Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192926 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Matthew Leonard Putra Suryono
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas dua jenis tanaman dengan mekanisme fotosintesis yang berbeda, yaitu C3 (Melampodium Divaricatum (Rich) DC.) dan CAM (Neoregelia sp.), dalam menurunkan temperatur internal bangunan serta penyerapan karbon dioksida (CO₂) pada sistem green roof. Pengukuran eksperimen dilakukan selama periode 10 hari dengan menggunakan termokopel, weather station, dan alat ukur gas pertukaran daun LI-COR LI-6800. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa tanaman C3 memiliki kapasitas penyerapan CO₂ jauh lebih tinggi (5,813 gram/hari) dibandingkan tanaman CAM (0,222 gram/hari). Secara termal, pengukuran langsung menunjukkan bahwa tanaman C3 memberikan penurunan suhu maksimum sebesar 3,4°C dibandingkan kontrol, sedikit lebih baik dibandingkan CAM yang mencapai 2,68°C. Sementara, simulasi menggunakan perangkat lunak EnergyPlus menunjukkan hasil berbeda dengan penurunan suhu yang lebih tinggi untuk tanaman CAM (4,38°C) dibandingkan tanaman C3 (4,11°C). Perbedaan ini disebabkan oleh asumsi kondisi ideal dalam simulasi serta adanya sumber panas tambahan pada eksperimen aktual. Penelitian ini menyarankan optimalisasi desain green roof dengan penempatan tanaman CAM di area yang teduh dan tanaman C3 di area yang terpapar sinar matahari intens untuk memaksimalkan efisiensi penyerapan CO₂ dan pendinginan bangunan.

This study aims to explore the effectiveness of two different plant types based on their photosynthetic pathways, C3 (Melampodium Divaricatum (Rich) DC.) and CAM (Neoregelia sp.) in reducing internal building temperature and capturing carbon dioxide (CO₂) on a green roof system. Experimental measurements were conducted over a 10-day period using thermocouples, a weather station, and a LI-COR LI-6800 leaf gas exchange system. Experimental results indicated that the C3 plant demonstrated significantly higher CO₂ capture capacity (5.813 grams/day) compared to the CAM plant (0.222 grams/day). Thermally, direct measurements showed that the C3 plant reduced peak internal temperature by 3.4°C compared to the control, slightly outperforming the CAM plant’s 2.68°C reduction. However, simulations using EnergyPlus software presented contrasting results, with the CAM plant achieving greater temperature reduction (4.38°C) compared to the C3 plant (4.11°C). These discrepancies were attributed to idealized conditions assumed in simulations and additional heat sources within the CAM plant experimental cabin. This study suggests optimizing green roof designs by placing CAM plants in shaded areas and C3 plants in areas exposed to intense sunlight to maximize CO₂ capture efficiency and cooling performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Nurindah Wiji Sejati
"Perkembangan kota Jakarta yang pesat mengakibatkan semakin terbatasnya lahan untuk pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat yang berada pada bangunan dan berkurangnya RTH ini mengakibatkan meningkatnya suhu udara di perkotaan. Penghijauan di atap dapat dijadikan alternatif pemenuhan RTH pada bangunan, diantaranya green roof dan roof garden melalui nilai green factor yang dapat diterapkan, namun green roof biasanya membutuhkan biaya produksi dan pemeliharaan awal yang lebih tinggi dibandingkan roof garden. Roof garden dapat lebih dimanfaatkan menjadi roof farming seiring meningkatnya kebutuhan akan pangan. Selain itu, roof farming dapat menurunkan suhu sebagai manfaat thermal baik bagi bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Penelitian ini dilakukan untuk menetapkan nilai green factor dari roof farming dan mengeksplorasi manfaat thermal serta manfaat lebih lanjut dari manfaat thermal yang dihasilkan oleh roof farming. Penelitian dilakukan pada 2 (dua) studi kasus melalui simulasi Autodesk Revit 2023 dan pengukuran di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa roof farming dapat memiliki nilai green factor yang lebih besar daripada roof garden (0,65) yaitu 1,15-1,35. Selain dapat memenuhi kebutuhan RTH pada bangunan, roof farming dapat memberikan manfaat lebih terkait produksi pangan yang dihasilkan. Lebih lanjut lagi, roof farming dapat memberikan penurunan suhu yang signifikan sebagai manfaat thermal yaitu sebesar rata-rata 14,1°C untuk permukaan atap bangunan yang dalam penerapan lebih luas dapat mengurangi beban pendingin udara dan 4,4°C untuk suhu ruang outdoor sekitar atap yang dalam skala yang lebih besar dapat mengurangi pulau panas perkotaan (Urban Heat Island). Oleh karena itu, roof farming dapat dijadikan strategi yang efektif dalam pemenuhan RTH bangunan dan penurunan suhu di kota Jakarta.

