Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46546 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadine Aulia Adisa
"Penggunaan minyak nabati dapat digunakan untuk pembuatan biodiesel memiliki kendala ekonomi karena harga yang tinggi dan gap signifikan antara permintaan dan pasokan pangan, yang menyebabkan dilema antara kebutuhan pangan dan bahan bakar. Untuk mengatasi hal tersebut, penelitian ini menyelidiki penggunaan campuran minyak sawit dan lemak sapi yang tidak dapat dimakan sebagai bahan baku biodiesel, yang mendorong ekonomi sirkular dengan mengurangi limbah dan memanfaatkan sumber daya secara lebih berkelanjutan. Penelitian ini mengevaluasi kelayakan dan kualitas biodiesel yang dihasilkan dari campuran minyak sawit dan lemak sapi berdasarkan standar SNI 7182:2015, dengan menguji berbagai kondisi operasi termasuk beban katalis Kalium Hidroksida (0,5 wt%, 1,0 wt%, dan 1,5 wt%) dan rasio metanol terhadap minyak 6:1 dan 9:1. Konversi terbaik diperoleh dengan menggunakan 1,0% katalis dan rasio metanol terhadap minyak 6:1, mencapai tingkat konversi 90%, viskositas 4,607 cSt dan densitas 859 kg/m3, dengan hasil biodiesel sebesar 88%. Biodiesel yang dihasilkan memenuhi parameter kualitas penting seperti viskositas, densitas, angka asam, nilai iodine, dan stabilitas oksidasi, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Pedoman Umum Direktur Jenderal Minyak dan Gas Nomor 195.K/EK.05/DJE/2022. Temuan ini menguatkan kemungkinan penggunaan campuran biomixture lemak sapi dan minyak sawit dalam produksi biodiesel, menyediakan teknologi alternatif untuk mengatasi masalah sumber daya pangan dan mempromosikan diversifikasi energi. Namun, rasio minyak metil ester kasar terhadap total bahan baku (Rpb) sebesar 96,18% belum memenuhi regulasi industri hijau.

The use of available edible vegetable oils for biodiesel preparation is an economical drawback because of the high price and the considerable food demand-supply gap leading to the raising of the inherent food versus fuel dilemma. To address this, the present study investigates the use of a blend of palm oil and non-edible beef tallow as biodiesel feedstocks, which promotes a circular economy by reducing waste and utilizing resources more sustainably. This research evaluates the feasibility and quality of biodiesel produced from palm oil and beef tallow blends against SNI 7182:2015 standards, examining various operating conditions including catalyst loadings of Potassium Hydroxide (0.5 wt%, 1.0 wt%, and 1.5 wt%) and methanol-to-oil ratios of 6:1 and 9:1. The best conversion was obtained using 1.0% of catalyst and a methanol-to-oil ratio of 6:1, achieving a 90% conversion rate, viscosity of 4.607 cSt and 859 kg/m3, with biodiesel yield of 88%. The biodiesel produced successfully meets critical quality parameters including viscosity, density, acid number, iodine value, and oxidative stability, conforming to the standards set by the Director General of Oil and Gas Decision General Guideline No. 195.K/EK.05/DJE/2022. These findings validate the possibility of using a combination of beef tallow and palm oil biomixture in biodiesel production, providing an alternative technology to address food resource issues and promote energy diversification. However, the crude methyl ester oil-to-total raw material ratio (Rpb) of 96.18% falls short of complying with the green industry regulation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Cantika Pradnyadiva
"Peningkatan pesat populasi manusia memastikan ketergantungan yang semakin besar pada bahan bakar fosil untuk energi telah mengalihkan fokus global ke arah alternatif yang lebih hijau. Biodiesel, yang berasal dari bahan baku terbarukan, telah muncul sebagai kandidat yang menjanjikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Penelitian ini berfokus pada sintesis biodiesel dari minyak lemak ayam (CFO), produk limbah yang melimpah dan berkelanjutan dari industri unggas, melalui proses transesterifikasi menggunakan natrium hidroksida (NaOH) sebagai katalis. Penelitian ini mengevaluasi metode transesterifikasi langsung, mengoptimalkan parameter seperti rasio molar metanol-minyak dan konsentrasi katalis. Disimpulkan bahwa parameter optimum untuk hasil biodiesel maksimum adalah rasio molar metanol/minyak 6:1, konsentrasi katalis 0,5wt% minyak dan suhu 60 °C. Ini mampu menghasilkan konversi 86,3% dan hasil area metil ester 98,37%. Hasil optimum menunjukkan kepadatan 865,3 kg/m³ dan viskositas 4,36 cst pada suhu 40 °C, keduanya dalam standar biodiesel. Angka asam dan iodium dihitung masing-masing pada 0,17 mg-KOH/g dan 32,55 g-I2/100g, yang juga memenuhi standar. Namun, stabilitas oksidatif adalah 2,66 jam, di bawah waktu yang dibutuhkan >8 jam, yang menyoroti perlunya penambahan antioksidan. Hasil ini menegaskan potensi CFO sebagai bahan baku berkelanjutan untuk produksi biodiesel berkualitas tinggi.

