Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192073 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Nayra Devi Putri
"Perkembangan teknologi digital telah membawa perkembangan signifikan dalam praktik pelestarian warisan budaya arsitektur, salah satunya melalui pemanfaatan fotogrametri. Metode ini menawarkan kemampuan dokumentasi spasial yang akurat dan efisien, serta memungkinkan pelestarian berbasis data visual yang kaya akan interpretasi. Namun, di balik potensi yang dihadirkan terdapat sejumlah keterbatasan baik secara teknis maupun konseptual yang perlu dikaji secara kritis. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan limitasi fotogrametri dalam dokumentasi warisan budaya arsitektur melalui studi kasus Katedral Notre-Dame di Prancis dan Candi Borobudur di Indonesia. Kajian dilakukan melalui lensa teori konservasi John Ruskin dan Eugène Viollet-le-Duc untuk memahami posisi fotogrametri dalam prinsip etika dan estetika konservasi serta potensinya dalam konteks konservasi sesuai dengan pemahaman John Ruskin dan restorasi dari Viollet-le-Duc. Melalui studi ini, diharapkan tercipta pemahaman yang lebih reflektif terhadap pemanfaatan teknologi digital dalam pelestarian warisan budaya arsitektur yang mengedepankan praktik yang etis atau menjaga keaslian material, serta estetis atau menghargai narasi visual warisan budaya, serta mendorong praktik konservasi yang lebih kontekstual dan bertanggung jawab dalam menjaga nilai historis yang terkandung.

The advancement of digital technology has significantly transformed the practice of architectural heritage conservation, notably through the use of photogrammetry. This method offers accurate and efficient spatial documentation, enabling preservation based on richly interpretable visual data. However, behind its potential, there are several technical and conceptual limitations that required critical examination. This thesis aims to analyze the potentials and limitations of photogrammetry in the documentation of architectural cultural heritage through case studies of Notre-Dame Cathedral in France and Borobudur Temple in Indonesia. The analysis is conducted through the lens of John Ruskin’s and Eugène Viollet‑le‑Duc’s conservation theories to understand photogrammetry’s position within the ethical and aesthetic principles of conservation, as well as its potential in the context of Ruskin’s notion of conservation and Viollet‑le‑Duc’s concept of restoration. Through this study, it is hoped that a more reflective understanding of the use of digital technology in the preservation of architectural cultural heritage will be achieved, emphasizing ethical practices that maintain material authenticity and aesthetic approaches that respect the visual narrative of cultural heritage, while promoting conservation practices that are more contextual and responsible in safeguarding their historical values. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Widyati Purwantiasning
"Disertasi ini merupakan rangkaian penelitian yang dilakukan di Kota Parakan, salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Kota Parakan dipilih menjadi studi kasus karena sejak Desember 2015, kota ini ditetapkan sebagai Kota Pusaka oleh Pemerintah Pusat Indonesia berdasarkan UU RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya melalui Piagam Komitmen Penataan Pelestarian Kota Pusaka 2015, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Disertasi mengangkat sebuah isu yang menjadi dampak terhadap keberlangsungan Parakan sebagai Kota Pusaka. Paradoks sebuah kota pusaka menjadi pokok bahasan dari disertasi ini, dengan membenturkan dua konflik yang berbeda kepentingan yang terjadi karena kurangnya pengetahuan maupun rasa memiliki akan sesuatu terutama yang berkaitan dengan kelekatan sejarah. Melalui penggalian sejarah dari kota Parakan, maka dapat diungkapkan bahwa Parakan merupakan kota yang penting di Indonesia dan pantas ditetapkan sebagai Kota Pusaka. Kepentingan yang berbeda-beda dari beberapa pihak yang ada di Parakan, baik yang mendukung kegiatan pelestarian kota pusaka maupun justru yang menolak dilakukannya kegiatan pelestarian, menjadikan dilema yang sangat besar terutama bagi pemerintah lokal maupun beberapa kelompok masyarakat yang merasa perlu diadakan kegiatan konservasi arsitektur. Penelitian ini dapat dikatakan sebagai sebuah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan naratif deskriptif dengan menggunakan tradisi lisan sebagai salah satu pendekatan dalam menggali sejarah maupun fenomena yang ada di kota Parakan melalui beberapa keturunan tokoh penting Parakan yaitu KH Subuki. Data kuantitatif yang diperoleh melalui penyebaran angket juga dilakukan untuk mendapatkan data sampling mengenai tingkat kelekatan sejarah maupun tingkat pengetahuan masyarakat lokal di Parakan mengenai kegiatan pelestarian kota bersejarah.