The rapid development of the city of Jakarta has resulted in increasingly limited land for fulfilling private Green Open Spaces (GOS) located in buildings and this reduced GOS has resulted in increasing air temperatures in cities. Greening on roofs can be used as an alternative to fulfilling green open space in buildings, including green roofs and roof gardens through applicable green factor values, but green roofs usually require higher initial production and maintenance costs than roof gardens. Roof gardens can be further utilized as roof farming as the need for food increases. In addition, roof farming can reduce temperature as a thermal benefit for both the building and the surrounding environment. This research was conducted to determine the green factor value of roof farming and explore the thermal benefits and further benefits of the thermal benefits generated by roof farming. The research was conducted on 2 (two) case studies through Autodesk Revit 2023 simulations and measurements in the field. The results showed that roof farming can provide a greater green factor value than a roof garden (0.65), namely 1.15-1.35. Besides being able to fulfill the building’s green open space, roof farming can provide more benefits related to the production of food produced. Furthermore, roof farming can provide a significant temperature reduction as a thermal benefit, which is an average of 14.1°C for the roof surface of buildings which a large scale can reduce air conditioning loads and 4.4°C for ambient roof outdoor room temperatures that on a larger scale can reduce Urban Heat Island. Therefore, roof farming can be used as an effective strategy in fulfilling building green open space and reducing temperature in the city of Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luckett, Kelly
New York: McGraw-Hill, 2009
635.9 LUC g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Wulandari
"Logam tanah jarang memiliki peranan yang cukup penting dalam perkembangan teknologi saat ini. Banyak aplikasi-aplikasi elektronik yang menggunakan unsur logam tanah jarang karena logam tanah jarang memiliki efisiensi yang tinggi dan peforma yang baik. Salah satu unsur logam tanah jarang yang banyak digunakan yaitu neodimium. Neodimium biasanya terdapat dalam bentuk oksida pada mineral monasit atau bastenit. Aplikasi yang sering memakai neodimium sebagai material utamanya yaitu magnet permanen. Magnet permanen berbasis neodimium mampu menghasilkan koersivitas yang tinggi dan mampu menyimpan energi yang sangat besar. Sintesis neodimium oksida menjadi logam neodimium dapat dilakukan dalam beberapa cara, salah satunya yaitu dengan metode reduksi difusi. Kelebihan menggunakan metode ini yaitu prosesnya yang mudah. Metode ini merupakan sintesis neodimium dalam bentuk oksida maupun klorida dengan penambahan logam alkali tanah sebagai reduktornya, bisa dalam bentuk logam murni atau hidrida. Neodimium oksida karbonat dengan berat 448,38 mg ditambahkan dengan kalsium hidrida sebagai reduktornya dengan perbandingan antara neodimium oksida karbonat dengan kalsium hidrida adalah 1:1 dan 1:2. Selanjutnya campuran tersebut dikompaksi dan dilanjutkan dengan proses reduksi difusi pada suhu 800°C selama 4 jam dalam aliran gas argon. Setelah itu didinginkan dalam dapur dan dilanjutkan dengan pencucian untuk menghilangkan produk sampingan yang terbentuk lalu dikeringkan pada suhu 200°C selama 2 jam. Kemudian sampel reduksi dilakukan pengujian XRF, XRD dan SEM-EDS. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa sampel dengan perbandingan 1:1 lebih baik hasilnya dilihat dari mikrostruktur yang terbentuk butirnya lebih granular dan halus serta recoverynya mencapai 82,2 dibandingkan dengan perbandingan 1:2 dengan recovery 62,4.

