Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erdhy Ernando Davis
"Operator jaringan listrik di Jerman menghadapi kompleksitas yang meningkat dalam memprediksi perilaku pelanggan rumah tangga karena munculnya pembangkitan terdesentralisasi (seperti fotovoltaik) dan beban baru seperti kendaraan listrik dan pompa panas. Metode perencanaan tradisional yang mengandalkan profil beban standar yang diagregasi pada interval per jam sering kali tidak memadai untuk menangkap sifat dinamis dari konsumsi energi modern dan mencegah masalah jaringan. Meskipun Departemen Sistem Tenaga Listrik (eES) di Universitas Duisburg-Essen telah mengembangkan model bottom-up berbasis Python untuk mensimulasikan beban rumah tangga per jam dengan mempertimbangkan berbagai faktor sosial-ekonomi dan teknologi, resolusi per jam yang tetap membatasi kemampuannya untuk secara akurat merepresentasikan puncak beban berdurasi pendek dan fluktuasi cepat pada banyak peralatan rumah tangga.

Tesis ini bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas dan akurasi temporal dari generator profil beban yang ada dengan memungkinkan resolusi waktu sub-jam yang dapat dipilih pengguna. Metodologi inti melibatkan modifikasi basis kode Python untuk mendukung langkah waktu dinamis (termasuk interval 30, 15, dan 1 menit). Peningkatan teknis utama mencakup penerapan metode interpolasi dan ekstrapolasi untuk penyelarasan data cuaca, restrukturisasi algoritma perhitungan perangkat domestik inti untuk mengakomodasi waktu mulai acak dan representasi perangkat multi-fase yang lebih baik, serta penyesuaian modul untuk kendaraan listrik (menggunakan emobpy), fotovoltaik (menggunakan PVlib), dan pompa panas untuk memastikan kompatibilitas dan distribusi energi yang proporsional pada skala waktu yang lebih kecil. Peningkatan efisiensi, seperti vektorisasi, dan peningkatan kejelasan kode juga diterapkan.

Hasilnya menunjukkan bahwa generator profil beban yang dimodifikasi berhasil menghasilkan keluaran pada berbagai resolusi sub-jam, menawarkan pandangan yang jauh lebih terperinci tentang konsumsi energi rumah tangga dibandingkan dengan model per jam asli. Analisis menunjukkan kemampuan alat yang ditingkatkan untuk menangkap pola operasional berdurasi pendek dan puncak beban untuk berbagai peralatan, yang biasanya dirata-ratakan dalam profil per jam. Fitur opsional untuk mengonversi energi keluaran (Wh) menjadi daya rata-rata (W) juga ditambahkan untuk memfasilitasi analisis beban yang relevan dengan perencanaan jaringan.

Kesimpulannya, karya ini menghasilkan generator profil beban yang ditingkatkan dengan fleksibilitas dan akurasi temporal yang lebih baik. Dengan mendukung langkah waktu sub-jam hingga satu menit, peningkatan granularitas ini sangat penting untuk aplikasi yang membutuhkan data beban terperinci, seperti analisis stabilitas jaringan, perencanaan respons permintaan, dan penilaian akurat kontribusi permintaan puncak dari beban dinamis.


German electricity network operators face increasing complexity in forecasting household customer behaviour due to the rise of decentralized generation (like photovoltaics) and new loads such as electric vehicles and heat pumps. Traditional planning methods relying on standard load profiles aggregated at hourly intervals are often insufficient to capture the dynamic nature of modern energy consumption and prevent grid issues. While the Department of Electrical Power Systems (eES) at the University of Duisburg-Essen developed a Python-based bottom-up model to simulate hourly household loads considering various socioeconomic factors and technologies, its fixed hourly resolution limits its ability to accurately represent short-duration load peaks and rapid fluctuations in many households appliances.

This thesis aimed to enhance the flexibility and temporal accuracy of the existing load profile generator by enabling user-selectable sub-hourly time resolutions. The core methodology involved modifying the Python codebase to support dynamic time steps (including 30, 15 and 1-minute intervals). Key technical enhancements included implementing interpolation and extrapolation methods for weather data alignment, restructuring the core domestic device calculation algorithm to incorporate randomized start times and improved multi-phase device representation, and adapting the modules for electric vehicles (using emobpy), photovoltaics (using PVlib), and heat pumps to ensure compatibility and proportional energy distribution across finer time scales. Efficiency improvements, such as vectorization, and code clarity enhancements were also implemented.

