Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahma Alfrida
"

Daerah X merupakan salah satu daerah yang memliki potensi panas bumi di Jawa Barat ditandai dengan keberadaan manifestasi mata air panas dan hangat di permukaan, serta berada di kawasan vulkanik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi basemen di daerah panas bumi X dengan menggunakan metode inversi tiga dimensi data gravitasi dan hasilnya diintegrasikan dengan informasi geologi, manifestasi, hasil analisis First Horizontal Derivative (FHD). Complete Bouguer Anomaly (CBA) digunakan sebagai data input untuk inversi tiga dimensi. Hasil analisis CBA menunjukkan kontras anomali tinggi dan rendah berarah tenggara – barat laut, yang mana sesuai dengan strike struktur yang berada di kawasan tersebut, dengan anomali tinggi berada di selatan (diduga berasal dari batuan berumur Miosen - Pliosen) dan anomali rendah dominan di utara (diduga berasal dari batuan vulkanik muda yang belum terlitifikasi sempurna). Peta kedalaman basemen diperoleh dengan mengekstraksi nilai densitas  dari hasil inversi tiga dimensi CBA. Pemilihan nilai densitas ini didasarkan pada estimasi rata-rata densitas batuan dari Formasi Bentang yang diasosiasikan sebagai basemen di daerah panas bumi X. Berdasarkan analisis peta kedalaman basemen, pengangkatan basemen dominan berada di kawasan Gunung X (zona prospek) diduga akibat keberadaan heat source yang mendorong basemen dengan rentang kedalaman 1000 hingga 4500 meter. Basemen dengan kedalaman yang dalam dominan berada di timur dari pengangkatan basemen Gunung X, diduga akibat batuan vulkanik muda yang belum terlitifikasi sempurna cukup tebal di permukaan. Manifestasi panas bumi berada di tepi pengangkatan basemen yang juga berkorelasi dengan struktur geologi, serta hasil analisis kelurusan FHD. Batas tepi pengangkatan basemen dan struktur saling berasosiasi dengan kontras densitas dan diduga membentuk zona permeabel sebagai pathway fluida panas bumi.

 


Area X is one of the geothermal prospect regions in West Java, as indicated by the presence of hot and warm spring manifestations at the surface and its location within a volcanic zone. This study aims to identify the basement structure in the X geothermal area using three-dimensional gravity data inversion, integrated with geological information, surface manifestations, and the results of First Horizontal Derivative (FHD) analysis. Complete Bouguer Anomaly (CBA) data was used as the input for the 3D inversion. The CBA analysis revealed a southeast-northwest trending contrast between high and low gravity anomalies, which aligns with the structural strike direction in the region. High anomalies are located in the southern part, presumably associated with Miocene–Pliocene-aged rocks, while low anomalies are dominant in the north, likely caused by the presence of relatively thick, unconsolidated young volcanic deposits. The basement depth map was obtained by extracting the 2.6 g/cm³ isosurface from the 3D CBA inversion results. This density value was selected based on the estimated average density of the Bentang Formation, which is interpreted as the basement in the geothermal area of X. The basement uplift is primarily observed in the Mount X area (the prospect zone), presumably due to the presence of a heat source that drives the basement upwards, with depths ranging from approximately 1000 to 4500 meters. Deeper basement is observed to the east of the uplift, likely due to the thickness of unconsolidated young volcanic rocks in that area. Geothermal surface manifestations are found along the margin of the basement uplift, which also correlates with geological structures and lineaments identified from the FHD analysis. The boundary of the basement uplift and associated structures correspond with density contrasts and are interpreted to form a permeable zone that may act as a pathway for geothermal fluid migration.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandi Baskoro Soebakir