The rapid increase in human population ensures a growing dependence on fossil fuels for energy has shifted global focus towards greener alternatives. Biodiesel, derived from renewable feedstocks, has emerged as a promising candidate to reduce greenhouse gas emissions and dependence on fossil fuels. This study focuses on the synthesis of biodiesel from chicken fat oil (CFO), an abundant and sustainable waste product from the poultry industry, through a transesterification process using sodium hydroxide (NaOH) as a catalyst. The research evaluates the direct transesterification method, optimizing parameters such as methanol-to-oil molar ratio and catalyst concentration. It was concluded that the optimum parameters for maximum biodiesel yields were a methanol/oil molar ratio of 6:1, catalyst concentration of 0.5wt% oil and temperature of 60 °C. This was able to produce a conversion of 86.3% and a methyl ester area yield of 98.37%. The optimum result demonstrated a density of 865.3 kg/m³ and viscosity of 4.36 cst at 40 °C, both within biodiesel standards. Acid and iodine numbers were calculated at 0.17 mg-KOH/g and 32.55 g-I2/100g respectively, also fulfilling standards. However, oxidative stability was 2.66 hours, below the required >8 hours, highlighting the need for antioxidant addition. These results confirm CFO’s potential as a sustainable feedstock for high-quality biodiesel production."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farizan
"

Transesterifikasi adalah reaksi kimia yang digunakan untuk mengubah minyak hewani menjadi biodiesel yang dapat digunakan. Pada penelitian ini, bahan bakar biodiesel disintesis dari lemak sapi dalam reaktor menggunakan katalis CaO yang disintesis dari cangkang telur bebek. Katalis CaO berbasis limbah disintesis dari cangkang telur bebek melalui proses kalsinasi pada suhu 900 OC selama 2 jam. Transesterifikasi dilakukan pada suhu 55 OC pada 6 sampel dengan variasi penggunaan jumlah katalis (1.5 wt%, 6.5 wt%, dan 10 wt%) serta variasi katalis CaO komersial dan limbah. Katalis yang disintesis dari cangkang telur itik menghasilkan kadar Kalsium Oksida (CaO) sebesar 93.2%. Hasil pengujian sampel terbaik diperoleh untuk biodiesel dengan katalis 6.5% berbahan dasar limbah dan 10% katalis komersial. Untuk biodiesel dengan katalis berbasis limbah 6.5%, rendemen 90.75%, densitas 855.1 kg/m3, viskositas 5.73 mm2/cst, keasaman 1.69 mg-KOH/g, dan bilangan yodium 30.87 g-I2/100g. Untuk biodiesel dengan katalis berbasis limbah 10%, rendemen 90.81%, densitas 860.5 kg/m3, viskositas 6.52 mm2/cst, keasaman 2.03 mg-KOH/g, dan bilangan yodium 27.51 g-I2/100g. Angka keasaman standar tidak tercapai dimana maksimumnya adalah 0.5 mg-KOH/g.