This dissertation is a series of studies conducted in the city of Parakan, one of the sub- district in Temanggung Regency, Central Java. The city of Parakan was chosen as a case study because since December 2015, the city has been designated as a Heritage City by the Indonesian Central Government based on Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 about Cagar Budaya (Cultural Heritage) through Piagam Komitmen Penataan Pelestarian Kota Pusaka 2015 by the Ministry of Public Works and Public Housing/ Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. This dissertatiaon raised an issue that had an impact on the sustainability of Parakan as a Heritage City. The paradox of a heritage city is the subject of this dissertation, by colliding on two different conflicts of interest that occur due to lack of knowledge and a sense of belonging to something particularly related to historical attachment. Through the exploration of the history of the city of Parakan, it can be revealed that Parakan is an important city in Indonesia and deserves to be designated as a Heritage City. Different interests of several parties in Parakan, both those who support conservation activities and those whose refure to do conservation activities, make a very big dillemma particularly for local government and some community groups who feel the need for architectural conservation activities. This research has conducted a qualitative research method that used a descriptive narrative approach using oral tradition as one of the approaches in exploring the history and phenomena that exist in the city of Parakan through several descendants of important Parakan figures, KH Subuki. Quantitative data obtained through questionaires were also conducted to obtain sampling data regarding the level of historical attachment and level of knowledge of the local community in Parakan regarding historical city conservation activities. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2703
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Titono
"Gedung X adalah bangunan tua yang dibangun pada zaman Kolonial Belanda dan merupakan cagar budaya sehingga keberadaannya perlu dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa struktur Gedung X dengan menggunakan respon spektrum desain untuk wilayah gempa zona 3 tanah lunak sesuai peraturan gempa yang berlaku (SNI 03-1726-2002). Dalam penelitian ini digunakan metode Static Pushover Analysis dengan mengacu padaspektrum kapasitas (ATC-40) dan target perpindahan (FEMA 356). Didapatkan dari hasil penelitian bahwa kapasitas struktur tidak memadai untuk beban gempa yang berlaku sehingga perlu dilakukannya perkuatan dalam rangka konservasi bangunan bersejarah.

Building X is an old building that was built during The Dutch Colonial period and is a cultural heritage, so its existence should be preserved. This research aimed to determine the structural performance of Building X, using the spectral response design with the Seismic Zone 3 on soft ground according to the current Seismic Design Code (SNI 03-1726-2002). This research used Static Pushover Analysis method and referred to the Capacity Spectrum method (ATC-40) and Target Displacement (FEMA 356). From the analysis result the capacity of the structure is not adequate for the current seismic load, so a retrofitting action needs to be done in order to preserve this historic building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T29962
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ellyza Tri Kurnia
"ABSTRAK
Rumah tuan tanah Cimanggis merupakan salah satu bangunan bersejarah di kota
Depok dengan kondisi yang tidak terpelihara. Penulisan ini dilakukan melalui studi
literatur mengenai konservasi bangunan cagar budaya dan studi kasus rumah tuan
tanah Cimanggis, sehingga dapat menjelaskan mengenai bangunan cagar budaya,
membahas pentingnya konservasi bangunan bersejarah dan menjelaskan alasan
sehingga bangunan tersebut layak dikonservasi. Pada hasil akhir didapati bahwa
rumah tuan tanah Cimanggis layak dikonservasi sebab dapat memenuhi kriteria,
pertama nilai sejarah karena berperan dalam pembukaan lahan antara Batavia dan
Buitenzorg, kedua berumur lebih dari 50 tahun yakni setidaknya 233 tahun, ketiga
keaslian yang masih sesuai dengan dokumentasi terakhir, keempat kelangkaan
karena hanya dua atau tiga rumah yang berperan dalam pembukaan lahan, kelima
memiliki betuk atap yang khas sehingga berpotensi sebagai tenggaran atau
landmark dan terakhir memiliki ciri-ciri arsitekur yang khas pada bangunan ini
sendiri, sehingga dapat dikatakan sebagai bangunan cagar budaya golongan A.