The results demonstrate that the modified load profile generator successfully produces outputs at multiple sub-hourly resolutions, offering a significantly more granular view of household energy consumption compared to the original hourly model. Analysis shows the enhanced tool's improved capability to capture short-duration operational patterns and peak loads for various appliances, which are typically averaged out in hourly profiles. An optional feature to convert output energy (Wh) to average power (W) was also added to facilitate load analysis relevant to grid planning.

In conclusion, this work delivers an enhanced load profile generator with improved temporal flexibility and accuracy. By supporting sub-hourly time steps down to one minute. This increased granularity is crucial for applications requiring detailed load data, such as grid stability analysis, demand response planning, and accurate assessment of peak demand contributions from dynamic loads. "

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Budi
"Mempertahankan keseimbangan dalam demand-supply dan meregulasi frekuensi merupakan sebuah tantangan dalam distribusi tenaga lisrik. Ketidakseimbangan antara generasi dan beban dalam distribusi tenaga listrik harus dikoreksi dalam waktu sesingkat mungkin, deviasi pada frekuensi dapat mengancam kestabilan dan keamanan dari sebuah sistem distribusi listrik, bahkan dapat memberikan kerusakan permanen pada fasilitas distribusi tenaga listrik. Penelitian kepada kedua sisi dari distribusi tenaga listrik telah dicoba dan diterapkan, pengaturan pada sisi generasi untuk memenuhi permintaan beban listrik telah dibuktikan tidak efisien dan tidak efektif karena hilangnya tenaga listrik secara tiba-tiba dan perubahan frekuensi pada beban sering terjadi. Simulasi menggunakan program MATLAB akan digunakan untuk memodelkan beban motor induksi dan beban konstan yang menggunakan parameter asli. Tujuan utama dari tesis ini adalah membuat sebuah model beban komposit yang terdiri dari beban motor induksi dan beban konstan. Dengan menganalisa kondisi transien dari beban motor induksi, Analisa terhadap perubahan frekuensi dan tegangan yang mengakibatkan perubahan frekuensi pada sistem distribusi listrik.

Maintaining a demand supply balance and regulating frequency are always a main issue in power system distribution. An imbalance between generation and load in power system need to be corrected within a short period, otherwise a large frequency deviation may threaten the stability and security of a power system or even worse, it can cause a permanent damage to the power system facilities itself. An approach on both sides of the power system network have been tried and applied, as the approach on adjusting the generation side to satisfy the load demand are proven to be inefficient and ineffective due to the sudden power loss in the generation and change in the load are frequently occurred. An extensive simulation using the MATLAB program will be used throughout the research to accurately model the induction motor load and constant load in the real world situation. The main objective of the project is to model a Composite load Induction Motor load and Constant load . By observing the transient state of the induction motor load, we can observe the frequency and voltage behaviour that occur and affect the overall frequency of the power system network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasam Syamsudin
"Gangguan pada sistem tenaga listrik umumnya berawal dari gangguan satu fasa ke tanah yang berkembang menjadi gangguan tiga fasa. Besar arus gangguan tanah sangat tergantung pada metoda pentanahan yang diterapkan seperti : pentanahan bertahanan tinggi, pentanahan bertahanan rendah, pentanahan langsung atau tidak ditanahkan.
Skema pengaman gangguan tanah yang baik dipilih berdasarkan metoda pentanahan dan jenis gangguan yang mungkin terjadi. Skema pengaman gangguan tanah yang umum dipakai adalah skema diferensial, arus sisa, keseimbangan inti dan arus balik. Pembahasan di tesis ini lebih ditekankan pada penerapan skema pengaman gangguan tanah diferensial. Pemilihan skema pengaman gangguan tanah perlu mempertimbangkan arus gangguan tanah minimum dan maksimum yang diperoleh dari perhitungan arus hubung singkat.
Meskipun skema pengaman gangguan tanah yang baik telah dipilih, kinerja peralatan pengaman akan tergantung pada instalasi di lapangan dan nilai tetapan rele. Pemahaman mengenai arah aliran arus sesaat, polaritas trafo arus dan rele, jenis penyambungan trafo daya dan instrumen, arus gangguan tanah minimum dan maksimum. dan penentuan tetapan rele sangat membantu pada pemilihan skema pengaman gangguan tanah yang baik.

