau dengan kata lain mempraktikkan intelijen. Penelitian inibertujuan mengidentifikasi pengumpulan dan analisis data maupun informasi intelijen serta bagaimana kemudian Bakamla melalui Operasi Nusantara mengolahnya. Selain itu, penelitian ini juga berusaha mengevaluasi aktivitas intelijen Bakamla melalui analisis SWOT. Untuk dapat mencapai obyektif tersebut, digunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap personilyang terlibat langsung di dalam Operasi Nusantara Bakamla. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Opnus Bakamla memiliki faktor pendukung berupa posisinya sebagai pemegang komando operasi dan hubungan baiknya dengan masyarakat sipil, serta faktor penghambat berupa kondisi alam yang setiap saat dapat menjadi musuh dan lemahnya SDM. Bakamla masih sangat bergantung pada peran manusia (HUMINT) dalam aktivitas intelijennya. Namun demikian, ketergantungan Bakamla terhadap HUMINT belum diimbangi dengan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang memadai, sehingga pada beberapa kesempatan strategi yang dirumuskan oleh pimpinan operasi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Peran Bakamla dalam pemberantasan IUU fishing memang tidak dapat ditampik, akan tetapi masih terdapat ruang untuk melakukan peningkatan agar operasi yang dilakukan Bakamla dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.

The abundance of Indonesian marine commodities is seen by many irresponsible parties as a way to maximize profits through illegal, unreported and unregulated fishing (IUU Fishing) activities. As a practice, IUU Fishing leads to various adverse effects, ranging from economic, social, security, to environmental. As an agency that deals specifically with national’s maritime security, together with other stakeholders, Bakamla runs the Nusantara Operation (Opnus). As a joint operation, Nusantara Operation emphasizes on early detection and warning system, or in other words practicing intelligence. The purposes of this study is to identifying the collection and analysis of intelligence data and how then Bakamla through the Nusantara Operation process it. Besides that, this study also attempts to evaluate Bakamla's intelligence activities through SWOT analysis. To achieve these goals, this research conducted a series of in-depth interviews with the officers involved in the Nusantara Operation. The findings of this study indicate that Bakamla has a supporting factor in the form of its position as the command holder of operations and good relations with civil society, as well as inhibiting factors such as natural conditions that can become enemies at any time and weak human resources. Bakamla is still heavily dependent on the human roles in its intelligence activities (HUMINT). However, the quality and quantity of Bakamla’s human resources itself is still very limited to carry out adequate intelligence activities. The role of Bakamla in combating IUU fishing in Indonesia is undeniable, however there are still many room for improvement so that the operations performed by Bakamla can run more effective and efficient.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Firdaus
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hasil tangkapan dan laju tangkap pada perikanan pukat tarik (mini trawl), tugu (trapnet) dan kelong (setnet). Data hasil dan upaya penangkapan serta waktu penangkapan dari setiap unit perikanan tersebut, telah digunakan dalam analisis hasil tangkapan dan laju tangkap secara kuantitatif yang menggambarkan komposisi hasil tangkapan dan nilai laju tangkap dari ketiga unit perikanan tangkap tersebut di Kota Tarakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam operasi penangkapan pukat tarik memiliki 2 (dua) target tangkapan, yaitu ikan pepija (nomei hc) dan udang (shrimp) dalam 2 (dua) musim penangkapannya. Ikan nomei juga menjadi target tangkapan pada pengoperasian perikanan tugu (trapnet) dan ikan-ikan pelagis kecil di sekitar pantai dan muara menjadi tangkapan utama perikanan kelong (setnet). Pengoperasian pukat tarik dengan target tangkapan ikan nomei memiliki nilai laju tangkap sebesar 16,1 kg/jam dan pada perikanan tugu memiliki nilai laju tangkapan sebesar 1,67 kg/jam. Nilai laju tangkap dari pengoperasian kelong sebesar 5,39 kg/hari dan perikanan pukat tarik dengan udang sebagai target tangkapan, memiliki nilai laju tangkap sebesar 2,05 kg/jam.

This paper purposed to assessment for fishing catch and catch rate of the dragged gear on shrimp, trapnet and setnet fisheries in Tarakan. Catch and effort data (number and species), fishing time of capture unit, were used in analysis qualitative fishing catch and catch rate to describe catch compotition and catch rate from three unit capture fisheries in Tarakan. The result of research showed that in the operation draged gear on shrimp have two main catch are nomei fish and shrimp. on the their two fishing season. Nomei fish as to be a main catch on the trapnet fisheries and pelagic fishes that estuary and coastal of waters as to be a main catch on the setnet fisheries. Dragged gear on shrimp operation with nomei fish as a main catch have catch rate of value are 16.10 kg/hour and trapnet fisheries are 1.67 kg/hour. Catch rate of value from setnet fisheries are 5.39 kg/day and dragged gear on shrimp operation with shrimp as a main catch have a catch rate of value 2.05 kg/hour."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Mayasari
"Penelitian ini membahas pola wilayah kesuburan laut dan hubungannya dengan produksi ikan tangkap di Selatan Jawa Barat pada April hingga Juli 2010. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan keruangan yaitu melakukan interpretasi data citra satelit MODIS untuk melihat karakteristik wilayah front thermal dari sebaran suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a serta arah arus permukaan laut yang selanjutnya dilakukan penampalan untuk mendapatkan pola wilayah kesuburan laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola wilayah kesuburan laut di daerah penelitian yaitu semakin ke lautan lepas yaitu Samudera Indonesia tingkat kesuburannya menurun. Sedangkan produksi ikan tangkap tidak mengikuti pola wilayah kesuburan lautnya.

The objective of this research is to describe the pattern of sea water fertility and the relationship to the production of fishing ground in the Southern of West Java on April until July 2010. The method used in this research is descriptive analysis with spatial approach using interpretation satellite imagery data of MODIS to find out sea surface temperature distribution, chlorophyll-a concentration, sea surface current, and then used overlay technique to find the pattern of sea water fertility. The result of this research showed that the pattern of sea water fertility decline toward the Indonesian Ocean, while fishing ground production did not follow the pattern of sea water fertility."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S205
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>