ABSTRACT
Rumah tuan tanah Cimanggis is one of the neglected historic buildings in Depok.
This essay is done by doing literature studies about heritage buildings conservation
and conducted a case study about rumah tuan tanah Cimanggis, after which we can
explain about the heritage buildings, the importance of historic building
conservation and the reason why the building is worthy to be preserved. The result
show that rumah tuan tanah Cimanggis is feasible to be preserved because it fulfills
the criteria, firstly it have a historic values with its role on the land clearing between
Batavia and Buitenzorg, secondly the building is more than 50 years old, 233 years
old to say at least, thirdly the building has authenticity that match to the last
documentation, fourthly the scarcity of the building because only 2-3 bulding left
which has a role as land clearing, fifthly its roof?s shape is unique enough to have
a potential as landmark, and lastly it has a peculiar architectural feature on the
building itself. So, it can be concluded that the bulding qualifies as a heritage
building class A."
2015
S59406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuni Yustika Sari
"Pemaknaan terhadap warisan budaya memantik sebuah pembahasan dan perdebatan terkait diskusi warisan budaya secara global. Pembahasan seputar warisan budaya memiliki asal ontologis yang cukup kompleks, mengingat kehadiran wacananya yang bersifat lintas disiplin. Terlepas dari berkembangnya minat akademis dalam politik warisan budaya, belum terdapat pemahaman secara menyeluruh terhadap literatur warisan budaya dalam bingkai Ilmu Hubungan Internasional. Untuk mengisi ceruk tersebut, penulis melakukan tinjauan pustaka sistematis untuk menelaah badan literatur politik warisan budaya dalam Ilmu Hubungan Internasional. Penulis terlebih dulu memetakan perdebatan, konstruksi makna, serta tata kelola warisan budaya di tingkat global. Melalui pemetaan tersebut, penulis kemudian melakukan analisis tematis terhadap globalisasi wacana warisan budaya. Tema-tema tersebut di antaranya mencakup identitas, pascakolonialisme, diplomasi, keamanan, dan arus pariwisata. Berdasarkan kajian literatur, penulis berargumen bahwa: 1) terdapat jangkauan mengenai bagaimana warisan budaya dapat diidentifikasi atas dasar pengakuan oleh aktor-aktor internasional; 2) terdapat keterikatan warisan budaya dengan identitas simbolis suatu negara; serta 3) terdapat unsur wewenang dan tata kelola khusus atas rezim warisan budaya di tingkat internasional.

The meaning-making of cultural heritage sparks sequences of discussions and debates circumscribing the globalised past. A discussion surrounding cultural heritage embodies a complex ontological source, given the multidisciplinary nature of the globalised heritage discourse. Notwithstanding the growing level of scholarly interest towards heritage politics, a comprehensive understanding of cultural heritage literature within the International Relations framework is noticeably absent. To address this gap, I conveyed a systematic literature review to identify the state of knowledge on how cultural heritage politics is being scrutinised globally. The first half of the research maps the debate, construction, and the global governance of cultural heritage. Through the aforementioned mapping, the second half contains a thematic analysis towards the globalised discourse of cultural heritage. This research pinpoints five major themes, among others, including: identity, postcolonialism, diplomacy, security, and tourism. Based on a thorough literature review, I argue that: 1) there is a notion of how certain heritage is acknowledged by international actors; 2) there is a nexus between cultural heritage and a symbolic identity of a state; and 3) there is a particular authority and governance within the international heritage regime.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Yanto H.M.
"Tesis ini membahas tentang konflik kepentingan dalam pemanfaatan kawasan yang terjadi pada zona inti Kawasan Cagar Budaya Muarajambi yang beberapa tahun belakangan ini kondisinya semakin semrawut. Bertumpuknya berbagai macam aktivitas pemanfaatan pada areal zona inti menyebabkan areal ini menerima beban yang cukup berat dan berdampak pada terancamnya pelestarian Cagar Budaya dalam kawasan ini. Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk memetakan konflik kepentingan yang terjadi, mencari inti penyebab konflik dan menemukan kebijakan yang tepat untuk mengurangi konflik kepentingan yang terjadi pada zona inti Kawasan Cagar Budaya Muarajambi. Penelitian yang menggunakan pendekatan mix method ini melakukan dua kegiatan dalam pengumpulan datanya, yaitu berupa wawancara dan pengisian kuisioner oleh para expert. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa model pengelolaan yang masih sepenuhnya dipegang oleh pemerintah saat ini dianggap tidak lagi cocok untuk diterapkan karena akan menimbulkan banyak konflik antarstakeholder. Oleh karena itu perlu dibentuk Badan Pengelola yang bersifat co-management yang mampu menampung berbagai kepentingan stakeholders yang masing-masing memiliki perbedaan sasaran dan tujuan, dengan demikian konflik pemanfaatan pada zona inti Kawasan Cagar Budaya Muarajambi dapat diminimalkan.