Transesterification is a chemical reaction used to convert animal oils into usable biodiesel. In this study, biodiesel fuel was synthesized from beef tallow in a reactor using a CaO catalyst which also synthesized from duck eggshells. Waste-based CaO catalyst synthesized from duck eggshells through a calcination process at 900 OC for 2 hours. Transesterification carried out at a temperature of 55 OC on 6 samples with variations in the use of the amount of catalyst (1.5 wt%, 6.5 wt%, and 10 wt%) as well as variations of commercial and waste based CaO catalysts. The catalyst synthesized from duck eggshells obtained a yield of 93.2% amount of Calcium Oxide (CaO). The synthesized biodiesel also tested for its chemical and physical properties to fulfill the Indonesian National Standard (SNI). The best sample test results were obtained for biodiesel with 6.5% catalyst from waste-based and 10% catalyst from commercial. For biodiesel with 6.5% waste-based catalyst, 90.75% yield, 855.1 kg/m3 density, 5.73 mm2/cst viscosity, 1.69 mg-KOH/g acidity, and 30.87 g-I2/100g iodine number. For biodiesel with 10% waste-based catalyst, 90.81% yield, 860.5 kg/m3 density, 6.52 mm2/cst viscosity, 2.03 mg-KOH/g acidity, and 27.51 g-I2/100g iodine number. The standard acidity number is not reached where the maximum is 0.5 mg-KOH/g.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Kensawitri
"Biodiesel disintesis melalui reaksi transesterifikasi menggunakan material metal organic frameworks dengan logam Ca (Ca-MOF) sebagai katalis. Ca-MOF disintesis dengan metode hidrotermal pada suhu 110℃. Katalis Ca-MOF dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, SEM dan SAA. Variasi pengujian transesterifikasi dilakukan berupa berat katalis (2%, 4% dan 6%), rasio bahan baku dan metanol (1:6, 1:8 dan 1:10) serta jenis bahan baku yang digunakan (minyak kelapa sawit dan lemak ayam). Sampel dengan konversi tertinggi yaitu 8,010% terdapat pada variasi bahan baku minyak kelapa sawit dengan katalis 6% serta rasio minyak dan metanol berjumlah 1:10. Sampel tersebut kemudian diuji dengan empat parameter SNI (densitas, viskositas, bilangan asam dan bilangan iodine) serta dianalisis dengan GC-MS. Hasilnya, sampel memenuhi 3 dari 4 parameter meliputi densitas, viskositas dan bilangan iodine. Sedangkan yield yang didapatkan sebesar 7,457%. Aktivasi katalis kemudian dilakukan pada 300℃, yang kemudian meningkatkan koversi sebesar 12,63%. Rendahnya konversi produk diperkirakan karena rusaknya luas permukaan katalis dikarenakan senyawa turunan N,N-dimetilformida (DMF).

Biodiesel is synthesized through transesterification reaction using metal-organic frameworks with calcium (Ca-MOF) as the catalyst. Ca-MOF is synthesized via a hydrothermal method at a temperature of 110℃. The Ca-MOF catalyst is characterized using FTIR, XRD, SEM, and SAA. Variations in transesterification testing are conducted by varying the catalyst weight (2%, 4%, and 6%), the feedstock-to-methanol ratio (1:6, 1:8, and 1:10), and the type of feedstock used (palm oil and chicken fat). The sample with the highest conversion, 8.010%, is obtained using palm oil as the feedstock, 6% catalyst, and a feedstockto-methanol ratio of 1:10. This sample is then tested for four SNI parameters (density, viscosity, acid number, and iodine number) and analyzed using GC-MS. The results show that the sample meets 3 out of 4 parameters, including density, viscosity, and iodine number, with a yield of 7.457%. Catalyst activation is then performed at 300℃, resulting in an increased conversion of 12.63%. The low conversion of the product is attributed to the damage to the catalyst surface area caused by N,N-dimethylformamide (DMF) derivative compounds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Adhi Setyoko
"Sintesis biodiesel dari minyak sawit trigliserida dengan metanol melalui proses transesterifikasi dilakukan dengan menggunakan zeolit alam Malang yang diimpregnasi dengan larutan basa KOH membentuk katalis heterogen. Proses transesterifikasi dilakukan dengan variasi terhadap konsentrasi katalis sebesar 5% dan 10% dengan rasio mol 6:1 dan 10:1. Temperatur reaksi pada 65_C dengan waktu reaksi selama 8 jam pada tiap variasi. Penurunan nilai densitas KOH/z 10% 10:1 (0,8812g) and viskositas KOH/z 5% 10:1 (0,8812cSt), lebih rendah dibanding yang lain, sebelum dan sesudah reaksi menunjukkan bahwa terdapat bagian dari molekul trigliserida yang terputus menjadi molekul yang lebih kecil.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa konversi KOH/z 10% 10:1 lebih besar dibanding yang lain (86,4%). Analisa dengan menggunakan spektrum FT-IR minyak sawit sebelum dan sesudah reaksi menunjukkan bahwa peak absorbansi dari gugus metil tinggi. Hal ini berarti terjadi peningkatan jumlah gugus metil selama proses reaksi. Dari analisa dengan menggunakan GC-MS, kandungan senyawa hidrokarbon yang terdapat pada produk biodiesel diketahui sebagian besar mengandung C18.