"Keberadaan struktur geologi merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan zona permeabel pada suatu sistem geotermal. Penelitian ini dilakukan di salah satu area prospek geotermal di zona Sistem Sesar Sumatera (GSF) yang termasuk dalam segmen Angkola dan Barumun yang bertujuan untuk mengidentifikasi kemenerusan fitur permukaan hingga bawah permukaan terutama struktur geologi yang berkaitan erat dengan zona permeabel dengan mengintegrasikan data geologi, geokimia, dan geofisika. Teknologi remote sensing digunakan untuk mengidentifikasi struktur geologi yang terobservasi di permukaan yang dikorelasikan dengan persebaran manifestasi permukaan. Namun, tidak semua struktur geologi yang terobservasi di permukaan dapat diamati dan kemenerusannya dari permukaan hingga bawah permukaan dilakukan dengan pendekatan geofisika menggunakan data magnetotelurik (MT) dan gravitasi. Interpretasi struktur geologi permukaan berdasarkan analisis remote sensing dan persebaran manifestasi permukaan memiliki korelasi yang positif dengan hasil gravitasi adanya struktur graben dari zona GSF yang memiliki orientasi baratlaut-tenggara. Kelurusan dan karakteristik (arah dan kemiringan) struktur ditandai dengan adanya kontras nilai gravitasi, nilai Horizontal Gradient Magnitude (HGM) maksimum, dan nilai zero Second Vertical Derivative (SVD) serta analisis Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD). Hasil interpretasi struktur bawah permukaan gravitasi berkorelasi positif dengan analisis parameter MT (splitting curve MT) yang dapat mengindikasi zona struktur bawah permukaan. Gabungan interpretasi struktur permukaan dan bawah permukaan teridentifikasi adanya 5 struktur (F1, F2, F3, F4, dan F5) yang diklasifikasikan sebagai Struktur Pasti (F1, F2, F3, dan F4) dan Struktur Diperkirakan (F5) yang memiliki orientasi baratlaut-tenggara. Struktur F3 yang berorientasi baratlaut-tenggara merupakan struktur utama yang berperan sebagai fluid conduit (zona permeabel) yang dibuktikan dengan adanya manifestasi mata airpanas bertipe klorida. Berdasarkan hasil pemodelan inversi 3-D MT dan pemodelan kedepan 2-D gravitasi dapat mendelineasi zona reservoir pada kedalaman 1500 – 2000-meter yang dikontrol oleh struktur F3 dan zona reservoir berasosiasi dengan batuan metasediment yang nantinya dapat menentukan lokasi sumur pengeboran. Untuk memvisualisasikan sistem geotermal secara komprehensif, maka dikembangkan model konseptual dengan mengintegrasikan model geofisika yang memiliki kualitas data optimum dengan data geologi dan geokimia yang saling berkorelasi, sehingga dapat dijadikan dasar dan acuan dalam menentukan lokasi pengembangan sumur produksi dan reinjeksi dan menurunkan resiko kegagalan dalam well targeting.

The existence of geological structures is one of the important parameters in determining the permeability zone in a geothermal system. This study was conducted in one of the geothermal prospect areas in the Sumatera Fault System (GSF) zone included in the Angkola and Barumun segments which aims to identify the continuity of surface to subsurface features, especially geological structures that are closely related to permeability zones by integrating geological, geochemical, and geophysical data. Remote sensing technology is used to identify geological structures observed at the surface that are correlated with the distribution of surface manifestations. However, not all surface-observed geological structures can be observed and their continuity from the surface to the subsurface is done with a geophysical approach using magnetotelluric (MT) and gravity data. Interpretation of surface geological structures based on remote sensing analysis and the distribution of surface manifestations has a positive correlation with the gravity results of the graben structure of the GSF zone which has a northwest-southeast orientation. The alignment and characteristics (direction and slope) of the structure are characterized by the contrast of gravity values, maximum Horizontal Gradient Magnitude (HGM) values, and zero Second Vertical Derivative (SVD) values as well as Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD) analysis. The results of gravity subsurface structure interpretation are positively correlated with MT parameter analysis (splitting curve) which can indicate subsurface structure zones. The combined interpretation of surface and subsurface structures identified 5 structures (F1, F2, F3, F4, and F5) classified as Certain Structures (F1, F2, F3, and F4) and Estimated Structure (F5) that have a northwest-southeast orientation. The northwest-southeast oriented F3 structure is the main structure that acts as a fluid conduit (permeability zone) as evidenced by the manifestation of chloride-type hot springs. Based on the results of 3-D MT inversion modeling and 2-D gravity forward modeling, it can delineate the reservoir zone at a depth of 1500 - 200 meters controlled by the F3 structure and the reservoir zone is associated with metasedimentary rocks which can later determine the location of drilling wells. To visualize the geothermal system comprehensively, a conceptual model was developed by integrating geophysical models that have optimum data quality with geological and geochemical data that are correlated, so that it can be used as a basis and guide in determining the location of production well development and reinjection and reduce the risk of failure in drilling targets."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Catherine
"Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk eksplorasi panas bumi adalah metode gravitasi karena metode ini dapat mendeteksi batuan dibawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi yang disebabkan oleh perbedaan densitas batuan. Dalam sistem panas bumi, salah satu objek yang sensitif terhadap kontras densitas adalah batuan reservoir. Oleh sebab itu, metode gravitasi sangat tepat digunakan untuk mengidentifikasi batuan reservoir. Batuan reservoir memiliki densitas batuan yang relatif rendah akibat efek pemanasan dari heat source, sedangkan batuan non-reservoir disekitarnya memiliki densitas batuan yang lebih tinggi. Kontak antara kedua batuan inilah yang akan dideteksi oleh metode gravitasi dan selanjutnya dimodelkan dengan metode inversi dalam 3D.
Metode inversi dilakukan karena bersifat lebih objektif dan sesuai dengan keadaan asli dilapangan dibandingkan dengan pemodelan forward. Pemodelan juga dilakukan dalam 3D untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang batuan dibawah permukaan, tidak hanya dari satu penampang saja. Sebagai justifikasi letak batuan reservoir, dilakukan analisis patahan menggunakan analisis derivatif berupa First Horizontal Derivatives FHD dan Second Vertical Derivatives SVD . Identifikasi patahan ini akan membantu menganalisis keberadaan dan bentuk batuan reservoir karena patahan berperan penting sebagai zona recharge dan discharge yang mengarah menuju atau keluar dari batuan reservoir.

One of many geophysical methods that can be used for geothermal exploration is gravity method because this method is able to detect subsurface rocks based on the variation of gravity field that is caused by the difference of rock density. In geothermal system, one of the object that is sensitive to density contrast is reservoir rock Therefore, gravity method is the appropriate method used to identify geothermal reservoir. Reservoir rock has a relatively low density as a heating efect from heat source, while non reservoir rock has higher density. The contact between these rocks will be detected with gravity method and further will be modeled with inversion method in 3D.
Inversion method is applied because it is more objective and suitable with the real condition rather than forward method. Modeling is also done in 3D to give a better representation on subsurface area, not only from one section. To justify the location of reservoir rock, subsurface structure analysis using derivatives analysis which are First Horizontal Derivatives FHD and Second Vertical Derivatives SVD is done. Structure identification will help analyzing reservoir whereabouts and its form because subsurface structure has an important role as recharge and discharge zone of the geothermal system that aim towards and leave the reservoir rock.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vito Giovani Amin
"Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang sudah umum digunakan dalam eksplorasi sistem panas bumi. Parameter yang terdeteksi berupa variasi nilai gravitasi yang menggambarkan distribusi densitas bawah permukaan. Dalam sistem panas bumi, batuan reservoir dapat dipetakan dengan metode gravitasi dikarenakan batuan reservoir memiliki densitas yang lebih rendah dibandingkan sekitarnya, sehingga menimbulkan anomali kontras densitas. Selain reservoir, struktur bawah permukaan juga akan teridentifikasi melalui peta residual, yang juga dikorelasikan dengan analisis derivatif berupa First Horizontal Derivative FHD , dan Second Vertical Derivative SVD. Melalui identifikasi patahan, zona recharge, zona discharge, serta daerah upflow dan outflow dapat dipetakan dengan lebih baik untuk merancang model konseptual sistem panas bumi. Kemudian dalam penelitian ini, sistem panas bumi akan dibuat model 3D inversi untuk penggambaran yang lebih jelas.