This time, rare earth metals have an important role in the development of technology. Electronic applications use rare earth metals because it has high efficiency and good performance. One of the most commonly used rare earth metals is neodymium. Neodymium is usually present in form of oxide in monasite or bastenite minerals. Application that often use of neodymium as the main material is a permanent magnet. Neodymium based permanent magnets are capable of producing high coercivity and storing enormous energy. Synthesis of neodymium oxide to neodymium metal can be done in several ways, one of them is by reduction diffusion method. The advantage of using this method is the easy process. This method is synthesis of neodymium in the form of oxide or chloride with the addition of alkaline earth metal as its reductor, either in the form of pure metal or hydride. 448.38 mg neodymium oxide carbonate was added with calcium hydride as its reductor by comparison between neodymium oxide carbonate and calcium hydride was 1 1 and 1 2. The mixture was compacted, it is heated by reduction diffusion process at temperature of 800°C for 4 hours in an argon gas stream. After that it is cooled in the furnace, it is washed to remove the impurities that are formed and then dried at 200°C for 2 hours. Then the reduction's sample was tested of XRF, XRD and SEM EDS. The result of the test shows that the sample with 1 1 ratio is better result seen from microstructure formed more granular and fine grain and its recovery reaches 82,2 compared with ratio 1 2 with recovery 62,4.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hero Suspadama Budiman
"Air limbah industri Sapibagus memiliki kandungan konsentrasi nitrat dan Chemical Oxygen Demand COD yang tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari tingginya konsentrasi nitrat dan COD pada air limbah industri Sapibagus ini adalah terjadinya eutrofikasi pada badan air yang dijadikan tempat pembuangan efluen air limbah industri Sapibagus. Tujuan utama penelitian skala laboratorium ini adalah mengetahui efisiensi penurunan nitrat dan COD pada air limbah industri Sapibagus dengan menggunakan reaktor Anaerobic Fixed Bed Reactor AFBR. Reaktor AFBR berbentuk silinder dengan aliran up-flow dioperasikan dengan variasi waktu detensi selama 24 jam dan 32 jam.
Hasil penelitian menunjukkan efisiensi COD dan nitrat berturut-turut pada waktu detensi 24 jam sebesar 69 dan 30 , sedangkan efisiensi COD dan nitrat pada waktu detensi 32 jam sebesar 81 dan 36 . Efisiensi COD pada waktu detensi 32 jam lebih besar daripada waktu detensi 24 jam t-test,? > 0,05 ;p < 0,025 sedangkan penurunan nitrat pada waktu detensi 24 jam dan 32 jam tidak menunjukkan nilai perbedaan yang signifikan t-test,? > 0,05 ;p > 0,025.

Sapibagus industrial wastewater contains high concentration of nitrate and chemical oxygen demand COD . The impact caused by such high concentration of both in the wastewater is eutrophication in water bodies into which the wastewater is being dumped to. The main goal of this laboratory scaled experiment is to identify the efficiency of nitrate and COD concentration reduction in Sapibagus industrial wastewater using Anaerobic Fixed Bed Reactor AFBR. This reactor takes the shape of cylinder with operating up flow with detention time variation of 24 and 32 hours.
The result shows the efficiency of COD and nitrate reduction is 69 and 30 in 24 hours detention time, and 81 and 36 in 32 hours detention time, respectively. COD reduction with 32 hours of detention time shows higher efficiency than that of 24 hours detention time t test, 0,05 p 0,025, while the case in nitrate reduction does not show any significant difference in both scenarios t test, 0,05 p 0,025.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Ramadhan
"Rumah susun sederhana atau Rusunawa merupakan cara pemerintah untuk mengatasi masalah lahan dan hunian yang tidak layak di Indonesia, dalam hal ini khususnya di DKI Jakarta. Walaupun pemerintah telah berupaya menyeselesaikan permasalahan yang ada namun muncul masalah baru yang dirasakan oleh penghuni Rusunawa seperti masalah Ekonomi, Sosial, hingga masalah lingkungan. Green roof yang dianggap memiliki banyak manfaat sehingga cukup ramai diperbincangkan dan diterapkan diberbagai bangunan baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Dalam penelitian ini ditemukan potensi penerapan green roof pada Rusunawa di Kota Jakarta. Manfaat ekonomi, sosial, lingkungan, hingga estetika dan desain yang bisa dirasakan dalam penerapan green roof pada Rusunawa. Walaupun terdapat hambatan dan tantangan dalam penerapan green roof yang harus dihadapi jika penerapannya dilakukan. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa potensi penerapan konsep atap hijau untuk menghadirkan berbagai kegiatan di Rusunawa dapat menjadi alternatif dalam mengatasi masalah yang ada.

Simple flats (Rusunawa) is a way for the government to overcome the lack of land and also inadequate housing in Indonesia, in this case especially in DKI Jakarta. Although the government has tried to resolve existing problems, new problems have been felt by residents of Rusunawa, such as economic, social, and environmental issues. A green roof is considered to have many benefits so it is quite widely discussed and applied in various buildings both in Indonesia and abroad.