The most common electrical fault in an electrical power system is initiated by a single phase ground fault which can develop into a three phase fault. The ground fault current magnitude depend on the grounding method being applied such as : high impedance, low impedance, solidly grounded or ungrounded.
Selection of good ground fault scheme depends upon the grounding method used and the possible fault type. Common ground fault schemes are differential, residual current, core balance and ground return. Discussions in this Tesis was emphasized on differential schemes. The ground fault protection scheme selected should consider the minimum and maximum ground fault currents obtained by calculations.
Although a good ground fault protection scheme has been selected, the protection performances will depend on site installations and relay settings. Therefore, understanding of momentary current flow directions, minimum and maximum ground fault current occurences, and relay settings are important to identify any deviation due to miswiring and improper relay settings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samia Sofyan
"Kondisi fluktuasi beban yang sangat cepat harus diantisipasi dengan ketersediaan suplai yang memadai. Apabila beban meningkat tetapi suplai yang diberikan turun maka akan terjadi kelebihan beban. Kelebihan beban ini mengakibatkan suplai akan padam karena neracadaya tidak seimbang. Gangguan ini mengakibatkan tidak kontinuitasnya pelayanan daya. Kondisi tersebut diatasi dengan tahapan pemisahan beban (load shedding) secara terencana.
Pemisahan beban dilakukan dengan simulasi analisa aliran daya pada software ETAP 7. Pada skenario pemisahan beban ini penulis menjadikan IBT 1 sebagai suplai cadangan ketika IBT 2 lepas. IBT 1 memberikan 30% suplai cadangannya kepada IBT 2. Hasil dari beban yang dilepas adalah load 1, load 2, lump 5, lump 6, load 3, load 4 dan lump 12 yaitu sebanyak 127,4 MVA atau 28,4% dari total pembebanan IBT 1 dan IBT 2.

Conditions of very rapid load fluctuations must be anticipated with the availability of adequate supplies. If the load increases but supply is given off, there will be overloaded. This overload will lead to supply balance of power outages due to unbalanced. This disturbancemakepower service is not continuity. The condition was overcome by stage load separation (load shedding) in a planned.
Load shedding executed by simulation of load flow analysis with software ETAP 7. At this load separation scenario writer makes IBT 1 as a backup supply when IBT 2 off. IBT 1 gives 30% supply of reserves to the IBT 2. The result of released load are load 1, load 2, 5 lump, lump 6, load 3, load 4 and lump 12 as many as 127.4 MVA or 28.4% of the total loading from IBT 1 and 2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zico Muhammad Achlazzikry
"Dalam suatu perusahaan minyak dan gas, sistem tenaga listrik sangat berperan penting dalam proses pengolahan produksi. Oleh karena itu pada suatu sistem tenaga listrik dibutuhkan sistem proteksi yang baik. Salah satu gangguan yang sering terjadi pada suatu sistem tenaga listrik adalah gangguan beban berlebih. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai suatu metode sistem proteksi untuk menanggulangi gangguan beban berlebih yang dikenal sebagai metode pelepasan beban dengan menggunakan rele frekuensi pada sistem tenaga listrik CNOOC SES Ltd. Gangguan berlebih yang terjadi adalah akibat lepasnya generator, dimana pada skripsi ini akan dibuat beberapa skenario kejadian lepasnya generator untuk melihat respon frekuensi sistem.
Dengan melakukan metode pelepasan beban, diharapkan frekuensi sistem dapat kembali pulih ke frekuensi nominal dengan beban yang dilepaskan seminimal mungkin. Oleh sebab itu diperlukan pembuatan prioritas beban dan beberapa pengaturan pada rele frekuensi. Untuk membuktikan keefektifannya dilakukan simulasi menggunakan perangkat lunak ETAP 12.6.0 dengan sebelumnya melakukan pemodelan sistem tenaga listrik CNOOC SES Ltd. Dari hasil simulasi terbukti bahwa skema pelepasan beban yang dibuat berhasil memulihkan frekuensi sistem setelah terjadi gangguan dengan tahap pelepasan sesuai dengan yang diharapkan.