Gravity is a common geophysical method to be used in geothermal exploration. The detected parameter is the variation of gravity value, which represents the distribution of subsurface density. In geothermal system, we can detect reservoir rock with gravity method because the reservoir rock has a lower density rather than its surrounding which makes a contrast anomaly. For subsurface structures, the author will analyze it with derivative method FHD First Horizontal Derivative and SVD Second Vertical Derivative . Through subsurface structure identification, we can delineate the recharge and discharge area, together with uplow and outflow zone to design the geothermal conceptual model. Last but not least, the author will make a 3d inversion model for a better understanding."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Yulia
"Lebong, Bengkulu merupakan salah satu zona prospek panas bumi yang dilalui oleh sesar aktif, yaitu Sesar Sumatera, yang berperan penting dalam mengontrol sistem panas bumi di wilayah tersebut. Informasi terkait distribusi densitas batuan bawah permukaan di zona ini masih terbatas, terlepas dari pentingnya karakteristik densitas dalam mengidentifikasi jalur migrasi fluida panas bumi dan zona reservoir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi distribusi densitas bawah permukaan di daerah prospek panas bumi Lebong melalui pemodelan inversi 3D data gravitasi. Pengukuran gravitasi dilakukan dengan jarak antar titik 250 meter pada area seluas 12 × 10 km. Data yang diperoleh dikoreksi menggunakan koreksi udara bebas, Bouguer (dengan densitas rata-rata 2,5 gr/cc berdasarkan metode Parasnis dan Nettleton), serta koreksi medan, hingga dihasilkan peta anomali Bouguer lengkap. Pemodelan dilakukan dengan pendekatan unconstrained dan constrained inversion yang memanfaatkan pendekatan Cartesian Cut Cell (CCC) dan algoritma Iterative Reweighting Inversion (IRI) Interpretasi hasil pemodelan dikorelasikan dengan data magnetotellurik (MT) dan peta geologi. Hasil analisis menunjukkan adanya zona densitas rendah yang memanjang searah struktur sesar dan terpusat di area graben, yang diinterpretasikan sebagai jalur utama migrasi fluida panas bumi pada zona prospek Lebong.

Lebong, Bengkulu is one of the geothermal prospect zones traversed by an active fault, the Sumatra Fault, which plays a significant role in controlling the geothermal system in the area. However, information related to the subsurface rock density distribution in this zone remains limited, despite the importance of density characteristics in identifying fluid migration pathways and reservoir zones. This study aims to identify the subsurface density distribution in the Lebong geothermal prospect area through 3D gravity inversion modeling. Gravity measurements were conducted with a 250-meter station spacing across an area of 12 × 10 km. The acquired data were corrected using free-air correction, Bouguer correction (with an average density of 2.5 g/cc based on the Parasnis and Nettleton methods), and terrain correction, resulting in a complete Bouguer anomaly (CBA) map. Inversion modeling was performed using both unconstrained and constrained, which utilizes the Cartesian Cut Cell (CCC) method and the Iterative Reweighting Inversion (IRI) algorithm). Interpretation of the modeling results was supported by magnetotelluric (MT) and geological data. The analysis revealed a low-density zone trending parallel to the fault structure and centered in the graben area, which is interpreted as the main fluid migration pathway in the Lebong geothermal prospect zone."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ewin Rahman Dzuhri