Synthesize biodiesel from palm oil triglyceride in methanol through transesterification was used natural zeolite Malang were impregnated using potassium hydroxide as heterogenous catalyst. The transesterification process were varied by catalyst concentration 5% and 10 % with ratio mol 6:1 and 10:1. The reaction temperature was 65_C with reaction time was 8 hours for each variation. The decreasing density KOH/z 10% 10:1 (0,8812g) and viscosity KOH/z 5% 10:1 (0,8812cSt), was lower than the other, of palm oil before and after reaction began have proven that a part of triglyceride molecules in the palm oil were cracked to become smaller molecules.
The results showed that the conversion of KOH/z 10% 10:1 was bigger than the other (86,4%). Further analyst using FT-IR spectra of palm oil before and after reaction had shown that peak of absorbance of methyl group was high. It means that amount of methyl group was increased during the reaction. From the result of GC-MS analyst, the hydrocarbon contents of the biodiesel were known consisting mostly C18.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52264
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azhari
"Transesterifikasi adalah reaksi kimia yang mengubah minyak hewani menjadi biodiesel yang berguna melalui proses kimia transesterifikasi. Pada penelitian ini, biodiesel diproduksi dengan cara mentransesterifikasi lemak sapi dalam reaktor dengan katalis CaO berbahan dasar cangkang telur puyuh. Enam sampel menjalani transesterifikasi pada suhu 55 OC dengan perbedaan jumlah katalis yang digunakan (1,5 wt%, 6,5 wt%, dan 10 wt%). Variasi jenis katalis, yang terdiri dari katalis komersial dan berbasis limbah, juga dipakai dalam penelitian ini. Katalis CaO berbasis limbah disintesis dari cangkang telur puyuh melalui proses kalsinasi pada suhu 900 OC dengan durasi 2 jam. Katalis berhasil disiapkan dengan persentase hasil 92,4% kalsium oksida. Hasil pengujian sampel terbaik ditunjukkan oleh biodiesel dengan penggunaan katalis berbasis limbah 6,5% dan katalis komersial 6,5%. Untuk biodiesel dengan katalis berbasis limbah 6,5%, diperoleh yield 91,747%, densitas 856 kg/m3, viskositas 5,2915 mm2/cst, angka keasaman 0,94 mg-KOH/g, dan angka iodin 33,96 g-I2/100g. Untuk biodiesel dengan katalis komersial 6,5% diperoleh yield 90,236%, densitas 861,1 kg/m3, viskositas 5,414 mm2/cst, angka keasaman 4,13 mg-KOH/g, dan angka iodin 29,37 g-I2/100g. Angka keasaman standar dengan maksimum 0,5 mg-KOH/g tidak dipenuhi oleh kedua sampel.