In an oil and gas company, the power system plays an important role in the production process. Therefore, a power system required a good protection system. One of the most common disturbances in a power system is overloading. In this essay will be discussed about a method of protection system to overcome the overload known as the load shedding method by using under frequency relay on the power system of CNOOC SES Ltd. Overload that occurs is due to the trip fault of the generator, which in this essay will be made some scenarios of generator trip to see the response of frequency system.
By doing the load shedding method, it is expected that the system frequency can be recovered to the nominal frequency with the load that released is as minimum as possible. Therefore we need to make the priority of load and some settings on the under frequency relay. To prove the mehthod effectiveness, in this essay will be made some simulation using software ETAP 12.6.0 with previously modeling the power system of CNOOC SES Ltd. The simulation results proved that the load shedding scheme that is created successfully recover the frequency of the system after a disturbance with the shedding phase as expected.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Prayoga Dewanto
"Saat ini, Indonesia sedang dalam proses perancangan dan pembangunan Ibu Kota Nusantara dalam rangka pemindahan Ibu Kota Negara yang sebelumnya berada di pulau Jawa ke pulau Kalimantan. Salah satu tujuan dari pembangunan Ibu Kota Nusantara adalah menjadi percontohan bagi pengembangan kota hijau dan salah satu prinsip pembangunannya adalah emisi rendah karbon. Hal tersebut dapat dicapai dengan pemanfaatan pembangkit EBT dalam menyuplai beban di IKN. Pada penilitian ini, akan dirancang sistem kelistrikan Ibu Kota Nusantara berbasis isolated microgrid dengan mempertimbangkan aspek biaya dan emisi karbon. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi teknologi pembangkit di IKN yang paling optimal dengan mempertimbangkan aspek biaya dan juga emisi karbon. Sistem kelistrikan IKN akan dimodelkan setiap tahap pembangunan menggunakan perangkat lunak XENDEE yang kemudian akan dioptimasi dengan objektif meminimalkan biaya, meminimalkan emisi karbon, dan objektif gabungan keduanya. Komposisi pembangkit dari hasil optimasi yang paling optimal akan digunakan sebagai teknologi eksisting pada tahap berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi teknologi yang paling optimal adalah solar PV dengan total kapasitas 253,4 MWp, BESS dengan kapasitas 66,4 MWh, gas engine dengan kapasitas 600 MW, dan gas turbine dengan total kapasitas 800 MW.