"Magnetotelurik (MT) adalah metode geofisika yang umumnya digunakan dalam eksplorasi potensi sumber daya alam panas bumi. Metode MT dapat menggambarkan penampang resistivitas bawah permukaan bumi mulai dari ratusan meter hingga ratusan kilometer tergantung dari periode pengukuran. Dengan menggabungkan tiga studi yaitu geologi, geokimia dan geofisika, maka dapat mendileneasi sistem geotermal yang terdiri dari clay cap, reservoir, dan sumber panasnya. Bagaimanapun juga, dalam akuisisi data MT, kita juga harus melihat kondisi sekitar daerah penelitian karena pasti terdapat gangguan yang mempengaruhi data MT. Salah satu gangguan dari sekitar daerah penelitian adalah gangguan yang berasal dari laut atau biasa disebut dengan sea effect. Untuk mengurangi gangguan dari sea effect, maka kita harus memahami pengaruh apa saja yang dihasilkan dari sea effect terhadap data MT untuk menghindari mis interptretasi data MT setelah diolah maupun setelah inversi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan simulasi dan inversi 3D menggunakan data sintetik dan data real. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menyimpulkan apa yang disebabkan oleh sea effect dalam mempengaruhi data MT. Sea effect ini dapat menyebabkan mis interpretasi pada data MT. Jadi, dengan memahami pengaruh sea effect pada data MT dan mengurangi efeknya dapat meningkatkan kualitas data MT dalam menggambarkan bawah permukaan dan mengurangi resiko eksplorasi geotermal. Berdasarkan studi yang sudah dilakukan diketahui bahwa sea effect mempengaruhi data magnetotelurik dalam kurva apparent resistivity dan fasenya pada semua rentang frekuensi yang berkorelasi dengan jarak antara titik stasiun dengan lautnya. Untuk hasil inversi 3-Dimensi, pengaruh dari laut cukup signifikan dengan adanya nilai-nilai resisitivitas yang kurang sesuai dengan model awal dan dapat diatasi dengan menggunakan oceanic model pada proses inversi.

Magnetotelluric (MT) is a geophysical method commonly used in the geothermal survey. MT method can image the resistivity of earth from a few tens of meters to several hundred kilometers depending on the measurements periods. With geology and geochemistry as supporting data (so-called 3G), integrated 3G data can be very powerful to delineate geothermal system which is clay cap, reservoir, and heat source.  However, in MT data acquisition we have to pay attention to the surroundings of the survey area because there are noises that will affect MT data. One of the noises from the surrounding area is noise from the sea or it is also called coast effect. In order to reduce the noise from MT data acquisition, especially noise from the sea, and miss interpretation of MT data after processing, we have to study the impact of coast effect on MT data during the acquisition and even when inversion. The method of this study is using forward modeling and 3-D inversion using synthetic MT data. The aim of this study is to conclude what causes showed up from MT data affected by the coast effect noise. This sea effect could lead to magnetotelluric data miss interpretation. Thus, by understanding the sea effect on magnetotelluric data and correct it, could improve the quality of subsurface image and lower the geothermal exploration risks. Based on this study, the effect of sea to magnetotelluric data shown in apparent resistivity and phase where this effect correlated to the distance of MT station and the sea. For 3-D inversion, the effect of sea is making inappropriate result in resistivity value. This effect can be overcome by using oceanic model in 3-D inversion process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Al Sausan Suwargono
"Daerah penelitian berada pada Provinsi Sulawesi Tengah dengan sistem geotermal temperatur sedang tipe zona rekahan dan sesar Palu Koro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran struktur patahan dan nilai densitas bawah permukaan daerah penelitian serta menghasilkan pemodelan tiga dimensi struktur bawah permukaan. Metode yang digunakan adalah metode gravitasi guna memberikan informasi tentang densitas batuan bawah permukaan dan lokasi sesar. Hasil penelitian menunjukkan adanya persebaran struktur patahan bawah permukaan yang berada pada bagian tengah dengan jenis patahan sinistral, barat laut patahan naik dan normal, serta bagian tenggara dengan jenis patahan naik. Hasil pemodelan tiga dimensi menunjukkan adanya anomali rendah dengan densitas 1.8-2.2 gr/cm3 yang berada pada bagian tengah daerah penelitian dan memanjang dari utara hingga selatan, yang diduga merupakan zona depresi Palu berupa graben. Anomali tinggi ditemukan pada bagian barat laut dengan densitas 2.8-3 gr/cm3 diduga disebabkan karena keberadaan Formasi Latimojong yang berumur Kapur-Eosen.