Transesterification is a chemical reaction that transforms animal oils into useful biodiesel by the chemical process of transesterification. In this study, the biodiesel is produced by transesterifying beef tallow in a reactor with a CaO catalyst made from quail eggshell. Six samples are subjected to transesterification at a temperature of of 55 OC with different amounts of catalyst being used (1.5 wt%, 6.5 wt%, and 10 wt%). A variation of catalyst type, that consists of the commercial and waste-based catalyst, is also integrated to this study. Waste-based CaO catalyst is synthesized from quail eggshells through a calcination process at 900 OC with the duration of 2 hours. The catalyst was successfully prepared with the yield percentage of 92.4% calcium oxide. The best sample test results were exhibited by the biodiesel with the usage of 6.5% waste-based catalyst and 6.5% commercial catalyst. For biodiesel with 6.5% waste-based catalyst, 91.747% yield, 856 kg/m3 density, 5.2915 mm2/cst viscosity, 0.94 mg-KOH/g acidity number, and 33.96 g-I2/100g iodine number were obtained. For biodiesel with 6,5% commercial catalyst, 90.236% yield, 861.1 kg/m3 density, 5.414 mm2/cst viscosity, 4.13 mg-KOH/g acidity number, and 29.37 g-I2/100g iodine number were obtained. The standard acidity number with the maximum of 0.5 mg-KOH/g is not satisfied by both samples.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Gayatri Sistiafi
"Mikroalga adalah salah satu sumber biofuel yang menjanjikan karena memiliki kapasitas produksi lipid yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi biodiesel, terutama Nannochloropsis sp. dan Chlorella vulgaris. Lipid yang dihasilkan dapat diolah menjadi biodiesel melalui reaksi transesterifikasi menggunakan katalis homogen atau heterogen. Katalis heterogen memiliki kelebihan dibandingkan katalis homogen karena bentuknya yang padat memudahkan proses pemisahan katalis dari campuran produk. Dalam penelitian ini, digunakan katalis heterogen basa NaOH/zeolit dengan variasi loading Na dalam zeolit untuk melihat pengaruhnya terhadap yield biodiesel yang dihasilkan dari Nannochloropsis sp. dan Chlorella vulgaris. Hasil terbaik didapatkan dengan konsentrasi loading Na sebesar 20,5 . Yield biodiesel terhadap lipid yang didapatkan adalah sebesar 83,5 dari Nannochloropsis sp. dan 98 dari Chlorella vulgaris. Biodiesel yang dihasilkan memiliki kandungan asam lemak jenuh metil ester sebanyak 47,14 dari Nannochloropsis sp. dan 56,41 dari Chlorella vulgaris.

Microalgae are promising sources of biofuel due to its production capacity of lipid that can be utilized as raw material for biodiesel production, especially Nannochloropsis sp. and Chlorella vulgaris. The lipid produced can be converted into biodiesel through transesterification reaction using homogenous or heterogeneous catalysts. Heterogeneous catalysts are more advantageous than homogeneous catalysts due to its solid form that eases the separation of catalysts from the products. In this research, NaOH zeolite heterogeneous catalyst is utilized with varying Na loadings in the zeolite to observe its effect towards the yield of biodiesel produced from Nannochloropsis sp. and Chlorella vulgaris. The best result was obtained with Na loading concentration of 20.5 . The biodiesel yields obtained from the lipids are 83.5 from Nannochloropsis sp. and 98 from Chlorella vulgaris. The biodiesels contain 47.15 of saturated fatty acid methyl esters from Nannochloropsis sp. and 56.41 from Chlorella vulgaris."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan bahan bakar
elternetif atau bahan bakar pengganti minyak bumi. Salah satu bahan bakar
elternatif yang dibuat dari minyak nabati adalah biodiesel. Sampai saat ini
biodiesel masih terus dikembangkan untuk dapat menggantikan minyak solar
sebagai bahan bakar mesin diesel. Dalam penelitien ini dicoba menggunakan
katalis padatan yaitu katalis y-AIQO3 yang diimpregnasi dengea KOH dan KQCO3
untuk mengkatalisis reaksi transesterifikasi minyak jarak dengan metanol. Untuk
tujuan ini maka dilakukan beberapa variasi antara lain variasi persen impregnasi
KOH pede y-AIQO3: 10%, 7%, 4% dan impregnasi dengan K2CO3 yang dilakukan
pada kondisi optimum KOH yaitu 10% den 7%. Reaksi katalisis heterogen ini
dilakukan secara batch pada temperatur 65°C dengan % katalis terhadap
minyak jarak yaitu 2%. Hasil %konversi maksimum minyak jarak sebesar
46,51 %. Kecilnya %konversi berhubungan dengan reaksi seponifikasi yang lebih
dominan."
Universitas Indonesia, 2007
S30437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui dan ramah terhadap lingkungan. Potensi sumber bahan bakar nabati di Indonesia yang cukup besar, memungkinkan pengembangan dan penggunaan biodiesel yang diolah dari sumber tersebut. Pengolahan biodiesel dilakukan dengan proses transesterifikasi.
Biodiesel yang ditinjau diolah dari minyak goreng curah (sawit) dan minyak jagung. Pengujian prestasi dan emisi gas buang dilakukan pada Diesel Engine Research and Test Bed dengan mesin uji Nissan tipe SD 22 dan tidak dilakukan modifikasi (standar). Campuran bahan bakar antara solar dan biodiesel divariasikan pada kandungan masing-masing biodiesel 10 %, 20 %, dan 30 %.