This tesis discussed about the conflict of interests in the area utilization that occurred in the core zone of Muarajambi Cultural Heritage Area of which condition has been even more chaotic in these last few years. The accumulation of various utilization activities in the core zone area has caused the area being quite overloaded and has threatened the preservation of the Cultural Heritages in the area. Hence this research attempted to map the occurring conflict of interests, to seek the nucleus cause of the conflict and to find the right policy to lessen the occurring conflict of interests in the core zone of Muarajambi Cultural Heritage Area. The research used mix method approach and carried out two activities in its data collection, namely interviews and questionnaires filled by the experts. The result of this research showed that the management model that was still fully held by the government was currently considered as unsuitable to be applied because it would cause many conflicts among the stakeholders. Therefore a co management natured Management Board needed to be established. This Management Board should be capable to accommodate various interests of the stakeholders, each of whom had different goals and purposes. Hence the utilization conflict in the core zone of Muarajambi Cultural Heritage Area could be minimalized.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Nurul Hidayati
"Penelitian ini membahas tentang dampak yang ditimbulkan dari pendudukan ISIS terhadap warisan budaya benda di Irak dan Suriah. ISIS menguasai beberapa wilayah di Irak dan Suriah selama kurang lebih tiga tahun. Selama periode tersebut kelompok ini melakukan aktivitas yang dianggap oleh PBB sebagai kejahatan perang. Bukan hanya terhadap kemanusiaan, tetapi kelompok ini juga menyerang situs-situs warisan budaya di Irak dan Suriah. Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu bagaimana kondisi warisan budaya benda Irak dan Suriah sebelum pendudukan ISIS, serta apa dampak dari pendudukan ISIS terhadap warisan budaya Irak dan Suriah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data yang diperoleh berasal dari buku, jurnal, dan artikel-artikel dari situs resmi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori warisan budaya UNESCO dan teori arkeologi. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu (1) kondisi warisan budaya Irak dan Suriah sebelum masa pendudukan ISIS kurang baik dan (2) pendudukan ISIS di kedua negara tersebut mengancam eksistensi warisan budaya benda yang ada di Irak dan Suriah.

This study discusses about the impact of ISIS’ occupation on Iraq and Syria’s tangible cultural heritages. ISIS occupied some of Iraq and Syria’s territory for about three years. During this period of time the group has been doing some activities the UN deemed as war crime. Not only against humanity, but this group also attacked cultural heritages sites in Iraq and Syria. The problems found in this study are about the conditions of the cultural heritage in Iraq and Syria before ISIS occupation and the impact ISIS occupation in Iraq and Syria has on the countries’ cultural heritage. Qualitative method is used for this study. The data for this study acquired from books, journals, and articles from official websites. Theories used for this study are UNESCO’s cultural heritage theory and archaeology theory. The result of this study shown that (1) the condition of Iraq and Syria’s cultural heritage before ISIS occupation was not very good and (2) ISIS occupation in Iraq and Syria threatened these countries’ cultural heritage existence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Maulida Shifa
"Penelitian ini membahas mengenai perkembangan Bangunan Pendopo dari bangunan Villa Maria menjadi Kantor Pusat PT KAI. Pada Bangunan Pendopo hingga saat ini masih dipergunakan sebagai kantor administrasi perkeretaapian dan telah mengalami adaptasi setelah ditetapkan menjadi cagar budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam adaptasi Bangunan Pendopo Kantor Pusat PT KAI serta menganalisis kesesuaian penerapan adaptasi yang sudah dilakukan dengan prinsip dan regulasi hukum yang berlaku. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, interpretasi, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis didapatkan bahwa adaptasi mempengaruhi adanya perubahan fungsi ruang pada Bangunan Pendopo dan terdapat 3 bentuk adaptasi yang dilakukan, yaitu adaptasi dalam perubahan material, adaptasi dalam penambahan, dan adaptasi dalam pengurangan. Adaptasi dalam bentuk perubahan material dan penambahan pada Bangunan Pendopo telah sesuai dengan prinsip-prinsip adaptasi. Sedangkan bentuk pengurangan mengakibatkan merosotnya nilai penting yang terkandung dalam bangunan.