The research area is in Central Sulawesi Province with a medium temperature geothermal system with a fracture zone type and the Palu Koro fault. This study aims to determine the distribution of the fault structure and the subsurface density value of the research area and to produce a three-dimensional modeling of the subsurface structure. The method used is the gravity method to provide information about the density of subsurface rocks and the location of faults. The results showed that there was a distribution of subsurface fault structures in the middle with sinistral fault types, northwest up and normal faults, and southeast with rising fault types. The results of the three-dimensional modeling show that there is a low anomaly with a density of 1.8-2.2 gr/cm3 which is located in the center of the study area and extends from north to south, which is thought to be a depression zone in Palu in the form of a graben. The high anomaly found in the northwest with a density of 2.8-3 gr/cm3 is thought to be due to the presence of the Cretaceous-Eocene Latimojong Formation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrima Wahyu
"Telah dilakukan penelitian guna delineasi zona prospek sistem panasbumi daerah ldquo;Z rdquo; menggunakan permodelan tiga Dimensi magnrtotellurik didukung data terpadu berupa geologi dan geokimia serta terintegrasi data gravitasi. Daerah panasbumi ldquo;Z rdquo; dalam tatanan tektoniknya termasuk pada jalur backarc Sumatera, tepat pada salah satu segmen sesar Sumatera bagian selatan, disusun oleh batuan vulkanik dan sedimen klastik yang berumur Tersier hingga Kuarter Andesit-Basalt . Gejala adanya sistem panasbumi pada daerah penelitian ditandai dengan kemunculan manifestasi permukaan berupa alterasi dan lima mata air panas bersuhu 44,4 - 92,5 oC, pH 8,19 - 9,43 dan bertipe bikarbonat, sulfat-bikarbonat, serta sulfat-klorida. Pembentukan sistem panasbumi dipengaruhi oleh aktivitas tektonik menyerong oblique antara lempeng Samudera India dan Lempeng Kontinen Eurasia searah dengan pola sesar Sumatera.
Berdasarkan analisis air panasbumi temperatur reservoir diambil melalui perhitungan geothermomether SiO2 Fournier 1977 , Na-K Giggenbach 1988 , Na-K-Ca, diagram Na-K-Mg serta diagram Enthalphy - Cloride Mixing Model berkisar 145 - 155oC, termasuk dalam sistem panas bumi bertemperatur sedang. Berdasarkan inversi tiga dimensi data MT didapatkan kedalaman Top of Reservoar TOR sistem panasbumi daerah ldquo;Z rdquo; sekitar 400 m elevasi 50 mdpl sedangkan berdasarkan forward modeling data gravitasi lintasan 2 dimensi diperkirakan sumber panas berupa cooling instrusion diperkirakan batuan gabro ; resistivitas ge; 450 ?m ; densitas 2,95 - 3,15 gr/cc dan reservoar berupa batupasir resistivitas 50 - 250 ?m ; densitas 2,60 gr/cc . Sistem panasbumi daerah penelitian termasuk jenis tektonik fracture zone dengan temperatur sedang dengan luas daerah prospek sekitar 7,5 km2.

A study for delineating geothermal system of prospect area ldquo Z rdquo has been done by using tree dimension modeling of magnetotelluric supported unified data just like geological and goechemical and integrated gravity data. Geothermal area ldquo Z rdquo in tectonic setting included in Sumatra volcanic backarc, right on one of the southern part of Sumatra fault segment. Compodes by volcanic and clastic sendimentary rock are Tertiary to Quarternary Andesite Basalt. The existance of goethermal system in this area is indicated by the presence of thermal manifestation in form of alteration and five hot springs temperature in the ranges 44.4 ndash 92.5 oC, and pH 8.19 ndash 9.43 and type of fluida are bicarbonate, sulphate bicarbonate, and sulfate chloride. The development of geothermal system is affected by tectonic oblique between the Indian Ocean plate and the Eurasian Contenent Plate direction of the Sumatra fault patterns.