Currently, Indonesia is in the process of designing and building Ibu Kota Nusantara in order to relocate the National Capital which was previously on the island of Java to the island of Kalimantan. One of the objectives of developing Ibu Kota Nusantara is to become a pilot for the development of green cities and one of the principles of its development is low carbon emissions. This can be achieved by utilizing EBT generators to supply loads at IKN. In this research, an isolated microgrid-based electricity system for Ibu Kota Nusantara will be designed considering the aspects of cost and carbon emissions. This research aims to determine the most optimal composition of power generation technology in IKN by considering the cost aspect and carbon emissions. IKN's electrical system will be modeled at each stage of development using XENDEE software which will then be optimized with the objectives of minimizing costs, minimizing carbon emissions, and the combined objectives of the two. The generator composition from the most optimal optimization results will be used as the existing technology in the next stage. The results showed that the most optimal technological compositions were solar PV with a total capacity of 253.4 MWp, BESS with a capacity of 66.4 MWh, gas engine with a capacity of 600 MW, and gas turbine with a total capacity of 800 MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haga Suanta
"Sebagian besar sistem pembangkitan di Indonesia masih mengandalkan sumber energi fosil sebagai bahan bakarnya. Seiring dengan perkembangan teknologi maka kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat. Salah satu cara meningkatkan effisiensi penggunaan energi pada sistem pembangkitan adalah dengan mengoperasikan sistem pembangkitan dengan pembebanan yang optimal. "Part Load Operation" merupakan salah satu metoda pengopersian sistem pembangkitan yang dapat digunakan untuk mengoptimalisasi pembebanan dari dari sistem pembangkitan.
Dengan menggunakan kurva karakteristik part load operation dapat dilihat pembebanan yang optimal untuk pola pengoperasian 1.1.1 terdapat pada rentang pembebanan 14,80 MW sampai dengan 244,2 MW dengan rentang effisiensi termal PLTGU antara 8,088 % sampai 57,462 %, untuk pola pengoperasian 2.2.1 terdapat pada rentang pembebanan 266,44 MW sampai dengan 488,4 MW dengan rentang effisiensi termal PLTGU antara 46,287 % sampai 54,754 %, dan untuk pola pengoperasian 3.3.1 terdapat pada rentang pembebanan diatas 488.40 MW dengan rentang effisiensi termal PLTGU antara 50,192 % sampai 54,814 %.
Pada rentang pembebanan 14,80 MW sampai 244,2 MW penggunaan pola pengoperasian I.I.I pada pembebanan PLTGU sebesar 14,80 MW menghasilkan penghematan energi maksimum sebesar 14877,382 MMBTU atau 4360,161 MWH dalam satu hari jika dibandingkan dengan pola pengoperasian 2.2.1 dan 28551,109 MMBTU atau 8367,505 MWH dalam satu hari jika dibandingkan dengan pola pengoperasian 3.3.1. Pada rentang pembebanan 266,40 MW sampai 488,40 MW penggunaan pola pengoperasian 2.2.1 pada pembebanan PLTGU sebesar 266,40 MW menghasilkan penghematan energi maksimum sebesar 12726,901 MMBTU atau 3729,887 MWH dalam satu hari jika dibandingkan dengan pola pengoperasian 3.3.1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini
"Setiap sistem tenaga listrik memiliki range tegangan tertentu, sebagai contoh, sistem PLN 150 kV memiliki range lebih kurang 10%. Tegangan di luar range dapat menyebabkan kerugian pada peralatan-peralatan listrik sehingga tegangan harus diatur tetap pada range tersebut. Pengaturan tegangan erat kaitannya dengan pengaturan daya reaktif. Untuk itu pengaturan tegangan dilakukan dengan kompensator yang dapat mengendalikan pembangkitan, penyerapan, dan aliran daya reaktif pada sistem. Sub-sistem Kudus-Cepu 150 kV memiliki kualitas tegangan yang rendah. Lima dari enam bus di dalamnya memiliki tegangan di bawah 135 kV akibat jaringannya yang berbentuk radial. Oleh karena itu pada sub-sistem Kudus-Cepu akan dirancang kompensator untuk memperbaiki tegangan tersebut. Perancangan kompensator pertama dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode aliran daya. Dari perhitungan ini didapat besar kompensator (dalam MVAR) yang harus dipasang. Kemudian hasil perhitungan tadi diterapkan dalam simulasi menggunakan perangkat lunak Power System Simulator for Engineering (PSS/E) dan dianalisis perubahan-perubahan yang terjadi setelah pengkompensasian ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhilah Reyseliani
"ABSTRAK
Perjanjian Paris tahun 2015 mengenai penjagaan suhu kenaikan bumi dibawah 2oC telah mendorong negara-negara di dunia, termasuk Indonesia yang meratifikasi perjanjian tersebut, untuk melakukan transisi energi menuju sistem yang berkelanjutan dengan fokus utama pemanfaatan energi terbarukan dan peningkatan efisiensi energi pada berbagai sektor termasuk sektor listrik. Transisi sistem energi nantinya akan mampu menunjukkan perubahan penggunaan teknologi yang semakin ramah lingkungan, namun tetap mempertimbangkan aspek keekonomian yang keduanya ditunjukkan sebagai tujuan atau objektif dari transisi sistem energi. Pemodelan Teknologi ramah lingkungan yang didominasi oleh variable renewable energy seperti tenaga bayu dan tenaga matahari akan menyebabkan terjadinya fluktuasi pada pasokan listrik setiap jamnya, sehingga sangat penting membangun perencanaan kelistrikan yang mempertimbangkan secara detail variasi tersebut melalui pemodelan high time resolution yang meninjau neraca pemenuhan permintaan setiap jamnya dan melibatkan peran penyimpanan energi. Untuk itu, dalam penelitian ini dibangun model high time resolution pada sistem kelistrikan Indonesia dengan meninjau memasukan faktor lingkungan kedalam skenario pajak karbon menggunakan VEDA-TIMES dengan solver CPLEX. Hasil yang diperoleh adalah pada skenario dasar tanpa faktor lingkungan bauran energi terbarukan pada tahun 2050 sudah mencapai 80%. Tingginya bauran ini karena model meninjau penurunan investasi pada teknologi energi terbarukan. Selain itu, penambahan pajak karbon tidak memberikan dampak yang signifikan karena menyebabkan kompetisi antar pembangkit energi terbarukan. Meningkatkan resolusi waktu pemodelan menjadi jam dalam satu hari yang merepresentasikan seluruh hari setiap tahunnya menyebabkan penetrasi energi terbarukan turun menjadi 47%. Selain itu, seiring dengan meningkatnya kapasitas PLTS, maka kapasitas pumped hydro storage (PHS) menjadi meningkat.