In this study found the potential application of green roof on Rusunawa in Jakarta. The economic, social, environmental, to aesthetic and design benefits that can be felt in the application of green roof in Rusunawa. Although there are obstacles and challenges in applying green roof that must be faced if the application is done. The results of this writing indicate that the potential application of the concept of a green roof to present various activities in Rusunawa can be an alternative in overcoming existing problems."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Farah Thufaila
"Telah dilakukan proses reduksi-difusi neodimium dari serbuk sintesis neodimium oksida karbonat Nd2O CO3 2 . Pada bahan ini, proses reduksi-difusi diawali dengan melakukan preparasi dengan mencampur serbuk sintesis Nd2O CO3 2 dengan CaH2 sebagai reduktor dengan penggerusan manual. Sampel awal lalu dikarakterisasi menggunakan XRD dan STA untuk mengetahui senyawa apa saja yang ada pada Nd2O CO3 2 dan dapat mengetahui perilaku sampel terhadap temperatur. Hasil dari uji STA memperlihatkan bahwa proses reduksi terjadi secara eksotermis dan mengalami tiga kali proses dekomposisi, yaitu dekomposisi molekul air, dekomposisi Nd2O CO3 2 menjadi Nd2O2CO3 dan dekomposisi Nd2O2CO3 menjadi Nd2O3. Sampel kemudian dipanaskan hingga 800oC dengan kecepatan 5oC/menit lalu di-holding pada temperatur 800oC selama 2 jam. Hasil reduksi lalu dikarakterisasi dengan XRD. Hasilnya memperlihatkan bahwa logam neodimium dengan fase alpha banyak terdeteksi di kedua sampel, diikuti dengan masih terdapatnya senyawa Nd2O3 dan CaCO3. Terbentuknya CaCO3 ini disebabkan oleh terbentuknya CaO dari reaksi antara CaH2 dengan oksigen yang ada di lingkungan tempat uji. Jumlah puncak logam neodimium sama untuk kedua sampel, namun jumlah puncak Nd2O3 terbanyak adalah sampel perbandingan 1:2.

Reduction Diffusion process R D for Neodymium from synthetic powder Nd2O CO3 2 has been carried out. In the process, it was begun by mixing synthetic powder Nd2O CO3 2 with CaH2 as reductor by manual milling. The mixture was characterized using XRD and STA to analyze every compound that contained on Nd2O CO3 2 synthetic powder and determine the behavior of sample towards temperature. The result showed that the R D process occured as an exoterm reaction and three steps of decomposition was performed decomposition of water, decomposition of Nd2O CO3 2 into Nd2O2CO3 and decomposition of Nd2O2CO3 into Nd2O3. The reduction was heated with 5oC minute up to 800oC and was holding for 2 hours. XRD was performed after the reduction process had been done. The result showed that alpha phase of neodymium metal is detected in both sampels, followed by the presence of Nd2O3 and CaCO3 compounds. The formation of CaCO3 is caused by the formation of CaO from the reaction between CaH2 with oxygen present in the test site environment. The number of neodymium metal peaks is the same for both samples, but the highest number of Nd2O3 peaks is the 1 2 ratio.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Prima Giovanni
"Laporan Magang ini membahas tentang prosedur audit yang dilaksanakan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis, dan Rekan pada pelaksanaan Loan Review di Bank COJ pada tahun buku 2015. Adapun Bank COJ sendiri adalah salah satu Bank BUMN terbesar di Indonesia dari segi ukuran aset dan pinjaman yang diberikan. Audit terhadap pelaksanaan Loan Review ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok Top 25 yang sampelnya berisikan debitur-debitur Bank COJ dengan jumlah outstanding loan terbesar, dan kelompok individual assessment yang sampelnya berisikan debitur-debitur dengan kategori macet. Dari prosedur yang dijalankan tersebut auditor dapat menggolongkan debitur sesuai dengan kualitas fasilitas kreditnya sesuai dan ketentuan Bank Indonesia dan memproyeksikan jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang sesuai bagi Bank. Hasil temuan audit 2015 menunjukkan bahwa manajemen Bank COJ bersikap terlalu konservatif dengan membentuk angka CKPN yang terlalu besar.