Based on the analysis of geothermal water reservoir temperature are taken through the calculation geothermometer SiO2 Fournier 1977, Na K Giggenbach 1988 , Na K Ca, Na K Mg diagram and Enthalpi Mixing Cloride Model range 145 ndash 155 oC, classified as intermediate temperature. Base on a three dimensional inversion of the magnetotelluric data obtained depth Top of Reservoir TOR geothermal system area ldquo Z rdquo about 400 m elevation 50 meters above sea leavel , while based on the two dimensional of the gravity data predicted heat sources such as cooling instrusion estimated gabbro density 2,95 ndash 3,15 gr cc and reservoar such as sandstone resistivity 50 ndash 250 m density 2,60 gr cc . The Geothermal systems of research area classified as the type of intermediate temperature tectonic fracture zone with prospect area about 7,5 km2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alief Farhan
"Wilayah panas bumi Muara Laboh merupakan wilayah dengan potensi panasbumi yang berada pada jalur Sesar Sumatera. Hal tersebut menyebabkan wilayah ini memiliki struktur geologi yang kompleks. Untuk memahami sistem panas bumi dan memanfaatkan potensi panas bumi di wilayah Muara Laboh, maka perlu dilakukan kegiatan eksplorasi yang salah satunya bertujuan untuk mengidentifikasi struktur geologi yang mengontrol aliran fluida dan manifestasi di wilayah tersebut. Pada penelitian ini, metode gravitasi diaplikasikan untuk mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan seperti patahan yang menjadi salah satu kontrol permeabilitas pada suatu sistem panas bumi. Pengolahan data gravitasi satelit dilakukan hingga mendapatkan peta kontur Anomali Bouguer Lengkap. Setelah itu, dilakukan pemisahan anomali regional dan residual menggunakan metode Trend Surface Analysis (TSA) dan Analisis Spektrum. Untuk mendeteksi keberadaan patahan dilakukan analisa dengan metode First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD). Pemodelan Forward 2D juga dilakukan untuk memodelkan struktur bawah permukaan menggunakan kontur anomali residual data gravitasi dikorelasikan dengan informasi geologi dan data penampang 3D Magnetotellurik. Selain itu, pengidentifikasian struktur yang terlihat di permukaan dilakukan dengan analisis data remote sensing. Analisis ini dilakukan terhadap data Digital Evaluation Model (DEM) dengan menggunakan metode Fault and Fracture Density (FFD). Analisis FFD diawali dengan penarikan kelurusan secara manual berdasarkan interpretasi visual. Hasil ekstraksi kelurusan tersebut dipetakan dalam bentuk peta FFD untuk menggambarkan densitas kelurusan di permukaan. Hasil dari pengolahan dan analisis data gravitasi satelit dan remote sensing ini diintegrasikan secara terpadu dengan data penunjang yaitu penampang 3D Magnetotellurik. Dari integrasi terpadu tersebut didapatkan hasil bahwa zona struktur pengontrol manifestasi pada 2 area di wilayah panas bumi Muara Laboh. Kedua area tersebut berada di sekitar beberapa manifestasi hot spring dan Fumarol Idung Mancung serta area lainnya merupakan area sekitar kawah Gunung Patah Sembilan dan Fumarol Patah Sembilan.