Perubahan putaran poros dari 1300, 1500, 1700 dan 1900 rpm. Pembebanan dikondisikan pada bukaan throttle 30%, 40%, 50% dan 60%. Hasil pengujian menunjukkan penambahan kandungan biodiesel dalam campuran bahan bakar dapat mengurangi emisi (opasitas) yang dihasilkan. Dan pada biodiesel minyak goreng curah dapat meningkatkan effisiensi thermal, Brake Horse Power dan menurunkan konsumsi bahan bakar spesifiknya pada pengujian dengan variasi putaran mesin. Secara umum diantara kedua jenis biodiesel tersebut yang memiliki hasil paling baik yaitu biodiesel minyak goreng curah dengan kandungan campuran bahan bakar sebesar 10 %.

Biodiesel is the one of the alternative energy which can be renewed and environmental friendly. Indonesia has a big potency to develop and use biodiesel as a diesel fuel because there are many kind of plantation resources in it. The Process of biodiesel can be conducted with process of transesterification.
Biodiesel which was evaluated, was processed from corn oil and cooking oil. The performance test was conducted on Diesel Engine Research and Test Bed with Nissan tipe SD 22 engine without any modification. The fuel mixing between diesel fuel and biodiesel was variated at biodiesel contain 10%, 20% and 30%.
The speed engine changing are 1300, 1500, 1700 and 1900 rpm while the throttle valve open in 30%, 40%, 50% and 60%. The testing result showed that the opacity value decrease when using these biodiesels. The result also showed that biodiesel from cooking oil can increase the thermal efficiency, brake horse power and decrease specific fuel consumption of diesel engine test especially in variaton of speed engine charge. Generally, from two kinds of biodiesel, cooking oil with contain 10% mix with diesel fuel has the best result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafdiaufar Hazman Hakim
"Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan air, gliserol, dan asam lemak yang terdapat pada biodiesel menggunakan biodiesel dari minyak kelapa sawit yang diadsorpsi silica gel dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, dan 3 jam, kemudian variasi suhu 30°C, 50°C, dan 70°C,.serta variasi konsentrasi adsorben 5% dan 10% berat sampel. Hasil pengurangan kadar air cukup besar terjadi pada kondisi operasi 30°C, konsentrasi adsorben 5%, pada waktu 3 jam sebesar 473,7 ppm dengan kadar air yang memenuhi standar pada 491,5 ppm dibanding kadar maksimal standar SNI yaitu 500 ppm. Pengurangan asam lemak dalam bilangan asam berhasil dilakukan dan memenuhi standar SNI yaitu berada dibawah 0,5 mg-KOH/g dari 1 jam pertama adsorpsi dengan pengurangan terbesar pada kondisi operasi 30°C dan konsentrasi adsorben 10% pada 0,281 mg-KOH/g. Pengujian gliserol pada karakterisasi awal berada 0,018%-massa dan berada dibawah batas standar SNI yaitu 0,02%-massa. Hasil pengujian densitas dan viskositas mengalami peningkatan dari sebelum adsorpsi namun masih pada batas standar SNI secara berturut-turut yaitu pada rentang 0,85-0,89 g/cm3 dan 2,3-6,0 cSt. Peningkatan nilai tersebut diakibatkan adanya methanol sisa yang teradsorpsi oleh silica gel.

This study was aimed to remove water, glycerol, and fatty acid in biodiesel from palm oil that was treated using adsorption with a varying time 1 hour, 2 hours and 3 hours, then varying temperature of 30°C, 50°C, and 70°C, and varying adsorbent concentration 5% and 10% sample weight. The results showed a considerable reduction in water content under operating conditions of 30°C, 5% adsorbent concentration, at 3 hours by 473.7 ppm with water content meeting SNI standards with maximum of 500 ppm at 491.5 ppm. The reduction of fatty acids in total acid numbers on biodiesel was successfully carried out and fulfilled the SNI standard at below 0,5 mg-KOH/g during the first 1 hour of adsorption with the greatest reduction in total acid number by reducing until 0,281 mg-KOH/g at operating conditions of 30°C and 10% adsorbent concentration. Glycerol test on initial characterization held an amount at 0,018%-mass and therefore below SNI standard at maximum 0,02%-mass. The results of density and viscosity test shows an increased of value in both after adsorption process although still within the SNI standard limits. The increase in value is due to presence of residual methanol in biodiesel adsorbed by silica gel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>