ABSTRACT
The Paris Agreement in 2015 which has been maintained the temperature of the earth's rise below 2oC has encouraged countries in the world, including Indonesia who ratified the agreement, to make the energy transition towards a sustainable system with a main focus on the use of renewable energy and improving energy efficiency in various sectors including the electricity sector. The energy system transition will be able to show changes in the use of green technology but still considering the economic aspects, both of which are shown as the objective of the energy system transition. Modeling technologies that are dominated by variable renewable energy such as wind power and solar power will cause fluctuations in electricity supply every hour, so it is important to build electricity planning that considers in detail regarding these variations through modeling high time resolution that reviews the balance sheet to meet demand every hour and involves the role of energy storage. For this reason, this research builds a high time resolution model on the Indonesian electricity system by reviewing the inclusion of environmental factors as carbon tax scenario using VEDA-TIMES with the CPLEX solver. The results obtained in the basic scenario without environmental factors the renewable energy mix in 2050 has reached 80%. The high mix is ​​due to the model consider the declining in renewable energy technologies investment. In addition, using carbon tax scenario does not have a significant impact because it causes competition among renewable energy technology. Increasing modeling time resolution to hours in one day that represents all days each year causes the penetration of renewable energy to drop to 47%. In addition, along with the increase in PLTS capacity, the capacity of pumped hydro storage (PHS) as the selected energy storage technology will increase."
2020
T55315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangkit cadangan seringkah digunakan dalam suatu instalasi listrik suatu bangunan dengan maksud untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik di tempat tersebuL Dalam penulisan ini dilakukan studi kasus di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Kampus Baru Depok. Untuk mencapai keandalan yang diinginkan, maka fungsi pembangkit cadangan tersebut erat kaitannya dengan manajemen bebarmya. Pengaturan pelayanan beban yang akan dilayani pembangkit cadangan hares ditinjau dari beberapa segi agar mendapat hasil yang optimal. Selain itu pula, pembangkit cadangan diharapkan dapat dimanfaatkan dalam penghematan biaya pemakaian energi iistrik. Peluang penghematan biaya dilakukan dengan dua cara yaitu pemanfaatan pembangkit cadangan untuk menggantikan PIN (sumber listrik utama) atau beker a sama dengan PLN pads saat beban puncak yang ter adi, dan pemanfaatan pembangkit cadangan untuk menggantikan PLN pada scat diberlakukannya tarif Wak-tu Beban Puncak (WBP) oleh PLN. Dalam penulisan ini, bal yang pertama kali yang cWakukan adalah menelaah pemakaian energi listrik untuk mengetahui beban apa Baja yang terpasang, sehingga dengan demikian bisa diambil beberapa pertimbangan untuk menentukan pengaturan beban dan' sumber tenaga cadangan Berta melakukan analisa fungsi pembangkit cadangan tersebut dalam kegiatan manajemen beban. Selanjutnya peluang penghematan dilakukan dengan menperhitungkan biaya yang dikeluarkan dengan penggunaan pembangkit cadangan (dalam kasus ini pembangkit listrik tenaga diesel) dan kemudian dibandingkan dengan biaya yang dikenakan PLN."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>