The Muara Laboh geothermal area is an area with geothermal potential located on the Sumatra Fault. It causes this area to have a complex geological structure. To understand the geothermal system and utilize geothermal potential in the Muara Laboh area, it is necessary to carry out exploration activities, one of which aims to identify the geological structures that control fluid flow and manifestations in the area. In this study, the gravity method is applied to identify subsurface geological structures such as faults which are one of the permeability controls in a geothermal system. Satellite gravity data processing is carried out to obtain a complete Bouguer Anomaly contour map. After that, the regional and residual anomalies were separated using the Trend Surface Analysis (TSA) and Spectrum Analysis methods. To detect the presence of faults, analysis was carried out using the First Horizontal Derivative (FHD) and Second Vertical Derivative (SVD) methods. Forward 2D modeling was also carried out to model subsurface structures using residual anomalous contours of gravity data correlated with geological information and 3D Magnetotelluric cross-sectional data. In addition, the identification of structures visible on the surface is carried out by analysis of remote sensing data. This analysis was conducted on the Digital Evaluation Model (DEM) data using the Fault and Fracture Density (FFD) method. FFD analysis begins with manually drawing lineament based on visual interpretation. The lineament extraction results are mapped in the form of an FFD map to describe the lineament density on the surface. The results of the processing and analysis of satellite gravity data and remote sensing are integrated in an integrated manner with supporting data, namely the 3D Magnetotelluric cross section. From this integration, it is found that the zone of the manifestation control structure is in 2 areas in the Muara Laboh geothermal area. The two areas are located around several manifestations of hot springs and the Idung Mancung Fumarole and the other area is the area around the crater of Mount Patah Sembilan and Fumarole Patah Sembilan. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Noor Permadi
"Telah dilakukan penelitian terhadap lapangan panas bumi PATRA guna mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan berdasarkan interpretasi dari data gravitasi. Pada penelitian ini data utama adalah data gravitasi yang didukung oleh data geologi permukaan dan metode geofisika lainnya berupa data magnetotellurik. Secara geologi, daerah penyelidikan dibagi menjadi 3 satuan batuan, yaitu; Satuan batuan malihan yang terdiri dari batuan sekis, pilit dan kuarsit, Satuan batuan Lempung dan Satuan batuan alluvium. Struktur geologi yang berkembang didaerah penyelidikan berupa sesar-sesar mendatar yang mempunyai trend hampir utara-selatan, sedangkan sesar-sesar normalnya berkembang dengan trend hampir berarah barat-timur. Dari data pengolahan gravitasi tahap awal yang telah dilakukan, dengan densitas rata-rata sebesar 2.33 gr/cc dari metode parasnis yang diduga merupakan nilai dari batuan metamorf.
Struktur geologi yang ditemukan pada daerah penelitian berdasarkan hasil gabungan filtering data gravitasi menyebutkan terdapat dua buah struktur geologi patahan naik yang saling berhadapan, sangat berkemungkinan untuk menjadi struktur graben dibawah permukaan. Sistem panas bumi lapangan PATRA merupakan sistem tectonic setting. Struktur geologi bawah permukaan bumi dapat teridentifikasi dari berbagai pengolahan dan filtering data gravitasi yang menunjukkan bahwa jalur fluida panas berada pada bagian barat dan bagian tenggara daerah penelitian.

The research has conducted on geothermal field PATRA to identify subsurface geological structures based on interpretation of gravity data.In this study,the main data is gravity data that were supported by surface geological data and other geophysical methods, magnetotelluric data. Geologically, the investigation area was divided into three lithologies, there are metamorphic rock composed of schist, phylit and quartzite, clay and alluvium.Geological structures that developing the area of investigations such as horizontal faults that has almost north south trend, while the normal faults develop with the trend nearly east west. Processing of gravity data at early stage has been done with an average density of 2 33 gr cc from parasnis method which believed as the value of the metamorphic rocks.
The geological structure discovered in area of research based on the combined results of filtering gravity data mentioned there are two geological structure thrust fault that face each other, mostly identified as a graben structure below the surface. PATRA 39 s geothermal field system is tectonic setting. Geological structure below the earth 39 s surface can be identified from variety of processing and filtering gravity data that indicating the hot fluid paths is western and the southeastern part of area of research.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>