This paper discusses about the transformations of the Pendopo Building from Villa Maria building into the Central Office of PT KAI. The Pendopo building is still used as a railway administration office and has undergone adaptations after being a cultural heritage. This study aims to determine the changes that have occurred in the adaptation of the Pendopo building and to analyze whether the implementation of the adaptation that has been carried out in the cultural heritage building is in accordance with the adaptation principles and legal regulations. The method used is descriptive analysis starting from data collection, data analysis, interpretations, and conclusions. The results of the analysis found that adaptation affects changes in the function of space in the Pendopo Building and there were 3 forms of adaptation carried out in the Pendopo buildings, that is adaptation in material changes, adaptation in additions, and adaptation in reductions. Adaptation in the form of material changes and additions to the Pendopo building is in accordance with the adaptation principles. While the form of reduction results in a decline in the important value contained in the building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Setiawan
"Kelenteng Boen Hay Bio merupakan salah satu tempat peribadatan tertua dari tiga kelenteng di kawasan Tangerang. Dua diantaranya telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Belum ditetapkannya kelenteng ini sebagai cagar budaya menjadi dasar dilakukannya penelitian ini dengan tujuan mengidentifikasi nilai penting pada bangunan beserta peringkatnya. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian kualitatif melalui studi pustaka, observasi lapangan, dan wawancara yang akan digunakan dalam menentukan nilai penting dan peringkat kelenteng. Hasil identifikasi nilai ini mengindikasikan bahwa kelenteng Boen Hay Bio memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai cagar budaya karena memiliki salah satu atau gabungan dari nilai sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan agama. Penelitian ini berkontribusi dalam penentuan kebijakan pelestarian kelenteng sebagai upaya pelestarian cagar budaya.

Boen Hay Bio Temple is one of the oldest places of worship of the three temples in the Tangerang area. Two of them have been designated as cultural heritage buildings. This temple has not been designated as a cultural heritage which is the basis for conducting this research with the aim of identifying the important values of buildings and their level of significant. This study uses qualitative research techniques through literature study, field observations, and interviews which will be used in determining the importance and ranking of temples. The results of this value identification indicate that the Boen Hay Bio temple meets the requirements to be designated as a cultural heritage because it has one or a combination of historical, scientific, cultural and religious values. This research contributes to the determination of temple preservation policies as an effort to preserve cultural heritage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku M. Yusuf Syah Putra
"Tanggung jawab dalam melestarikan dan menjaga warisan budaya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat Kota Depok karena perkembangannya sangat cepat menuju kota modern. Kolaborasi bersama komunitas Kaoem Depok sebagai living heritage bersama seluruh stakeholder merupakan keniscayaan untuk menjadikan wilayah Depok Lama sebagai destinasi wisata sejarah Depok Lama dan menjadi ikon serta ruang publik baru bagi masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif studi kasus pada lokus cagar budaya Depok Lama fokus secara yuridis empiris. Penelitian ini menghadirkan kebaruan terhadap urgensi kebijakan yang sinkron serta komprehensif serta adaptif dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat pada obyek bangunan cagar budaya yang melibatkan partisipasi masyarakat. Memaknai identitas perlu formulasi hibrid yang multikultur, bukan milik suatu entitas/etnis tertentu. Secara geobudaya, Depok Lama menunjukkan kekhasan pola berdasarkan alam budaya terkait residu budaya kolonialisme Belanda. Bahkan, menjaga warisan budaya itu akan meningkatan kohesi sosial mengingat kota tanpa bangunan tua seumpama dengan manusia tanpa ingatan.

The responsibility to maintain and protect cultural heritage is a challenge for the government and the people of Depok City because of its very fast development towards a modern city. Collaboration with the Kaoem Depok community as Living Heritage with all stakeholders is a necessity to make the Old Depok area a historical tourist destination for the Old Depok and become an icon and a new public space for the community. This study uses a qualitative case study approach at the Depok Lama cultural heritage locus, with a juridical and empirical focus. This research brings novelty to the urgency of policies that are synchronous as well as comprehensive and adaptive to the pace of community economic growth on cultural heritage objects that involve community participation. Making sense of identity requires a hybrid formulation that is multicultural, not belonging to a particular entity/ethnicity. According to geoculture, Old Depok shows a distinctive pattern based on cultural nature related to the cultural residues of Dutch colonialism. In addition, preserving this cultural heritage will increase social cohesion considering that a city without old buildings is like a human without memory."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>