This internship report discusses the audit procedures performed by Tanudiredja, Wibisana, Rintis, and Partners Public Accounting Firm in the implementation of Loan Review at COJ Bank in fiscal year 2015. COJ Bank is one of the largest state-owned Bank in Indonesia in terms of assets size and loans. The audit of the implementation of Loan Review is divided into two groups: the Top 25 which sample contains COJ Bank debtors with the largest number of outstanding loan, and the individual assessment group containing debtors with bad credit. After conducting the procedures, auditor may categorize the debtor in accordance with the quality of its credit facilities which complies to Bank Indonesia and the project the amount of Allowance for Impairment Losses (CKPN) appropriate for the Bank. 2015 audit findings show that the Bank's management are being too conservative by forming CKPN numbers that are too high."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deyda Aminda Putri
"Keadaan lingkungan saat ini sudah semakin memburuk, salah satu penyumbang kerusakan lingkungan terbesar adalah bidang pembangunan. Green building merupakan salah satu jawaban atas kerusakan lingkungan yang mengancam kehidupan kita saat ini. Green building merupakan bangunan yang menimbulkan dampak negatif minimum pada lingkungan. Salah satu aspek green building yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan dan penggunanya adalah kulit bangunan. Kulit bangunan dapat berperan sebagai penyaring dan akses elemen dari lingkungan luar serta berpengaruh terhadap kenyamanan visual, termal, dan auditori pada ruang dalam. Gedung South Quarter dipilih menjadi studi kasus untuk menilai kulit bangunan pada green building sesuai dengan sistem penilaian GREENSHIP yang dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia GBCI. Total penilaian GREENSHIP untuk kulit bangunan South Quarter cukup rendah; kenyamanan ruang pada gedung ini masih harus ditopang oleh sistem mekanik yang menggunakan energi listrik. Konsumsi energi untuk kenyamanan ruang dalam dapat dibantu dengan pemanfaatan energi terbarukan pada tapak.

One of the leading forces behind the deterioration of environment is irresponsible construction. Green building is one of the solutions devised to handle this life threatening situation. One of the aspects of green building which affects both environment and users is building skin. Building skin acts as filter and access to external elements building skin also significantly affects visual, thermal, and auditorial comfort inside the building. South Quarter building is inspected as case study to evaluate building skin on green building based on GREENSHIP rating system as stated by Green Building Council Indonesia GBCI. The total score of GREENSHIP of South Quarter building skin is deemed low room comfort within this building is maintained using mechanical system which wastes electrical energy. A decrease in energy consumption for room comfort is possible should cutting edge energy processing be implemented on site.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diamah Dewi Salma
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran efektivitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam Memperbaiki Kualitas Air Limbah (COD, BOD, TDS,TSS, Amoniak, Coliform, dan Minyak Lemak) Rum ah Sakit X, Y, dan Z di Cilegon tahun 2017. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit X, Y, Z Kota Cilegon menggunakan data sekunder dari data arsip Rumah Sakit X, Y, Z dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon secara deskriptif observasional. Data tersebut diolah dengan menghitung persentase efektivitas IPAL dan uji wilcoxon untuk melihat ada atau tidaknya perubahan sebelum dan sesudah pengolahannya.Berdasarkan uji wilcoxon, hasil penelitian menemukan bahwa IPAL Rumah Sakit X sudah efektif dalam memperbaiki kualitas air limbah, IPAL Rumah Sakit Y belum efektif dalam memperbaiki nilai TDS air limbah, dan IPAL Rumah Sakit Z belum efektif dalam memperbaiki nilai BOD air limbah.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran efektivitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam Memperbaiki Kualitas Air Limbah (COD, BOD, TDS,TSS, Amoniak, Coliform, dan Minyak Lemak) Rum ah Sakit X, Y, dan Z di Cilegon tahun 2017. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit X, Y, Z  Kota Cilegon menggunakan data sekunder dari data arsip Rumah Sakit X, Y, Z dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon secara deskriptif observasional. Data tersebut diolah dengan menghitung persentase efektivitas IPAL dan uji wilcoxon untuk melihat ada atau tidaknya perubahan sebelum dan sesudah pengolahannya.Berdasarkan uji wilcoxon, hasil penelitian menemukan bahwa IPAL Rumah Sakit X sudah efektif dalam memperbaiki kualitas air limbah, IPAL Rumah Sakit Y belum efektif dalam memperbaiki nilai TDS air limbah, dan IPAL Rumah Sakit Z belum efektif dalam memperbaiki nilai BOD air limbah."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>